The CEO Suddenly Love

By juliainnabunga

5.3K 394 35

Jack Daniel Thomson membeli Victoria Regina Smith dari Nyonya Megan Rose Smith yang gila uang, bahkan melunas... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 6
Part 7
Part 8

Part 5

377 41 2
By juliainnabunga

Dua hari berlalu sejak Jack kembali menyentuh tubuh Victoria setelah kurang lebih lima tahun tak lagi melakukannya, ternyata lelaki berusia tiga puluh empat tahun itu memilih untuk menyeret sang istri menempati kamarnya.

Tentu saja hal tersebut ditentang keras oleh Victoria pada mulanya. Namun, dengan mudah Jack berhasil meluluhkan hati sang istri, hanya menggunakan sejumlah uang yang ia kirimkan dari rekeningnya.

Kini di saat malam bersama cahaya bulan semakin meninggi di atas sana, pemandangan pertama yang Jack dapatkan ketika memasuki kamar tidurnya adalah wajah cantik Victoria. Tertidur pulas dengan posisi meringkuk dan memeluk Teddy Bear cokelat kesayangannya.

"Kau sangat menggemaskan, Victoria. Apakah trik ini bisa membuatmu belajar mencintaiku ataukah ... perpisahan yang kau inginkan itu benar-benar akan terjadi?" gumam Jack melepas dasi di leher dan mulai membuka satu demi satu kancing kemejanya.

Jujur saja, selama ini Jack selalu memilih beristirahat di kantornya ketika harus bekerja hingga larut malam, tetapi kini Victoria adalah alasan mengapa ia kembali pulang. Sebuah kamar yang cukup besar sudah tersedia di sana dan dirinya pun merasa sangat nyaman dengan hal itu, tetapi tidak untuk saat ini.

"Baiklah, Sayang. Tunggu aku sebentar saja. Aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu, sebelum kita kembali menjalankan misi. Membuat anak sekaligus mengajarkanmu bagaimana rasanya jatuh cinta padaku," gumam Jack sekali lagi, usai ia selesai bermain dengan semua kain yang melekat di tubuh, dan kalimat panjang tersebut memang hanya dirinya dengar sendiri.

Tik tok tik tok tik tok ....

Hanya kurang lebih sepuluh menit berada di bawah pancuran air hangat kamar mandi, ternyata Jack benar-benar membuktikan semua ucapannya.

"Kau membuatku nyaris gila, Victoria ... Lihat saja nanti! Aku akan memberimu hukuman ternikmat. Hahaha!" Saat beranjak ke ruangan ganti sekalipun, kekehan tawa tak jua lepas dari wajah tampan Jack, ketika isi kepalanya memikirkan jika semua kekonyolan itu terjadi dalam dirinya hanya untuk satu nama saja. Victoria Regina Smith, wanita yang sudah ia nikahi lima tahun lalu.

Awalnya Jack merasa ia harus mengenakan piyama tidur seperti yang Victoria pakaian, tetapi kemudian jari-jarinya hanya menyambar boxer merah maroon bertuliskan nama sebuah mereka pakaian dalam terkenal di Amerika.

Selepas itu, Jack pun naik ke atas tempat tidur, dan merengkuh Victoria yang masih pulas untuk masuk dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu, Victoria ... Kuharap apa yang Jemmy katakan benar, bahwa saat mengandung bayi kita, hormon seorang wanita akan berubah-ubah. Aku berjanji tidak akan berhenti menyentuhmu lagi, agar kau cepat belajar mencintaiku," gumam Jack membenarkan helaian rambut Victoria di wajah cantiknya.

Sebenarnya Jack ingin melakukan ritual yang sama agar Victoria cepat mengandung, tetapi ia lebih memilih untuk ikut terlelap. Aroma tubuh sang istri membuatnya merasa sangat nyaman dan pelan tapi pasti, lelaki berusia tiga puluh empat tahun itu benar-benar tertidur.

***

Pukul 05:24 pagi, kesadaran menyentak dalam diri Victoria. Merasa tubuhnya sangat berat dan benar saja. Saat membuka mata, wanita dua puluh lima tahun itu mendapati lengan kekar Jack berada tepat di atas perutnya.

"Shit! Sejak kapan lelaki sialan ini pulang? Mengapa dia tidak membangunkanku?" tanya Victoria yang hanya bisa ia dengarkan sendiri.

Menyingkirkan lengan Jack sembari mengumpulkan semua kesadarannya, kini Victoria beranjak dari posisi berbaring. Ia duduk bersandar pada kepala tempat tidur mengamati sang suami dan tanpa diperintah, jari-jari lentiknya membenahi selimut hangat yang sempat mereka pakai bersama beberapa saat lalu.

Menurunkan dua kaki ke lantai, netra abu Victoria dikejutkan dengan layar ponselnya yang menyala di atas meja nakas. Secepat kilat ia meraih benda pipih tersebut dari sana dan kali ini kedua bola matanya benar-benar nyaris terpelocok keluar.

"Arthur!" Victoria segera membekap mulut, sadar jika saat ini Jack berada tak jauh darinya. Entah mengapa rasa takut itu tiba-tiba saja datang mengerjap dalam dirinya.

Nyaris serupa dengan seorang pencuri, begitulah gelagat yang Victoria tunjukkan. Berulang kali melihat ke arah Jack di atas tempat tidur sembari melangkah semakin lebar menuju ke balkon kamar di sebelah kiri.

"Kau gila, Arthur! Sudah kukatakan jangan menghubungi lebih dulu, bukan?!" kesal Victoria usai menggeser ikon hijau bergambar gagang telepon di layar ponsel. Ternyata ia hanya berdiri dekat dengan pintu penghubung menuju ke balkon, sementara semua pandangannya masih tetap sama, tak ingin sampai adegan itu diketahui oleh Jack.

Terdengar tarikan napas panjang di ujung saluran, Arthur pun mengakui kesalahannya, "Aku merindukan suaramu seperti biasanya, Sayang. Aku sudah sampai di Manhattan dan besok akan kembali bekerja, hanya saja ... Em, tak bisakah kita saling bercerita lagi?"

"Kau memang gila, Arthur! Kau yang menyuruhku menerima tawaran ini dan sekarang kau bertanya apakah kita masih bisa berbicara sesuka hati? Oh, shit! Apa kau pikir aku juga tak menginginkannya, huh?! Bekerjalah dengan baik di sana, Arthur! Kita butuh uang yang banyak untuk melanjutkan hidup setelah aku dan Jack berpisah. Jangan menghubungiku lebih dulu, jika kau benar-benar ingin semuanya berjalan sama seperti apa yang kita rencanakan!" Jack bertanya dan Victoria membalas pertanyaan itu dengan sejumlah kalimat tegasnya, mengingatkan rencana yang sudah mereka buat sejak dulu.

"Maafkan aku, Sayang. Baiklah. Jaga dirimu dan mungkin memang untuk saat ini kau harus menuruti semua ucapan Jack, Victoria. Pastikan setengah hartanya bisa menjadi milikmu, bila perlu lebih dari itu."

"Kau memang licik, Arthur! Kenapa aku harus mencintai lelaki sialan sepertimu, huh?"

"Itu karena aku juga mencintaimu, Sayang. Aku ingin kau membalaskan semua rasa sakit hatimu pada Jack, lalu mencari kebahagiaan bersamaku," sahut Arthur dengan suara yang begitu tenang, berhasil membuat Victoria semakin tak menentu.

Semua ucapan Arthur memang benar adanya, bahwa Victoria sangat ingin terlepas dari ikatan pernikahan yang Jack perbuat sepanjang lima tahun ke belakang ini, "Ya, Arthur. Terima kasih sudah mencintaiku selama ini. Aku tidak melarangmu bercinta dengan wanita gila mana pun di sana. Hanya saja, jika kau menghamilinya, maka aku mungkin akan berpikir dua kali untuk menikah denganmu!"

"Hahaha! Hanya kau yang kuinginkan, Sayang. Percayalah padaku, tak ada hal nikmat lainnya, selain dirimu." Victoria berharap Arthur benar-benar masa depannya, di tengah kekacauan hati akibat semua perlakuan manis Jack beberapa hari ini.

"Baiklah. Aku akan berusaha mempercayaimu, Arthur," balas Victoria dengan suara yang datar, membuat Arthur sedikit terganggu di ujung saluran, tetapi lelaki berusia dua puluh sembilan tahun itu menyimpannya sendiri.

"I love you, Baby. Aku akan menunggumu menghubungiku lagi nanti."

"Ya, itu lebih baik. Bye ..."

"Bye ...."

Klik

Ketika Victoria tak membalas ucapan cinta yang Arthur lontarkan dan memilih untuk langsung mematikan sambungan telepon, Arthur merasa dirinya semakin gusar.

"Ya, Tuhan! Aku harus segera menghapus jejak Arthur di ponselku. Jangan sampai Jack tahu dan merusak semua rencana yang sudah tersusun rapi!" Sementara Victoria sendiri, ia masih saja merasa ketakutan. Ibu jarinya pun berselancar cepat, mencari daftar panggilan terakhir di layar ponsel, dan segera menghapusnya.

Seharusnya Victoria tak perlu repot-repot melakukan hal itu, sebab selama ini Jack sudah mengetahui hubungan terlarang tersebut, dan sekarang pun demikian.

"Lakukan saja sesukamu, Sayang. Lakukan yang kau sukai, tapi jangan berharap kau bisa semudah itu lepas dariku!" batin Jack dari atas tempat tidur. Sebenarnya ia sudah sejak tadi terjaga, saat kedua indera pendengarannya menangkap suara Victoria yang sedang berbicara dengan Arthur di telepon.

Cinta memang rumit untuk dicerna, bahkan sering kali membuat diri nyaris gila, akibat letupan-letupan yang ditimbulkannya.

***

BERSAMBUNG ....

Continue Reading

You'll Also Like

915K 13.5K 22
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
5.8M 307K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
459K 32.5K 35
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
527K 21.6K 37
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...