MACLO [ SEGERA TERBIT ]

By macemelow

2.4M 302K 28.1K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... More

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 48 }

31.1K 4.5K 381
By macemelow

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa. Makasihhh.

Maclo dan empat temannya duduk di kelas. Mereka berlima fokus sekali menatap layar hp Nathan, saking sibuk berpikir melihat tampilan hp Nathan yang begitu menghipnotis.

"Istri orang emang bukan main auranya." cetus Algis lebih dulu.

"Idaman banget bentukannya." timpal Zayyan semakin mencondongkan wajah melihat layar hp Nathan.

"Itu anaknya apa adeknya ya? Gak masalah siapanya yang penting dia tergoda sama gua." Nathan mengscroll layar hpnya.

"WOYYY TAHAN!" seru empat orang di belakang.

Maclo kembali mengscroll ke atas dan menelan ludah melihat keindahan istri orang lain di fyp tiktok Nathan.

"Lo pasti mau lihat username akunnya ya Clo buat spik komen disana?" tuding Mahesa.

"Ngapain amat, kalau gua mau tinggal dm aja pasti di bales. Siapa sih yang bisa nolak ketampanan gua di saat pertama kali bertemu."

"Zizel." mereka semua kompak menjawab.

"Dia doang. Matanya mah udah ketutupan om-om Korea." sela Maclo cepat.

"Hati-hati aja Clo kalau Zizel nemu komenan tiktok lo. Disambit lo pake stick kasti." nasehat Algis.

"Inget ini istri orang. Udah yuk scroll yang lain ya?" Nathan meminta persetujuan namun ke empat cowok disana menggeleng.

"Anjir lo pada munafik semua, tadi bilang dosa lihat aurora bini orang sekarang ketagihan." desis Nathan.

"Lagian tenang aja kenapa sih, istri orang tuh istri kita juga. Kan kita orang." sahut Maclo menarik kursinya agar duduk di sebelah Nathan.

"Yes! Ada yang lebih bego dari gua yesss!" Zayyan menepuk dada bangga.

"Istri orang bener-bener ya Clo." pancing Algis.

Maclo mengangguk dengan dagu diletakkan di tangan yang berlipat pada meja. "Hem, nggak pernah gagal bodynya. Ada lakinya kagak ya?"

"Tunggu aja klarifikasinya, kalau single parents ajuin lamaran Clo. Langsung jadi papa muda lo." Nathan menaik turunkan alis.

"Sekarang lo tau kan rasanya mandangin istri orang seenak apa?" Maclo mengangguk. "Itu juga yang kita rasain pas mandangin istri lo." lanjut Zayyan mendapat lirikan tajam dari Maclo.

"Jangan lupa Zizel juga bener-bener di mata cowok lain. Apa lagi gemesin gitu, ngeri kalau ada om-om yang lebih kaya dia dijanjiin pabrik es krim lo ditalak terus menduda Clo..." Nathan menakut-nakuti.

"Ngomong apa sih lo! Kagak lah. Zizel udah bucin habis sama gua..." Maclo sejujurnya tak yakin mengatakan itu jelas-jelas gadis itu lebih bucin ke es krim.

"Saran gua, lo kan kaya apa lagi kalau bisnis sewa ruko lo sukses jangan lupa kasih buat perawatan kecantikan istri kita, biar makin enak dipandang terus sediain asisten di rumah biar Zizel gak sembraut kerjanya." Zayyan ikut andil.

"Maksud lo apa istri kita?!" ngegas Maclo menarik kemeja Zayyan.

"Kan kata lo tadi; lagian tenang aja kenapa sih, istri orang tuh istri kita juga, kan kita adalah orang."

Skakmat!

"Milik orang lain lebih menggoda iman dan kesetiaan, wajar. Kita juga gitu kok ke Zizel." olok-olok Mahesa.

"Gua bilangin Belvi lo!" gertak Maclo.

"Lo juga bisa gua bilangin Zizel, mungkin bakal dikacangin tujuh hari tujuh malem lo hahahaaaa." tawa Mahesa diikuti yang lain.

Maclo menyandarkan punggung ke sandaran kursi. "Gua mau beliin Zizel baju kimochi, sekali-kali poninya gua suruh social distancing dulu." Maclo membayangkan secantik apa Zizel.

"Kimochi?" pikir mereka.

"Iya. Yang kayak di pakai cewek barusan." sahut Maclo.

"KIMONO BODOH!" ngegas empat cowok itu.

Maclo berdecak, "iya itu maksudnya elah, gua ganteng gua bebas mau bener atau salah."

"Edan nih anak, otak lo bentukan segitiga ya." damprat Mahesa.

"Trapesium puas lo." sungut Maclo merenggangkan otot tangan hingga bajunya terangkat mengekspos sixpack-nya.

Kumpulan cewek dipojok tersenyum mendapatkan asupan gratis dari suami orang. Mereka mengibahi Maclo diam-diam.

Maclo melihat hpnya berdering, terlihat jelas jika yang menelpon adalah Zizel. Ia memperingati temannya agar tutup mulut.

"MACLOOO JEMPUT CEPET!" teriak Zizel dari sebrang.

"Nggak usah teriak-teriak! Gua gak budeg."

"BODO!"

Tut tut tuttt...

"Di matiin? Gila makin songong aja dia sama gua!" gerutu Maclo hingga urat lehernya tercetak.

"Dia pikir dia siapa enak aja nyuruh-nyuruh gua sambil teriak gitu? Yang bener aja gak ada martabatnya banget gua." ocehan Maclo ditonton yang lain.

"Mau mana Clo emosi amat kayaknya?" Mahesa melirik.

"Jemput istri." sewot Maclo.

"Tetep jemput ayang meskipun hati ngedumel." sorak Algis.

"Kalau gua gak jalan bisa gak dapet jatah gua." jawab Maclo lantang menjadikan dirinya pusat perhatian.

"Kayak pernah dapet jatah aja lo Clo." sahut Elang ketua kelas sekaligus ketua BEM fakultas.

"Pernahlah, nikah makanya jangan nyewa mulu. Gua tipsen ya." cowok itu berlalu keluar kelas.

Zizel berjongkok depan halte. Ia melirik ke kiri dan kanan sebuah mobil berhenti depannya, Zizel langsung memukul body mobil itu. "Lama banget sih jadi cowok!" omel Zizel berdiri.

"Macet Zel." Maclo menarik tangan Zizel agar berdiri.

"Macet-macet! Pesawat aja tadi terbang tuh gak macet dia di langit." bukan Zizel namanya kalau tidak penjawab.

Maclo melipat tangan di dada. "Lo ngomel mulu dari pagi, masih untung gua mau jemput tau diri dong." geram Maclo.

"Ini udah diri! Apa lagi yang disuruh diri? Adek Maclo noh gak bisa diri!" Zizel berputar ke kursi penumpang.

Maclo membulatkan mata akan meladeni ocehan Zizel namun, suara seorang siswi terdengar olehnya.

"Eh tunggu, kakak, kak Maclo kan? Omg!!! Ternyata bisa tatapan sama kak Maclo disini, girls ada kak Maclo yang wajahnya di brosur pendaftaran!"

"KAK MACLOOO!"

"Yaampun kak, aku mau foto dong!"

"Yaampun, aku salting sampai lumer dilihatin sama kakak!!!" 

"Kak Maclo, aku jatuh cinta sama kakak! Ayo terima aku jadi pacar kakak."

Zizel menatap jengah siswi-siswi kelas 10 yang baru saja mengerubungi suaminya. Zizel bertolak pinggang mendengar kicauan berlebihan itu.

"GAK BOLEH! MACLO UDAH ADA AKU, GAK BOLEH GAK BOLEHHHH! KALIAN CABE-CABEAN MINGGIR AJA." amuk Zizel membuka pintu mobil dan menutup dengan kencang.

Maclo mencoba menyingkirkan tangan murid kelas 10 yang tergila-gila padanya. "Gua gak bisa foto sama kalian, perasaan cewek gua lebih penting lagian gua bukan artis. Sorry."

Sabina dan Luvena berdecak beberapa kali sebelum tertawa. "Gua salut sama Maclo yang sekarang, karena lebih mentingin perasaan pasangan daripada penggemar." Luvena bertepuk tangan.

Sabina mengangguk. "Ada dua kemungkinan sih Luv, dia beneran jaga perasaan Zizel atau takut kena amuk cewek PMS. Gathan aja yang gak 24 jam bisa sampai dicakar sama dia gara-gara minjem pulpen doang, gimana Maclo ya?"

"Kayaknya perang kasur." Luvena menepuk bahu Sabina.

~~~🦋~~~

Zizel dari pulang sekolah merengek mengatakan sakit perut, mungkin karena baru hari pertama haid jadi perut gadis itu nyeri-nyeri manja pengen diusap.

"Maclo akuuu pegel. Dia kemana sih beli bubur aja lama banget kayak nyari kwangya di google maps."

"SAKITNYA TUH DISINI DI DALAM PERUT KU, PEGALNYA TUH DISINI DI DUA KAKI KU, NYERINYA TUH DISINI KAYAK DI CUBIT CUBIT! ARGHHH MACLOOO." Zizel menungging dengan pipi ditempelkan pada kasur.

Zizel menjatuhkan tubuhnya tak lagi menungging, kini ia memeluk guling sambil meremas untuk penyalur rasa nyerinya. Ia mengigit bantal hingga sarungnya sobek.

"Suara udah oke, goyangannya mana Zel masa biduan gak ada goyangan." 

"Maclo cepetan kesini jangan sampai aku terkam nih mainin mood aku!" Zizel tetap dengan posisi meremas guling.

"Terkam aja gua mah pasrah kalau lo orangnya, nih ayo terkam aku sayang." tantang Maclo berjalan masuk dan mengungkung Zizel.

"AKU GAK MAU BERCANDA!!!" Zizel menjambak rambut Maclo.

"Zel! Sakit yang, lepas gak? Kalau gak gua cari janda muda anak satu nih!" ancam Maclo dan langsung dilepaskan Zizel.

"Aku udah sakit perut haid terus malah sakit hati juga gara-gara omongan Maclo! Hati kecil mungiel nan menggemaskan ini tersakiti lagi." cerocos Zizel dengan suara dramatis.

"Lo manja banget sihhh, gak kuat gua gila ini mah lucunya udah kebangetan boleh cium gak?" Maclo mencolek pipi bayi besarnya.

"Dih! Sok ganteng banget cium-cium. Mau baper tapi nyeri arghhh Maclo tolongin." Zizel cemberut.

"Bobo yuk, bayi aku gak boleh bobo kemaleman nanti cantiknya hilang. Aku peluk sambil usapin perutnya deh jangan ada penolakan aku maksa." Maclo mengulurkan tangan, nyaris menyentuh Zizel tapi gadis itu menepisnya.

"Aku gak mau bobo, gak mau jangan maksa mulu." lawan Zizel moodnya seperti rollercoaster kini.

"Tolong lah Zel gua udah usaha nyenengin lo jangan mancing gua emosi disaat lo lagi gak bisa dibentak." ujar Maclo letih.

"Siapa juga yang minta di senengin!" sewot Zizel.

Akhirnya Maclo memilih bermain ponsel di tepi kasur sebelah kanan. Sedangan Zizel ... gadis itu sibuk menyusupkan wajahnya pada sudut kasur sebelah kiri seraya memukul kasur dengan kasar.

Zizel membalikan posisinya menjadi terlentang. Kemudian, kakinya menendang lengan Maclo dengan kesal hingga mengenai satu pipi Maclo.

Maclo menghela napas pelan. Ditangkapnya kaki Zizel yang menendang pipinya dan merubah posisi menghadap ke arah gadis itu.

"Zel!" Zizel tercengang dibentak, matanya berkaca-kaca.

"Demi gua sayang banget sama lo, sampai lo nistain gua tetep kayak ngerasa... i'm fucking loving you." tangannya terulur mencubit kedua pipi Zizel dengan gemasnya.

"Perut aku sakit hiksss... Mawuuu di gendong..." rajuk Zizel dengan mata memerah.

Maclo membawa Zizel ke gendongnya seperti koala. Melingkarkan tangan kekar miliknya pada paha gadis itu. "Dasar tukang ngambek." ledek Maclo.

Zizel melingkarkan tangan kirinya di leher Maclo, sedangkan tangan kanannya ia tempelkan pada dada lelaki itu. "Dasar tukang ngomelin aku!" Maclo tertawa meniup mata Zizel.

"Gua bukain buburnya terus lo minum air hangat ya." Maclo menunduk mengecup kepala Zizel yang bersandar pada bahunya dengan nyaman.

"Gak mau."

"Seenggaknya makan dulu buburnya sayang, habis itu gua turutin semua kemauan lo, gimana?" Maclo menggesekan hidung mereka.

Zizel salting dimanjakan Maclo hingga pipinya merona. "Tapi Maclo beneran mau beliin yang aku minta?" Maclo mengangguk.

Maclo menurunkan Zizel di kursi teras depan. "Duduk disini jangan kemana-mana, gua ambilin air hangat." Maclo mengapit gemas dagu Zizel.

Zizel menggoyangkan kakinya ditemani seulas senyuman. "Maclo itu bukan cowok romantis tapi Maclo itu sederhana. Aku suka dia hihihiii." Ia tertawa jenaka.

"Ini buat senderan lo biar empuk." Maclo meletakkan bantal di punggung Zizel lalu membukakan styrofoam bubur.

"Suapin dong, tangan aku meleyot pengen dimanja Maclo." tanpa malu Zizel mengutarakan isi hatinya.

"Gak sopan banget sih manjanya ngerepotin hati gua aja." Maclo mencubit hidung Zizel dan menarik bangku lebih dekat.

Zizel mulai memakan beberapa suapan yang diberikan Maclo sampai habis. Kini ia bersandar sambil memijit kedua kakinya yang pegal.

"Air hangatnya minum biar perutnya enakan." Maclo membawa kaki Zizel ke pahanya. "Masih pegel gak? Gua pijitin ya." ujar Maclo dengan tangan memijit betis Zizel.

Maclo diam-diam ternyata punya sisi keibuan, tapi kasihan dia lahirnya jadi cowok sabar ya Maclo. Zizel membatin.

Maclo melirik khawatir Zizel yang termenung, "Masih sakit perutnya Hem? Mau gua usapin." tawar Maclo.

"Maunya dipeyukkk."

Maclo menurunkan kaki Zizel perlahan dan berdiri di depan gadis itu. Tangan Zizel melingkar di pinggangnya.

"Apa sih yang buat Maclo suka sama aku yang ngeselin gini?" Zizel menyelinapkan tangan ke dalam kaos Maclo.

"Nggak tau, emang cinta harus punya alasan ya? Kalau gua sih gak ada alasan kenapa jatuh cinta sama lo, jadi jangan nanya lagi ya artefak." tutur Maclo.

"Ihhh! Kok artefak?" protes Zizel menggembungkan pipi.

"Emang maunya apa?" goda Maclo mengunyel pipi Zizel.

Zizel mengigit bibir bawahnya malu. "Maunya smotchie..." cicit Zizel.

"Nggak ah kebagusan." jahil Maclo.

"Ck! Tau ah ngerusak mood aku aja!" Zizel menarik tubuhnya mundur namun, Maclo langsung memeluk erat kepala Zizel.

"Gak boleh ngambekan heh. Lo gemesin banget sih nyusahin gua buat marah aja." Maclo mengelus pucak kepala Zizel penuh sayang.

Jangan lupa follow:
@exshaanns
@maclojenaka
@zizelarcheva

Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 223 41
Title:The Other Party Made My Family Pregnant? Author: Sweet Wood/Jingfen Grapefruit Tea [甜木由/精分柚子茶] Deskripsi: Anggota termuda dari boy grup ZOO ham...
8.2K 424 50
End✔ "Cewek baik-baik kok ngajak pacaran!"
53.4K 4.2K 56
Series # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyataka...
137K 7.1K 46
📌 BELUM REVISI "Diem atau gue tendang?" -Al "Pantang menyerah, sebelum disayang."-Rara Berkisah tentang seorang pria yang awalnya dingin, cuek, kini...