CERPEN

By NanasManis98

529K 44.8K 2.8K

Kumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN... More

SALAM MANIS
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CEPREN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA

CERPEN : KALEA

4.3K 437 26
By NanasManis98

Part 2
_____

Kalea hanya tiga hari berada di Jakarta saat itu, kemudian kembali pulang. Pulang untuk mengurus pekerjaan yang belum selesai setelah itu mengajukan resign. Kurang lebih lima bulan lamanya Kalea mengurus hal tersebut. Setelahnya, ia kembali pulang.

Tidak ada yang tau rencananya tersebut, bahkan Kalandra pun tak mengetahuinya. Jadi, saat tiba di bandara tak ada batang hidung dari salah satu keluarganya yang menjemput. Sempat melirik salah satu penumpang yang satu pesawat dengannya, disambut oleh keluarga besarnya dengan penuh suka cita.

Ia mengaktifkan ponselnya, lalu menghubungi sosok yang ia suruh untuk menjemputnya.

Ya, hanya sosok ini yang tau kepulangannya. Sebenarnya Kalea malas berurusan dengan sosok tersebut, tapi ia butuh kendaraan. Apalagi mobil milik pria itu yang membuat Kalea jatuh hati. Mungkin untuk sementara waktu Kalea akan tinggal di rumah Ayah, agar Ayah membelikannya mobil sejenis milik pria tersebut kalau bisa yang lebih bagus.

"Lo dimana, njing?" Kalea hanya mendengus mendengar pria di seberang sana menggerutu. "Ya udah cepat! Jangan sampai bikin Yang Mulia lo ngamuk."

Tidak berapa lama setelah ia memutus sambungan sosok pria jangkung berlari mendekat ke arahnya kemudian berhenti tepat di hadapannya dengan nafas yang tersengal-sengal. Mengatur nafasnya dengan posisi membungkuk.

"Le ..." Kalea melempar tas ranselnya dan langsung ditangkap El dengan raut terkejut.

"Bawain tas dan kopernya Yang Mulia, ya budak." Kalea menepuk pelan pundak El yang melongo lalu melangkah lebih dulu.

Ingat El?

Dia adalah pria yang bertemu dengan Kalea saat Kalea kabur. Pria yang selalu menganggu Kalea dan perlahan mereka dekat kemudian berteman. Sesekali El juga mengunjungi Kalea di negeri Paman Sam tersebut.

Bicara soal teman, lebih tepatnya El bisa disebut pesuruh Kalea. Meski menggerutu, tapi El tetap melakukan titah wanita itu.

El masuk ke balik kemudi setelah memasukkan tas juga koper Kalea ke dalam bagasi. Ia menatap sejenak Kalea yang kini posisi kursi joknya sedikit rebah. Wanita itu memejamkan mata. Tentu lelah usai melakukan perjalanan yang jauh.

"Le, mau ke mana?"

"Rumah bokap gue. Seperti yang gue bilang." Kalea membuka matanya lalu menyeringai senang. Bukan karena sebentar lagi kembali tinggal bersama Ayah, tapi ia akan membuat istri serta anak-anak Ayah tak tenang tinggal di sana. Hal yang seharusnya ia lakukan dulu. Tapi, karena diliputi emosi membuatnya tak memikirkan hal tersebut.

"Segitu maunya lo dibeliin mobil sama bokap lo?" ejek El, Kalea memang memberitahunya jika wanita itu sangat menginginkan mobil seperti miliknya. Ia menyalakan mesin mobil, memasang sabuk pengaman, ia menatap Kalea yang kembali memejamkan mata. "Kalau lo mau mobil gue. Lo bisa ambil ..."

"Serius lo?!" Kalea membuka mata, menatap memicing El yang berdecak pelan.

"Gue belum selesai ngomong." El tersenyum lebih dulu. "Nikah sama gue. Mobil ini jadi milik lo juga." El menepuk kemudia di hadapannya.

Kaki Kalea yang mengenakan sepatu boots melayang, hampir saja mengenai wajah El kalau saja El tak menghindar. "Kalea!"

Kalea tertawa puas, ia segera menyuruh agar El ngebut.

"Gue gak diajak masuk nih?" tanya El dengan cengiran lebar usai menurunkan koper juga tas Kalea.

"Dah, sana lo balik." Kalea menepuk pundak El lalu berjalan masuk ke pekarangan rumahnya.

K-kok ramai, ya?

Sosok yang baru datang menarik perhatiannya. Sosok yang berpakaian badut.

"Maaf Mbak, apa benar ini rumahnya Pak Darius?"

Kalea mengangguk. "Ada acara apa ya, Bu?"

Meski wanita berkostum badut tersebut mengernyit, tapi tetap menjawab. "Ah saya diundang ke sini untuk hibur anak-anak. Anaknya Pak Darius sedang ulang tahun."

Otak Kalea langsung berpikir cepat.

Tidak mungkin Kalee. Kalee sudah terlalu tua jika ulang tahunnya dirayakan dan mengundang badut. Apalagi Kalandra!

Maka dari itu, sudah pasti anak dari istri Ayah. Si bocah yang waktu itu menangis karena dirinya.

Senyum Kalea terbit.

●•••●

Perayaan ulang tahun anak usia tiga tahun tersebut cukup meriah. Sang pemeran utama acara tersebut tertawa gembira bersama teman-temannya. Apalagi saat seorang badut bergabung dengan mereka.

Ada anak-anak yang ketakutan, tapi ada juga yang gembira, termasuk Kanya. Bahkan bocah itu minta digendong. Membuat Kalea yang menjadi badut mendengus kesal.

Tante Feby menenangkan anak-anak yang gembira menyambut badut. "Nah, anak-anak, Tante Badutnya mau atraksi dulu. Kalian mau lihat, kan?" Anak-anak antusias.

Kalea yang tak terlalu tau aksi badut hanya membuat atraksi asal-asalan. Ia melakukan sulap. Mengambil sendok berukuran kecil. Memperlihatkannya pada anak-anak dengan tangan kiri kemudian mengepal tangannya lalu meniupnya kemudian memperlihatkan tangan kanannya.

Untungnya di hadapannya sekarang adalah bocah ingusan makanya mereka bertepuk tangan dan menatapnya takjub.

Kemudian ia melempar tiga bola ke udara dan berakhir gagal. Kalea mendengus pelan, apalagi respon anak-anak kini terlihat bosan. Niat Kalea memang bukan untuk menghibur.

Ia ingin mengacau.

Mengambil kue lalu melemparnya ke arah anak-anak membuat anak-anak kembali tertawa riang, tapi ada yang juga menangis, terutama Kanya karena gaun ala putri disney-nya kotor terkena krim kue.

Kalea tertawa puas, bahkan dengan sengaja menghancurkan kue ulang tahun Kanya tak lupa mengajak anak-anak yang lain. Maka melengkinglah tangisan Kanya.

"Kayaknya gue kenal suara ketawa itu?" Zian yang memegang holder ponsel yang digunakan untuk merekam acara tersebut, memicingkan mata sipitnya untuk melihat badut yang meniggil di depan sana bersama anak-anak.

Saat badut itu kabur karena Om Darius marah, ia pun mengejar. Melupakan tugasnya untuk merekam acara ulang tahun tersebut. Tapi, ia yakin jika tidak ada lagi lanjutan acara tersebut karena sangat kacau.

Badut itu lari membawa koper juga menyandang tas ransel.

"Woy!!" teriak Zian berusaha berlari dan saat mencapai badut tersebut, ia menarik rambut warna-warna dan terlepas, nampaklah rambut pendek yang acak-acakan. Badut itu menoleh dengan ekspresi galak membuatnya menyeringai.

Tidak salah lagi.

Badut itu Kalea!

"Yaaaa!!" Zian menerjang Kalea hingga berhasil menangkapnya dan keduanya berguling bersama. Untung saja ke arah rerumputan yang berada di bahu jalan perumahan tersebut.

Meski berumput, tetap saja terasa sakit.

"Zian goblok!!" Erang Kalea kesal segera bangun dan memberikan tinju bertubi-tubi di pundak Zian. Kalau saja tak mendengar orang beramai-ramai, ia tak akan berhenti lalu bersembunyi.

Kalea mengintip kini melihat beberapa orang yang lewat. Ibu serta anak-anaknya. Sepertinya tamu acara ulang tahun tadi.

Kalea tersentak saat sadar Zian berada di sebelahnya ia melotot pada pria itu yang merengut kesal seraya memegang pundaknya.

"Gue bakal laporin lo ke Om Darius," ancam Zian. Lalu tersenyum jahat, tapi kemudian mengaduh sakit saat pundaknya dipukul lagi. "Ampun Lea!"

Kalea mendengus sinis, ia segera berdiri. "Lo ..." Kalea berhenti. Ia butuh Zian agar perbuatannya tadi tidak ketahuan Ayah.

Zian mendongak menatap Kalea yang terlihat berpikir. Warna putih di seluruh permukaan wajah Kalea membuat wanita itu semakin terlihat menyeramkan. Ia bergidik ngeri. Jangan sampai nanti malam, ia bermimpi dikejar badut. Lebih baik ia dikejar badut dalam film horor yang legend itu, daripada mimpi dikejar badut Kalea.

"Di rumah lo ada nyokap-bokap lo, gak?"

Mendengar pertanyaan Kalea membuat Zian sontak berdiri dan memelototkan mata sipitnya. "Astaga Lea! Istighfar. Gue masih perjaka!"

Zian mengaduh sakit saat bokongnya ditendang Kalea. Ia menggosok-gosok bokongnya agar rasa perihnya hilang.

"Bego!"

●•••●

Rumah Zian sepi karena orang tuanya berkunjung ke rumah Neneknya, begitupun Mauri yang juga ikut. Sebenarnya Zian juga harus ke sana, tapi ia ada pekerjaan. Pekerjaan yang kacau karena wanita itu yang kini berada di rumahnya.

"Oi kutu kupret! Nyalain TV dong!"

"Password wifi di sini apa?!"

"Lo gak punya minuman bir?!" Kalea menatap kesal Zian saat Zian menyodorkan susu kotak. Lalu teringat jika Daddy Zian seorang dokter dan Mommy-nya yang overprotectif soal kesehatan, padahal bukan dokter.

"Yan! Gue lapar! Masakin mie dong!"

Zian menggeram kesal.

Zian tuan rumah dan Kalea si tamu tak diundang!

Kenapa Kalea layaknya tuan rumah dan dia kacung wanita itu?!

"Lo!" Zian mengacungkan tongkat bisbol ke arah Kalea yang sedang bersantai. Wajah wanita itu telah bersih. Tak ada perubahan dari wanita itu setelah kurang lebih lima tahun lamanya tak nampak. Yang berubah hanya tindik di hidung juga alis serta tato di tengkuk juga pergelangan tangan.

"Apa?!" sentak Kalea galak membuat Zian menciut. Ia tak akan lupa jika Kalea pemegang sabuk hitam dalam beladiri taekwondo.

Zian juga pernah belajar taekwondo, tapi ilmunya belum setara dengan Kalea. Apalagi peringai wanita itu sangat menyeramkan. Tak segan-segan akan membantingnya. Kalau Kalea kalap kemudian memutilasinya. Bagaimana?

Zian tak ingin Mommy nangis bombay. Daddy yang semakin diam, begitupun Regan. Dan juga Mauri. Walaupun Mauri selalu mengejeknya dan berakhir mereka bertengkar, Zian tau kalau Mauri menyayanginya.

"Napa lo?" tanya Kalea lagi karena Zian hanya diam.

Zian menggeleng pelan. "Mau mie apa?"

"Mie goreng pake telor mata sapi."

"Siap Baginda Ratu." Zian membungkuk setengah dengan menaruh tangan di dada. Kalea sendiri memutar bola mata malas.

●•••●

Setelah makan dan membersihkan diri di rumah Zian, bahkan ia sempat tidur karena lelah setelah perjalanan jauh juga mengacau di ulang tahun anak Ayah. Kalea segera kembali ke rumah. Seakan-akan baru datang.

Ayah tersenyum riang menyambutnya meski ia memasang ekspresi malas. Membiarkan Ayah memeluknya sejenak, juga mengecup puncak kepalanya. Kalea hanya diam. Tapi, kemudian saat melihat ekspresi iri dari Kanya membuatnya segera membalas pelukan Ayah dan menjulurkan lidahnya pada bocah tersebut membuat Kanya berlari masuk dan memanggil ibunya.

Kalea mencibir tanpa suara.

"Kok gak bilang mau pulang?"

"Males," jawab Kalea.

"Mau tinggal seterusnya di sini?" Kalea hanya diam, tapi Ayah tetap tersenyum. Tante Feby menghampiri mereka, di gendongannya ada sosok bayi, sementara Kanya bersembunyi di belakangnya. Sesekali melirik Kalea.

"Kalea ..."

Kalea melengos tidak mengacuhkan Tante Feby.

"Kalea ...," panggil Ayah, tapi tetap tidak diacuhkan Kalea. Menaiki anak tangga hingga mencapai lantai dua. Ia membuka pintu kamarnya dan terdiam.

Tatapannya bertemu dengan bocah yang merupakan anak Tante Feby. Bocah itu mengerjap pelan menatapnya.

Kamar yang dulunya berwarna abu-abu itu dan selalu berantakan kini berubah berwarna pink serta pernak-perniknya.

"Ayah!!!!"

Emosi Kalea kembali meledak.

Ia menyesal resign.

>>>>>>>THE NEXT PART 3<<<<<<

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 27.9K 66
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
1.8M 130K 58
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...
42.1K 4.2K 14
donghyuck seorang raja di kehidupan nya malah mendapatkan musibah, dimana dirinya di tikam oleh pelayan nya sendiri dia pikir itu akhir dari hidupnya...
32.3K 3.9K 13
Demian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya d...