MACLO [ SEGERA TERBIT ]

Door macemelow

2.3M 297K 27.9K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... Meer

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 55 }

67.6K 5.7K 1K
Door macemelow

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, makasih.



Beberapa hari yang lalu setelah acara graduation Zizel. Maclo menawarkan acara liburan kepada teman-temannya dengan pilihan Bandung, puncak, dan Jogja namun, yang menang adalah pilihan Zizel. Padahal hasil voting banyak yang tertarik ke Bandung tapi itulah the power of Zizel.

Hari ini mereka tiba di Sea World Ancol. Zizel sudah tak sabar bertemu dengan ikan-ikan dan akan bermain bersama mereka. Maclo terkekeh karena melihat Zizel yang bertepuk tangan menunggu seatbelt ia lepaskan.

"Udah boleh turun nih Clo?" Luvena bertanya kepada pemilik mobil yang mereka tebengi.

"Turun aja udah selesai kok gua parkirnya." Maclo menengok ke kursi Zizel untuk melepaskan seatbelt.

"Akuuu mau ketemu mermaid ayooo Maclo!" Zizel berhamburan keluar setelah seatbelt terlepas.

Mobil Mahesa baru mencari tempat parkir. Jendela mobil bagian belakang terbuka menampilkan Algis dan Zayyan yang melambaikan tangan.

"Halooo istri kita apa kabar sayang." serempak dua jomblo itu.

"Halooo Zayyan, Algis. Baik kok allhamdulilah." seru Zizel sembari mengejar mobil Mahesa.

Mereka semua berkumpul lebih dulu dengan Nathan yang keluar dari mobil sembari membawa tripod kamera. "Cari posisi foto buru!" titahnya seperti seorang photograper.

"Nathan galak banget sih mentang-mentang mau jadi kating!" protes Zizel karena baru melihat cowok itu jutek.

Nathan terkekeh mendengar omelan Zizel. "Iya dong kalau calon kating harus galak biar di segani."

"Nathan bukannya disegani tapi malah pantesnya dinistai! Jelek kalau galak. Gue gak suka no no no." Zizel menggelengkan kepala dengan tangan membentuk huruf X.

"Yaudah gak jadi galak deh soalnya dilarang sama ayang." ngalah Nathan, "CLO! GUA PAS JADI KATING GAK MAU GALAK DILARANG AYANG GUA." sorak Nathan mendapat tatapan tajam dari Maclo.

"Zizel anak papa baris dulu yuk nak." Mahesa menarik tangan Zizel untuk berfoto.

"Mahe pegang-pegang, friendzone sama gua yaaa? Aaaa jadi pengen minta isiin gopay sama Mahe." Zizel menggesekkan pipi ke dada Mahesa seperti kucing.

"ZIZEL!"

"ARTEFAK!"

Sorakan dari Belvi dan Maclo membuat yang lain mundur perlahan. Zizel tak beranjak dari Mahesa yang mematung.

"Maju salah mundur Zizel jomplang." pikir Mahesa.

"Lo kebanyakan main sama Oren sih makanya ada virus orang ketiga!" kesal Maclo menarik tangan Zizel.

"Apa sih bawa-bawa Oren numpang tenar ya." sinis Zizel tak terima kucingnya dihina.

Zizel mendekat ke Mahesa yang dibentengi Belvi. "Belvi gua cuman mau nanya ke Mahe! Minggir." Zizel mendorong Belvi dengan kepalanya.

"Mau nanya apa Zel?" Mahesa menyuruh Belvi ngalah karena tak mau ceweknya diseruduk Zizel.

"Kita kapan nikah? Pengen punya baby. Terus mandi bareng, pengen tidur bareng." tanpa dosa Zizel mengedipkan mata lucu ke Mahesa.

"Gua udah serius, kirain apaan." kekeh Mahesa mencairkan suasana.

"IHHH! ITU PERTANYAAN SEHARUSNYA BUAT MACLO BUKAN BABY MAHE GUA!" amuk Belvi menghentakkan kaki.

"Dih nangis masa." ucapan Zizel ngeselin, gadis itu menarik ujung kaos Maclo, "Maclo. Belvi cengeng kayak yeen." adunya ke Maclo.

"WOY! BOBIM BARIS NGOCEH MULU, AMANAT UPACARA LO." omel Sabina.

Mereka mulai masuk pose ketiga, semua berdiri berjejer dengan pasangan masing-masing.

"Ekhm! Gua gak punya couple gimana kalau gua di tengah?" Algis berdehem.

Zizel mengangguk menempatkan Algis diantara dirinya dan Maclo. "Lo apaan sih Zel! Ngapain dia nyempil ngalangin kita?" protes Maclo.

"Maclo gak boleh pelit! Tadi kita udah foto sebelahan banyak. Kasihan Algis dipojok sendiri, anggap aja Maclo ayah, aku ibu, terus Algis anaknya." Zizel menepuk dada Maclo dan Algis sembari membagi karakter.

"Terima aja kenapa sih yah? Dedek mau deket bunda." ngelunjak Algis menyenderkan kepala ke Zizel.

"Gak usah nempel kepala lo! Jangan kayak monyet deh gelendotan mulu." Maclo menegakkan kepala Algis.

Nathan menggelengkan kepala masih mencari posisi kamera yang bagus. Nathan, Luvena, Belvi, Mahesa, Maclo, Algis, Zizel, Zayyan, dan Sabina. Begitulah posisi mereka.

Zizel berdecak karena Maclo berlalu begitu saja sehabis berfoto. Ia sengaja memperlambat jalan agar dicari Maclo namun, cowok itu malah terus saja masuk.

"Nyebelin!" gerutu Zizel mencak-mencak berlari masuk.

Maclo melihat Belvi dengan Mahesa yang saling bergandengan kayak orang nyebrang, terus Luvena berfoto bersama Sabina. Zizel nya mana? Maclo melihat ke sekeliling.

"Istri gua mana?" Maclo menghampiri Nathan yang asik merekam vlog. "Lah? Bukannya gandengan sama lo." celetuk Nathan tak tau.

Maclo berlari ke pintu awal mereka masuk. Disana terlihat beberapa anak-anak mengenakan baju seragam TK berkumpul.

"Aku punya hansaplast gambar kuda pony, ini buat kakak..." seorang gadis kecil berjongkok mengeluarkan hansaplast dari tas.

Zizel menerima hansaplast itu dan masih menahan tangis, ia jatuh hingga dengkul nya lecet di depan anak TK yang tengah study tour.

"Zel!" Maclo memukul jidatnya sendiri melihat mata Zizel berkaca-kaca. "Misi ya dek." Maclo masuk ke lingkaran dan melihat lutut Zizel yang lecet.

"Abang, kakaknya tadi jatoh telungkup tapi aku udah kasih hansaplast." cerita gadis kecil itu.

"Makasih ya manis." Maclo mengusap kepala gadis kecil itu.

"Nahhh ayo anak-anak kita lanjutin jalan, kakaknya udah ada temen." guru pembimbing itu mulai mengajak muridnya melanjutkan pembelajaran.

"Lo beneran jatoh?" Maclo menyuruh Zizel naik ke punggungnya.

"Maclo lihat aku kayak gimana? Terjungkal, terjatuh, terpental, terguling-guling atau kayang?" nyolot Zizel memeluk leher Maclo.

Rasanya pengen gua jambak tuh bibir. Maclo membatin mencoba tetap fake smile.

"LAH KENAPA ANAK GUA?!" kaget Belvi melihat Zizel berada di punggung Maclo dengan lutut lecet.

"Nyungsep." jawab Maclo.

Luvena menyuruh Maclo menurunkan Zizel. "Ck! Lo lari?" panik Luvena karena Zizel menangis.

"Dia nangis berarti emang sakit jatohnya. Cup cup cup." Sabina mengusap puncak kepala Zizel.

Maclo mengambil alih hansaplast di genggaman Zizel dan berjongkok memposisikan dirinya di depan Zizel. "Lagian kenapa bisa jatoh?" tanya Maclo lembut sembari meniup lutut Zizel.

"Salahin lantainya kenapa bikin aku jatoh sama kesandung. Mana gedubrak! Sekali sih tapi malu." Zizel melihat Maclo menempel hansaplast bergambar itu.

"Kalian jalan aja deh duluan gua duduk disini dulu nanti gua telpon Maclo kalau udah enakan jalan." Zizel melihat teman-temannya yang seperti berat hati.

"Gapapa! Maclo juga ikut aja, sayang uang Maclo udah beli tiket banyak masa diem disini." Zizel mengusir Maclo agar terus berjalan.

"Gimana bisa gua seneng-seneng di dalam sedangkan lo duduk sendirian disini? Kalau lo disini gua juga bakal disini sampai kaki lo enakan." Maclo duduk di sebelah Zizel.

"Lo semua lanjut aja nanti gua sama Zizel nyusul." Maclo menyuruh teman-temannya melanjutkan liburan ke dalam.

Wajah tiga gadis itu seperti ragu namun Maclo terus menyuruh masuk. Mahesa mengerti, daripada Zizel merasa tak enak dan memaksakan diri lebih baik ia mengambil keputusan sekarang.

"Yaudah yuk lanjut. Nanti masuk ya Zel." Mahesa mengarahkan yang lain agar berjalan.

Maclo menatap Zizel yang tengah diam. "Masih sakit kakinya?" tangan Maclo menyentuh dengkul Zizel.

"Nggak kok. Ayo masuk, aku mau lihat mermaid." menurut Zizel sakit di kakinya akan hilang setelah menemukan hal menyenangkan.

Maclo pindah menjadi setengah berlutut dan memijit kaki Zizel, "Lain kali jalan tuh pakai mata biar gak kesandung."

"Jalan tuh pakai kaki lihat baru pakai mata. Mahasiswa kok gitu aja gak tau." cecar Zizel.

Maclo mencubit kedua pipi Zizel gemas. "Udah yuk, gua gak mau debat sama lo." Zizel tertegun saat Maclo mencium dengkul nya yang terdapat hansaplast.

"Dah sembuh dengkul nya. Udah gua kasih ciuman mujarab."

Zizel tersenyum, "Maclo pasti udah jatuh cinta sama aku ya makanya sweet banget."

"Ya siapa yang gak jatuh cinta kalau modelannya kayak lo. Gemesinnya gak assalamu'alaikum dulu lagi bikin ketar-ketir."

"Maclo please don't make me lumer sampai meleleh." Zizel berdiri memeluk lengan Maclo untuk melanjutkan liburan mereka.

"Terus aja terus, masih pagi udah bikin gua gemes awas aja siang bikin gua sayang." Maclo merangkul pundak Zizel.

Cukup lama berputar mencari yang lain akhirnya mereka bertemu di area touch poll. "Enak banget ikannya." celetuk Zizel menelan ludah.

"Enak?" beo mereka.

"Lo kira ini restaurant seafood yang ikannya siap goreng." damprat Belvi diiringi wajah menahan gemas.

Zizel berlari mulai melupakan rasa sakit di dengkul-nya. "Penyu-nya gemes! Ini boleh dimakan gak sih?" tanya Zizel kepada yang lain.

"Boleh kok buat Zizel mah, nanti mas Zayyan buatin sate penyu deh." Zayyan mulai melancarkan aksinya.

"Jaga jarak, lo gak halal deketan sama Zizel." Maclo mengatakan dengan nada datar tapi terkesan lebih seram daripada biasanya.

"Zayyan jangan deket-deket, kita belum halal. Kalau mau deketan harus halal dulu. Hushhh hushhh..." Zizel mengusir Zayyan.

"Cara biar halal gimana Zel?" goda Algis.

"Caranya gimana sayang?" Zizel menoleh melihat Maclo yang langsung salting.

"Sayang! Sayang Clo. Muka lo udah bersemu kayak kepiting rebus HAHAHAAA..." tawa Mahesa melihat pipi Maclo yang merah.

"Bacot lo bucin!" Maclo menendang bokong Mahesa.

"Kagak ngaca lo bulol! Off lo baperan." Mahesa tak habis pikir Maclo bisa blushing karena dipanggil sayang oleh Zizel.

"MACLO AKU NANYA! JANGAN SAMPAI AKU OBRAK-ABRIK KOLAMNYA NIH SAMPAI IKAN KELUAR SEMUA." suara Zizel barusan membuat pengunjung yang lain menjauh.

"Apa? Apa?" Maclo menghampiri Zizel.

"Cara biar halal gimana kata Algis." ulang Zizel dengan muka kesal.

"Ohhh, ya nikah lah."

"Berarti Zayyan sama Algis kalau mau halal deket gua harus nikahin gua dulu. Gimana?" Zizel berjongkok memainkan tangan di air.

"OTW ZEL! MAHAR GUA BROWNIES PANGGANG!" Zayyan mengedipkan mata.

"ES KRIM SATU PABRIK GUA JADIIN MAHAR ZEL!" Algis tak mau kalah.

"OKE! KALIAN BERDUA GUA TERIMA JADI SUAMI." klaim Zizel.

Maclo membulatkan mata, ia mencubit Zizel yang seenaknya saja. "Gua keberatan! Cewek gak boleh poligami." gerutu Maclo.

"Bolehnya apa?" Zizel menyahuti asal.

"Selingkuh."

"Yaudah aku selingkuh aja."

"Gua ngambek pokoknya! Lihat aja lo." Maclo menjauh.

Zizel terlihat bodoamat dan matanya berkeliling melihat. "Ihhh ada kolam ikan lagi!" Zizel berlari ke kolam ikan lainnya.

"Zel! Jangan kesana heh!" Maclo mengejar Zizel yang seperti memberikan sinyal waspada kepadanya.

Gadis dress soft pink itu naik ke pinggir kolam dan berjongkok mencoba menangkap ikan hiu kecil di dalam. "KAMU KOK KABUR AKU DEKETIN? EMANG AKU MEGALODON APA HAH!"

"Zel jangan gila disini deh, nanti aja kalau sepi." Maclo tak sanggup menanggung malu.

"Diem dulu Maclo." Zizel mendorong Maclo dan berusaha mengajak ikan hiu bicara, "blubuk blubuk blubuk..." Zizel menunduk hingga ujung rambutnya hampir mengenai air jika tak ditahan Maclo.

Maclo baru kali ini melihat ikan hiu bersembunyi, apakah Zizel menyeramkan untuk binatang kecil? Tapi sepertinya iya, Zizel memang sayang binatang tapi jika ke binatang kecil ia suka keterlaluan sayang.

BYURRR!

Zizel memukul air hingga menyemprot kemana-mana, bahkan wajah gadis itu saja basah. Bisa ditebak ikan dalam kolam gemeteran menyaksikan kelakuan Zizel.

"Zel udah ayo! Lo mau gua tinggalin disini?" kesal Maclo bajunya basah kena cipratan air.

"Kamu lihat aja hiu! Nanti aku colong bawa ke rumah karena kamu berani nyuekin aku. LIHAT! MUKA AKU BASAH KARENA KAMU." Zizel berdiri ditepi kolam lalu melihat Maclo yang menatapnya keatas.

"Gendong!" Zizel langsung membalikkan tubuh Maclo dan ia naik di punggung Maclo.

"Lo malu-maluin gua Zel..." lesu Maclo tapi tetep mengikuti keinginan Zizel dan mengabaikan tatapan dari orang lain.

"Setelah ngelihat kesabaran dan kesetiaan Maclo buat Zizel kayaknya emang gua harus biarin Zizel sama Maclo." gumam Algis.

"Bener. Gua belum tentu bisa nanggung malu tiap saat karena ulah prik Zizel." sambung Zayyan.

"Kalau lo emang udah kelihatan gak pantes sih Za saingan sama Maclo. Cewek mandiri modelan Sabina aja lo gak sanggup setia apa lagi mau gaya-gayaan deketin cewek model Zizel." sindir Nathan membuat Zayyan mendelik.

"Sadar juga lo bertiga. Cowok-cowok lain mungkin bisa suka sama Zizel tapi belum tentu bisa nanggung malu karena ulah Zizel." Mahesa memberikan pencerahan.

"Kita harus party buat ngebanggain diri sendiri karena betah temenan sama Zizel." saran Belvi disetujui yang lainnya.

"KALIAN AYOOO KITA LIHAT SEPUPU MACLO!" sorak Zizel.

"Sepupu Maclo siapa?!" sorak Mahesa.

"SQUIDWARD." sahut Zizel sambil tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Maclo ayooo jalannya cepetan dong!" Zizel memukul pelan punggung Maclo yang menggendongnya.

"Bawel artefak."

"Gak mau artefak maunya smothcie!"

"Artefak udah bagus buat lo, kalau smothcie kebagusan, enaknya buat selir gua." sela Maclo menahan tawa karena bibir Zizel sudah maju beberapa cm.

"Maclo mah ngeselin ih! Cari tuh selir mumpung banyak ikan."

"Nggak mau ikan, maunya cewek yang cantik, tapi..." Maclo menjeda kalimatnya.

Zizel memiringkan wajah untuk melihat ekspresi Maclo, "Tapi apa?" gemes Zizel mengigit pipi Maclo. "Akhhh..." Maclo mencoba melepaskan pipinya yang digigit Zizel.

"Tapi kamu udah paling cantik, semua cewek cantik kalah sama Zizel." gombal Maclo.

"Omaygatttt baper banget." Zizel merespon dengan nada mengejek membuat Maclo terkekeh.

Yaampun Zizel baper bwanget digombalin Maclo hihihiiii tapi harus stay cool. Zizel tersenyum.

Mereka semua sibuk berfoto-foto dengan ikan-ikan saat di terowongan bawah air. Zizel mengajak ikan bicara, Belvi mengejar ikan pari, Luvena dan Sabina berselfie, Mahesa, Maclo, dan Nathan menonton Algis dan Zayyan yang sedang les bahasa ikan di Zizel.

-END-

Notes: Makasih banyak yang udah mau luangin waktu untuk baca dan nunggu updatenya MACLO yang konfliknya ringan sampai mungkin ada beberapa yang ngerasa bosen. Makasih juga kalian udah suka sama semua karakter yang ada dicerita Maclo, love u all ❤❤❤

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

14.6M 1.4M 69
"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa...
1.4M 126K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
5.6M 568K 82
Bagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya...
48.9K 2.8K 49
KHUSUS DEWASA!! 21+!! Andini Putri memiliki kekasih bernama Darwin Alamsyah. Akan tetapi Darwin seolah enggan mengakui Andini sebagai kekasihnya jika...