Hello Max

By virgogerls

856K 79.1K 1K

Percayakah kamu akan transmigrasi? Awalnya, Althaia tak percaya akan transmigrasi yang terjadi pada novel-nov... More

00. •Prolog•
01. •Dunia Lain•
02. •Sadar•
03. •Bertemu•
05. Maximilian Archard
06. Bertemu lagi
07. Pulang
08. Mata-mata
09. Luka
10. Murid Baru IHS
11. Max dan Dylan
12. Bimbang
13. Bertahan
14. Bahaya
15. Restu
16. Bukan Keluarga Bahagia
17. Mengunjungi Mama
18. Waktu Berdua
19. Malam Bahagia
20. Marah
21. Tak Sengaja Bertemu
22. Fakta Baru
23. Awal Kehancuran
24. Mimpi
25. Damai dan Bahagia
26. Berlalu
27. Pilihan
28. Maaf
29. Terikat
30. Firasat
31. Bertahan atau Meninggalkan?
32. End
X-tra Part 1&2
X-tra Part 3
announcement+ask
X-tra Part 4+5
Cerita Baru

04. Althaia

37.1K 3.8K 17
By virgogerls

Sepulang dari sekolah, Althaia langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri. Badannya terasa gerah karena cuaca saat ini cukup terik.

Selesai membersihkan diri, Althaia keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lebih fresh dari sebelumnya.

Gadis itu berjalan menuju meja belajar yang tersusun buku-buku rapi, mulai dari buku pelajaran, novel, dan buku diary.

Buku diary.

Althaia penasaran apa isi diary tersebut. Namun, ia merasa tak enak untuk membukanya karena merasa bukan haknya untuk mengetahui privasi orang. Meskipun, tubuh tokoh Althaia sudah ia tempati.

Rasa penasaran Althaia semakin menjadi, dengan penuh tekad yang kuat, ia menyambar buku diary tersebut dan membawanya ke tempat tidur.

Althaia membuka lembar demi lembar dari buku diary tersebut yang kebanyakan berisi tentang Dylan.

Melihat nama Dylan yang sering disebutkan dalam diary tersebut membuatnya bergidik ngeri. Tak menyangka jika tokoh Althaia akan sebucin itu pada Dylan. Padahal Dylan bukan laki-laki yang baik.

“Cewek bego,” maki Althaia pelan. Ia merutuki tokoh Althaia yang benar-benar sudah gila. Melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hati Dylan. Padahal jelas-jelas apa yang dilakukan sia-sia.

Merasa bosan dengan diary tokoh Althaia yang kebanyakan membahas Dylan, Althaia membuka handphonenya untuk mengurai rasa bosan. Meskipun kenyataannya tak ada yang menarik dari handphonenya.

Sepertinya, ia belum membuka galeri ataupun sosmed apapun. Mengetahui hal itu, Althaia langsung membuka galeri terlebih dahulu.

Matanya membulat terkejut melihat ribuan foto Dylan yang sepertinya diambil secara diam-diam.

“Dasar alay, apa sih yang dilihat dari Dylan? Percuma ganteng, kalau aslinya brengsek!”

Jemarinya dengan lihai menghapus semua foto Dylan. Entahlah, ia merasa muak dengan laki-laki bernama Dylan tersebut.

Setelah menjelajahi isi galeri, Althaia beralih pada sosmed. Mulai dari Instagram, Twitter, ataupun Facebook.

Dari sekian banyak pengikut yang mengikuti akun sosmed Althaia, hanya Dylan lah yang diikuti Althaia. Dengan malas, Althaia memencet tombol berhenti mengikuti akun sosmed milik Dylan. Rasanya, semua tentang Dylan harus benar-benar dihilangkan.

Bunyi dering notifikasi panggilan masuk memaksa Althaia mengakhiri aktivitasnya. Ia mengangkat panggilan yang berasal dari Grace.

“Halo."

“Halo, Al. Lo sibuk gak nanti malam?’

“Gak. Kenapa emangnya?”

“Gue mau ajak Lo ke tempat party temen gue.”

“Dimana itu?”

“Di club.”

Mata Althaia membola. Seumur hidupnya, ia belum pernah menginjakkan kaki di tempat terlarang tersebut. Dan sekarang dengan entengnya Grace malah mengajaknya ke tempat tersebut.

“Gila Lo! Gak mau, yang ada gue gak dibolehin sama orang tua.”

Grace di seberang sana mengernyit bingung. “Aneh banget Lo. Kita kan sering ke club. Kenapa sekarang Lo seolah-olah gak pernah ke club. Lagipula juga Lo pasti cari alasan supaya dikasih izin sama orang tua Lo.”

Althaia menepuk jidatnya pelan. Ia menggigit bibir bawahnya karena bingung akan menjawab apa.

“Ehm. Ya udah nanti malam gue temenin Lo ke sana.”

“Yes! Nanti malam gue jemput. See you."

Althaia mematikan sambungan telepon sepihak. Ia terpaksa mengiyakan ajakan Grace. Jujur ia sangat takut pergi nanti malam. Apalagi masalah alasan yang akan diberikan untuk orang tuanya dan juga Athena.

“Ya Tuhan ini gimana? Gue takut dosa,” gumamnya frustasi.

“Tapi gak apa-apa kali, ya? Gue kan cuma menemani, gak ikutan mabuk ataupun yang lain.”

Althaia menghembuskan nafas panjang. “Oke tenang Althaia. Lo bukan anak kecil lagi yang mainnya di perosotan TK.”

[Hello Max]

Malam harinya, Althaia dibuat bingung merangkai alasan apa yang digunakan agar bisa pergi bersama Grace. Ia sudah siap mengenakan dress simpel berwarna biru dongker dengan panjang selutut. Wajahnya juga sudah dipoles make up tipis.

Yang menjadi masalahnya, ia tak tahu bagaimana meminta izin pada orang tuanya.

Ting
Ting
Ting
Ting

Gracelia

Woy!!!
Cepetan!
Gue tunggu di depan.
Gak pakai lama.

Althaia menggigit bibirnya pelan. Dengan keberanian yang tipis, ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

“Loh? Mau kemana malam-malam seperti ini, sayang?”

Suara itu mengangetkan Althaia yang baru saja membuka pintu. Jantungnya berdetak di atas normal. Tubuhnya terdiam kaku dengan posisi masih memegang knop pintu.

Di depannya kini ada Abraham yang menatapnya dengan pandangan penuh tanya.

“Ehm, Althaia mau keluar, Pa. Sama Grace, gak lama kok.”

“Jangan pulang di atas jam 12,” ucap Abraham seraya mengelus puncak kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.

Althaia shock. Ternyata ia tak diwawancarai dengan berbagai macam pertanyaan seperti ekspetasinya.

“Ah iya, Pa. Makasih, kalau begitu Althaia pergi dulu. Udah ditunggu Grace.”

“Hati-hati.”

Althaia melangkahkan kakinya ke luar rumah. Sedikit berlari untuk menambah kecepatan agar segera sampai.

“Mau kemana Lo?”

Suara itu kembali membuat Althaia terkejut. Refleks tubuhnya berbalik dan mendapati Athena yang menatapnya penuh selidik.

“Keluar sama Grace.”

“Ya kemana keluarnya?”

“Belum tahu. Gak lama kok.”

“Hmm. Jangan pulang malam-malam, gak baik cewek keluar terlalu malam.”

“Siap.”

Di depan gerbang rumahnya, sudah terparkir mobil Grace. Althaia langsung masuk begitu saja dan duduk di samping kemudi.

“Gimana? Boleh kan?” ejek Grace.

Althaia memutar bola matanya malas. “Boleh sih boleh, tapi minta izinnya buat gue jantungan.”

Grace tertawa. Ia langsung melajukan mobilnya meninggalkan komplek perumahan Althaia dan menuju club tempat temannya mengadakan party.

“Pakaian Lo tertutup banget sih, yakin?”

Althaia refleks meneliti penampilannya. Ya memang apa salahnya memakai pakaian tertutup seperti ini?

“Ya emang kenapa?”

“Kayak bukan Lo banget. Biasanya di antara kita, malah Lo yang pakai pakaian liar.”

“Gue mau taubat.”

“Dih gak percaya, paling besok juga Lo udah maksiat.”

“Sialan!”

Grace terbahak. Althaia meneliti penampilan Grace yang memang memakai pakaian terbuka. Ia bergidik ngeri membayangkan seandainya tadi memakai pakaian terbuka akan menjadi santapan lapar pengunjung club'.

Tak lama, mobil yang ditumpangi Grace dan Althaia sampai di depan club' yang lumayan ramai.

“Ini kita beneran masuk?” tanya Althaia dengan takut.

“Iyalah! Lo gak usah sok alim deh, kita gak cuma sekali dua kali masuk sini.”

Grace mengapit lengan Althaia dengan erat. Setelah menunjukkan identitas pada penjaga club', keduanya diperbolehkan masuk.

Bunyi dentuman keras musik membuat telinga Althaia berdengung. Ia sangat membenci situasi saat ini. Ditambah lagi dirinya merasa selalu diperhatikan.

“Halo guys!” sapa Grace pada kumpulan remaja yang sedang duduk di salah satu sofa yang kosong.

“Hai Grace, and who is that girl with you?”

Oh iya ini sahabat gue namanya Althaia.”

Grace memperkenalkan Althaia pada teman-temannya. Yang dibalas oleh senyum canggung dari Althaia.

“Althaia, kenalin mereka teman-teman gue.”

Grace menyebutkan teman-temannya satu per satu. Dan Althaia hanya mengangguk sebagai jawaban. Jujur ia tak nyaman berada di sini. Meskipun sudah berkumpul dengan Grace dan teman-temannya.

Matanya mengedar, meneliti penjuru club' yang samai oleh orang-orang dari berbagai kalangan.

Hingga matanya tak sengaja bertubrukan dengan mata elang milik seorang laki-laki yang menatapnya dengan tajam. Tubuh Althaia tersentak. Ia merasa tatapan laki-laki tersebut tak lepas darinya sejak tadi. Karena gugup, Althaia langsung mengalihkan tatapan ke arah lain. Tak menyadari jika sosok laki-laki tersebut menyeringai ke arahnya.

*•.¸♡ To Be Continue♡¸.•*'

Siap bertemu Max?

Continue Reading

You'll Also Like

6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
447K 32.6K 37
Prince Nathaniel Xavier. Semua orang mengenal Prince. Sosok laki-laki yang diidam-idamkan kaum hawa karena parasnya yang tampan bak Dewa Yunani. Namu...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 53.3K 24
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
111K 15.7K 31
"Sudah gila, malah tambah gila." Seorang Mafia yang menemukan ODGJ lalu merawatnya, bukanya sembuh, malah makin gila. Bukan gila karena hal lain, mel...