20 Mei 2022
HALLO SEMUANYA 🙌
APA KABAR???
BII MUNCUL LAGI NIH HOHO👹
KANGEN UTA, GAK?
JAM BERAPA KAMU BACA INI?
KAMU CEWEK ATAU COWOK HIHI
SEHAT-SEHAT YA KALIAN SEMUA 🤍
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DAN KASIH VOTE YA.
JANGAN BOSEN JUGA BACA CERITA INI.
LET'S GO!
-HAPPY READING-
"Apa lo mau jadi pacar gue?"
Syaira balas menatap mata Utara, tepat di dalamnya.
Syaira ingin mencari tahu, kenapa? Kenapa Utara melakukan taruhan ini? Kenapa Utara memilihnya? Kenapa Utara yang terkenal akan sikap cuek, dan dinginnya itu sekarang malah seakan meminta bantuan cewek lemah sepertinya?
Dari kemarin meski cowok itu terlihat tenang. Syaira dapat sedikit merasakan Utara tampak lelah, gelisah dan ketakutan. Ada apa sebenarnya? Syaira sangat ingin tahu. Tapi dia sadar, dia tidak punya hak untuk tahu sejauh itu.
"Jawab, Ra," ujar Utara masih menatapnya.
Syaira menarik napasnya, lalu cewek itu menganggukkan kepalanya.
"Iya, aku mau." Syaira memberikan keputusan final.
"Tapi.. sesuai dengan perkataan kamu kemarin." Syaira menggantungkan ucapannya.
"Kamu bilang kamu bakal bantu aku sebisa kamu sebagai balasannya kan?" tanya Syaira.
"Iya," jawab Utara. "Emangnya lo mau apa dari gue?" tanya cowok itu.
Syaira membuka tas gendongnya, lalu menyodorkan selembar kertas kepada Utara.
"Aku mau ini dari kamu," kata Syaira sambil terkekeh.
Utara menerima kertas pemberian dari Syaira. Lalu membaca setiap kalimat yang tertulis di atas kertas berwarna putih tersebut.
5 Permintaan Kasyaira Zinnia untuk Utara Rezvan Altezza.
"Gimana?" Tanya Syaira.
"Kalau kamu setuju-aku anggep mulai hari ini juga permainan kita udah resmi dimulai." Syaira menumpukkan kedua tangannya di atas meja menunggu respon dari Utara.
Utara lagi-lagi menatap serius ke arah Syaira. "Gue gak keberatan untuk nomor 1 sampai 4," ujar Utara.
"Tapi.. gue pengen lo ganti permintaan lo yang ke 5." Cowok itu menyerahkan kembali lembar kertas di tangannya ke hadapan Syaira.
"Kenapa?" tanya Syaira.
"Karena gue gak bisa ngabulin permintaan lo yang itu," kata Utara dengan yakin.
Mendengar jawaban tanpa keraguan dari Utara, Syaira lagi-lagi hanya bisa terkekeh.
"Beneran gak bisa? Kamu yakin, Ta?" tanya Syaira lagi.
"Gue yakin!" tegas Utara.
"Jadi mending lo ganti permintaan itu sekarang-dari pada lo nungguin hal yang gak pasti dari gue."
Syaira terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya memilih menganggukkan kepalanya. Cewek itu mengambil pulpennya di dalam tas, lalu menatap Utara lagi untuk memastikan yang terakhir kalinya.
"Kalaupun point ke 5 ini beneran terjadi. Keputusan kamu akan tetap sama kaya sekarang kan, Ta?"
Utara mengangguk. "Iya."
Syaira mengangguk lagi. Kemudian tangannya langsung bergerak untuk mencoret point terakhir dari daftar pemintaannya.
Aku tahu, kamu pasti akan keberatan. Batin Syaira.
Sampai kapanpun, permintaan konyolnya itu mungkin tidak akan pernah terkabul.
"Tulis permintaan lain, sebagai gantinya," perintah Utara pada Syaira.
Syaira langsung menggeleng. "Gak usah, Ta." Cewek itu lalu menyerahkan lembar kertas permintaanya pada Utara.
"4 permintaan ini udah lebih dari cukup." Syaira mengukir senyum hangatnya.
***
Setelah mengantarkan Syaira ke tempat bekerjanya untuk pertama kalinya. Utara kini melajukan motornya, membelah jalanan ibu kota. Dia tidak ada tempat tujuan. Sekarang Utara hanya ingin menyegarkan pikirannya
"Sampai kapan aku jadi pacar pura-pura kamu.?"
"Sampai tujuan gue tercapai."
"Apa aku bisa mutusin kamu di tengah jalan?"
"Gak bisa."
"Kenapa?"
"Karena gue yang mulai, jadi gue juga yang harus mengakhiri."
"Terus, apa aku boleh tahu alesan kenapa kamu lakuin taruhan ini?"
"Itu bukan urusan lo."
Syaira terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya cewek itu kembali bertanya.
"Tapi..kamu gak apa-apa, kan? Semuanya baik-baik aja kan, Ta?"
Utara tak bisa menjawab pertanyaan yang dilayangkan Syaira beberapa menit lalu.
Bukan karena sengaja tak menjawab, tapi karena dirinya sendiri tidak tahu apa jawabannya.
Apa gue baik-baik aja? Utara bertanya pada dirinya sendiri.
Laju motor Utara berhenti ketika lampu merah menunjukkan peringatan untuk berhenti. Mata cowok itu mengamati sekitarnya. Menurut dia, Jakarta seperti memiliki karakter yang berbeda di setiap sudut dan jalanannya.
Cowok itu menoleh ke kanan, menatap salah satu mobil yang berhenti di samping motornya. Jendela mobil itu terbuka, menampilkan satu keluarga utuh yang tengah tertawa dan bercanda bersama di dalam sana.
Kemudian cowok itu menoleh ke sebelah kiri. Menatap seorang ibu yang berprofesi sebagai pemulung tengah menarik gerobak kumuh yang di naiki anak-anaknya.
Dua keadaan yang berbeda, tapi dengan orang yang sama.
Orang tua dan anak.
Utara mengeratkan genggamannya di masing-masing stang motornya. Mata cowok itu kini lurus ke depan dengan tatapan yang sulit diartikan.
Hingga lampu berubah berwarna hijau, dia langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi
Sekarang dia baru tahu.
Dari dulu hingga sekarang dia tidak pernah merasa baik-baik saja.
***
Jonny
Ta, kita di bengkel. Lo mau ke sini gak?
Utara
Hm.
Setelah membalas pesan dari Jonny, Utara memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya.
Cowok itu berjalan ke luar masjid. Dia baru saja menyelesaikan shalat Maghrib dan lagi-lagi banyak memanjatkan do'a pada sang penciptanya.
Rasanya gue udah tenang. Batin Utara.
Angin berhembus sangat kencang. Bintang pun tak terlihat karena mendung. Rupanya musim hujan belum pergi dari bulan Januari ini, pikir Utara.
Cowok itu kembali memakai hoodie berwarna hitamnya. Tak lupa juga dia menutup setengah wajahnya dengan kain hitam sebelum memakai helm. Kemudian bergegas pergi dari sana.
Butuh waktu 15 menit hingga dia sampai dan di sambut langsung oleh Jonny dan yang lainnya.
"Hallo, komandan!" ujar Jonny langsung hormat ketika Utara baru saja menstandarkan motornya di depan bengkel.
Utara berdehem sebagai respon.
"Belum balik ke rumah lo, Ta?" tanya Ivan bertanya. Cowok dengan kaos berwarna coklat itu tengah sibuk membantu Bang Juan membetulkan motor pelanggan.
"Belum," saut Utara kini memilih berbaring di kursi panjang yang tersedia di bengkel.
"Kenapa, lo?" tanya Ravin tanpa mengalihkan perhatiannya pada game yang sedang dimainkannya bersama Gian dan Jonny.
"Lapar," jawab Utara asal, tapi tak sepenuhnya salah.
"Makan." Ravin memerintah.
"Mager," jawab Utara singkat.
Ravin berdecak. Cowok itu langsung menutup aplikasi gamenya, lalu beralih ke aplikasi berwarna hijau untuk memesan makanan.
"Mau apa?" tanya Ravin pada Utara.
"Hayang McD dong aing," serobot Gian nyengir di sebelah Ravin.
"Gue juga mau dong, Vin. Laper nih," kata Jonny setelah meneguk kopi susunya.
"Gue juga mau sekalian!" pekik Ivan tak mau kalah.
Ravin menghembuskan napasnya. Dia menatap Utara yang kini terpejam dengan tangan kanannya yang menekuk menutupi wajahnya. Cowok itu menyenggol kaki Utara.
"Bakso Pak Sholeh," kata Utara.
Ravin mengangguk. Sementara Gian dan yang lainnya langsung mendesah kecewa karena tahu Ravin pasti akan lebih memilih menuruti komandannya.
"Bakso deui bakso deui. Lila-lila amandeul yeuh aing," kata Gian.
Artinya: Bakso lagi bakso lagi. Lama-lama amandeul nih gue.
"Utara sedang memperkaya bapak lo, kampret!" Jonny menyenggol bahu Gian.
"Iya si, tapi masa 70% beutueng aing isina bakso kabeh, Jon." Gian menepuk-nepuk perutnya.
Artinya: Iya si, tapi masa 70% perut gue isinya bakso semua Jon.
Ivan dan Jonny langsung terbahak.
Sementara Utara kini menyenggol Ravin membuat cowok itu kini menaikkan sebelah alisnya menatap Utara.
"Tambah jadi Mcd juga," kata Utara.
"Minumnya starbucks," lanjut cowok itu pada Ravin.
"WUANJAAYY!!" Pekik Gian kelewat senang.
"Janji gak roll depan!" kata Ivan terkekeh.
"Janji aing teu jumpalitan," tambah Gian.
"ASEEKK! MALEM INI KITA MAKAN ENAK COOYY! PARTY-PARTY!" tambah Jonny bertos ria dengan Gian.
Gian mengangguk sambil tertawa lebar-lebar. Cowok itu kini menunjukkan kedua jempol tangannya ke arah Utara.
"UTARA TERBA-"
"Gian yang bayar." Utara memotong.
"GONG!" Gian melemparkan topinya ke arah Utara.
"Bercanda," kata Utara.
"Patungan-patungan. Hayu aing goceng, yeuh," ucap Gian mengeluarkan uang lima ribu rupiah dari sakunya.
"Contoh anak anj*ng." Jonny menunjuk Gian.
Gian tertawa hingga terkentut-kentut.
"Gue yang bayar." Utara menimpali kerusuhan teman-temannya.
Gian langsung beralih mengipasi Utara dengan topinya sambil cengar-cengir.
"Hatur nuhun, Aa Uta. Ngomong-ngomong, tadi sore aing teu sengaja nempo sia ngebonceng awewe. Eta saha, Ta? Aing kemal yeuh," kata Gian.
"Kepo maksimal," tambahnya menjelaskan.
Artinya: Terima kasih, Aa Uta. Ngomong-ngomong, tadi sore gue gak sengaja lihat Lo ngebonceng cewek. Itu siapa, Ta? Gue kepo maksimal nih.
"Mata lo kayanya otw buta Gi," saut Jonny pada Gian.
"Gak mungkin lah, anjir!" lanjut cowok itu tak percaya.
Gian mengangkat kedua jarinya membentuk tanda V. "Sumpah Jon! Aing teu bohong," kata Gian sangat antusias.
"Tadi sore aing nempo manehna keur jeung awewe, Anjir! Aing ge meni reuwas! Molohok aing," tambahnya.
Artinya: Tadi sore gue lihat dia sama cewek, Anjir! Gue juga kaget. Nganga gue.
"Nu bener sia teh Gian, halu teu sia? Ngewadulnya?"
Artinya: Yang bener Lo Gian, halu gak Lo? Bohong ya?
Jonny membalas Gian dengan bahasa Sundanya membuat Ravin dan Utara sedikit kebingungan karena tidak sepenuhnya mengerti dengan ucapan mereka.
"Busett heunteu Jon! Tanya naha ku sia." Gian menggeplak kepala Jonny.
Artinya: Busett ngga Jon! Tanya napa sama Lo.
"Tetap gak percaya gue." Jonny menggelengkan kepalanya sambil menyeruput kopinya.
Ivan yang sedari tadi sibuk mendengarkan akhirnya memilih bertanya pada Utara.
"Siapa, Ta?" tanya Ivan. "Jangan bilang...."
Utara mengangguk.
"Cewek gue. Syaira."
Uhuk!
Uhuk!
Jonny langsung tersedak kopinya.
Ravin yang ingin ke kamar mandi bahkan langsung mematung, tak percaya.
Sementara Gian, cowok itu sudah tak bisa mengontrol kentutnya yang kini sudah prat pret prot.
Semuanya sangat syok!
"Gi, kayanya besok kiamat," kata Jonny yang langsung di angguki oleh Gian.
"Sugan teh si Uta gay. Ternyata normal Jon," kata Gian.
"Iya. Soalnya yang gay itu gue," timpal Jonny asal.
Gian langsung menatap ngeri ke arah Jonny.
"Istighfar sia Jon!"
Jonny menggeleng. "Gak bisa. Aing Kristen."
-BERSAMBUNG-
HIYAAAAAA🤸
GIMANA BAB INI?
KASIH RATE DARI 1-10!
ADA YANG MAU DI SAMPAIKAN KE BII?
SARAN, KRITIK DAN MASUKANNYA JUGA BOLEH🤍
1 EMOJI UNTUK UTARA
1 EMOJI UNTUK SYAIRA
1 EMOJI UNTUK JONNY
1 EMOJI UNTUK GIAN
1 EMOJI UNTUK RAVIN
1 EMOJI UNTUK IVAN
1 EMOJI UNTUK BII
1 EMOJI UNTUK DIRI KAMU SENDIRI
SPAM SEMANGAT DI SINI 🙌
SPAM NEXT DI SINI.
SPAM LOVE ❤️❤️❤️❤️ DI SINI JUGA
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM
@Sihaasyaherman
@Utararezvanaltezza
@Officialryonix
TIKTOK @Sihaasyaherman
KARYAKARSA @Sihaasyaherman
JANGAN LUPA IKUT PROMOSIIN CERITA UTARA YA. MOHON BANTUANNYA, TERIMA KASIH :)
SEE YOU GAESS🤸
TINGGALKAN JEJAK TERAKHIR DI SINI👁️
👍