Good Morning Mr. Prince

By ValerieLynn31

6.2K 626 205

Indonesia. Putra sekaligus anak tunggal dari sang raja, Majapahit. Layaknya para bangsawan yang dikatakan leb... More

Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
# Info+funfact
#Ganti cover

Chapter 1

1K 86 6
By ValerieLynn31

Hari yang cerah yang tenang datang seperti biasa, burung burung bernyanyi dengan riang gembira, pohon-pohon bersantai menikmati sinar mentari pagi, rusa-rusa melompat-lompat mencari sarapan, para lebah dan kupu-kupu menyapa bunga-bunga untuk mengambil nektar manis mereka, serta awan yang tertatih-tatih bergerak di langit.

Di hari yang menenangkan itu, terlihat seorang pemuda tampan yang gagah dan tinggi, rambutnya lurus panjang berwarna merah cerah hingga menyentuh punggung, matanya yang tajam seperti mata elang, berwarna kuning keemasan menatap hijaunya tanaman sekitar, memakai pakaian sederhana namun terlihat mewah, aura nya terasa berbeda dari masyarakat biasa. siapapun yang melihatnya akan langsung tahu kalau dia bukanlah rakyat biasa.

Ia adalah sang pangeran penerus kerajaan, pangeran yang ditakdirkan menjadi seorang raja, Indonesia namanya.

Pemuda itu sedang menikmati pagi yang cerah di taman kerajaan yang luas nya seperti 6× lapangan bola, tentunya bukan hanya hewan-hewan itu saja yang ingin menikmati pagi yang cerah nan menenangkan itu.

Namun ketenangan sang pangeran berangsur-angsur hilang karena kedatangan seseorang. Seorang pria paruh baya yang bisa dibilang hampir menginjak usia lansia menghampiri nya. Hampir seluruh rambutnya ditutupi oleh uban, kumis yang panjang dan jenggot lebat menghiasi wajahnya.

"Pangeran" ucap seseorang yang mengganggu ketenangan sang pangeran dengan hormat.

Sang pangeran berbalik melihat orang tersebut, wajahnya yang tadi terlihat santai berubah menjadi wajah kesal seakan tahu apa maksud kedatangan orang tersebut. Ternyata orang yang memanggilnya adalah pelayan pribadi nya, orang yang mengurusnya sejak kecil, Wijaya namanya.

"Ada apa?" Balasnya dengan sangat singkat.

"Sekarang saatnya anda latihan Pangeran, tuan laksamana sudah menunggu anda" Ucapnya.

"Sekarang? Tapi sekarang baru jam setengah 8, bukankah pelatihan dimulai jam 9?" Tanya Indonesia.

"Ada percepatan jadwal Pangeran, karena sekitar jam 10 kita kedatangan seorang tamu" Jawab Wijaya.

"Siapa tamu tersebut?" Indonesia heran dengan tamu tersebut.

"Tamu tersebut adalah kaisar China yang mulia" Jawab Wijaya kepada Sang Pangeran. Indonesia sedikit terkejut dengan kedatangan China yang tiba-tiba.

"Tunggu, kalau memang ada tamu yang sepenting itu datang pagi-pagi, kenapa kita malah sibuk latihan? Bukankah kau harus membantu yang lain untuk mempersiapkan kedatangannya?" Indonesia protes dengan pernyataan Wijaya.

"Tugas saya hanya untuk mengurus anda Pangeran, kita hanya akan latihan 20 menit lalu bersiap-siap untuk menyambut kedatangan Sang Kaisar. Anda tidak butuh waktu lama untuk bersiap-siap, beda dengan Yang Mulia Ratu--ibu--Pangeran. Jadi, sebaiknya anda cepat-cepat supaya kita bisa cepat selesai" ucap Wijaya dengan tenang. Indonesia hanya memasang wajah malasnya tanpa bisa melawan.

Tak lama kemudian, Indonesia berjalan ke tempat pelatihan dengan malas. Ia lebih memilih latihan daripada mendapat siraman rohani dari ibunda tercinta.
.
.
.
.
.
.
Sekitar jam 9, Indonesia sudah menyelesaikan latihannya, ia pun mandi dan bersiap-siap menyambut Kaisar China yang akan datang ke istana nya yang megah. Indonesia berjalan menyusuri lorong yang dilapisi keramik dan beberapa ornamen emas yang baru saja dibersihkan membuat lorong tersebut sangat mengkilap. Ketika ia berjalan, ia bertemu dengan ibu nya.

"Nusantara anakku sayang, apa kau sudah bersiap?" Tanya sang ibunda. Indonesia memang sering dipanggilkan Nusantara oleh kedua orang tuanya entah kenapa, mungkin karena dulu Indonesia berencana diberi nama Nusantara tetapi tidak jadi.

"Ya ibu, aku sudah bersiap" Jawab Indonesia dengan singkat.

"Baiklah kalau begitu, ayo cepat, kaisar China akan sampai sebentar lagi" ibu Indonesia berbalik badan dari hadapan Indonesia.

Mereka berdua pergi ke tempat lain, tempat dimana China yang datang dari negeri timur akan disambut.
.
.
.
.
Tak berselang lama terdengarlah iring iringan dari puluhan orang, terlihat beberapa kereta kuda yang menyertai iring iringan tersebut. Namun, ada satu yang sangat mencolok dan mengundang perhatian mata semua orang, itu pastilah kereta kuda dari orang penting yang ditunggu-tunggu, kaisar China dari negeri timur.

Iring iringan tersebut berhenti, sang kaisar pun turun dari kereta mewah nya. Tubuhnya tinggi, memakai pakaian khas kerajaan timur, rambutnya yang panjang dan merah mirip seperti Indonesia hanya saja rambut miliknya lebih panjang lagi, memakai mahkota, dan ada 5 bintang yang menghiasinya, 1 bintang besar dan 4 bintang berukuran lebih kecil. Aura yang dikeluarkan nya benar benar khas seperti seorang raja, siapapun yang berada dihadapannya akan langsung tunduk dibawah kakinya.

Para petinggi menyambut kaisar dengan hormat, mereka lalu mengantar kaisar tersebut ke sebuah ruangan yang luas. Begitu pintu dibuka, terlihat lah sang pemimpin kerajaan yang tidak lain adalah raja Majapahit beserta istri dan anaknya, mereka menyambut sang kaisar dengan hormat.

"Selamat datang kaisar China, suatu kehormatan bisa menyambut anda di kerajaan saya" Ucap raja Majapahit dengan hormat.

"Suatu kehormatan juga saya bisa datang kesini, dan juga maaf saya datang kesini secara tiba-tiba. Pasti orang orang panik dengan kedatangan saya yang tiba-tiba ini" ucap sang kaisar.

"Ah, tidak apa-apa kaisar, itu bukan masalah, mari kita duduk sebentar sambil meminum teh" Ajak sang raja. Padahal sebetulnya para penghuni kerajaan sudah panik setengah mati, entah para pelayan maupun petinggi sudah rela tidak beristirahat karena menyiapkan penyambutan yang tiba-tiba ini. Tetapi entah kenapa sang pangeran dengan pelayannya ini santai saja malah tetap menjalankan latihan rutinnya walaupun ada tamu yang sangat penting datang di pagi hari.

Mereka pun duduk di kursi panjang. Tak berselang lama, beberapa pelayan datang membawa teko emas berisi teh kualitas tinggi, tak lupa dengan gelas dan beberapa makanan.

Gelas dibagikan, teh pun dituang, masing masing ada sekitar 6 buah gelas yang disajikan. Pengawal sang kaisar juga ditawarkan namun ia menolak.

"Kaisar, bolehkah saya bertanya?" Tanya sang raja.

"Apa yang ingin anda tanyakan kepada saya?" Sang kaisar penasaran dengan pertanyaan sang raja.

"Bukan bermaksud apa, tetapi kenapa anda bisa datang tiba-tiba ke kerajaan saya? Biasanya anda selalu mengabari saya lebih awal jika anda ingin mampir ke kerajaan saya" ucap sang raja.

"Ah, benar. Saya sebenarnya kebetulan lewat. Awalnya saya ada kunjungan ke wilayah barat, ketika saya ingin kembali, saya harus melewati pulau anda karena pulau anda memang sangat strategis. Dan juga perjalanan dari timur ke barat membutuhkan waktu yang lama, jadi kami mampir kesini untuk mengisi bahan makanan dan mungkin saja kita bisa membahas tentang bisnis" Jawab sang kaisar sambil meminum tehnya.

Kaisar China melihat ke arah sang pangeran yang sedang duduk termangu menatap ke arahnya, memang ia terlihat menatap wajah sang kaisar tetapi entah kenapa dia kelihatan sibuk dengan dunianya sendiri seakan-akan matanya tertuju ke arah sang kaisar tetapi pikirannya berada di tempat lain.

"Oh, Indonesia ya? Sudah lama kita tidak berjumpa. Sekarang kau terlihat lebih tinggi ya? Kenapa kau duduk termangu seperti itu? Bahkan kau tidak melirik sedikitpun ke teh mu" ucap kaisar yang berhasil membuyarkan pikiran Indonesia.

"Ah..ya, saya sekarang sudah bertambah tinggi karena saya sudah berusia 18 tahun, terakhir kali kita bertemu ketika saya berusia 15 tahun. Sudah 3 tahun kita tidak bertemu secara langsung kaisar" ucap Indonesia. Dia menggunakan kata 'saya' karena ia berbicara dengan orang yang statusnya lebih tinggi dari dirinya dan orang itu bukanlah orang yang dekat dengannya, tentunya kurang sopan menggunakan kata 'aku' ke orang yang statusnya lebih tinggi.

"Begitu ya, hahaha ternyata sudah lama semenjak kita terakhir bertemu, biasanya yang datang kesini hanya utusan kerajaan saja. Dan entah kenapa tetapi bola mata mu terlihat lebih cerah dibanding dulu, apa hanya perasaanku saja?" Sang kaisar menatap bola mata keemasan milik Indonesia. Ia menggunakan kata 'aku-kau' karena Indonesia lebih muda dan statusnya masih belum menjadi seorang raja, jadi ia bisa menggunakan kata 'aku-kau' kepada nya.

"Semua orang mengatakan itu kepada saya. Saya juga heran dengan hal itu. Mungkin karena terakhir kali saya mengeluarkan energi sihir yang lumayan banyak untuk menggunakan sihir [Summon:Creation]" ucap Indonesia yang sebenarnya sedikit asal-asalan karena ia juga tidak tahu penyebabnya.

"Baiklah kalau begitu, mungkin kapan-kapan kau bisa bisa menunjukkan nya kepadaku. Omong-omong, makanan apa ini? Aku baru pertama kali melihatnya"

"Itu adalah makanan .........."
.
.
.
.
.
Perbincangan yang panjang itu berlangsung beberapa jam. Sekitar jam 4 sore, kaisar China pamit dan ingin melanjutkan perjalanan ke timur. Ia tidak bisa meninggalkan kerajaan terlalu lama.

Raja Majapahit beserta keluarganya dan para petinggi ikut mengantar sampai ke luar istana/keraton. Sang kaisar menaiki kereta kuda yang mewah tadi. Iring iringan pun pergi meninggalkan istana.

Indonesia yang lelah pergi untuk mandi di kolam. Ia berendam di kolam yang airnya hangat dan ada bunga teratai yang melengkapi kolam tersebut. Ia lelah karena duduk selama berjam-jam tanpa melakukan apapun dan hanya mendengar masalah bisnis dari pagi sampai sore. Pastinya bokong kalian akan sakit ketika duduk terlalu lama kan? Nah itu pula yang dirasakannya.

Setelah mandi, ia pergi ke kamarnya untuk berbaring. Kamarnya benar-benar luas dan mewah, kasur yang besar dan empuk menjadi tempat yang paling nyaman untuk beristirahat. Indonesia langsung saja melompat dan berbaring di tempat tidur kesayangannya. Dan ia malah ketiduran hingga waktu makan malam, padahal ia sudah sering diberitahu kalau jangan tidur saat senja. Alhasil ia terkena darah rendah, penglihatannya berkunang-kunang dan kepalanya terasa agak pusing.

Ketika sang pangeran kita sedang makan malam dengan keluarga nya, ayahnya mengatakan sesuatu.

"Nusantara anakku, apa kau ingat Minggu depan hari apa?" Tanya ayah sang pangeran.

Indonesia yang sedang mengunyah makanannya langsung saja menggelengkan kepala tanda ia tidak tahu.

"Minggu depan adalah pesta ulang tahun sepupumu Malaysia. Tadi ada utusan yang mengirim surat untukmu. Ayah berencana akan pergi ke pulau lain Minggu depan jadi apa kau bisa pergi sendirian kesana?" Lanjutnya.

"Iya, baiklah" Indonesia menjawab dengan singkat. Ia tidak terlalu banyak bicara karena kepalanya terasa pusing dan berat.

Ia memilih untuk tidur lebih cepat malam itu. Lilin dimatikan, Indonesia dengan cepat menutup matanya dan siap pergi ke dunia mimpi.

Benar benar hari yang melelahkan.

TBC.








© Valerielynn31

Continue Reading

You'll Also Like

39.2K 5K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
1M 86.1K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
81K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
494K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...