MACLO [ SEGERA TERBIT ]

By macemelow

2.2M 297K 27.9K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... More

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 38 }

30.4K 4.3K 357
By macemelow

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, makasih.






Tiba di rumah Zayyan, Zizel sangat suka dengan suasana damai di area tempat Zayyan tinggal. Masih terkesan asri dengan adanya pepohonan, terus tadi di depan ada danau buatan ber-jembatan.

"Assalamu'alaikum..." Zayyan membuka pintu dan terlihat desain rumah cowok itu minimalis namun sangat sejuk.

"Waalaikumsalam, ehhh ini siapa yang mau besanan?" sambut ibu Zayyan.

"Mantan Zayyan ngajak balikan mah." celetuk Nathan yang sudah dekat dengan ibu Zayyan sejak SMP.

"Gua tampol lo!" Sabina menendang kaki Nathan.

"Mantan? Kamu laku juga bang?" cekikan ibu Zayyan puas.

"Dia itu laku kok tante kalau diobral pakai harga cuci gudang." timpal Maclo mencium tangan ibu Zayyan.

"Gua kepret lo berdua. Jangan percaya mah, itu mereka orang iri dengki semua. Pacar aku ini, restu gak mah?" Zayyan menarik Zizel yang mencium tangan ibunya.

"YAAMPUN CANTIK KALEM GITU YA. KALAU INI MAH MAMA SETUJU."

Tiga gadis dibelakang saling tatap mendengar kata kalem, aishhh ibunya Zayyan belum tau ada betapa sablengnya seorang Zizel.

"ITU PACAR SAYA TANTE." Maclo bersorak tak mau punyanya diakui yang lain.

"Dia suka pacar aku mah. Mana diakui-akuin istrinya lagi." ketus Zayyan membalikkan keadaan.

"Maju lo sini! Gua patahin leher lo." kesal Maclo menarik Zizel ke sampingnya.

Ibu Zayyan menggelengkan kepala dan menyuruh sembilan orang itu duduk. Ia akan membuat minuman dan membawa beberapa kue brownies serta kue kering untuk di cemilin.

"Rumah lo bagus Za, kek ala-ala kebun kopi gitu." nilai Luvena duduk mengamati rumah Zayyan.

"Kebun teh goblok!" damprat Sabina.

Maclo melihat Zizel memakan ketapang yang ada di meja serasa rumah sendiri sampai duduk di sofa melipat kaki.

"Maclo mau? Sini gua suapin tapi satu aja karena ini enak, kalau enak gua pelit." Zizel menyuapi satu biji ketapang ke mulut Maclo. Karena gemas Maclo mengigit jari Zizel dengan bibir agar tak bisa lepas.

"Eh Zizel belum ditawarin udah nyomot aja lo." Luvena melepas kaos kaki dan melepas kancing seragamnya memperlihatkan baju kaos bertuliskan NCT.

Zizel mendorong kasar wajah Maclo dan melompat ke lantai menunjuk baju Luvena garang.

"Luvena suka NCT sekarang?! Ih nggak bilang-bilang. Gak boleh rebut suami aku kim Doyoung, Jeffrey, terus nana. Nggak boleh!" larangnya sambil menggelengkan kepala, Zizel melipat tangan di dada.

"Ini gua minjem baju sepupu gua. Gua gak tau kpop Zel santai aja." Luvena membuka hp.

"Perasaan lo gimana Sab, udah jadi mantan baru diajak ke rumah." Nathan mengedipkan mata menggoda.

"Mungkin ingin bertemu masih ada, Ingin memeluk masih ada, Sayang kini tak bisa
Kau telah memilihnya ohhhh..." Algis tertawa mengejek.

"Mungkin saat hatiku masih sayang, Salahku memutus cinta, Dan kini kumenyesal, Rindu hanya di dalam hati." lanjut Zizel yang bersemangat.

"Cringe lo pada." desis Sabina.

"Zizel ngaku! Mak lo waktu hamil lo nelen buku lagu wajib sama daerah kan? Gua lihat hampir semua lagu lo tau." curiga Mahesa mengusap dagu.

Zizel nampak berpikir dan memutar duduk menghadap Maclo yang menunduk mengetik sesuatu di hp. "Maclo emang mama gua dulu nelen buku lagu-lagu?"

Maclo menyudahi aktifitas mengetik dan memasukkan hp ke saku celana. "Ya mana gua tau sayang, gua taunya nanti apa yang ditelen anak gua pas lo makan." Maclo mencubit hidung Zizel gemas.

Orang-orang disana mau menyangkal namun tak bisa. Karena memang begitu adanya, tapi dibiarkan bikin iri tingkat astronot.

"Kok lo bisa tau?" Zizel mengubah posisi duduk dengan membentuk kaki menjadi huruf W diatas sofa.

Maclo geregetan ingin mengigit pipi Zizel jika mereka hanya berdua di rumah. Karena mengumbar kemesraan di depan jomblo banyak resiko, ada yang jadi uwuphobia, kesetanan, bahkan mendoakan yang buruk.

"Kan gua ayahnya, jadi tau lah apa yang anak gua telen melalui lo. Udah skip, otak lo cuman ngerti dora." Maclo menyelipkan rambut Zizel ke balik telinga.

"Pahit pahit pahit!" Belvi mengipas wajah dengan tangan.

"Tadaaa brownies panggang udah jadi, ini mama bawa dari toko. Ayo di cicipin." ibu Zayyan meletakkan brownies di meja.

"Tante ketapangnya dicolong Zizel." Mahesa mengadui Zizel.

Zizel membulatkan mata lalu nyengir ke ibu Zayyan, "Zizel nggak nyolong kok mama Zayyan, cuman udah makan satu dua tiga, empat... Dua puluh." Zizel menutup dan meletakkan toples di meja.

"Gapapa makan aja, mama kelamaan di dapur lupa nawarin kalian. Itu anak kemana lagi di kamar lama banget kek perjaka."

"Lah bukannya Zayyan emang perjaka tante?"Algis mengambil minuman.

"Kata siapa dia perjaka? Orang dia perawan kok. Udah gak perjaka." memang kasihan jadi Zayyan, dimana-mana kena bully.

Gelak tawa mereka terdengar Zayyan yang turun setelah ganti baju. Dan menyapa temannya memamerkan parfum yang ia pakai wanginya begitu maskulin.

"Halo epribadeh!!! Pangeran Zayyan datang." sorak cowok berbaju spiderman.

Krik krik krik...

"Makannn..." semuanya langsung menyantap brownies serta minuman tak menanggapi Zayyan sudah berdecak kesal.

Zizel melihat anak kecil masuk ke rumah terburu-buru menyalakan tv. "Aya! Salam dulu sini sama temen-temen abang nyelonong aja gak sopan."

Gadis berbaju dress gambar little pony malu-malu mendekat namun menuruti perintah abangnya. "Salam dulu. Kalau sama bang Maclo jangan panggil abang sekarang, panggil aja om terus minta duit."

"Gua kira lo udah keluar dari circle kesesatan, taunya sesat sesat juga. Jadol jadol." hina Sabina.

"Diem aja lo, siapa sih yang ngajak lo kesini? Balik sono balik!" usir Zayyan.

Aya berdiri depan Maclo sambil meremas tangan dan menunduk diiringi senyum malu. "Mau apa lagi kan udah salam." goda Maclo menoel pipi gadis kelas 1 SD itu.

"Abang mau duit buat kindeljoy..." malu Aya memilih menoleh ke Zayyan.

"KOK BUAT KINDERJOY DOANG?! DUIT SEGEPOK DONG ZIA!" gemes Nathan.

"Aku mau kindeljoy! Bang Nathan pulang aja." usir Aya, dia kalau sama Nathan memang sering bertengkar.

"Aya mau beli kinderjoy dimana?" Maclo mengangkat tubuh Aya ke pangkuannya. "Depan... Abang mau ngasih duit?" Aya mengigit leher baju.

Kini di mata Belvi, Luvena, dan Sabina. Maclo sangat memporak-porandakan hati mereka. Mereka baru tau cowok segarang Maclo bisa lengket dengan anak kecil.

"Jangan gigit baju gitu jorok." Maclo menurunkan baju yang digigit Aya. Maclo mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang berwarna pink.

"Makasih abang!" Aya langsung turun dan berlari ke tv untuk menonton kartun karakter monyet.

"MACLO! ADA DI TV!" seru Zizel bertepuk tangan.

Zizel turun dari sofa dan berjalan ke Aya sembari memeluk biji ketapang. Gadis itu berjongkok samping Aya yang duduk bersila.

"Ini nama kartunya apa?" Zizel melihat Aya tak berkedip menatapnya. "Aya kok diem? Mau?" Zizel menyodorkan toples ketapang.

"Kakak cantik banget, namanya siapa?" Aya berbinar memandang Zizel. Zizel menunjuk dirinya dengan telunjuk, "Aku? Aku Zizel." sambil tersenyum.

Aya tersenyum lebar dan menarik tangan Zizel agar duduk menonton bersama. Zizel keberatan? Oh tidak, tujuannya mendekat memang untuk ikut menonton.

"Adek gua udah suka sama Zizel, Clo. Gimana dia buat gua aja?" pancing Zayyan melempari makaroni ke Maclo.

"Gemesss, mau bawa balik Zizel sama Aya." Algis mencubit pipi sendiri.

"Apa kalian ingin meniru katak?"

"IYAAA!"

"Gembungkan pipi kalian, lalu berjongkok, dan katakan kwok kwok."

"KWOK KWOK!" Zizel dan Aya meniru semua intruksi dari karakter monyet itu.

"Ketika bocil ketemu bocil, mereka akan nyambung." gumam Mahesa.

Selesai mengenyangkan perut Zizel kembali duduk di samping Maclo yang bermain game di hp. Maclo merangkul pinggang Zizel dan mencium bahu istrinya yang serius melihatnya bermain game.

~~~🦋~~~

Setelah dari rumah Zayyan, Zizel paling banyak mendapatkan oleh-oleh. Mulai dari brownies panggang, setoples ketapang, sekotak es krim, dan tahu bulat yang lewat di rumah Zayyan.

"Mendung brooo! Ke ramen aja dulu nongki yang deket SMP." saran Zayyan ke Nathan.

"WOYYY! IKUTIN ZAYYAN YEEE." sorak Nathan.

Maclo mengurangi kecepatan motornya agar Zayyan lebih dulu di depan. Mahesa dengan Belvi mengikuti di paling belakang, Luvena dibonceng Sabina naik vespa warna tosca.

Zizel mengigit tahu bulat sambil memperhatikan motor vespa Sabina yang lucu. "Maclo, gua mau beli vespa kayak Nobita." pinta Zizel.

"Nanti kita beli." jawab Maclo enteng.

"Yang warna hitam biar bisa ditempelin stiker." Zizel memasukkan kepala ke bawah lengan Maclo yang tengah menyetir.

"Iya Zizel Archeva istri gua yang manis." gemes Maclo.

Mereka sampai di kios ramen langganan Zayyan dan Nathan semasa SMP. Sabina sedikit dejavu jika makan disini, rasanya masih kesal karena ia jadian dengan Zayyan disini lalu putus juga disini.

"Bu, biasa rame." Zayyan berdiri memesan.

Maclo menghampiri melihat menu rame dan makanan lainnya. Tiba-tiba saja seorang gadis nyempil diantara dua cowok itu, siapa lagi kalau bukan Zizel yang berani.

"IBU!"

"Ibu eh ibuu..." latah ibu penjual ramen.

Zizel tertawa geli memegang perutnya lalu jahil menggelitik Maclo yang berdecak karena ikutan terkejut.

"Apa sih Zel ganjen banget lo. Puber?" Maclo menyingkirkan tangan Zizel di pinggangnya.

"Zizel jahilin abang aja." Zayyan menautkan kedua tangan di dagu seperti Cherrybelle.

"Zayyan chibi juga? Kita sama tos dulu." Zizel menunjukkan lima jari.

Maclo langsung menggantikan tangan Zizel ketika Zayyan akan bertos. "Dia punya gua, lo gak segampang itu kontak fisik." Maclo mendorong Zayyan.

"Pawangnya lebih galak dari pada kingkong." gumam Zayyan.

"Maclo itu kingkong blasteran reog. Jangan bilang-bilang ini cuman kita yang tau." Zizel mengatakan itu tapi Maclo jelas mendengar.

"Kalau gua kingkong blasteran reog lo juga dong. Karena nggak ada manusia yang mau sama kingkong blasteran reog." Maclo membalikkan ucapan Zizel dulu.

"Aku? Aku mah Zizel namanya bukan manusia. Wleee." Zizel berlalu duduk di samping Belvi.

"Istri kita makin lama makin slebew." senyum Zayyan.

"Terserah lo pada capek juga kalau bertahan sendiri nggak punya sekutu." desis Maclo.

"Nih bayar nanti." Maclo memberikan uang ke Zayyan lalu duduk bergabung di meja.

Ramen datang ditemenin suara hujan, perpaduan panas serta pedas ditambah dinginnya suasana memang nikmat.

"Maclo punya gua gak pedes." Zizel meletakkan sumpitnya.

"Minta temen lo buat ngomong biar pedes." titah Maclo menyuapkan ramen miliknya untuk Zizel.

Zizel dengan polos menerima suapan Maclo namun gadis itu langsung terbatuk ketika mengunyah. "Minum-minum..." kaget Maclo.

"Maclo! Mie lo sama kayak mulut lo. Sama-sama pedesnya tingkat dewa." Zizel menjulurkan lidah mengipas dengan tangan.

"Tadi kata lo ramen lo nggak pedes, salah aja terus gua Zel." ambek Maclo melahap ramenya tak lagi memperdulikan Zizel. 

"Bini kita kemana?" Algis menyadari keberadaan Zizel lebih dulu. Mahesa menunjuk ke pintu di depan Zizel berjongkok melihat hujan.

Maclo menghampiri. "Diri Zel, gua nggak ada maksud buat marahin lo ayo bangun." namun Zizel masih menunduk dan tak mau menoleh, "Zel lihat gu-" Maclo mencoba memutar bahu Zizel agar menoleh.

"Apa? Gua lagi ajak bercanda anak kucing lucu." Zizel akan memasukkan kepala anak kucing ke mulutnya.

"JANGAN! KOTOR." Maclo menurunkan tangan Zizel. "Lo manusia atau kanibal? Ini kucing Zel masa lo makan." ngeri Maclo.

"Ini bukan makan tapi namanya gemes sampai pengen di makan. Gua mau bawa pulang." Zizel memutuskan akan merawat anak kucing ini.

"Engg-"

Zizel langsung memelas agar dapet izin oleh Maclo untuk memelihara kucing kecil yang imut ini. "Yaudah bawa Zel." sudah dipastikan Maclo tak bisa menolak Zizel yang menggemaskan.

Jangan lupa follow:
@exshaanns
@maclojenaka
@zizelarcheva

Continue Reading

You'll Also Like

427K 18K 45
Shila harus merelakan Nathan untuk Myran sahabat Nathan yang sedang terguncang. Padahal Shila juga membutuhkan Nathan disampingnya. Sedang Nathan dil...
1.3M 94.3K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
17.4K 899 35
bagaimana jika seseorang Ning yang tidak mengetahui bahwa ia telah di jodohkan dengan anak sahabat ayahnya yang ternyata juga seorang pemilik pesantr...
2.9M 272K 68
"GUE SUMPAHIN LO SUKA SAMA GUE!" "Mimpi." __________________________________ Angkasa cuek, Starla hiperaktif. Angkasa tenang, Starla heboh. Angkasa r...