CERPEN

By NanasManis98

529K 44.8K 2.8K

Kumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN... More

SALAM MANIS
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CEPREN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA

CERPEN : FREYA

3.7K 488 29
By NanasManis98

Part 7
_____

dr. Grace : kamu sudah tidur?

Nevan hanya menatap pop up chat yang baru masuk itu di layar ponselnya. Sudah pukul sepuluh malam membuat Nevan kurang lebih sudah sejam duduk sendirian di depan TV. Karena Freya mengurung diri di kamar usai marah-marah setelah ia mengatakan jika wanita itu belum keramas.

Mendengus geli, ia berdiri dan melangkah ke arah kamar. Ingin pamit pada Freya. Tapi, setelah ketukan pintu sebanyak lima kali, Freya tak kunjung membuka pintu.

"Frey. Saya mau pulang." Nevan diam sejenak menunggu Freya yang hanya diam. Apa Freya marah? "Frey, saya gak ada maksud buat ngejek aroma rambut kamu. Gak bau kok."

Karena tak kunjung mendapat respon dari Freya, ia pun memutuskan untuk membuka pintu tersebut dan tak terkunci. Cahaya kamar tersebut tak terlalu terang karena hanya lampu sudut yang menyala.

Freya telah berbaring di atas ranjang. Yang membuat Nevan salah fokus karena rambut wanita itu basah. "Astaga Frey, kenapa kamu gak ngeringin rambut dulu. Nanti kepalamu sakit kalau ..."

Perkataan Nevan berhenti saat mata Freya terbuka. Terlihat sayu dan lemah. "Mas Nevan," ujar Freya lirih.

"Kamu sakit?" Sudah Nevan duga. Suhu tubuh Freya tadi memang hangat, apalagi Freya melakukan keramas. Kini suhu tubuhnya menjadi panas.

Nevan menyuruh Freya untuk duduk dulu agar ia bisa mengeringkan rambut Freya. Mengambil hair dryer dari laci. Tidak lupa ia mengganti bantal yang basah dan pakaian Freya.

Nevan diam sejenak, ia menatap Freya yang sedari tadi merengek, mengatakan jika kepalanya pusing. "Ganti bajumu dulu." Nevan pun menarik baju tidur Freya ke atas hingga terlepas. Ia mengambil baju kaos milik wanita itu lalu memakaikannya. Kemudian kembali menyuruh Freya baring.

Dengan cekatan ia mengambil handuk kompres untuk Freya juga menyuruh Freya minum obat.

"Mas jangan tinggalin aku." Nevan tak jadi beranjak saat Freya meraih tangannya. Freya kembali membuka matanya.

"Saya cuma mau ganti pakaian." Freya pun melepaskan genggamannya. Nevan beralih ke lemari. Masih ada beberapa pakaiannya yang tertinggal. Ia masuk ke kamar mandi untuk menggantinya.

Saat keluar, ia melihat Freya kini tak lagi tidur di tengah-tengah ranjang. Menyisakan tempat untuknya. Ia menggelengkan kepala pelan.

Freya kalau sakit memang sangat manja.

Membuatnya teringat dua tahun yang lalu saat Freya demam. Bukannya memberitahu orang tuanya yang jelas-jelas serumah dengannya malah meneleponnya di waktu tengah malam. Nevan pun berangkat dari apartemen menuju ke rumah orang tua Freya yang membuat orang tuanya terkejut.b

Sampai di sana ia tentunya mengomeli Freya. Bukan karena menganggu waktu tidurnya, tapi karena wanita itu ceroboh hingga terserang demam. Sudah Nevan larang Freya untuk ikut party pool dengan para sahabatnya, tapi tetap saja Freya keras kepala.

Saat merebahkan tubuhnya di atas ranjang, Freya langsung merapatkan tubuhnya ke arahnya. Ia pun membiarkan Freya memeluknya.

"Rambutku udah harum kok," ujar Freya pelan. Suaranya lemah. Nevan pun mengubah posisi tubuhnya lalu memeluk Freya. Mereka pun tidur dalam satu selimut.

●•••●

Freya melenguh pelan, ia membuka matanya. Perasaannya jauh lebih baik dari semalam. Untung saja ia minum obat, kalau tidak sudah pasti ia tak bisa membuka matanya pagi ini. Mengingat minum obat, otomatis mengingatkannya pada Nevan.

Freya meringis pelan mengingat tindakannya semalam. Segera ia beranjak menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya. Ia melihat pakaiannya yang telah terganti membuat wajahnya memerah.

Ya ... semalam bukan pertama Nevan melihatnya hanya memakai dalaman, tapi rasanya tetap saja memalukan karena mereka tidak lagi pacaran.

Menghela nafas pelan, Freya keluar dari kamar dan menemukan Nevan yang berada di dapur. Ia pikir Nevan telah pulang.

"Eh, baru aja mau saya bawain masuk." Nevan terkejut menatapnya. Ia kembali menaruh nampan di atas meja. Lalu menghampirinya untuk menuntunnya duduk. "Kamu udah gak pa-pa?"

"Iya," jawab Freya pendek. Ia pun duduk. Nevan sendiri masuk ke kamar entah untuk apa. Lalu keluar dan menaruh obat di sebelah gelasnya. Ia melirik Nevan. "Mas Nevan gak sarapan?"

"Nanti saja." Pria itu kembali masuk ke kamar. Freya memutuskan untuk makan.

"Kamu gak usah ke rumah sakit. Biar saya yang ngasih tau Zafran."

Freya kembali menatap Nevan yang menenteng paper bag yang ia yakini berisi pakaian yang dipakai semalam. "Mas Nevan mau pulang?"

Pria itu mengangguk kemudian menaruh sebuah kartu ATM di atas meja dan menggeser ke arahnya. "Kamu bisa pakai."

Freya menatap terharu kartu tersebut. Tapi, kemudian menggesernya kembali ke arah Nevan lalu menggeleng.

"Pakai saja. Saya gak akan minta ganti berapapun yang kamu keluarkan." Nevan kembali menggesernya ke arah Freya.

Freya meraih kartu tersebut, menatapnya dengan lamat lalu kembali menegakkan kepala untuk menatap Nevan. "Mas Nevan yang maksa lho jadi kuterima." Dengan cengiran lebar.

Nevan tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap kepala Freya. "Kalau ada apa-apa kamu hubungin saya, ya?"

Freya mengangguk pelan, pria itu pun melenggang pergi meninggalkan Freya yang tersenyum bodoh.

Kenapa dulu Freya tak menyadari jika Nevan memiliki sisi yang manis?

Apa karena ia terlalu fokus dan kesal pada sikap Nevan yang suka mencibirnya jika ada yang salah dari penampilannya?

Sementara itu tidak jauh beda dengan Nevan. Pria itu tidak bisa untuk berhenti tersenyum bahkan tertawa pelan saat mengendarai mobil menuju ke rumah. Mengingat semalam saat menemani Freya tertidur. Freya yang mengigau ingin makan ayam goreng juga ingin dibelikan sebuah balon berwarna hijau. Seperti anak kecil saja.

Tidak berapa lama ia tiba di rumahnya. Saat masuk ke rumah, ia diberitahu oleh ART jika ada Grace yang datang.

Masuk ke ruang makan, ia melihat Grace yang menatap makanan di atas meja. "Hei Nevan," sapa wanita itu dengan senyuman manis kemudian memindai pakaian yang ia gunakan.

"Kamu nginep di mana? Dan kenapa gak jawab panggilanku?"

"Di apartemen." Kemudian Nevan berlalu untuk menuju ke kamarnya meninggalkan Grace yang kini ekspresinya berubah datar. Menatap sekitar yang terlihat sepi, ia beranjak ke arah samping rumah tersebut. Menutup pintu kaca kemudian menelepon Maminya.

"Halo Mi," ujarnya pelan. Lalu menghela nafas kasar. "Mami please ngomong ke Mamanya Nevan biar pernikahan kami segera diadakan," ujarnya merengek. Lalu menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. "Ya masa nunggu setahun lagi sih? Lama banget! Pokoknya Mami lakuin seperti yang Mami lakuin waktu Mami bujuk Mamanya Nevan biar tunangan sama aku. Apalagi Nevan kayaknya dekat lagi sama mantan calon istrinya."

Grace melirik ke dalam dan masih sepi, lalu mengubah suaranya semakin pelan. "Aku cemas kalau mereka balikan lagi. Aku lihat-lihat Nevan makin gencar deketin cewek itu lagi." Senyum Grace merekah. "Makasih Mami."

Grace menarik nafas lega. Setelah menelepon Maminya, ia kembali menghubungi seseorang. "Saya mau kamu ikutin Freya!"

●•••●

Freya tertawa menyaksikan film kartun di layar TV. Ia saat ini tidur selonjoran di atas sofa, menikmati hari liburnya. Suhu tubuhnya tidak lagi panas, juga kondisinya mulai membaik. Di atas meja terdapat kotak susu, minuman dingin juga beberapa cemilan. Freya benar-benar menikmati waktunya saat ini.

Saat mendengar bel berdenting, Freya terdiam. Lalu mengecilkan volume TV kemudian ia panik sendiri dan segera membereskan segala barang-barang di hadapannya. Bel unit tersebut tak kunjung berhenti membuatnya semakin panik.

Jangan sampai Nevan melihat ruang tengah tersebut berantakan. Segera ia merapikan penampilannya juga kemudian membuka pintu dan menemukan seorang staff apartemen tersebut.

Mengantarkan makan siang untuknya. "Dari Dokter Nevan."

"Ah ... iya. Makasih Pak."

Freya pun menutup pintu. Lalu menghela nafas pelan. Ia berkeringat bahkan nafasnya tersengal-sengal. Juga hampir terjatuh tadinya saat membereskan cemilan dan minuman yang ada di atas meja. Freya tidak seperti Kalea kok yang tidak bisa beres-beres, tapi jika berhadapan dengan Nevan maka Freya harus supeeerrr rapi agar tak dikritik pria itu.

Ia mendapat chat dari pria itu, bertanya apakah ia telah menerima makanannya. Ia pun membalas.

Saat hendak makan, ada chat dari Kalandra yang bertanya dimana ia tinggal. Freya menggigit bibirnya, berpikir apa yang harus ia balaskan untuk Kalandra.

Ia pun membalas jika ia tinggal di apartemen temannya.

Ditengah makannya ia mendapat telepon dari Megumi yang membuatnya segera menjawabnya, "Heh lo di mana?!" tanyanya langsung karena Orion pernah menerornya karena mengira ia bohong agar tidak memberitahu keberadaan Megumi. Entah apa masalah dua orang itu hingga Megumi kabur.

"Frey, lo bikin gue kaget!"

Freya meringis pelan mendengar sentakan Megumi. "Maaf," gumamnya.

Di sela makannya ia pun mendengar rentetan curhat temannya itu yang ternyata berada di Bandung, di rumah adik Ami da  mendengar Megumi menangis hingga setengah jam.

"Terus kenapa lo pergi?"

"Gue gak tau harus ngapain. Gu-gue bingung ..."

Ya Freya pun juga cukup bingung saat ini. Ia merada hidupnya luntang lantung. Apalagi sekarang ia tinggal di apartemen Nevan. Freya hanya memberitahu Megumi jika Kalea kabur karena Om Darius telah menikah dengan Tante Feby. Karena sibuk bergosip membuatnya lupa jika Citra baru saja tertimpa musibah, anaknya meninggal.

●•••●

Freya mengendap-endap. Menggunakan topi juga kacamata berwarna hitam kemudian masuk ke dalam mobil hitam tersebut yang membuat Nevan heran karena penampilannya.

"Kamu kenapa ..."

Freya menyengir. "Melakukan penyamaran. Kalau ada yang ngenalin aku terus lihat aku masuk ke mobil Mas, gimana?"

"Penampilan kamu sekarang tentunya menarik perhatian orang-orang."

"Gitu ya?" Freya pun membuka topi juga kacamatanya. Lalu memasang sabuk pengaman, kemudian menatap Nevan. "Mas sih, emang mau ajak aku ke mana?" gerutunya pelan. Harusnya sekarang ia tidur karena besok akan kembali ke rumah sakit. Ya meski baru pukul delapan malam, tapi Freya merasa mengantuk.

"Ajak kamu makan."

"Ya gak pake keluar juga. Bisa kan pesan makanan. Atau kayak tadi siang Mas Nevan beliin aku?"

Freya langsung diam saat menyadari dirinya begitu cerewet, ia segera membuang pandangannya ke arah jendela. Tapi kemudian kembali menatap Nevan. "Tapi Mas, kalau kita makan di luar terus ada yang ngenalin kita ..."

"Kamu kenapa sih kayak artis aja yang dikenalin banyak orang?"

Freya cemberut mendengar cibiran Nevan. Ia kembali membuang pandangannya seraya melipat tangan di dada.

"Bajumu ..."

"Iya, bajuku jelek! Aku orang yang diusir dari rumah jadi gak bisa bawa semua baju-bajuku yang bagus," sela Freya. "Lagian ini harganya mahal kok. Terlihat elegan," sambungnya seraya menatap gaun berwarna biru malam tersebut.

"Makanya dengerin saya bicara dulu. Bajumu bagus, kamu makin terlihat cantik."

Freya menatap Nevan dengan mulut menganga, saat pria itu balas menatapnya. Ia segera membuang pandangannya.

Oke ....

Dulu Nevan selalu memujinya kok, tapi kenapa sekarang rasanya berbeda?

>>>>>>THE NEXT PART 8<<<<<<

Continue Reading

You'll Also Like

153K 7.4K 28
Gween Calista, harus rela mengorbankan kehormatannya demi biaya pengobatan Geisya Putri, sang adik yang terbaring koma di rumah sakit. Perempuan itu...
34.3K 4.6K 23
Kim Taehyung yang masih berusia 5 tahun terpesona pada bayi manis bermata bulat dan berkulit putih, dan taehyung kecil menginginkannya dan sejak itu...
29.2K 5.6K 25
KUSUS BXB !! jangan nyampah !! salah lapak block account !! jangan cerewet sama alurnya ! ini dunianya author ! riders hanya perlu menikmati ! saran...
125K 1K 15
homopohobia jauh jauh 🥱 Arthur update jika lagi mood 😋 setiap cerita akan mempunyai alur yang berbeda beda, sesuai dengan alur ceritanya masing mas...