MACLO [ SEGERA TERBIT ]

By macemelow

2.4M 302K 28.1K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... More

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 27 }

35.3K 4.5K 399
By macemelow

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf biar aku semangat updatenya. Tengkyuuu.




Zizel berjalan ke kantin dengan Belvi untuk membeli susu kotak, pagi-pagi memang minum susu yang dingin enak, asal jangan sampai naber aja nanti di kelas.

"Nanti lo mau ikut gua gak zel nobar?" tanya Belvi sembari mengambil susu coklat yang sesuai dengan permintaan Zizel yaitu di deretan belakang agar dingin.

"Mau... Tapi takut nggak dibolehin sama Maclo soalnya kemaren tiga hari gua demam. Terus dia kasihan kurang tidur huft..." Zizel menunduk menggambar abstrak di lantai dengan sepatunya.

"Demi apa sih gua penasaran lihat Maclo rela begadang demi istri muda yang dicinta." dramatis Belvi.

Zizel memegang kedua bahu Belvi kuat dan mata melotot. "Belvi pujuk Maclo ya biar gua bisa ikut... Aaaa yayayaya boombayah!" heboh Zizel mulai gesrek.

"Mulai dah sedengnya." Belvi pasrah badannya di goyangkan Zizel.

Zizel cemberut dan berjalan duluan membayar minuman, namun penjualnya tidak ada.

"Belvi penjualnya hilang ayooo kita cari cepattt!" heboh Zizel muter-muter dengan tangan direntangkan dan melompat.

"Dasar prik, untung cantik jadi masih ketolong." sedih Belvi menepuk jidat.

Zizel berlari ke Belvi dan menangkup wajah belvi yang sudah pasrah dimainin oleh Zizel. "Belvi kita harus cari penjualnya, namanya siapa Belvi?" Zizel mengunyel kedua pipi Belvi.

"Mang icing." suara Belvi menggambarkan jika ia tertekan.

Zizel mundur dan sempat berpikir, sejak kapan Lay exo kerja sampingan sebagai penjual di sekolah?

"Oke mari kita tanyakan kepada peta. Katakan peta katakan peta!" Zizel mulai sibuk dengan dunianya.

"Belvi katakan peta biar kita ketemu mang Icing! BELVI IH AY-"

"Peta."

"Lebih kencang lagi!" paksa Zizel.

"PETAAAA..." Belvi langsung menarik bangku untung duduk dengan menopang kening.

Anak Diasimos terkejut kala mendengar pekikan Belvi di pagi hari. Zizel mengedipkan mata berkali-kali dan melihat Maclo dan empat teman cowok itu masuk ke kantin.

"Belvi ada pacar lo." Zizel menujuk Mahesa yang tersenyum.

"Gua nggak peduli Zel, mental gua kena gara-gara udah ngobrol sama lo pas masih pagi." letih Belvi menempelkan pipi di meja.

Zizel meletakkan susu kotak di kening gadis yang diam itu. "Belvi sakit? Tapi nggak panas kok malah dingin di tangan gu-"

"BUKAN GUA YANG SAKIT TAPI LO YANG PERLU DI SETTING ULANG." Belvi melirik susu di keningnya, "YA GIMANA TANGAN LO NGGAK DINGIN KAN YANG LO TEMPELIN KE JIDAT GUA SUSU KOTAK!" teriak Belvi memukul meja berkali-kali.

Percayalah berhadapan dengan Zizel lebih melatih mental daripada ospek.

"Belvi lo galak banget ihhh serem." ngeri Zizel. Sedangkan yang dikatai bodoamat.

"Maclo bantuin gua ya?" Zizel menangkup pipi Maclo dan membuat kepala Maclo mengangguk.

"Bantu apa?" Maclo merasa ini akan menguras kesabarannya.

"Buat nyari mang Icing, kalau nggak mau yang harus mau pokoknya tapi nggak maksa. Tapi harus mau." ucap Zizel berbelit.

"Hm." gumam Maclo.

"Apa kamu melihat mang Icing?"

"Di belakang lo Zel." Maclo menunjuk kebelakang Zizel.

"Dimana? Aku tidak bisa mendengarnya coba sekali lagi." pinta Zizel dengan berpegangan pada bahu Maclo dan kakinya berlari seperti di mesin treadmill.

"Itu mang Icing setinggi kulkas gitu ya kali lo nggak lihat puter kebelakang makanya." Maclo menyuruh Zizel melihat ke belakang.

"Dimana aku tidak bisa menemukannya?" Zizel masih saja memperagai film kartun tadi pagi.

Belvi memukul jidat dan tak mau ikutan karena ia tak kuat hati melihat kekurangan Zizel.

"Dah nggak ketolong nih anak." cicit Zayyan.

"Oke puter balik."

Semuanya lega karena Zizel berputar kebelakang namun gadis itu berputar 360° dan kembali berhenti dengan posisi awal.

Ternyata drama per-prikan ini belum selesai. pikir mereka.

"GUA ANGKAT TANGAN." Zayyan nyerah.

"Allhamdulilah akhirnya Zizel cuman jadi istri kita berdua Al. Zayyan udah undur diri dikarenakan depresot." Nathan bertos tangan dengan Algis.

"Nggak kawan lagi kita anjing." ngegas Zayyan merasa ditikung.

"Apa kalian tidak mau membantu ku?" tanya Zizel.

"NGGAK!" jawab mereka serempak.

Zizel mencibir dengan wajah tengil. "Masa ngasih petunjuk buat nyari mang Icing aja nggak bisa. Orang tinggal bilang dibelakang kamu Zizel gitu aja juga. LEMAH." Zizel langsung berjalan ke mang Icing yang tertawa.

Mereka semua mati-matian menahan emosi yang ingin menjedotkan Zizel ke tembok lalu mencaci maki. Namun tak tega mengasari cewek semanis itu.

"Maklumin bocah bimba." lerai Mahesa.

"Mang Icing udah nggak jadi boyband lagi?" masih saja bercanda.

"Nggak neng soalnya mau jadi wiraswasta aja udah encok kalau kebanyakan goyang."

Zizel mengambil es krim, pilus, pocky, kripik pedas namun suara Maclo menghentikan gerakannya.

"Jangan makan kripik-kripik dulu Zel." larang Maclo.

"Satu doang Mac-"

"Sekali gua bilang nggak ya nggak. Mau semaleman nggak tidur?" potong Maclo.

Zizel menghentakkan kaki dan mengambil es krim menjadi dua. "Zel satu aja. Bukannya pelit tapi lo baru sembuh demam masa iya minum es?"

"Tau ah lo ngapain sih ke kantin? Ngerecokin aja." Zizel akhirnya hanya mengambil susu 5 dan pocky 5 karena kesal.

"Maclo bayar. Gua nggak bawa uang." Zizel hanya membawa uang sebanyak sepuluh ribu karena biar Maclo ada gunanya.

Maclo berjalan membayar semua total belanja Zizel. Gadis itu duluan jalan menenteng plastik dan duduk sebelah Belvi.

"Belvi mau pocky?" tawarnya.

"Mau mumpung gratis." Belvi mengambil satu.

"Zizel demam gara-gara apa sih sayang?" Algis menggoda Zizel.

"Gak tau kayaknya gara-gara demam." jawab Zizel memberikan 2 pocky untuk empat cowok disana.

"Sumpah gapapa, meskipun ngeselin gitu tapi Zizel tetap istri gua." sabar Zayyan mencondongkan badan mengusap rambut Zizel.

"Zizelkan satu untuk berempat." celetuk Algis menepis tangan Zayyan yang berani tampil solo.

"HEH! BERANI NYENTUH DIA LO PILIH MAU RUMAH SAKIT ATAU KUBURAN." Maclo menggeplak kepala Zayyan dengan dompet.

"Galak banget, lo cuman punya raganya aja belagu." balas Zayyan mode julid.

"Belvi ke kelas yuk gua males ada Maclo." Zizel menarik Belvi yang lagi ngebucin dengan Mahesa.

"Ke kelas sana gua juga males lihat lo." balas Maclo.

"Iya emang mau ke kelas. Makasih traktirannya." Zizel mengibaskan rambut di wajah Maclo.

"Gua jambak nangis lo." semprot Maclo.

"Mang Icing. Zizel titip salam buat suami-suami Zizel di Korea ya." Zizel sebelum pergi mencium tangan mang Icing seperti murid kepada guru.

"Jauh-jauh amat ke Korea. Ini kita juga suami-suami lo." sahut Nathan mengigit pocky.

"Kalian beda kasta beda segalanya." Zizel menggandeng Belvi keluar.

"Ada saatnya cewek cantik yang dewasa akan kalah dengan cewek yang asik dan lucu. Percayalah." Mahesa merasa Zizel itu memiliki aura yang bisa memberikan orang lain kebahagiaan.

"Dia itu lebih dominan ke ngeselin menurut gua." tutur Maclo.

~~~🦋~~~

Kini di kelas 11 IPS 1 tengah dalam jadwal pelajaran Matematika bersama Bubon, atau Bu Bona.

Selama pelajaran matematika semua murid tidak ada yang berkutik karena takut dengan guru satu itu.

"Kalian gak ada yang bisa jawab?" Tanya bu Bona memijit pelipisnya.

Zizel sudah merapikan bukunya karena sebentar lagi jam pulang. Luvena yang menendang kaki Zizel.

"Cari perkara aja lu Zel." Bisik Luvena.

"Zizel. Ayo maju jawab soal di depan."

Belvi, Luvena, dan Sabina deg-degan karena Zizel menjadi sasaran bu Bona di saat jam-jam sudah memanas dan letih.

Zizel melongo apa yang ditanya barusan dirinya?

"Heh bocah bimba lo disuruh maju." Sabina melihat kebelakang memukul meja Zizel.

"Ihhh Sabina! Kasihan mejanya digebuk." omel Zizel mengusap meja sebelum maju.

Sabina mengedipkan mata. "Dia itu kekurangan nggak sih?" tanya Sabina ke dua cewek yang tersenyum sabar.

Zizel mulai mencoret-coret di papan tulis dengan kepala dimiringkan lalu menegakkan tubuh dan mata melihat atas sambil jemari bergerak menghitung. Dan akhirnya selesai.

Bu Bona tepuk tangan karena Zizel satu-satunya murid di kelas ini yang berhasil memecahkan soal tersebut.

"Goodjob Zizel. Kamu emang gak pernah ngecewain ibu kalau disuruh ke depan." bu Bona memberikan coklat silverqueen untuk Zizel.

"SERIUS BUAT SAYA? MAKASIH BU BONA." Zizel menerima coklat itu dengan kedua tangan.

"Sama-sama. Semua boleh beres-beres."ucap Bu Bona.

Sabina terkejut bukan main kala Zizel si cewek rada-rada itu bisa menaklukkan soal matematika dengan benar.

"Zizel tolong kamu bawa buku tulis itu ke kantor ya." minta tolong bu Bona.

Zizel langsung mengambil tumpukan buku tulis itu dan mengikuti bu Bona yang berjalan duluan ke kantor.

"Kita tunggu diparkiran ya Zizel." Belvi mencubit pipi Zizel.

Zizel mengangguk dan melanjutkan langkah ke kantor guru. Zizel meletakkan buku di meja dengan rapi dan mengulurkan tangannya kepada bu Bona.

"mau minta coklat lagi?"

Zizel menggeleng. "Mau cium tangan bu. Tapi kalau bu Bona mau ngasih coklat lagi gapapa, hitung-hitung pahala."

"Kalau kamu bisa jawab soal lagi baru ibu kasih."

"Kasih coklat?" tebak Zizel.

"Kasih nilai baguslah."

"Ih sok asik." celetuk Zizel.

Maclo mengetuk pintu dan Menongolkan kepala. "Misi pak, bu." bu Bona dan guru yang lain mengangguk.

"Nyari siapa Clo?" celetuk pak Cireng yang selalu mengunyah cireng.

"Mau apa Clo? Ngumpulin tugas remedial?" bu Bona memberikan soal di kertas kepada Zizel.

"Yaelah bu remedial doang sampe ditagih." dengus Maclo mencomot satu cireng pak Cireng.

"Terus ngapain kamu kesini? Kangen sama bapak." pak Cireng menaik turunkan alis.

"Jeruk makan jeruk dong. Saya kesini mau jemput Zizel pak."

"Ini pacar kamu Zel?" goda pak Cireng.

"Dia suami saya pak." Zizel menjawab pertanyaan tanpa berpikir dan tak ada rasa kaget.

"HAH?!" kaget beberapa guru yang mendengar.

"Bb-baru mau otewe jadi suami pak. Do'ain aja langgeng biar bisa nikah sama Zizel." Maclo yang jadi repot menutupi keceplosan Zizel.

Zizel mendorong kertas ke bu Bona. "Ibu udah ayo koreksi cepattt." Zizel kebiasaan ketika senang pasti lari di tempat.

"Maclo beneran suami kamu?" ulang bu Bona.

"Hah? Kata siapa emangnya?" tanya balik Zizel.

"Barusan kamu yang jawab Zizel kiyowo." gemes pak Cireng.

"Iyakah? Lupa. Ayo koreksi ibuuu..." Zizel sudah tak sabar.

Bu Bona menggelengkan kepala lalu mulai melihat kerjaan Zizel dan ternyata jawabannya benar.

"Otak kamu hebat Zel. Udah ya coklatnya habis." bu Bona memberikan yang rasa matcha.

"Maclo gua dapet dua coklat www." ledek Zizel memamerkan dua coklat di tangan.

"Bagi dua nanti ya." gurau Maclo.

"Iya." jawab Zizel.

Zizel itu di mata guru murid ceria, cerdas, aktif, baik hati, tapi suka ngelag ketika membahas yang bukan tentang pelajaran.

"Ya sudah bawa pulang pacar kamu Maclo. Jangan kamu ajarin pergaulan salah awas aja sampai murid kesayangan ibu nilainya turun, ibu paksa putus kalian." ancam bu Bona.

"Coba aja kalau bisa." Maclo menyeringai.

"Hehhh!" omel bu Bona.

"Iya-iya aman." jawab Maclo cepat.

"Makasih bu Bona, pak Cireng." Zizel kembali menunduk dengan melambaikan dua tangan yang memegang coklat.

Saat berjalan di lapangan Zizel membuka coklat tadi dan membagi sama banyak antaranya dan Maclo.

"Ini buat lo, gua baginya rata kok. Apa masih beda? Kalau iya pilih aja mau yang mana." Zizel berhenti dan menyuruh Maclo memilih ia tak masalah dapat sedikit.

"Gua nggak usah banyak-banyak, itukan lo dapetin dari hasil kerja keras otak lo." Maclo mengusap kepala Zizel dan tersenyum.

Zizel melihat coklat itu lalu tetap memberikan Maclo potongan yang lebih banyak. "Lo yang ini aja. Soalnya selama dua hari lo udah kurang tidur karena nemenin gua yang demam."

Lalu Zizel berjalan duluan sambil memakan coklatnya melihat sekolah yang mulai lengang.

Kesederhanaan Zizel inilah yang membuat Maclo bucin setengah mati, namun cara penyampaiannya saja yang terkesan kasar.

Mereka sudah ditunggu oleh yang lain karena hari ini Maclo dan teman-teman cowok itu hendak menonton ke bioskop untuk refresing.

"Maclo temen-temen lo belum pada balik kenapa?" Zizel melihat disana ada Luvena dan Sabina yang terlihat malas.

"Gua diajakin nonton sama Mahe, jadi gua ajak lo buat ikut. Mau kan?" Zizel menoleh melihat Maclo lalu mengangguk.

"Kok istri aku lama banget cihhh?" Zayyan dan Algis maju untuk memeluk.

"Habis dikasih coklat sama bu Bona." jawab Zizel.

"Gua bantai lo berdua disini mau? Coba spill bagian badan yang mana paling cocok buat di patahin!" Maclo menggerakkan kedua tangannya tipis-tipis.

"Kitakan sahabat Clo masa kekerasan mainnya." Zayyan menggelitik dagu Maclo.

"Gua nggak pernah mau berbagi orang yang gua suka meskipun sama sahabat sendiri. Jadi cowok jelata kayak lo ke laut aja." hardik Maclo.

"Hahahahaaa! Dasar playboy jadul. Nggak laku lo sampe mepet cewek temen sendiri?" ejek Sabina ke Zayyan.

"Bacot lo gamon! Bilang aja lo gamon sama gua sampai pindah kesini." damprat Zayyan menakol kepala Sabina.

"Sembarangan lo! Daripada lo keganjenan godain pacar temen sendiri. Ewhh cowok murahan." balas Sabina sengit menendang tulang kaki Zayyan.

"HEH BUSEH! MENDING LO BERDUA BALIKAN DAH MUMPUNG DEPAN MATA." Mahesa kembali menjadi pelerai.

"Nggak dulu dia jamet soalnya." Sabina memutar mata malas dengan ujung bibir tertarik.

Zayyan akan kembali menjawab namun Algis membekap mulut cowok itu dengan dasi. "Sudahlah badut, kita akan kalah kalau berbacot ria dengan kaum yang selalu benar."  nasehat Algis.

"Zizel mauuu coklat yang matcha." pinta Belvi penuh harap.

Zizel melihat coklatnya dan memberikan secara utuh untuk Belvi. "Potek aja sendiri nanti kalau ada sisanya kasih ke gua." jawab Zizel.

"Kalau nggak ada sisanya gimana Zel?" pancing Nathan.

"Yaudah gapapa habisin aja, gua udah ada kok ini." Zizel menunjukkan coklat yang ia makan.

Maclo memperhatikan Zizel yang menikmati coklat. "Kok lo kasih katanya buat di rumah?" bisik Maclo disaat yang lain sedang menunggu giliran pembagian coklat.

"Gapapa mereka mau. Lagian gua udah makan yang ini." ucap Zizel terlihat sangat tulus sambil memakan terus coklat yang sudah tersisa satu bagian.

"Kurang nggak? Nih ambil aja punya gua masih ada dua." Maclo memberikan ke Zizel.

"Terus lo gimana?"

"Gua nggak begitu suka manis, kan udah ada lo soalnya."

Maclo tersenyum saat wajah Zizel begitu menggemaskan dengan mata indah melebar dan mulut terbuka kecil membentuk huruf O.

"Makacihhh. Aku cayang banet sama Maclo banyak-banyak." Zizel menjulurkan kedua tangan, "mawu peyukkk." Zizel tersenyum bahagia.

Fuck nggak kuat! Lo jangan kebangetan imut kenapa sih Zel depan gua. Ini hati gua terporak-porandakan sampai meleleh lihat lo sayang. Geregetan Maclo.

Maclo memeluk Zizel yang memeluknya kuat. Gadis itu menciumi dadanya gemas, percayalah ke 7 orang yang selesai berbagi coklat hanya bisa menonton serial drama ini.

"Kita nggak butuh pacar bestie, kita cuman butuh uang buat beli pacar." Sabina menarik bahu Luvena yang jomblo.

"Allhamdulilah kita senasib." Luvena berpelukan dengan Sabina.

Luvena dan Sabina saling melihat satu sama lain, "kita adalah jomblo fisabilillah." kompak keduanya kembali berpelukan.

Mau nanya donggg, kalian tau Maclo dari jalur mana???

Jangan lupa follow:
@exshaanns
@maclojenaka
@zizelarcheva

Continue Reading

You'll Also Like

825K 6.2K 12
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
6.5K 1.2K 5
❛ karena penasaran, gadis ini coba-coba filosofi ―gabut menantang maut... apa dia memang filsuf sungguhan? ❜ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭...
14.9M 1.5M 69
"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa...
242K 8.1K 39
"darel kepala lo ada apa nya tuh." ledek Vina "Gak usah ngeledek deh lo!" kesal Darel start : 19 oktober 2019 end : 7 november 2019