Silence Of Tears (TERBIT)

Par bunnylovv

3.8M 304K 29.7K

📍SUDAH TERBIT! ❝Luka tidak memiliki suara, sebab airmata jatuh tanpa bicara.❞ Keynara Zhivanna, gadis denga... Plus

PROLOG
| Part 1 | Iblis
[ Part 2 ] Gagal
| Part 3 | Terungkap
[ Part 4 ] Dia Kembali
| Part 5 | Pertemuan
| Part 6 | Kemurkaan Kevan
[ Part 7 ] Dia lagi?
[ Part 8 ] Rumah Mama
[ Part 9 ] Mereka Tahu
[ Part 10 ] Pengungkapan Nara
[ Part 11 ] Kekecewaan Mamah
[ Part 12 ] Married
[ Part 13 ] Satu Kamar
[ Part 14 ] Alexa Graceva
[ Part 16 ] Rahasia Genan
[ Part 17 ] Hasrat Membunuh
[ Part 18 ] Cuek
[ Part 19 ] Ancaman
[ Part 20 ] Tuduhan
[ Part 21] Insiden Kolam Renang
[ Part 22 ] Pengungkapan Alexa
[ Part 23 ] Rindu Bunda
[ Part 24 ] Kecewa
[ Part 25 ] Luka Bagi Kevan
[ Part 26 ] Sisi Gelap Genan
[ Part 27 ] Bukan Tuduhan
[ Part 28 ] Pindah
[ Part 29 ] Teman?
[ Part 30 ] Kembali
[ Part 31 ] Peduli
[ Part 32] Ngidam
[ Part 33] Kesempatan
[ Part 34] Luka dan Masa Kelam
[ Part 35 ] Perhatian
[ Part 36 ] Kepulangan
[ Part 37 ] Malam Tragis
[ Part 38 ] Titik Terendah
[ Part 39 ] Selamat Tinggal
[ Part 40 ] Karena Dia
[ Part 41 ] Terbukti
[ Part 42 ] Maaf
[ Part 43 ] Deynal's Dream
[ Part 44 ] Harapan
[ Part 45 ] Hancurnya Genan
🌹VOTE COVER🌹
OPEN PRE ORDER
EXTRA CHAP
EXTRA CHAP 2
GIVE AWAY!
CERITA BARU | SEQUEL

[ Part 15 ] Taruhan

62.4K 5.4K 150
Par bunnylovv

Hai makasih sudah menyempatkan mampir. Siap baca part ini? Jangan lupa voment😉

💀ZERVANOS : Gengnya Kevan
💀RHATANOX : Gengnya Genan

❌Mengandung kata-kata kasar❌

|🌹HAPPY READING🌹|
.
.
.


Langkah gadis itu satu-persatu menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tangannya memegang knop pintu hendak membuka pintu bercat putih itu. Nara berjengit kaget sesaat setelah membuka pintu ia dikejutkan dengan Genan yang berdiri tepat di hadapannya.

Cowok itu memakai jaket kulit berwarna hitam, senada dengan kaos dan celananya. Sepertinya hendak bersiap pergi.

"Minggir lo," seru cowok itu seraya mendorong bahu Nara. Untung pelan.

"Mau kemana?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Nara. Sadar akan hal itu, Nara menutup rapat bibirnya. Untuk apa juga ia menanyakan hal itu pada Genan.

Genan berbalik, menatap datar Nara. "Penting buat lo? Nggak usah ikut campur," ketusnya, lantas berbalik dan melangkah pergi.

Nara menarik napas. Merutuki kebodohannya.

Bersiap menutup pintu, tapi ia dikejukan lagi dengan seorang pelayan yang datang dengan membawa segelas susu. Nara mengernyit heran melihatnya.

"Ini, Non," ujar pelayan itu seraya menyodorkan segelas susu di nampan.

"Ta-tapi saya nggak minta dibikinin susu, Bik."

"Ini susu kehamilan, Non. Tuan Deovannes yang menyuruh saya untuk membuatkannya."

Gadis itu tertegun. Entah, kadang ia lupa bahwa ia sedang mengandung saat ini. Mengingat sikap peduli Opa Deo padanya membuat Nara heran. Atas dasar apa pria berumur sekitar 61 tahun itu selalu mempedulikan bahkan memihaknya saat makan malam tadi. Tapi dalam lubuk hati Nara ia senang karena masih ada orang yang peduli dan menghargai kehadirannya.

"Non?" Panggilan dari pelayan itu membuat lamunan Nara buyar. "Ini," serahnya menyodorkan segelas susu itu dengan kedua tangannya.

Nara menerimanya dengan canggung sembari menyunggingkan senyum. "Terima kasih, Bi."

Setelah menerimanya, Nara pun melangkah masuk ke kamar dan menutupnya. Lantas atensinya menunduk pada segelas susu pada genggamannya. "Di saat semua orang di sini nggak nerima kehadiran gue, kenapa Opa selalu peduli sama gue?" herannya.

Memilih mengabaikan hal yang masih membuatnya penasaran itu, Nara tanpa sadar tersenyum. Lantas duduk di tepi ranjang dan meneguk minumannya.

∆∆∆

Deru kuda besi itu perlahan memelan dengan roda yang akhirnya berhenti berputar. Cowok dengan setelan serba hitam tersebut membuka helm full face yang menutupi wajah tampannya. Lantas menyugar rambut kecoklatan yang urak-urakan itu.

Netranya langsung mengedar pada sekeliling, melihat beberapa anggota geng Zervanos yang sudah berkumpul. Namun, netranya tak mendapati keberadaan sang Ketua geng tersebut, siapa lagi kalau bukan Kevan.

Genan tak datang sendiri ke sini. Dia datang bersama tiga anggota inti Rathanox. Malam ini, cowok itu menantang saudara kembarnya balapan. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa melakukan kegiatan malam itu lagi.

Namun, berbeda dengan sebelumnya. Balapan malam ini tidak ia lakukan atas dasar persahabatan kedua geng mereka, melainkan menjadi sebuah maklumat bahwa setelah ini kedua geng motor tersebut takkan ada lagi hubungan, takkan ada lagi kerja sama, dan tak akan ada lagi persahabatan.

"Heh! Mana bos lo hah!?" sorak Davis pada anggota Zervanos. Davis Anggara nama lengkapnya, ia adalah salah satu anggota inti Rathanox yang memiliki sifat paling tegas dan garang.

"Halah, palingan juga nggak dateng. Yang namanya pengecut ya tetap pengecut!" sambung Fadel.

Fadel Aditya Pamungkas, merupakan anggota inti sekaligus sahabat masa kecil Genan. Memiliki sifat humoris dan konyol, namun jangan salah kalau ia sudah membahas hal serius ia akan berubah menjadi sosok yang tegas dan keras kepala.

"Bentar, gue nggak ngerti kenapa kalian tiba-tiba nantang Kevan balapan. Setelah sekian lama Rathanox berkumpul lagi kenapa kalian seakan-akan bermusuh sama Zervanos?" ujar salah satu anggota Zervanos. Sagara Deralino namanya. Salah satu anggota inti dan sahabat dekat Kevan.

"Nan, ada masalah apa lo sama Kevan?" Kalau masalah pribadi, ya, jangan sangkut pautin sama geng kita. Mau gimana pun kedua geng ini harus tetap saling mendukung, gue nggak setuju kalo ada permusuhan diantara kita," balas Marcel.

Marcellino Axelsen, wakil ketua Zervanos. Salah satu anggota yang paling ditakuti setelah Kevan. Memiliki sifat sama seperti sang Ketua, galak, brutal dan keras adalah ciri khas seorang Marcellino.

Genan mendorong bahu Marcel hingga tubuh cowok itu tersentak ke belakang. Genan menatapnya tajam dan menusuk. "Gue nggak peduli. Mulai detik ini juga nggak ada yang namanya persahabatan diantara Zervanos dan Rathanox. Ngerti lo!?"

"Panggil Ketua lo sekarang atau kalian semua gue habisin malam ini juga!?" marah Genan karena Kevan tak kunjung datang ke lokasi.

Salah satu anggota inti Zervanos, Aldo Nathaniel melangkah maju, berdiri tepat di hadapan Genan dan menatapnya serius. Aldo itu orang yang susah diajak serius, setiap harinya ia selalu bertingkah konyol bersama Sagara. Tapi malam ini, bukan waktu yang tepat untuk menunjukkan salah satu sifat humorisnya itu. Karena di hadapannya kini berdiri seorang Genan Algerio, saudara kembar Ketua Zervanos.

"Nan, kita bicarain ini baik-baik. Lo—"

Bugh!

"Bacot lo bangsat! Apa perkataan gue susah dipahami!? Mulai hari ini juga Zervanos dan Rathanox adalah musuh bukan sahabat!" sungut Genan setelah menghantamkan satu pukulan pada Aldo.

Salah satu anggota inti Rhatanox, Neron Galandra, anggota inti sekaligus sepupu Genan yang mempunyai julukan Ice Prince sebab sikap dinginnya dan irit bicara. Sedari tadi cowok itu bersidekap dada sembari menyandarkan tubuhnya pada jok motornya, tapi kini ia melangkah maju menghampiri Genan dengan tatapan datarnya.

"Jangan bikin ribut," pungkas Neron sembari menatap datar pada Genan.

"Kalo lo nggak suka keributan, mending lo pulang sono!"

Neron berdecak ke samping. Lantas ia  menghampiri motornya dan benar-benar beranjak pergi. Sepertinya moodnya memang sedang tidak baik.

Genan mengalihkan pandangannya. "Suruh ketua lo ke sini sekarang juga atau kalian semua gue habisin!" imbuh Genan dengan tatapan tajam dan wajah bringasnya.

Brum brum brum...

Seperkian detik setelah Genan mengatakan kekesalannya, mendadak terdengar deru motor yang membuat mereka kompak mengalihkan atensinya. Sosok Kevan 'lah yang kini menjadi pusat perhatian mereka.

Sesaat setelah melepas helm full face nya Kevan menyugar rambut urakannya ke belakang, memberikan kesan sangar. Kalau saja di sini terdapat para cewek, pastilah mereka menjerit kagum karena pesona seorang Kevan Elgario.

"Gue terima tantangan lo!" cetus Kevan seraya menghampiri saudara kembarnya.

Genan tertawa remeh, "gue pikir lo nggak bakal dateng, karena lo... pengecut!" kata Genan, menekan kata terakhirnya. "Gue nggak pernah nyangka kalau saudara gue benar-benar seorang pecundang karena beraninya lari dari tanggungjawab. Bahkan dengan liciknya memutar balikkan fakta yang sesungguhnya ke saudaranya sendiri."

Diam-diam Kevan mengepalkan tangannya erat, menahan agar tak meluncurkan pukulan pada cowok di hadapannya. Kevan memerhatikan sekitar di mana para anggota geng juga ikut menyimak perbincangan mereka.

Tak ingin mereka tahu akan hal yang sedang Genan bicarakan, Kevan menarik tangan saudaranya dengan kasar menjauh dari para anggota dan melanjutkan berbincang di tempat yang sepi.

"Gila lo? Kalo mereka denger gimana?" kesalnya sesaat setelah melepas tangan Genan.

"Kev, inget perkataan gue baik-baik. Hubungan persaudaraan kita udah rusak, dan itu semua salah lo. Nggak akan pernah lagi gue nganggap lo sebagai saudara dan nggak akan pernah juga gue maafin lo!"

Kevan memalingkan wajahnya. Merasa muak dengan pembahasan Genan. Lantas cowok berjaket kulit itu menatap lagi kembarannya dengan senyum miring.

"Gimana kalo kita taruhan?" Kevan tersenyum miring, "kalo gue menang dalam balapan ini, lo harus lakuin apa pun yang gue minta."

Kevan maju satu langkah, menatap serius kembarannya. "Setelah bayi itu lahir, lo nggak boleh cerai dari Nara. Apalagi mengungkap kebenaran tentang siapa ayah kandung dari bayi itu."

Mendengar itu kepalan tangan Genan semakin kencang. Wajahnya kian memerah dengan gigi menggertak. Sungguh ia ingin menghadiahi pukulan beruntun pada Kevan.

"Bangsat!" marah Genan seraya mendorong bahu Kevan kasar.

Kevan justru menyeringai, jari telunjuk ia acungkan pada Genan. "Kalo lo tetap kekeuh ingin mencari bukti untuk mengungkap kebenaran tentang ayah bayi itu, maka gue juga bakal bongkar rahasia terbesar lo, Genan."

Genan mengepalkan tangannya erat hingga buku-buku jarinya memutih. Kevan benar-benar licik. Genan merasa paling dirugikan di sini.

"Okey! Tapi kalo gue yang menang... Lo harus bebasin gue dari pernikahan gila ini. Lo harus mengungkap kebenaran di depan keluarga kalau lo yang sebenarnya lecehin Nara, dan anak yang Nara kandung adalah anak lo bukan anak gue!"

Genan mengatur napasnya seraya menatap tajam cowok di hadapannya. "Dan setelah itu jangan pernah usik gue lagi. Kalo lo menolak permintaan gue, gue bakal bantai habis anggota Zervanos," balas Genan sengit.

Mendengar itu Kevan kembali menimang. Takkan ia biarkan Genan menghancurkan Zervanos. Zervanos lebih dari sebuah geng motor yang membuat keributan, Zervanos adalah keluarga bagi Kevan. Layaknya keluarga yang sesungguhnya, ia datang saat Kevan sedang membutuhkan tempat untuk mengeluarkan segala hal yang membuatnya marah, senang, bahagia, dan hidupnya yang sepi.

Zervanos sudah Kevan anggap sebagai rumah kedua setelah sang Mama.

"Okey deal!" jawab Kevan.

.
.
.

|🌹SILENCE OF TEARS🌹|

« Bersambung »

Balapannya next part ya😅. Kira-kira siapa yang menang? Kalian dukung Kevan or Genan?

Akan ada rahasia besar di part berikutnya. Stay tune!

Vote dan komen jangan ketinggalan🙏

See u next lovv (๑•ᴗ•๑)♡

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

Stop It, Darka! [END] Par F A N

Roman pour Adolescents

1.9M 153K 67
"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggamba...
647K 61K 58
Kenal Zio Agraham? Pria yang berharap mewariskan segala sifat buruknya terhadap anak. Masa lalunya sebagai pria terkejam dengan satu kali tampar mamp...
14.5M 1.4M 69
"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa...
5.6M 273K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...