Me and Senior

By dellahafidhh

10.6K 1.7K 545

(SLOW UPDATE) Seorang gadis cantik yang selalu terlihat jutek dan jarang berbicara dengan orang asing, tidak... More

Perkenalan Tokoh
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 23

Chapter 22

32 3 0
By dellahafidhh

Hayyy gimana kabar kalian?
Semoga kalian semua bahagia dan sehat selalu yaa

Jangan lupa vote dan komen kalian ya
Silahkan tinggalkan jejak dengan tekan tanda bintang dan berikan komentar, kritik serta saran.
Terimakasih banyak❤



Happy Reading!
______________________________________


Audrey menggerutu sepanjang jalan, bahkan sampai di area sekolahpun ia masih sibuk dengan ucapannya yang tidak dimengerti oleh murid-murid lain yang melihatnya.

"Masih pagi gini, lo udah kesambet arwah penunggu sekolah Drey?"

"Anak Olim kenapa nih?"

"Sadar woy sadar!"

"Muka cantik, otak oke, tapi sayang ngomong sendiri"

Begitulah kira-kira pertanyaan dan perkataan dari beberapa murid yang melihatnya Audrey.

Aletta dan juga Anindya yang melihat Audrey hanya saling pandang tanpa mau menanyakannya. Mereka sudah paham dengan sifat Audrey jika sedang dalam keadaan badmood.

"Kantin yuk kantin!" ajak Aletta berusaha mengalihkan suasana hati Audrey.

"Kuy!" jawab Anindya semangat seraya menarik lengan Audey.

Audrey hanya diam menuruti kedua sahabatnya itu dengan sesekali melihat murid-murid dari sekolah lain yang sudah mulai berdatangan.

Ya, hari inilah acara perlombaan disekolah SMA Garuda dimulai.

Suasana di kantin pagi ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa murid yang sedang menyantap makanannya. Mungkin karena belum sempat sarapan dirumahnya.

Aletta langsung memesan tiga minuman tanpa bertanya kepada Audrey, ia sudah hapal dengan minuman yang sedikit dapat memperbaiki suasana hatinya.

Ketiganya hanya berdiam diri tanpa mau mengucapkan sepatah katapun, Aletta dan Anindya hanya menunggu Audrey bercerita tentang masalahnya. Begitulah mereka, akan membiarakan salah satu temannya tenang terlebih dahulu apabila sedang mempunyai masalah sampai mau bercerita dengan sendirinya tanpa adanya paksaan.

Prinsip ketiganya adalah mendengarkan dan member solusi setelah bercerita tanpa paksaan dari siapapun. Karena mereka tahu dan paham tidak semua hal bisa diceritakan bahkan walau kepada sahabatnya. Ada beberapa hal yang memang sebaiknya disimpan sendiri tanpa memberi tahu orang lain.

Bukan karena tidak mau peduli tapi mereka lebih menghargai privasi, apabila bisa diceritakan maka akan didengarkan dan berusaha mencari solusi bersama. Namun apabila tidak bisa diceritakan mereka akan saling menghargai.

Setelah cukup lama saling berdiam diri. Kini Audrey mulai bebicara, "Lo berdua tau gak si?"

"Kenapa kenapa" tanya Anindya dan Aletta antusias.

"Semalem....."

"Semalem?" ulang Aletta karena Audrey menjeda ucapannya.

"Gue diem-diem ngikutin Reynand kesuatu tempat, terus gue lihat dia....." lagi-lagi Audrey menjeda ucapannya, membuat Aletta dan Anindya semakin penasaran.

"Gue lihat dia balapan."

"Serius?" tanya Aletta memastikan ucapan Audrey tadi.

"Lo gak salah lihat kan Drey?" kini giliran Anindya yang bertanya.

"Iya serius dan gue juga gak salah lihat, bahkan Raka sama Revan disana."

"Gue sempet denger mereka balapan pake uang taruhan" mengucap taruhan, raut wajah Audrey sedikit berubah. Aletta paham dengan ekspresi sahabatnya itu.

"Gue yakin Reynand gak gitu Drey, senakal nakalnya dia gak akan ngelakuin hal itu" ujar Aletta menenangkan Audrey.

"Lo juga kan cuman denger dari orang yang gak lo kenal dan siapa tau aja mereka bukan lagi ngomongin Reynand" lanjutnya.

"Iya Drey. Lo jangan langsung ambil kesimpulan gitu ya" sahut Anindya dengan menepuk bahu Audrey perlahan.

"Sebaiknya lo tanyain dulu sama Reynand, gak baik juga kalo berprasangka buruk sama suami sendiri kan" kekeh Aletta karena keceplosan mengucapkan suami. Audrey hanya melirik Aletta sekilas tanpa ekspresi.

"Gue rasa Reynand balapan emang cuman sekedar hobi, selagi itu gak pake buat taruhan segala macem menurut gue oke oke aja"

Audrey menatap Anindya "Oke oke aja gimana maksudnya? Lo kira balapan itu gak bahaya apa?"

"Ya... bahaya juga sih" jawabnya setelah memikirkan ucapannya tadi.

Aletta sedikit terkekeh, "Makanya kalo ngomong dipikir dulu, mau dibilang gimanapun itu yang namanya balapan pasti bahaya. Kecepatan motor yang mereka pake udah jauh dari batas kecepatan normal, sekali oleng kita gak tau kejadian yang bakal terjadi"

"Dan lo tau gak semalem gue" ucapnya terhenti.

"Jangan sampek gue ngomong kejadian semalem di apartemen," batin Audrey setelah menyadari ucapannya.

"Bukan bukan, bukan semalem tapi tadi pagi. Reynand minta nomor rekening gue buat transfer uang"

"Lo berdua tau uang itu buat apa?" lanjut Audrey.

Keduanya hanya menggeleng tanda tidak tahu.

Audrey menghirup udah terlebih dahulu sebelum memberitahu mereka, "Buat menuhi kewajiban dia sebagai suami, menafkahi gue"

"Apa? Ini beneran serius Drey?" cecar Anindya.

'Serius" jawab Audrey dengan menyeruput minumannya.

"Uang darimana dia mau nafkahi lo?" tanya Aletta.

"Nah itu yang gue pikirin juga, gue makin kepikiran sama uang taruhan semalem"

"Mending buruan lo tanyain deh sama orangnya, daripada jadi beban pikiran lo" usul Anindya yang diangguki Aletta.

Audrey sedikit menghembuskan napasnya kasar, "Gue juga maunya gitu, tapi gi.... " ucapnya kembali terjeda saat pandangannya tak sengaja melihat Reynanda memasuki area kantin. Aletta dan Anindya refleks melihat seseorang yang dipandang Audrey.

"Itu dia orangnya, bisa lo tanyain langsung" ujar Anindya asal.

"Gak gitu juga konsepnya" sewot Aletta.

"Ya menurut gue, mending nanti sepulang sekolah langsung tanyain sama Reynand. Selagi itu uang halal kenapa gak lo terima aja, toh dia udah berusaha bertanggung jawab" jelas Aletta kembali.

Audrey kembali mempertimbangkan ucapan Aletta, "Bener juga yang dibilang Aletta, mau gimanapun juga dia emang udah jadi suami gue" batinnya menatap Reynand yang sedang duduk dipojok kantin bersama teman temannya.

Saat Audrey sedang menatap Reynand, ternyata Reynand jug menatapnya. Keduanya saling menatap walaupun dengan jarak yang cukup jauh tapi mampu membuat Audrey salah tingkah.

Buru buru Audrey mengalihkan pandangan kesegala arah asalkan tidak mellihat Reynand.

Tetapi tidak dengan Reynand, ia tetep menatap Audrey dengan intens.

"Beraninya lo pikir gue taruhan balapan" batinnya kesal.

"Liat bini mah liat aja, gak perlu sampek segitunya. Tuh bola mata udah mau keluar" goda Revan.

"Gak usah ganggu orang lagi jatuh cinta lo!" timpal Raka ikut menggoda Reynand.

"Jangan banyak omong lo berdua!" ujar Reynand sadis.

"Ngaku aja kalau lo udah mulai suka sama Audrey" ujar Revan.

"Gak ada salahnya kan udah jadi bini lo" ucap Raka.

"Lidah lo berdua belum pernah keseleo?!" Ancam Reynand, Raka semakin terkekeh membayangkan lidah keseleo.

"Belum sih, tapi emang bisa Rey?" tanya Raka langsung.

"Bisa. Mau gue bikin keseleo?" tegas Reynand.

"Ampun bos. Jangan galak galak lah sama gue"

Revan hanya memperhatikan kedua temannya dengan diselingi tawa.

Reynand tidak memperdulikan ucapan Raka. Ia malah mengambil ponsel di saku celananya lalu mengetikkan sesuatu.

Tring.....

Bunyi notifikasi pada ponsel Audrey membuatnya baralih menatap benda pipih persegi di atas meja tersebut.

Nama es batu muncul pada layar ponsel, namun Audrey tidak berniat untuk mengambilnya atau bahkan untuk membalasnya. Ia hanya melirik sekilas pesan whatsapp tersebut lalu membalikkan ponselnya.

Melihat Audrey yang tidak memperdulikan pesannya itu membuat Reynand mulai emosi, ia kembali mengirimi Audrey pesan.

Reynand

Pulang sama gue!

P

P

P

Audrey

Gak

Reynand

GAK MENERIMA TOLAKAN!

Membaca balasan Audrey makin membuatnya emosi, ditatapnya Audrey yang juga sedang menatap balik.

Reynand

Lo beneran mau jadi mama muda?

Kalau lo udah siap, gue juga udah siap

Audrey dibuat naik darah, ia tiba tiba menggebrak meja didepannya menatap tajam Reynand lalu pergi begitu saja.

Tingkah Audrey otomatis membuat kedua temannya kaget, "Wah gila bener Audrey, untung gak mati jantungan gue" geram Aletta.

"Drey mau kemana lo?" teriak Anindya.

"Gak usah teriak teriak lo. Gak guna juga gak bakal dijawab"

"kegaduhan yang dibuat Audrey menjadikan pusat perhatian penghuni kantin terutama Reynand, Raka, dan Revan.

"Bini lo galak bener" ungkap Raka.

"Audrey ngamuk gara gara siapa lagi kalau bukan Reynand yang berulah" ujar Revan tepat sasaran. Sedangkan Reynand hanya menunjukkan senyum smirknya.

Kini Audrey berjalan seorang diri untuk meredakan emosinya menuju lapangan futsal.

Ia duduk di kursi tribun bersama murid dari sekolahnya dan juga bersama murid sekolah lain.

Sebenernya ia tidak begitu menyukai futsal, ia hanya mengikuti langkahnya dan berakhir di tempat ini.

Tidak lama kemudian, Aletta dan Anindya menghampirinya setelah mengelilingi area sekolah hanya untuk mencari dirinya.

"Lo kenapa si, tiba tiba ngamuk gak jelas" tanya Anindya.

"Berulah apa lagi si Reynand" sahut Aletta.

"Males gue, gak usah bahas tuh cowok aneh" jawab Audrey kesal.

"Iya iya calon mama muda" ujar Aletta mengejek karena tadi ia tidak sengaja membaca isi pesan Reynand, yang kebetulan Aletta duduk disamping Audrey saat dikantin.

"Mata lo gercep banget ya kalo baca chat orang" balas sinis Audrey.

"Apaan sih maksud lo berdua? Mama muda gimana?" tanya Anindya bingung.

"Audrey bentar lagi bakal jadi mama muda, siap siap aja kita punya ponakan baru" bisik Aletta.

"Hah?" bingung Anindya.

"Percaya sama Aletta musyrik lo" cibir Audrey kepada Anindya.

"Lo beneran mau punya anak, lo kan masih sekolah terus gimana sekolahya Drey?" tanya Anindya lagi.

"Menantu yang punya sekolah mah bebas, gak berangkat sekolah setahun juga tau tau lulus" cetus Aletta diselingi tawa.

"Iya juga kenapa baru inget gue. Jadi kapan gue sama Aletta punya ponakan baru?" ledeknya.

"Udahlah terserah lo berdua aja maunya gimana, pasrah gue. Lama lama setres gue punya teman kayak lo berdua"

Setelah sudah puas bisa menjahili sosok Audrey. Sekarang mereka fokus pada para pemain futsal yang ada didepannya. Suara para penonton mendominasi area lapangan tersebut.

"Eh gila. Itu cowok ganteng amat" ucap Anindya semangat seraya menunjuk cowok yang dimaksud.

"Cakepan juga yang nomor punggung 8" ujar Aletta tidak mau kalah.

"Enggak Ta, masih cakepan yang gue bilang tadi"

"Lo gak liat itu cowok mukanya bersih terawatt, hidung mancung, postur tubuhnya bagus banget. Gak kebayang roti sobek di balik kaos yang dia pake" papar Aletta antusias.

"Udah mulai kumat ya lo berdua. Gue beli minum dulu" ujar Audrey beranjak dari tempat duduk.

"Audrey berjalan santai menuju kantin. Ia sudah tidak melihat keberadaan Reynand dan juga teman temannya dikursi kebanggaannya.

Audrey mengambil satu botol air mineral dan membayarnya lalu kembali ke lapangan.

Saat ia sudah sampai area lapangan dan hendak menuju tempat duduknya tadi, ia melihat Reynand yang tentunya bersama dengan Raka dan Revan. Audrey berpura pura tidak melihat, hingga akhirnya tiba tiba pergelangan tangannya sudah ditarik oleh Reynand dan berakhir ia duduk disamping Reynand.

"Ngapain lo tarik tarik gue?" tanyanya kesal.

"Duduk!"

"Males amat gue duduk sama lo" ujar Audrey ketus seraya berdiri hendak meninggalkan Reynand. Namun, pergelangan tangannya kembali ditarik dan Reynand dengan sigap langsung memeluk pundak Audrey agar lebih dekat dengannya.

Sontak saja perbuatan Reynand semakin membuat Audrey marah, "Jangan modus lo!"

"Modus sama istri sendiri emang gak boleh?" tanya Reynand dengan menarik turunkan kedua alisnya.

"Lepas!" ucapnya penuh penekanan namun Reynand tetaplah Reynand, ucapan Audrey sama sekali tidak didengarkan olehnya.

"Reynand Zaky Anderson gue bilang lepas!" perintah Audrey dengan nada sedikit meninggi, Audrey semakin geram sendiri karena sekarang para penonton sudah menatapnya tak terkecuali kedua sahabatnya yang sudah sejak tadi memperhatikan mereka dan sekarang malah menertawakan kesialan beruntun temannya itu.

Reynand kini menatap Audrey tidak lupa pula dengan seringainya dan itu membuat Audrey mengerti maksud dari seringaian tersebut.

"Bakal gue lepasin. Tapi dengan 2 syarat"

"Apa?" tanya Audrey sewot.

"Duduk disini sama gue dan pulang sama gue!"

"Lo amnesia apa udah pikun si? Gue kan bawa mobil"

"Mobil lo biar dibawa Raka" jawabnya dengan tetap memperhatikan para pemain.

"Lo mau bawa gue kemana? Jangan macem macem ya lo!"

Reynand menatap Audrey kembali, "Emang lo mau gue macem macemin? Udah tinggal bilang iya aja susah banget, gak usah banyak protes!"

Audrey memilih untuk diam, karena semakin ia meladeni Reynand maka semakin panjang perdebatan meraka.

Rasa hausnya kembali datang karena perdebatan tadi, ia berusaha membuka tutup botol namun sialnya tutup botol tersebut sulit untuk dibuka.

Reynand melirik Audrey yang sedang kesusahan membuka botol, "Buka ginian aja gak bisa, apa yang lo bisa?" katanya dengan merampas botol air minum ditangan Audrey untuk dibuka.

Continue Reading

You'll Also Like

2M 98.1K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
4.8M 255K 57
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
455K 24K 35
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
1.8M 104K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...