Matahari Dan Bintang

By sirhayani

378K 55.7K 2.7K

SELESAI ✔️ Bintang, cewek yang pernah tinggal di jalanan selama bertahun-tahun, tiba-tiba terbangun di sebua... More

blurb & prakata
PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 50
PART 51
PART 52
PART 53
EPILOG
Time Paradox (Perjalanan Waktu Selanjutnya)

PART 13

6.9K 1K 40
By sirhayani


PART 13

Semenjak Baskara memeluknya dari belakang, kebencian Bintang terhadap Baskara tumbuh beribu kali lipat. Bintang berharap tinjuannya di dagu berhasil membuat cowok menyeramkan itu tak mendekatinya lagi.

Bintang tiba di rumah yang sedang kosong. Shareen memang mengatakan dia terlambat pulang. Bintang langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk sambil melihat ponselnya untuk memberitahukan kepada Julie—salah satu teman jalanannya yang bekerja pada kenalan mendiang papanya Shareen—bahwa dia telah sampai di rumah.

Bintang sedikit lega karena mencurahkan isi hatinya kepada Julie saat bertemu dengannya tadi. Meski kekesalan terhadap Baskara tak akan pernah bisa hilang sepenuhnya. Bahkan Bintang melarang Julie yang ingin memanggil teman-teman mereka untuk menghajar Baskara karena Baskara telah kurang ajar kepada Bintang. Akan tetapi, dengan situasi yang sudah Bintang alami, Bintang tak ingin teman-temannya ikut terlibat dan justru akan jadi hal buruk mengingat Baskara bisa melakukan apa pun dengan uang yang dimiliki—orangtua—nya.

Cewek itu mengubah posisinya menjadi telentang. Ditatapnya kaca jendela kamarnya yang gordennya belum tertutup sehingga memperlihatkan waktu yang sudah menandakan petang.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Lima tahun sudah dia di rumah ini dan entah sudah berapa tahun berlalu sejak dia pergi dari rumah dan hidup di jalanan.

Bintang lupa bagaimana wajah papa kandungnya. Apakah laki-laki itu masih hidup? Apakah laki-laki itu pernah mencarinya? Waktu itu, Bintang masih kecil. Alasan Bintang meninggalkan rumah karena berpikir papanya kabur bersama istri barunya, menumbuhkan kebencian yang mendalam di hati Bintang terhadap papanya itu. Mama telah meninggal dunia akibat depresi parah yang dialaminya. Saat itu Bintang tak tahu apa-apa dan baru beberapa tahun belakangan ini Bintang tahu bahwa saat itu, ibu kandungnya bunuh diri di hadapannya.

Bintang terlahir bukan dengan nama Bintang, tetapi dengan nama lain. Nama pemberian papanya.

Bintang sempat lupa, tetapi karena geng lima sekawan itu, terutama Mae, mengingatkan Bintang dengan namanya sendiri.

Selina Zahirah

"Bintang?" Shareen muncul di ambang pintu kamar Bintang yang tak tertutup. Perempuan itu mengangkat sekantong belanjaan yang terlihat menggiurkan di mata Bintang. "Aku bawain ini. Mau nggak?"

"Aku tebak. Martabak manis?!" seru Bintang dengan semangat.

"Betul!" Shareen memasuki kamar Bintang dan menaruh makanan itu di atas meja belajar Bintang.

Bintang langsung berdiri dari kasur masih mengenakan seragam sekolahnya bahkan kaos kaki putihnya belum dia buka sama sekali. Dia duduk di kursi sambil membuka kotak martabak dengan semangat, lalu mencomotnya dan memakannya dengan lahap.

Hal yang paling menyenangkan adalah ketika Shareen pulang kerja membawa makanan.

Shareen yang sedang berbaring di tempat tidur Bintang, melirik Bintang dengan gelisah. "Bin...?"

"Ya, Kak?" Bintang menoleh dengan mulut penuh martabak manis.

"Kayaknya aku terlalu buru-buru. Kamu makan dulu aja."

"Jadi penasaran." Bintang memasukkan sisa martabak di tangannya ke mulut, lalu mengusap tangannya dengan tissue. Meski risi karena belum terlalu bersih, tetapi Bintang tak bisa membuat Shareen gelisah seperti sekarang.

Sejak tadi kakaknya itu berusaha untuk mengatakan sesuatu, tetapi keraguan tampak jelas di raut wajahnya.

"Kakak mau ngomong apa? Ngomong aja sekarang aku lagi nggak makan, kok."

Akhirnya, Shareen bangun. Dia duduk melipat kedua kakinya di atas tempat tidur sambil menatap Bintang dengan serius.

Jika Shareen serius seperti sekarang, maka itu adalah sesuatu yang benar-benar penting.

"Aku juga nggak tenang dari semalam mau ngomong ini, tapi ya semoga aja ini yang terbaik. Karena yang berhubungan dengan mesin waktu itu udah sesuatu yang pasti terjadi...."

Raut wajah Bintang berubah datar.

Lagi-lagi mengenai mesin waktu. Sudah dapat dia pastikan akan berhubungan dengan Baskara juga.

"Kak, aku udah yakin banget. Baskara itu nggak lebih dari cowok mesum. Dia sampai ngambil-ngambil kesempatan untuk megang-megang aku sampai meluk aku juga. Aku nggak yakin apa besok aku bisa ke sekolah karena takut ketemu sama dia."

Shareen mengatupkan bibirnya. Bintang menunjukkan kemarahannya adalah bukan hal yang baik.

"Maaf, Kak. Aku udah nyela kata-kata Kakak, tapi aku bakalan dengerin kok apa yang pengin Kak Shareen bilang." Bintang menunduk. Dia menekuk kedua lututnya dan memeluknya di atas kursi dengan wajah murung.

Shareen melihat itu jadi tak tega. Seberapa parah sikap Baskara pada Bintang? Memegang sampai memeluk seseorang yang baru dikenal bukanlah sesuatu yang baik.

"Bagaimana pun kamu harus tetap waspada sama Baskara. Mungkin aku bisa ketemu dia dan cari tahu apa yang sebenarnya terjadi sama dia—"

"Nggak usah," tolak Bintang cepat. "Kakak nggak boleh deket-deket sama dia. Dia itu cowok mesum. Nanti Kak Shareen diapa-apain sama dia. Nanti aku laporin ke pacar Kakak biar dia dihajar."

Shareen menahan senyum. Bintang tetaplah Bintang, yang menunjukkan kepedulian dan kekhawatirannya dengan wajahnya yang jutek.

"Ya udah Kakak nggak bakalan deket-deket dia." Shareen menghela napas panjang. "Tapi kamu bisa pertimbangkan omongan aku."

Bintang mencoba mendengarkan dengan serius.

"Masih saran yang sama. Coba jangan abaikan Baskara. Soalnya aku ngerasa sesuatu hal buruk terjadi ke depannya sampai ngebuat kamu pakai mesin waktu itu." Shareen terdiam sesaat. Dia tak bisa menjelaskan dengan rinci atau contoh dari hal buruk yang dia maksud.

Shareen tidak bisa menjelaskan hal buruk itu karena satu-satunya hal buruk yang terlintas di benak Shareen adalah kematian.

Kematian Baskara.

"Baskara kemungkinan nggak inget karena ... ya...." Shareen berhenti bicara karena bingung apakah dia harus menjelaskan kemungkinan-kemungkinannya atau tidak.

Bisa saja Baskara melihat Bintang menghilang, tetapi itu adalah sesuatu yang masih menjadi dugaan Shareen karena Shareen belum pernah melihat kejadian yang sama secara langsung.

"Dulu Kakak kalut dan pakai mesin waktu karena seseorang yang aku sayang meningga—" Shareen langsung mengatupkan bibirnya. Dia telah keceplosan. "Ah..., maksud Kakak bisa aja di antara kamu dan Baskara ke depannya ada hubungan dekat. Seperti ... percintaan? Untuk seumuran kamu, apalagi kamu yang katanya belum pernah suka sama cowok, bisa aja kamu jadinya suka sama Baskara dan sesuatu hal buruk terjadi, terus ngebuat kamu pake mesin waktu itu."

Shareen melirik Bintang. Yang dilirik sedang menganga lebar sambil menunjuk diri sendiri, lalu Bintang tertawa sambil menepuk tangannya.

"Aku? Dan Baskara? Percintaan? Hah?" Bintang bertepuk tangan sambil terbahak-bahak, lalu wajahnya berubah datar saat memandang Shareen. "Nggak masuk akaaal tahu, Kaaak? Bikin merinding aja, ish."

***

Perkataan Shareen membuat bulu kuduk Bintang naik, membuatnya kepikiran dan tak bisa tidur.

Tengah malam, sekitar setengah jam setelah Shareen tidur, Bintang memutuskan untuk mengendap-endap memasuki ruang rahasia laboratorium itu. Dia tak bisa tenang karena perkataan Shareen mengganggunya terus-terusan.

Dia. Baskara. Ada dalam hubungan percintaan.

"Ck, persetan," gumam Bintang setelah dia berhasil memasuki ruang rahasia itu. Dia berjalan menuruni tangga dengan pelan dan mengingat-ingat tempat sakelar lampu. Dia berhasil menemukannya dan menyalalan beberapa lampu, terutama di dekat kotak tinggi mesin aneh itu.

Bintang menarik kain putih yang menutupi kotak mesin dan melihat isinya dari luar. Dia tak berani masuk ke dalam sana. Meskipun tidak begitu percaya dengan hal-hal yang di luar batas logikanya, Bintang tetap takut berurusan dengan mesin waktu jika saja mesin waktu itu memang benar berfungsi.

Dia duduk tak jauh di depan kotak mesin dan mendongak. Jantungnya jadi berdegup kencang karena dia memasuki ruangan itu tanpa permisi. Bintang hanya ingin mencari kepastian, yaitu mencari letak masuk akalnya. Jika dia menemukan hal yang tak masuk akal tentang kotak mesin waktu itu, maka dia tak perlu merasa gelisah lagi.

Namun, tak ada yang dia temukan kecuali ruangan yang hening dan membuatnya merinding karena penuh alat-alat aneh.

Bintang memutuskan kembali ke kamarnya untuk tidur setelah membereskan jejaknya di ruangan itu agar Shareen tak curiga dia telah masuk sendirian.

Lagi-lagi dia tak bisa tidur karena memikirkan perkataan Shareen. Pejaman mata Bintang mengerat. Dia menggeleng kencang. Ditutupnya wajahnya dengan bantal. Gelisah terus menghantuinya.

Apakah dia mencintai Baskara di masa depan? Baskara yang mencintainya? Atau ... mereka saling mencintai?

NGGAK MUNGKIN! serunya dalam hati, berusaha mengelak hal yang juga hanya merupakan dugaan Shareen.

Lama Bintang merenung dan dalam keheningan itu dia memikirkan kata-kata Shareen yang sempat tidak begitu dia fokuskan karena lebih fokus pada ungkapan Shareen tentang cinta.

Sesuatu hal buruk terjadi yang berkaitan dengan Baskara?

Bintang tak salah dengar. Kata "meninggal" keluar dari mulut Shareen.

Bintang jadi memikirkan hal itu lebih dalam lagi.

Meninggal....

Apakah sesuatu hal buruk yang terjadi itu kemungkinannya adalah Baskara meninggal sehingga Bintang memakai mesin waktu untuk ke masa lalu dan bertemu Baskara?

***


thanks for reading!

love,

sirhayani

Continue Reading

You'll Also Like

419K 37K 56
Amara, mahasiswi drop out yang sekarang menjadi barista di Fiasco Kafe. Ia senang bisa bekerja di sana. Tapi, Reynov si pemilik Kafe mulai mencurigai...
27.4K 385 3
Spin off dari Devil For Rent. Zefanya Claudia Jacob, tidak pernah menyangka kalau gadis yang ia tolong ialah adik dari Alvin Canavaro Pratama. Kesal...
540K 13.7K 13
Berawal dari ide gila saudara kembarnya untuk bertukar tempat selama satu hari, Bella tak menyangka akan dihadapkan oleh pertandinga basket melawan B...
18M 1.3M 69
⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] _________________________________________ Ai...