Fallen Angel โœ”

By Endfairy

570K 62.2K 3.1K

[M] Petaka itu dimulai kala Hermione bertemu Draco Malfoy di Hogwarts express untuk memulai tahun keenamnya... More

1. Fallen Angel
2. The Night
3. Malfoy
4. Sakit
5. Black Lake
6. Desire
7. Mine
8. Dark Mark
9. Hogsmeade
11. Malfoy Manor
12. Forbidden Potion
13. Narcissa
14. Legilimens
15. Perpustakaan
16. Dominant
17. Curious
18. Comeback
19. Just You and I
20. Early crack
21. Secret Plan
22. The Kitten
23. Kamar Kebutuhan
24. Hutan Terlarang
25. His Control
26. They Know
27. Aula
28. This Night
29. Need You
30. The Start
31. Painful Fact
32. The Wars
33. The Wars 2
34. The Ending โœ”

10. Amortentia

17.1K 2K 78
By Endfairy

10. Amortentia

Hari ini Hermione memiliki kelas ramuan dan itu bersama Draco. Namun sekali lagi, mereka berakting seolah tidak saling mengenal. Walau begitu Hermione terkadang dapat menangkap mata Draco yang tertuju kepadanya.

Draco selalu mengawasinya, sejak awal. Jadi tak heran terkadang Hermione akan merasa merinding dipunggung atau tengkuknya.

Hermione jelas tahu Draco Malfoy mengambil kendali penuh atas dirinya. Aura dominant yang lelaki itu keluarkan saat mereka hanya berdua selalu sukses membuat Hermione pusing dan akhirnya tunduk.

Entah itu karena ikatan atau memang tubuh Hermione merespon lelaki Malfoy itu.

Terkadang Hermione masih bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Draco satu tahun terakhir. Apa yang pangeran kegelapan lakukan pada lelaki itu? Mengapa dia berubah menjadi begitu gelap dan kejam seperti ini.

Draco bahkan sangat kuat sekarang, sihir lelaki itu selalu berderak kuat saat mereka bersama dan Hermione dibuat tunduk oleh hal itu.

Draco menjadi tangan kanan pangeran kegelapan, pelahap maut termuda sekaligus salah satu yang terkuat. Bagaimana bisa? Dulu Draco jelas masih lebih lemah dari Hermione bahkan Harry, tapi kini lelaki itu jauh lebih kuat dari Hermione dan membalikkan keadaan.

Hermione tidak bisa mengelak kemampuan Draco yang memang hebat. Hal-hal kecil yang lelaki itu lakukan bahkan mampu membuat Hermione kagum.

Tak ada yang bisa berapparate ke Hogwarts untuk mencegah penyihir gelap menyerang. Tapi Draco bisa, lelaki itu sepertinya mendapatkan aksesnya untuk berapparate dari Hogwarts dan Hermione tak tahu apa yang lelaki itu lakukan untuk mendapatkan akses itu.

Draco murid yang cerdas, nilai lelaki itu selalu dibawah Hermione. Mereka bahkan bersaing dalam pelajaran ramuan dan Arithmancy. Dibeberapa moment Draco akan mengungguli Hermione dalam hal ramuan. Yang akhirnya membuat mereka benar-benar bersaing ketat di pelajaran Ramuan sejak dulu.

"Sebagaimana yang aku katakan, aku sudah menyiapkan ramuan utuk pagi ini."

Suara Professor Slughorn memecah lamunan Hermione. Gadis itu melihat kedepan, kearah Professor Slughorn yang berdiri dibelakang kuali kecil miliknya.

"Mungkin ada yang tau apa itu Amortentia?"

Professor Slughorn mengedarkan pandangannya ke seluruh murid dan Hermione yang mengangkat tangannya sendiri.

"Ya, Miss Granger?"

Hermione langsung maju mendekati kuali itu.

"Amortentia adalah ramuan cinta paling kuat yang pernah ada di dunia, menyebabkan kegilaan atau obsesi yang kuat dari peminum. Amortentia memiliki kemilau mutiara yang khas, dan uap keluar darinya dalam bentuk spiral yang khas. Amortentia dianggap sebagai ramuan yang sangat berbahaya, karena penyihir tidak boleh meremehkan kegilaan obsesif."

Hermione menghentikan penjelasannya sejenak untuk melirik Professor Slughorn.

"Penyihir yang berada di bawah pengaruh ramuan hanya akan memiliki obsesi terhadap penyihir yang memberikannya. Baunya akan berbeda bagi tiap penyihir, tergantung ketertarikan mereka. Misalnya, aku yang mencium bau perkamen, rumput dan―"

"―apel hijau." Hermione nyaris berbisik, yang membuat seisi kelas tak mendengar kalimat terakhirnya. Mata gadis itu sudah melebar dan terlihat shock. Dia memilih kembali mundur dan berdiri di samping Harry dan Ron yang memandangnya bingung melihat gelagat aneh Hermione.

"Briliant Miss Granger, dua puluh point untuk Gryffindor."

Hermione hanya tersenyum canggung. Dia masih memikirkan aroma ramuan yang ia hirup. Apel hijau, semua orang jelas tahu siapa maniak apel hijau di Hogwarts. 

Hermione melirik ke arah kanan dan tersentak mendapati mata abu-abu itu ternyata tengah mengamatinya. Hermione memutuskan kontak mata itu dengan cepat, dia melirik ke sekitar berharap tak ada yang memperhatikan mereka.

Hermione tidak pernah berfikir bahwa harum yang ia hirup di Amortentia begitu mirip dengan harum Draco. Hermione pikir dia akan menghirup harum Ron, mengingat Hermione memiliki perasaan pada sahabatnya itu.

Setelah kelas selesai, seperti biasa Hermione keluar paling akhir. Harry dan Ron sudah pergi lebih dahulu karena mereka memiliki latihan Quidditch. Hermione tak memiliki kelas lagi untuk selanjutnya, jadi dia mungkin akan langsung ke asramanya dan bersantai di sana.

Hermione melangkah di koridor sembari membawa tas di bahunya. Sebuah tangan langsung mencengkram lengannya dan menarik Hermione masuk ke sebuah kelas kosong. Pintu tertutup, Hermione memberontak kala sebuah tangan membekap mulutnya mencegah teriakannya.

"Sttt ini aku."

Suara berat yang terdengar familiar itu berbisik di telinganya. Tubuh Hermione yang awalnya tegang perlahan berubah menjadi rileks kala dia mengetahui bahwa sosok dibelakangnya adalah Draco.

"Tetap tenang."

Hermione mengangguk mendengar titah lelaki itu. Akhirnya dia perlahan mulai melepas bekapan tangannya di mulut Hermione yang membuat Hermione bisa bernafas dengan teratur. Gadis itu berbalik untuk mendapati sosok Draco yang menjulang tinggi dihadapannya dan menatapnya dalam. Harum tubuh Draco mengingatkannya pada harum Amortentia yang tadinya dia hirup.

"Draco, apa yang terjadi? mengapa―"

Ucapan Hermione terhenti saat jari telunjuk Draco menyentuh bibirnya mengisyaratkan gadis itu untuk berhenti berbicara.

"Siapa yang kau hirup di Amortentia?"

Hermione menatap Draco terkejut oleh pertanyaan lelaki itu. Mengapa? mengapa Draco mempertanyakan hal itu.

"A-Apa?"

"Apa aroma terakhir di Amortentia mu Hermione?"

Kali ini suara Draco terdengar lebih serius dan penuh penekanan. Hermione menelan salivanya dan melirik ke arah lain. 

"Mengapa aku harus memberitahumu?"

Kening Draco berkerut tak suka mendengar pernyataan Hermione. Namun walau begitu, seringai terbit di wajah tampannya.

"Tentu karena kau adalah milikku. Aku berhak tau apapun tentangmu."

Hermione menatap Draco. Dia menyadari sifat lelaki itu yang semakin hari semakin obsesif pada Hermione. Dan sejujurnya itu membuat Hermione sedikit takut.

"Apa yang kau hirup?"

Draco bertanya lagi, namun kali ini tatapannya seolah menunjukkan bahwa dia tidak ingin dibantah.

"A-Apel hijau."

Kerutan di kening Draco memudar, Hermione bisa melihat ada kilat terkejut di mata abu-abu itu sebelum akhirnya dia menyeringai puas.

"Kau mencium bau ku?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Hermione.

"Memang seharusnya seperti itu."

Draco bergumam rendah dan Hermione merasakan pipinya memerah.

"Bagaimana denganmu?" tanya Hermione pada lelaki itu.

"Aku? bukankah sudah jelas bahwa itu kau."

Hermione merasa udara disekitarnya menjadi panas.

"Sejak tahun keempat saat Professor Snape meminta bantuan ku untuk membuat Amortentia, dan yang selalu kucium adalah aromamu Hermione. Selalu, sampai sekarang."

Perkataan itu membuat dia merinding. 

"Perkamen, rumput dan perpustakaan."

Draco menatapnya, menyeringai padanya dan dia menatap mata abu-abunya yang kabur. 

"Sudah jelas bahwa kita saling tertarik satu sama lain, bukankah begitu?" ucapnya puas yang membuat Hermione meremas jubahnya kuat. 

Tangan Draco terselip di sisi wajah Hermione, sebelum lelaki itu maju dan menarik bibir mereka mendekat. Hermione mengerang kecil, dan mendorong dadanya tetapi Draco menangkap bibir bawahnya dengan giginya lagi dan Hermione membeku saat dia menghembuskan napas melalui gigi terkatup.

"Diam."

Hermione menggigil, sihir Draco berkobar disekitarnya yang membuat Hermione pusing dan akhirnya tunduk akan perintah lelaki itu. Tangan lelaki itu meremas rambut bagian belakang Hermione untuk menahan kepala gadis itu agar tetap diam. Setelah beberapa saat barulah lelaki itu melepas pangutan mereka. Keningnya menempel pada kening Hermione saat dia berbisik sebuah kalimat.

"Malam nanti, pangeran kegelapan mengadakan pertemuan. Kita harus datang."

Tubuh Hermione menegang dan sepertinya Draco menyadari hal itu karena selanjutnya dia membawa tubuh Hermione kedalam dekapan hangatnya.

"Kau akan baik-baik saja, aku berjanji."

Draco mengusap surai ikal Hermione. Dia memiringkan kepalanya dan mencium ke mahkota rambutnya

"Aku akan menjagamu."

Draco berbisik menenangkan Hermione yang ketakutan. Hermione bergidik, tapi walau begitu dia meringkuk lebih dalam ke pelukan Draco, mencari perlindungan pada lelaki itu.

"Janji?"

"Janji."

Hermione terlihat lebih tenang dan hal itu membuat Draco merasa lebih lega. Hermione hanya takut, mengingat ada banyak penyihir kejam dipertemuan mereka nanti terutama wanita gila itu, Bellatrix. Mereka semua membencinya karena statusnya sebagai Darah Lumpur. Bagaimana jika mereka menyiksanya nanti?

Menggelengkan kepalanya dalam usaha yang sia-sia untuk mengusir bayangan itu dari pikirannya, dia berpegangan pada Draco. Kulitnya terasa hangat di pipinya, detak jantungnya melambat di bawah telinganya.

Chap selanjutnya di up kalau vote mencapai 130

━━━━━━━━•Fallen Angel•━━━━━━━━

Continue Reading

You'll Also Like

4.6K 725 24
[OBSESSED Sequel] Mengisahkan tentang seorang anak kecil yang tidak diketahui asal-usulnya. Sofia menemukannya di depan apartemennya sedang menangis...
93.2K 10.4K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
60.5K 10.4K 22
[ ๐’๐š๐ฌ๐ฎ๐ก๐ข๐ง๐š ] Ayahnya datang, membawa seorang anak laki-laki bersurai gelap dan mengatakan bahwa sekarang dia adalah saudara angkat Hinata. S...
56.2K 7.1K 9
[M] Mikasa mendapati dirinya terikat di atas kursi kayu dengan sebuah kain yang menutup matanya. Tak ada satu pun di antara tangan dan kakinya yang b...