๐™Š๐™ˆ ๐™…๐˜ผ๐™€๐™ˆ๐™„๐™‰ โ€ข ๐™…๐˜ผ๐™€๐™ˆ๏ฟฝ...

By LobelyBee

105K 11.3K 991

Renjun yang urakan, dijodohin sama Jaemin yang ketat aturan "Saya suami kamu" "Tapi lo tengil anjir, banyak... More

02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jaemren +
26
27
28

01

12.8K 726 16
By LobelyBee

Happy Reading ❣

~ • • • ~

Dering telepon sudah menganggu Renjun sejak pukul 7 pagi. Dirinya yang sedang sibuk menyikat gigi memutar bola matanya malas.

"Halo" Jawab nya setelah menggeser tombol berwarna hijau di ponsel nya.

"Njun!! Bangun hayo..pasti belum berangkat kuliah 'kan?"

"Udah mih.."

Siapa lagi yang akan menghubunginya pagi pagi sekali seperti ini kalau bukan Mamih.

"Bohong.."

Renjun kembali berdecak "Iya, ini lagi sikat gigi."

"Semester lalu kamu ngulang terus karena sering absen sama telat."

"Gak tiap hari kok, Mih."

"Ya tetep aja Njun, masa seminggu cuma berangkat kuliah dua hari. Harusnya Mamih gak ijinin kamu kuliah di luar kota waktu itu"

Lagi lagi masalah ini.

Dirinya sudah hafal sekali kalau kalau Mamih nya menelfon. Kalau tidak mengingatkan untuk bangun dan makan dengan teratur. Ya paling paling menasehati nya urusan kuliah

Sudah dua tahun total ia meninggalkan rumah untuk berkuliah di luar kota. Selain karena dirumah merasa begitu di kekang dan di manjakan Mamihnya. Renjun memang ingin meraskaan bebas nya dunia luar. Namun ia lupa untuk tau menau mengenai batas nya. Jadilah begini, mahasiswa setengah niat setengah tidak

"Aduh Mih! Masih pagi, sorean aja ngomel nya." jawab Renjun malas

"Kamu tuh ya! Kalo gitu terus kapan lulusnya?"

"Mamih 'kan banyak duit. Masih bisa bayarin"

"Dasar! Cepet berangkat. Mamih gak mau kamu seenaknya gitu berangkat kuliah."

"Iya Mih"

Keseharian Renjun terus berputar bersama omelan Mamih setiap harinya. Tak ada hal lain selain menjalani hidup sebagai mahasiswa setengah niat setengah tidak yang sempat dibahas diatas.

Semua orang tau, bahkan Haechan selaku teman satu kost sekaligus teman dekatnya di kampus juga tau kalau Renjun itu terlampau nakal dengan wajah lugu miliknya. Sifat urakan dan keras kepala bagai ciri khas dirinya. Atau julukan si emosian yang diberikan teman nya itu.

"Kebo!"

Suara ketukan keras dari pintu kamar kost nya terdengar cukup keras. Renjun yang selesai menyikat gigi tersebut berdecak sembari menutup keran air

"Kebo!! Lo ngampus gak?" Teriak Haechan dari depan pintu kamar

Setelahnya, pintu kamar dibuka kencang. Menampilkan Renjun dengan handuk yang masih terselampir di leher nya.

"Berisik lo"

"Ngampus? Pasti di telfon kanjeng mamih lagi kan lo?"

Hanya anggukan malas yang menjadu jawaban Renjun dari pertanyaan tengil dari teman tetangga kost nya tersebut.

Selama dua tahun terakhir, Haechan yang berkuliah di kampus yang sama dengan Renjun. Menjadi satu satunya teman sekaligus tetangga kost nya. Pria yang kerap membawa tas gitar di punggung nya itu selalu bisa menjadi satu satu nya kawan yang sabar menghadapi sifat moody dan emosional Renjun.

"Gue tunggu sepuluh menit. Lama gue tinggal" Ucap Haechan

"Iya ah. Tau gue yang mau ngapel doi" Jawab Renjun

Bukan kesulitan ekonomi. Bahkan kalau Renjun meminta di belikan sebuah mobil mewah pun mamih nya juga sanggup. Namun ia lebih memilih untuk nebeng dengan Haechan setiap ia akan berangkat kuliah

Tapi ya begitu, laki laki hitam manis itu selalu berangkat pagi pagi sekali. Atau kadang saat langit gelap Haechan sudah bersiap untuk berangkat dan membuat Renjun memesan ojek online. Usut bukan usut, pria itu punya gebetan yang merupakan calon ketua BEM. Katanya kalau tidak pagi hari saat berangkat, tidak ada waktu lain untuk melihat gebetan nya tersebut.

Pagi hari di kampus, hanya uapan berkali kali yang tampak Renjun lakukan karena masih mengantuk. Mengingat semalam ia menghabiskan waktu bermain video game hingga pukul dua

"Bang!" Seruan ia dengar saat menyantap sarapan di warung Bu Iin yang berada di sebrang fakultas nya.

Jangan tanya Haechan kemana. Karena sehabis menurunkan nya di depan fakultas. Pria tersebut sudah melesat cepat ke arah fakultas gebetan nya.

Sosok dengan paras lebih muda menghampiri nya disana. Ia kenal pria itu, adik tingkat nya yang ia mintai jawaban ujian minggu lepas

"Hm?" Jawab nya sembari kesulitan mengunyah bakso urat yang berada di mulut nya

"Lo gimana sih bang? Masa nyontek uas gue sama persis. Gue jadi di tegur sama Pak Jamal nih"

"Ha? Apaan sung?"

"Jawaban uas yang lo nyontek kemaren bang" Jisung kembali menjelaskan maksud nya menghampiri pria ini

"Lah kan gue nyontek. Masa beda, gimana sih lo"

"Ya masa sampe gak sempet ganti nama file sih bang. Noh liat" Ponsel milik Jisung ia arahkan ke hadapan Renjun

"Mampus" Gumam Renjun saat membaca isi chat Jisung dan Dosen yang mendapatkan kejanggalan pada jawaban uas nya. Ia lupa mengganti nama file Jisung menjadi namanya

"Gue jadi kena omel bang. Lo mau kalo gak bisa nyontek gue lagi?" Ucap Jisung

"Weh jangan lah. Masa gue ngulang lagi semester ini"

"Makanya tiati bang"

"Yaudah lah. Entar gue urus deh sama Pak Jamal. Lo santai aja"

"Bener ya bang. Awas aja kalo nilai gue juga dikurangin sama Pak Jamal"

"Iye ah. Berisik lo, masih pagi nih. Lagi enak enak makan bakso juga gue"

"Traktir gue dong bang. Itung itung bayaran nyontek uas"

"Ngelunjak lo. Yaudah pesen buru"

"Nah gitu dong"

Seharusnya Renjun tau kalau Jisung bukanlah sosok yang tepat untuk di beri traktiran seperti ini. Lihat saja, pria itu asik menghabiskan mangkuk kedua bakso yang baru saja datang. Sial, yang ada uang jajan nya bisa habis lebih cepat bulan ini

Di sela nya menyeruput es teh. Ponsel Renjun kembali berdering. Ia menerka nerka siapa yang menelpon nya lagi pagi ini.

Setelah kembali mendapati nama Mamih disana. Renjun menghela nafas karena jengah akan omelan mamih padanya

"Halo mih. Kenapa lagi? Ini Njun udah ngampus loh. Lagi sarapan" Jawab nya

Jisung tak begitu peduli, pria itu sibuk menyisihkan bawang goreng diantara bakso yang sedang ia makan saat ini.

"Njun...mulai besok kamu gak usah ngekost lagi ya" 

Awalnya Renjun cukup terkejut mendengar kalimat itu. Menerka nerka apakah ia membuat kesalahan yang fatak hingga mamih menyuruh nya untuk pulang ke rumah

"Temen mamih dulu, baru balik dari Singapore. Rumah dia kebetulan deket sama kampus kamu"

Kerutan bisa dilihat pada wajah Renjun. Apa maksud mamih nya itu?

"Maksud mamih Renjun suruh numpang gitu? Ogah ogah"

"Rumahnya gede Njun. Temen mamih juga baik kok"

"Ih gak mau mih. Ngerepotin banget lagian, masa numpang" Jawab Renjun

Gengsi lah dia, yang benar saja.

"Udah deh gak usah banyak ngeles. Pokoknya besok kamu beresin barang. Terus pindah ke rumab temen mamih"

"Mih, uang sewa kost masih dua bulan. Sayang duitnya udah dibayar"

"Sejak kapan kamu sok sayang duit gitu? Waktu itu belanja sepatu aja sampe debit mamih limit"

"Ah elah mih. Gak usah aneh aneh deh, lagian Njun ngekost juga gak kenapa napa"

"Bukan gitu. Kalo kamu disana kan ada yang jagain. Kalo aneh aneh nanti kamu gak akan bikin mamih khawatir"

"Gak mau mih~" Rengek Renjun

"Mau mamih blokir kartu nya?"

Matanya terbelalak seketika. Lagi lagi ancaman seperti itu. Sial

"Yah mih jangan dong. Entar Njun makan apa?"

"Makanya dengerin. Ngejawab aja durhaka kamu"

"Iya deh ah serah mamih"

Panggilan di putus sepihak oleh Renjun. Mood nya pagi ini sukses hancur karena mamih nya

~ • • • ~

Kelas kedua Renjun hari ini. Kepala nya sudah menunduk di meja. Dengkuran halus itu keluar dari mulut nya. Membuat sosok yang terduduk di samping nya menyenggol tangan nya

"Njun.."

Jeno menyenggol dengan sikut nya. Meskipun sudah tau kebiasaan teman nya ini. Ia masih kerap heran karena Renjun berani tertidur di sela dosen menjelaskan materi

"Diem lo gue ngantuk" Bisik Renjun

"Kena omel lagi lo nanti"

Sebagai teman yang baik, Jeno juga tam mau kalau Renjun kerap di marahi oleh Dosen. Itu kenapa ia memilih untuk membangunkan pria tersebut sebelum kejadian minggu lalu terulang lagi

"HUANG RENJUN!"

Nah kan..

"Njun.." Senggol Jeno setelah teriakan Dosen di depan kelas

"Kamu tidur lagi di kelas saya?!" Teriak Dosen

"P-pak..itu, Renjun lagi sakit pak" Ucap Jeno dengan mengangkat tanganya

"Ngeles aja. Jelas jelas dia tidur gitu!"

"Nyet bantuin gue anying. Lo mah" Bisik Jeno sembari kembali membangunkan Renjun

Achimmm!

Suara bersin melantang milik Renjun menggema di sesiisi kelas. Membuat semua mahasiswa juga terdiam

"Tuh kan pak. Renjun lagi sakit, makanya nunduk. Pusing pala nya soalnya" Ucap Jeno

"Kalau pusing pulang! Jangan ikut kelas saya!"

"Saya boleh pulang pak?" Ucap Renjun bangun sigap setelah mendengar kalimat dari dosen nya

"Kamu itu bawa virus. Kalau teman teman yang lain kena. Semuanya jadi kesusahan ikut kelas saya"

"Yesshh" Bisik Renjun kemudian menepuk pundak Jeno diam diam

"Berarti saya gak alpha ya pak?" Ucap Renjun

Setelah anggukan dari dosen. Renjun tampan kegirangan untuk keluar dari kelas.

"Kamu ngapain masih disini?"

"Saya pak?" Tanya Jeno sembari menunjuk dirinya sendiri

"Anter pulang itu temen kamu. Nanti kalau pingsan dijalan gimana?"

"Oh iya pak siap" Ucap Jeno

Saat keluar dari kelas. Jeno mendapati Renjun berjalan riang di lorong fakultas. Ia menggeleng karena melihat tingkah lucu sekaligus absurd dari teman nya tersebut

"Parah lo" Ucap Jeno sembari menepuk pundak nya

"Makasih Jen, gue jadi bisa gak ngampus tanpa alpha"

"Udah makan siang belom?"

"Belom sih"

"Gas?"

"Ngeng~"

Seperti hari hari biasanya. Tak ada tempat lain selain warung Bu Iin yang menjadi destinasi makan pagi siang maupun mapam Renjun. Persetan kalau orang orang bilang membosankan kan. Bukan soal murah, tapi menurutnya makanan paling enak seantero kota ya hanya disini.

Satu piring ketoprak ia santap. Tak lupa Jeno disana masih menunggu pesanan gado gado nya datang.

"Njun, minggu depan anak anak clubing" Ucap Jeno

"Acara apaan?"

"Ulang tahun nya Mark"

"Widih. Eh tunggu, Mark si calon ketua BEM itu?"

"Heem lah. Emang ada berapa Mark di kampus?"

"Ya siapa tau"

"Lo ikut kan?" Tanya Jeno

Sebenarnya pertanyaan itu tak perlu ia lontarkan lagi pada Renjun. Sudah pasti pria tersebut ayo ayo saja.

Namun satu notifikasi di ponsel Renjun membuat ia tak bisa memberikan jawaban pasti.

Mamih❣ : Ini alamat rumah temen mamih xxx

Mudah mudahan saja, ia masih bisa hidup bebas setelah tinggal di rumah itu.

~ • • • ~



Next gak nih?
Kalo banyak yang minat next deh ya

Btw Jaemin nya baru debut di next chap. Di tunggu ya....

Jangan lupa vote dan komen
See you on the next chap
Pai pai~

Continue Reading

You'll Also Like

488K 36.8K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
42.3K 5.9K 36
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
90K 17.3K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
72.6K 7.4K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...