I'm With The Antagonist

By RiddYeol2

507K 44.8K 2.9K

Dierja Apuila Ivander atau kerap dipanggil Erja dari kecil dia harus mengalah dengan saudara kembar tidak id... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
Bab 15
Bab 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 22
BAB 23
Bab 24
BAB 25
Bab 26
Bab 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49

BAB 21

10.8K 990 34
By RiddYeol2

"Kak Arsa selamat" ucap Ayu

"Terimakasih"

"Kamu hebat bisa raih juara olimpiade fisika tingkat nasional" lanjutnya

"Kamu juga hebat bisa sampai final olimpiade matematika"

"Terimakasih kak, walau persiapan aku tidak begitu matang he..he.. karena aku hanya pengganti siswa baru itu"

"Arsa" teriak Naufa melambaikan tangan

"Aku pergi dulu" pamitnya meninggalkan Ayu dan menghampiri kakak sepupunya

Sedangkan disisi lain Erja sedang bersedekap dada di depan Ivander sembari menatap tajam kakeknya itu

"Duduklah apa tidak pegal terus berdiri seperti itu"

"Ini bukan apa apa aku sudah terbiasa berdiri di bawah sinar matahari sambil menghadap bendera selama empat jam"

"Woah kakek tak menyangka cucu kecil ku ini sudah berubah menjadi kesatria"

"Maksudmu?"

"Kamu saat di sekolah pasti anggota paskibra yang taat"

"Mulutmu, anggota paskibra dari mana upacara saja aku hanya satu tahun sekali itupun hanya perayaan tujuh belas agustus"

Ivander sedikit syok mendengar penuturan cucunya karena sudah berekspektasi tinggi. Dia tak tahu apakah kenakalan cucunya masih di batas wajar atau sudah kurang ajar.

"Kembalikan dompet dan hape ku" pintanya

"Memang sebegitu pentingnya, lagian kamu juga sudah dibelikan hanphone baru oleh aunty dan bundamu"

"Ishhh tapi Erja maunya punya Erja" Erja tak sadar dia telah merengek pada Ivander membuat peria paruh baya itu terkekeh karena gemas melihat tungkah cucu bungsunya itu

"Kalian juga tidak membiarkanku aku pergi, membuatku gagal mengikuti olimpiade"

"Kamu sudah sering iku olimpiade absen sekali tidak apa apa"

"Isssh tapi ini menyangku hidup dan matiku" kesal Erja

Dia mengingat kejadian di mana Arsa dan Ayu akan merayakan kemenangan mereka di rumah ini dan Adonia dengan kesal mengacaukan perayaan itu dan itu juga bertepatan di mana dirinya akan dibanding bandingkan dengan Arsa karena dirinya tidak bisa apa apa dan membuatnya menanam kebencian dan iri kepada kakak kembarnya

"Tanpa olimpiade itupun kamu tetap hidup"

"Ihhhhh anda tuh tak tahu apa apa"

"Ya makannya kasih tahu dong"

Erja yang sudah kesalpun meninggalkan Ivander tak lupa menghadiahi jari tengahnya ke arah sang kakek. Ivander hanya bisa mengelus dada menghadapi cucu bungsunya yang sangat berbeda dengan cucu cucunya yang lain

"BRUK"

"PRANG"

"Aw......." Erja sedikit meringgis karena baru saja terkena air susu yang panas

"Hiks.... Sa..kit"

"Ada apa ini?" Gilang yang baru saja keluar dari pintu lift terkejut dengan pemandangan di mana anak angkatnya tengah terduduk sedangkan keponakannya sedang merintih memegang tangannya

"Hiks.. papih Er..ja nabrak Lino" Adunya dengan lirih

"Erja apakah itu benar"

"Aissh dia yang menabrakku dean menumpahkan susu panasnya"

"Hiks... tapi itu salah Erja yang menabrakku"

"Erja meminta maaf lah pada kakakmu"

"No, aku tak salah dan awas aku harus segera mengobati lenganku yang melepuh karenamu" geram Erja lalu melewati Lino dan menginjak sedikit kaki Lino membuat si empu meringis

Erja segera berlari menuju kamarnya, sedangkan Gilang terkejut mendengar penuturan sang ponakan dan berlari menyusul Erja, dia takut terjadi sesuatu dengan keponakannya itu apalagi jika kakaknya tahu habis sudah mansion ini di amuknya nanti.

Membuat seseorang tengah menatap tajam kepergian keduanya, dia mengepalkan tangannya dengan erat. "Ayo kita mulai permainannya"

Gilang masih ingat dulu waktu keponakannya baru belajar berjalan dan terjatuh membuat lututnya lecet kakaknya itu mendatangkan lima dokter sekaligus dari dokter kulit hingga dokter ortopedi bahkan setelah kejadian itu dia menugaskan enam bodyguard untuk menjaga Erja yang tengah belajar berjalan.

Gilang segera masuk ke kamar sang ponakan dan mendengar ringisan serta isakan dari kamar mandi

"Hikss... kok tambah perih"

Gilang bisa menebak Erja tengah mengguyur tangannya yang melepuk ke air dingin. Dia segera menghubungi adiknya Gessy untuk segera kesini sedangkan dirinya segera masuk ke dalam kamar mandi menyusul Erja

Setelah luka bakarnya dibati Gessy dan mengganti bajunya yang basah akibat terkena air susu yang panas. Erja sedikit bingung mengapa anak cengeng itu membawa susu yang begitu panas yang mungkin tidak dapat diminum karena bisa membuat lidah ikutan melepuh.

"Sekarang makan aunty suapin kamu pasti sudah laparkan"

"Ayah dan bundamu sedang tidak ada mereka menghadiri olimpiade yang Arsa dan Naufa ikuti"

"Gak peduli"

Sedangkan Gilang hanya menatap interaksi adik seta keponakannya dia dapat melihat sikap Erja yang tiga ratus enam puluh derajat berubah. Keponakannya ini sedikit nakal dan pemberontak

"Pergi" usir Erja menatap Gilang sedangkan Gilang hanya diam di sopa sembari memainkan handphonenya

..........

Erja menatap arah taman samping mansion dan tersenyum sinis

"Huh masih tetap sama" gumamnya, dia malah mengingat masa lalu di mana dia hanya bisa melihat keluarganya yang tengah berpesta dari kejauhan tanpa menjadi bagian.

"Cih memang apa yang lo harapkan semua ini sudah dituliskan dalam novel" nanar Erja. Ingin rasanya dia menemui sang penulis dan memakinya karena menuliskan kisah yang begitu menyedihkan untuknya

Dia dapat melihat orang orang itu tengah merayakan kemenangan Arsa dengan mengundang beberapa teman sekolahnya dan teman orang tuanya

"Apakah plot kali ini akan sesuai dengan novel"

"Woah ternyata tebakanku sangat tepat" ucapnya, saat melihat Adonia yang ketumpahan jus yang dibawa oleh Ayu

Erja bisa melihat wajah memerah Adonia karena gaun yang dia persiapkan untuk acara ini menjadi basah dan kotor, sedangkan Arsa malah membantu Ayu yang terlihat tersandung. Adonia yang merasa menjadi korban namun diabaikan akhirnya naik pitam dan malah memarahi Ayu

Di tempat kejadian

"Mkasud lo apa nyiram gue" teriak Adonia yang membuatnya menjadi pusat perhatian

"Ma..af aku ti..dak se..nga..ja" ucap Ayu terbata

"Sudahlah lagian Ayu tidak sengaja jangan memperbesar masalah" ucap Lino

"Benar maafkanlah dia" kini Arsa yang ikut bicara

"Tidak, Arsa apa kau tak bisa sekalipun menghargai usaha ku agar terlihat sempurna diacara ini dan bisa membuatmu melirikku namun semuanya gagal karena cewe lemah itu" geram Adonia

"Adonia jangan membuat malu keluarga kita" bisik Geran yang berada di samping Adonia

"Cih malah korban yang disalahkan" gumam Adonia dia menata sinis Ayu yang berada di samping Arsa dan Naufa

Erja menatap kejadian tersebut dengan terkekeh sinis "Keadilan sosial bagi selurih protagonist" gumamnya

Walau disini antagonist yang menjadi korban dan protagonist sebagai pelaku. Namun, tetap saja protaginist yang mendapat pembelaan

"Kasihan sekali kau Adonia, tapi wajah marahmu menjadi hiburan tersendiri untukku" kekeh Erja dia merasa Adonia tambah lucu ketika marah dia akan menjelma menjadi iblis yang bertanduk

"Uhh mengapa perutku terus bergemuruh ingin diisi"

"Aku harus menunggu acaranya selesai takut, ada orang lain yang melihatku kan berabe nanti jadinya"

Dia menunggu hingga jam sepuluh malam karena biasanya kalau tak salah jika keluarga ini mengadakan pesta di rumah hanya sampai jam sepuluh malam. Sekarang dia merasa aneh karena orang lain mengadakan pesta selalu sampai tengah malam.

Setelah mengisi perutnya Erja harus mempersiapkan mental, untuk mendengar orang tuanya nanti membanding bandingkan dirinya

"Ceklek" seseorang masuk ke dalam kamar Erja dia menatap marah anak itu yang tengah bermain ponsel

"Ck apaan sih itu si Pou belum gue cebokin" gerutu Erja, namun seketika nyalinya menciut saat melihat tatapan ayahnya

"Apakah ini saatnya" batin Erja

"Kenapa.. Ka.."

"Iya.. iya nanti Erja giat belajar" potong Erja dia takut mendengar omongan pedas sang ayah

Galang menggelengkan kepalanya lalu membaringkan tubuh Erja dengan paksa lalu menyelimuti sanga anak, kenapa anaknya itu melantur dia tak meminta Erja untuk belajar.

"Tidur, ayah tidak memintamu belajar"

"Hah" otak Erja seketika ngelag, ini plotnya yang sedikit berubah apa dia yang pikun mengingat semua laur cerita

"Tidur, ayah puk puk"

Seketika Erja langsung mendorong Galang

"aku bukan anak kecil, bisa tidur sendiri" ketus Erja lalu membalikan badannya membelakangi Galang

..........

"Erja mengapa kamu tidak datang ke pesta tadi, malam" Tanya Lino

Erja yang sedang sibuk mengunyah serealnya hanya diam mengapa babi hutan satu ini selalu merusak mood nya

"Pestanya sangat seruh lo, Arsa mendapat banyak hadiah karena memenangkan lomba terus banyak teman teman yang datang bahkan teman ayah dan bunda juga banyak yang datang, kita main game seruuu banget" jelas Lino

"Cup"

"Tang"

Erja memukul mulut Nala yang berani beraninya mencium pipinya dia kira Erja cowo apaan.

"Erja jangan kasar kasihan kak Nala" tutur Lino, Erja hanya memutar matanya malas kenapa babi hutan ini bertingkah sok bijak

"Sudahlah ini juga tidak sakit" ucap Nala

"Sayang serealnya mau ditambah atau mau ngemil yang lain" tanya Rosa

Awalnya dia akan mengiyakan tawaran itu namun sayang dia mengingat berat badannya yang terus bertambah membuatnya terpaksa menggeleng.

"Kamu sakit, kenapa makannya sedikit kata Gessy kamu suka makan mau bunda panggilkan dokter" langsung saja Erja menggeleng kenapa aunty nya itu membuaka aibnya.

"Aku mau pulang kekosan"

"Tidak" tegas Galang yang baru datang sehabis nge gym

"Anda tak punya hak ya larang larang saya"

"Saya ayahmu"

"Tapi hak asuh saya masih ditangan mommy Clarissa"

"Jangan sebut nama wanita itu lagi, hak asuh mu sudah berada ditangan ayah dan bunda kami telah mengurus segalanya" Galang tersenyum miring melihat muka cengo anak bungsunya sungguh sangat menggemaskan

"Bagai mana bisa mereka memindahkan hak suh itu dengan cepat, pasti saja karena uang dan kekuasaan" batin Erja

"Tapi saya punya kehidupan sendiri, saya sudah besar dan anda tidak berhak mengaturnya"

"Tapi sayangnya semua itu sudah kami atur, ini demi kebaikanmu"

"PERSETANAN DENGAN ITU SAYA MAU PULANG" teriak Erja

"DIERJA APUILA IVANDER" tegas Rajendra, dia tak suka adiknya itu membangkang dan memberontak

Lino tersenyum miring, apakah anak itu akhirnya akan dimarahi dan mendapatkan hukuman tanpa dia turun tangan sikap anak itu yang perlahan akan menjauhkan dirinya sendiri dari keluarga ini

"Ck apa lagi sih" kesal Erja, sungguh anak ini tak ada takut takutnya

"Maaf tuan ada seseorang yang ingin bertemu dengan nyonya Rosa"

"Biarkan dia masuk" perintah Galang

"Silahkan masuk"

Erja membelalakan matanya saat melihat siap yang datang

"LO"


Continue Reading

You'll Also Like

303K 9K 30
[Geminifourth area โœ”๏ธ๐Ÿ”ž] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...
295K 30.3K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
84.5K 7.9K 21
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG
495K 49.5K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...