MACLO [ SEGERA TERBIT ]

By macemelow

2.3M 297K 27.9K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... More

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 41 }

29.3K 4.7K 565
By macemelow

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, makasih.





Maclo tiduran di ruang tamu menonton tv, ia melirik ke arah jam namun Zizel belum kunjung memperlihatkan batang hidung. Ia mengecek hp dan tak ada juga panggilan atau pesan masuk dari Zizel, sebenarnya kemana gadis itu.

Mereka tengah perang dingin karena Zizel mengomel tempo hari lalu, ia juga gengsi minta maaf duluan. Lagian salah gadis itu juga terlalu cemburu.

"Ck! Dia bilang enggak biasa keluar malem, tapi ini hampir tengah malem belum balik juga. Mau jadi apa sih hah? Jablay." geram Maclo berjalan keluar.

Ia membuka pagar dan melihat tanda-tanda Zizel pulang namun, nihil. Gadis manja nan menggemaskan itu belum balik dari tempat penangkaran.

"Telpon nggak ya? Gak usahlah nanti dia kepedean lagi gua cariin makin belagu." Maclo kembali masuk mencoba tak peduli.

Di rumah Belvi. Zizel duduk bertopang dagu melihat hpnya tak ada pesan dari Maclo, kenapa lagi-lagi ia yang menunggu Maclo. Zizel bertanya kepada diri sendiri ia ini istri Maclo atau peliharaan Maclo sih yang selalu nunggu majikan.

"Yaelah Zel kagak usah dipikirin. Lo jangan minta maaf duluan, sebagai cewek kita harus menang lagian dia yang salah." Luvena duduk di karpet menatap Zizel yang tengkurap.

"Tapi gua bosen kalau diem-dieman sama dia di rumah." cicit Zizel, awalnya biasa saja tak banyak interaksi namun setelah biasa bersama keduanya membutuhkan interaksi.

"Ck! Jual mahal aja dulu, semakin lo jual mahal pasti dia bakal mujuk lo sama hal yang lebih expensive." Belvi membuka daya pikir Zizel agar tidak stuck.

"Berarti dia bisa beliin gua album love shot?!"  Zizel mengedipkan mata tiga kali.

"PASTI! MACLO JECOLYN KANAKA. PUTRA TUNGGAL PEWARIS KEKAYAAN KELUARGA JECOLYN." Belvi yakin apapun akan dilakukan cowok itu untuk mendapatkan sebuah keinginannya.

"Emang Maclo sekaya itu ya? Belvi, papa Maclo kerjanya apa sih?" Zizel mengigiti bibir menunggu jawaban.

"Lo kan menantunya ya kali lo enggak tau." Sabina menggelengkan kepala.

Zizel menggeleng. "Emang gua gak tau Nobita. Emang papa Maclo kerjanya apa? Tambang emas ya makanya kaya." Zizel bertanya dan menjawab sendiri.

"Papa mertua lo itu pemilik resorts mewah di Kalimantan, terus punya hotel bintang lima di Jogja. Lo pernah makan di Jeo Restaurant nggak?"

"Pernah! Enak banget makan disana mewah, harganya juga mewah waktu itu gua makan dibayarin papa. Mau makan kesana lagi tak nggak ada duit mah-"

"Itu punya papa mertua lo, pujuk aja Maclo kalau mau makan disana." Luvena memotong ucapan Zizel.

"IYAKAH? PAPA MERTUA GUA KAYA BANGET. TAPI MACLO SOBAT MISKIN GAK SANGGUP SEWA PEMBANTU." heboh Zizel.

Saat sedang tengah berbincang ibu Belvi masuk membawakan snack dan juga minuman serta coklat.

"Anak-anak mama cobain yuk coklatnya dikirim dari Belgia sama om Belvi." ibu Belvi meletakkan semua diatas kasur.

Zizel takjub dengan banyaknya makanan manis, jika begini ia mau nginap di rumah Belvi saja biar balik ia tambah manis depan Maclo.

"Es krim dari Belgia ada nggak tante? Zizel mau es krim."

Sabina memukul jidat sendiri, belum apa-apa saja sudah teringat es krim bagaimana jika Maclo menelpon dan menjanjikan es krim gagal sudah jual mahal gadis itu.

"ADAAA! BENTAR YA TANTE AMBILIN." Livy ibu Belvi bergegas ke lantai satu.

"Zel! Baru tadi gua bilang jangan mikirin es krim muluuu." gemes Belvi.

"Nggak bisa Belviii." sedih Zizel duduk dengan kaki ditekuk kemudian memainkan karpet.

"BELVI ADA MAHESA, HONEY." seru Livy dari lantai satu.

"Iya mom!" Belvi menyuruh teman-temannya tunggu di kamar.

"Baby Belll, i miss you so much!" Mahesa berlari menaiki tangga lalu memeluk manja Belvi.

"I micuuu tu." balas Belvi membalas pelukan Mahesa.

"Girls. Kalau Mahesa gabung sama kita gapapa ya?" Belvi mengajak Mahesa masuk ke kamar.

"Gapapa kok, gua udah terbiasa jadi penonton drama romantis." jawab Zizel lirih.

"Emang enak lo gak punya ayang gara-gara lagi marahan. Inget Zel dunia ini berputar bagaikan bola." Luvena menyentil kening Zizel hingga bunyi.

"AKHHHH! SAKIT TAU. LUVENA SHIBAL!" pekik Zizel mengusap keningnya yang merah.

"Mac-" ia lupa jika tak ada tempat mengadu mendadak mengerucutkan bibir.

"Maclo aku dibully." Sabina dan Luvena meniru cara mengadu Zizel.

Mahesa meletakkan kue yang ia beli di toko mama Zayyan, lumayan beli disana dapet minum sama tester dan diskon harga teman.

"Udah jangan digituin kasihan anak gua." Mahesa mengusap kepala Zizel sembari duduk di sofa kamar Belvi.

Belvi membuka bawaan Mahesa dan meletakkan di depan teman-temannya yang pasti sudah busung lapar berharap menyicipi brownies ibu Zayyan yang poll.

"Makan anak-anak." persilahkan Belvi duduk di samping Mahesa.

Mereka berdua layaknya orang tua yang menyaksikan ketiga anak gadisnya menikmati makanan enak. Pasangan ini memang paling dewasa dan langgeng.

"Belvi lo sama Mahesa kapan nyusul Zizel nikah?" Sabina mengedipkan mata menggoda.

"Kalau gua udah sukses iya gak baby Bel?" Mahesa mencubit manja hidung Belvi. Belvi mencibir menyuapi brownies ke Mahesa.

"Sekarang juga aku terima kok baby lamaran kamu. Kitakan udah cocok banget kata negara."

"Jijijijiji..." Zizel mengeluarkan suara.

"Lo ngatain gua jijik Zel? Gak nyangka lo punya sifat dendaman juga. Pasti ketularan Maclo." Belvi membulatkan mata.

"Apa sih! Orang lagi nyanyi."

"Lagu apa yang jijijijiji gitu." tak percaya Belvi.

Zizel menghela napas lalu menguncir rendah dua rambutnya, kemudian menghadap ke empat orang di depan.

"Neomu banjjak banjjak nooni booshuh no no no no no... Neomu kkamjjak kkamjjak nollan naneun oh oh oh oh oh... Neomu jjarit jjarit momi ddeullyuh gee gee gee gee gee... O juhjeun nunbit oh yeah~ oh joeun hyanggee oh yeah yeah yeah~" Zizel menyanyi sambil menarikan dance lagu girl generation di depan Mahesa dan tiga temannya.

Belvi merekam aksi gemas Zizel untuk ia jadikan snapgram dan status whatsapp. Senyuman Belvi seperti bangga dengan anaknya yang berani tampil di depan orang banyak.

"Kiyowo..." puji Belvi gemas.

"Maclo lihat snap kamu pasti bisa tepar baby Bel." bisik Mahesa.

Zizel kembali duduk setelah membuktikan jika ia tadi bernyanyi sambil meledek dengan gaya. Gadis itu menjadikan paha Luvena bantal dan meminta Sabina menyuapi.

"Manja manja..." Luvena menabok pipi Zizel kali ini pelan.

"Gua ini ratu simba." asalnya.

~~~🦋~~~

Maclo tersenyum mengulang snapgram Belvi. Zizel begitu menggemaskan ingin ia peluk sepanjang malam. Tapi mengingat perang dingin ia mengurungkan niatnya, melempar hp ke sofa di sebrang kasur.

"Gemes banget." tanpa sadar Maclo memuji Zizel lagi.

"Dih! Biasa aja maksudnya anjing."

Jomblo fisabilillah (25 pesan)

Mahesa: Send pict

Mahesa: Gemesin banget gak sih anak gua:)

Zayyan: Jing! Lo nikung ya Mahe?

Algis: Kok kayak di kamar? Zizel lo apain heh awas lo nyet. Clo bini lo dicolong

Nathan: Minta di sunat habis romannya lo babi 😏

Mahesa: ISTIGHFAR SAHABAT!

Mahesa: Astaghfirullahalazim...

Zayyan: Lo giliran disuruh istighfar nolak, tapi kadang istighfarnya lebih lancar dari gua. Besok soljum dah yuk

Algis: Ayo soljum gua mau nyari sepatu air jordan kali aja nemu ori

Nathan: Dablek semua. Kita itu kalau soljum niat nyari pahala tapi kalau nemu barang mahal ya comot aja itu rejeki namanya

Zayyan: itu brownies panggang lebelnya toko emak gua noh, Aya cake. Nyogoknya pinter tau aje Zizel doyan brownies emak gua

Mahesa: Gak salah? Brownies toko emak lo? Itu udah jelas brownies toko emaknya Aya bukan emak lo

Zayyan: Gua ama Aya adek kakak bego, emak dia emak gua lo sableng juga ternyata

Algis: Tapi lo gak dianggap sob, kalau emang lu anaknya pasti namanya Zayyan Aya cake. Tapi ini cuman Aya cake

Algis: Coba tanya, lo pas kecil dilahirin apa di pungut

Zayyan: Sialan lo Al

Nathan: Emak gua sanggup kok mungut lo kalau lo mau

Zayyan: Jadi anak emak lo?

Nathan: jadi buyutnya

Zayyan: :(

Maclo: Bacot lo pada ganggu gua ngegame aja

Maclo: Biarin aja dimodusin sama Mahe kagak urus, kayak cewek dia doang cih

Algis: Snapgram Belvi lucuuu

Maclo: b aja

Zayyan: Iya deh yg seleranya cewek gratisan mah bwedaaaah 😏

Maclo tak tahan lagi turun ke lantai satu duduk di teras menanti Zizel. Matanya sudah mengantuk tapi belum bisa tidur jika Zizel tidak di rumah, siapa yang akan mengantar Zizel pulang selarut ini.

Maclo menerawang ke langit malam. Semua kenangan teringat, awal Zizel salah masuk kamar, mereka dipaksa nikah karena dikira macem-macem, Zizel yang tak ada rasa bersalah saat ia dm di instagram, sampai akhirnya seatap dan membuatnya gesrek.

"Semuanya ngalir gitu aja sampai gua jatuh cinta sama cewek yang gua suka dari dulu. Aaa jodoh gak kemana emang." Maclo meregangkan tangan.

Saat mendengar suara mobil ia berlari ke pagar mengintip dari celah namun segera putar balik karena itu adalah Zizel. Ia menaiki tangga teras sampai tersandung dan jatuh.

"Monyet! Ini yang bikin tangga disini siapa sih!" omelnya dengan mengusap satu dengkul kemudian masuk.

Maclo menyalakan tv lalu tangan sibuk membaca buku tanpa memperdulikan Zizel masuk. Zizel berjalan ke dapur membuat minum lalu melirik Maclo dengan ujung mata.

"Dia bisa baca buku kebalik? Keren banget IQ-nya." gumam Zizel.

Maclo melirik Zizel yang tak meliriknya sama sekali. Saat Zizel memergokinya ia langsung melihat arah lain, ia segera memergoki Zizel namun Zizel juga membuang muka.

Maclo kenapa sih gak nanyain gua.

Dia kenapa sih ngacangin gua betah banget, dasar gengsian.

"Dibeliin es krim sama siapa lo?" akhirnya Maclo bertanya dengan nada ketus.

Hening.

"Pulang dianterin mobil siapa? Punya selingkuhan lo sekarang."

Zizel masuk ke kamar mandi dekat dapur untuk cuci muka dan gosok gigi agar di kamar tinggal ganti baju lalu tidur.

"Heh gua nanya jug-"

Zizel menoleh dengan mata menajam sejak kapan cowok itu di sebelahnya. Maclo menelan ludah ditatap seperti sekarang, Zizel tak pernah menatap tajam sebelumnya.

"Nn-nanya... Bb-boo-boleh minta odol lo gak, soalnya odol gua habis."

Zizel mengangguk kembali menggosok gigi dengan jarak yang lumayan jauh dari Maclo. Odol strawberry Zizel manis di mulut Maclo, sampai ingin ia telan.

Selesai gosok gigi dan cuci muka Zizel berjalan keluar. "Lo gua tanya bisa jawab nggak sih? Dianterin pulang sama mobil siapa!" sentak Maclo.

"Mahesa."

Maclo membanting sikat giginya sampai patah, Zizel? Tak peduli.

"Lo kira lo cantik banget Zel? Asal lo tau mantan gua jauh lebih cantik, dewasa, sexy, gak nguras emosi kayak bocah tk modelan lo. Lo disandingin sama mantan gua kalah jau---APA?!"

Zizel masuk dan menendang kakinya hingga ia reflek mengangkat satu kaki dan mengusapnya. "Gila lo ya?!"

"Mantan lo emang cantik banget. Ninis emang cantik jiwa dewasa, yaudah nikahin aja lagian Maclo udah pernah tidur bareng diakan? Lanjutin aja. Kalian emang cocok murid di sekolah juga emang suka Maclo sama Ninis!" Zizel melenggang begitu saja masuk ke kamar tamu.

Bugh bugh bughhh!

"HEH BUKA NGGAK! JANGAN SAMPAI GUA PATAHIN NIH PINTU." Maclo menendang pintu kamar tamu.

"Maclo kenapa sih kalau gua marah lo ikutan marah? Gua selalu nungguin lo buat telpon sama ngirim pesan tadi. Gua mikirin, Maclo udah makan belum ya? Maclo kangen gua nggak ya? Maclo lagi apa ya?" Zizel melampiaskan isi hatinya.

"Yaudah buka dulu nggak usah ngambek deh alay." gedor Maclo.

"Gua nggak pernah terlalu masalahin lo sibuk awalnya. Tapi apa sesibuk itu? Mahesa aja masih bisa nganter Belvi bisa nyempetin waktu buat Belvi. Belvi marah Mahesa gak pernah ikutan marah dia pujuk Belvi." Zizel mulai terisak.

"Mahesa bukan tokoh utama di drama kelompok, dia nggak sibuk banget." Maclo menyahuti dari luar.

"Maclo jangan bohongin gua. Mahesa sama lo beda kelompok, dia peran utama jadi pangeran di kelompoknya." Zizel baru tau itu tadi saat Belvi berbicara dengan Mahesa mengatakan ia sedikit cemburu tapi Mahesa mengatakan, aku udah minta ganti adegan yang pelukan kok.

Maclo? Kayaknya gak protes.

"Yaudah buka dulu Zel, gua bisa jelasin."

"Gua ngantuk besok aja kita ngomong. Good night Maclo semangat uprak dramanya, gak usah dengerin unek-unek gua biar nilai lo bagus." Zizel mematikan lampu dan memaksa mata untuk terpejam.

Bahkan hari valentine aja lo nggak ngomong apa-apa ke gua dasar cowok jelata.


Jangan lupa follow:
@exshaanns
@maclojenaka
@zizelarcheva

Continue Reading

You'll Also Like

4.5M 197K 58
[FOLLOW SEBELUM BACA] Sanaya Putri Mahesa, seorang gadis yang biasa di panggil Naya, gadis yang sangat polos dan kelewat manja. Naya sangat cantik da...
55.9K 4K 59
!!Awas Bengek!! "Ndre lo jelek!" "Jelek-jelek gini juga lo suka.." "Dih, pede!" "Dasar cewekk, gengsi nya digedein.. Gue cari istri baru aja dah!" "L...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 56.2K 25
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5.5M 288K 60
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...