MACLO [ SEGERA TERBIT ]

By macemelow

2.3M 297K 27.9K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... More

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 10 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 22 }

31.1K 4.2K 485
By macemelow

Notes: Jangan lupa untuk vote dan komen yang banyak yaaa, tengkyuuu.

Zizel duduk bersama Dipta di rooftop dengan Belvi dan Luvena yang berjaga-jaga takut insting memburu seorang Maclo muncul lalu mendadak naik dan terjadi perkelahian hebat.

"Gua bisa sendiri." Dipta mencoba mengambil salep itu dari tangan Zizel.

"Tanggung kak." Zizel tetap mentap-tap pelan di kedua sudut bibir Dipta.

Dipta memperhatikan wajah Zizel yang begitu manis dan sepertinya ini bukan kriteria cewek idaman Maclo, namun Zizel mampu menembus standar kecantikan yang Maclo inginkan.

"Kak Dipta kenapa ngelihatin gua kayak gitu? Napas gua bau atau kekencengan." pertanyaan itu membuat Dipta tersenyum.

"Strawberry." jawab Dipta.

"Kok tau? Jangan-jangan kak Dipta suka pakai odol strawberry juga ya terus ditelen." gurau Zizel.

"Nebak doang." 

"Kak. Lo punya masalah sebesar apa sih sampai Maclo mendadak jadi kingkong kalau ketemu lo?" heran Zizel.

"Salah paham doang Zel nggak usah dipikirin. Jangan pernah bahas gua atau nanya permasalahan gua sama dia, ini demi kebaikan lo juga." Dipta tak mau cewek ini kena amuk Maclo.

"Selama kenal Maclo gua nggak baik-baik aja, soalnya dia dijadiin peliharaan ngelawan mulu heran." curhat Zizel.

"Apa? Lo nganggep dia peliharaan?" kaget Dipta.

"Sedikit, segini doang." Zizel membuat bulatan dengan dua tangannya.

"Itu gede Zel. " Dipta tertawa kecil.

"Kak Dipta kalau ketawa gemes banget. Gua suka." percayalah Zizel itu tipikal cewek yang selalu mengeluarkan isi pikirannya spontan.

"Suka?" ulang Dipta.

Zizel masih mengangguk dengan senyuman, "Gua suka kak Dipta." perjelasnya.

Dipta terdiam sejenak lalu menunjuk diri sendiri. Cowok itu melihat arah lain beberapa menit kemudian Dipta berdiri memilih untuk segera turun.

"Gua turun duluan, thank's udah obatin luka gua." Dipta tersenyum lalu berjalan melewati Belvi serta Luvena.

"Sama-sama." Zizel memutar badan melihat punggung Dipta. Lalu...

"APA?! GUA TADI BARUSAN BILANG SUKA DIA?" pekik Zizel langsung memukul mulutnya berkali-kali.

Luvena menghampiri dan memukul gemas bahu Zizel yang berani menyatakan perasaan ke cowok lain.

"Yaampun Zel lo gila kali ya bilang suka ke Dipta pas lo udah jadi istri Maclo? Zel laki lo lebih aduhay, malehoy, kayak suamiable gitu juga." Luvena keceplosan. 

"Suami?!" kaget Belvi memukul pembatas rooftop.

Luvena yang merasa bersalah mencoba mengalihkan topik, "Ss-suami ledekan lo percaya aja sih."

"Iya. Gua sama Maclo udah nikah. Baru sebulan lebih, tapi beda kamar sama beda perasaan." entengnya Zizel bercerita.

"WHATTT?!" Kaget Luvena dan Belvi.

"Nikah?"

"Beda perasaan?!"

Zizel mengangguk dan menceritakan awal ia bisa sampai menikah dengan Maclo, padahal mengetahui cowok itu hidup saja tidak namun dipertemukan dengan begitu mudahnya tanpa harus memfollow dan menjadikan Maclo crush.

"Lo lucky banget!" puji Luvena.

"Beutiful mistake!" tambah Belvi.

"Gua rasanya mau reinkarnasi aja biar bisa terlahir kembali dengan sifat dan jaman yang berbeda biar kelepas dari status suami istri sama Maclo." balas Zizel.

"NGACOOO!" Sembur Belvi dan Luvena.

Dipta yang belum benar-benar turun mendengar jika Zizel dan Maclo sudah menikah karena kesalahpahaman, dan apa tadi Zizel sungguh bilang menyukainya?

~~~🦋~~~

Sore ini sehabis pulang sekolah Maclo langsung mendobrak pintu kamar Zizel dan mematikan laptop yang menayangkan acara variety show idol k-pop.

"MACLOOO!" pekik Zizel menendang paha cowok itu.

"Akh! Bego!" umpat Maclo mengusap pahanya.

"Bego bego gini gua banyak yang minang." pede Zizel mulai menyalakan laptop namun tangannya dipukul Maclo.

"Akhhh! Jahat..." Zizel mencium punggung tangan yang tadi dipukul Maclo.

"Sini gua obatin rasa sakitnya." Maclo menarik tangan Zizel lalu dicium sekilas.

"Kan tuaan lo, kok malah lo yang cium tangan ke gua?" heran Zizel.

"Karena gua sayang sama lo." geregetan Maclo mengacak rambut Zizel.

Zizel mencibir dan melihat Maclo yang sudah rapi. "Jadi gini Zel, ternyata oma gua udah dateng dan dia mau kesini. Dan lo harus beresin rumah sampai kinclong, kalau bisa bikin orang ketipu sampai kejedot kaca kayak di iklan." terang Maclo.

"Berdua ya? Kita bagi tug-"

Maclo menggeleng, "Gua tugasnya ngelihat hasil kerja lo. Itu paling bener, cepet!"

Zizel menghentakan kaki kesal lalu terlintas ide untuk kabur. Biarin aja sekali-kali Maclo yang repot beresin rumah, Zizel segera berlari membuka pintu.

"ARTEFAK!" Maclo mengejar dan menendang pagar namun ternyata telah di kunci.

"Maclo gua balik selingkuh rumah udah harus bersih yaaa...!" sorak Zizel dari luar.

"GUA MATIIN LO ZEL SAMPAI NYARI SELINGKUHAN! HEH! BUKA." teriak Maclo memanjat pagar.

Maclo melihat Zizel berjalan sambil mengejek kearahnya. "LIHAT AJA LO SAMPAI DAPET SAMA GUA, NGGAK ADA AMPUN MALEM INI BUAT ANAK KEMBAR! NONSTOP GUA JABANIN GAK MAU TAU." sorak Maclo.

"Bu bona suka bunga lili, lo pikir gua peduliii? Nggak www." celetuk Zizel menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan seperti bebek untuk mengejek Maclo.

Maclo terus memanjat sampai akhir berhasil tiba di luar. "Gua tangkep lo sekarang ARTEFAK!!!"

"MAMAAA ADA PASIEN RSJ LEPAS...!" teriak Zizel berlari dengan cepat seperti orang lomba maraton.

Mereka kejar-kejaran di sepanjang jalan perumahan elit ini. Bahkan anak-anak yang bermain di taman menonton Maclo dan Zizel.

Zizel yang badannya lebih kecil naik ke perosotan dan meluncur kebawah.

Maclo coba naik namun tak muat dan alhasil ia ketinggalan jejak Zizel yang sudah jauh di depan.

"AWAS LO ARTEFAK!" seru Maclo melemparkan sendal namun meleset.

Maclo melihat ada sepeda lipat. "Dek minjem sebentar. Nih buat jajan." Maclo memberikan selembar uang seratus dan meminjam sepeda anak itu.

"Zizel main yuk."

"Kapan-kapan ya aku lagi kabur dari---MACLO!" kaget Zizel ketika melihat Maclo yang mengoes sepeda di sampingnya.

"Maclo itu ada cewek sekseh banget!" Zizel menunjuk sebrang. Maclo reflek menoleh untuk cuci mata, ternyata ia kembali tertipu.

"Sabar Clo, inget usaha tidak akan mengkhianati hasilnya." Maclo bersabar.

"Cieee kalah, udah tua lagian mau main kejar-kejaran." ledek Zizel dari depan.

"Lo durhaka ngerjain gua yang lebih tua, lihat aja pasti habis ini kualat!" sembur Maclo.

Zizel masih saja mengejek sampai akhirnya doa Maclo dijabah. Gadis manis itu tercebur ke selokan tepi jalan yang cukup dalam.

"Zel!" kaget Maclo langsung mengejar.

Maclo melihat Zizel yang sudah berlumuran air dalam selokan itu. "Maclo gua jatoh." adu Zizel.

"Wowww kasihan banget, tapi gua nggak peduli www. Syukurin siapa suruh ngelawan suami." ledek Maclo tapi tetap membantu Zizel naik. 

"Nanti sampai rumah mandi, jangan lupa beres-beres." Maclo menoleh dengan mata setajam elang, "Lo kabur kualat lagi." ancamnya.

"Iya paham." lirih Zizel.

Selesai mandi Zizel turun menggunakan setelan baju tidur dan menyapu, mengepel, membersihkan kamar mandi serta bathtub, belum lagi memberi Oren makan.

Sedangkan Maclo. Cowok itu sudah rapi menggunakan kemeja putih yang kancingnya dilepas serta celana bahan warna hitam, duduk memperhatikan Zizel bolak-balik bekerja.

"Tuh masih kotor bekas Oren lari-larian. Zel c'mon... Oma gua nggak suka cewek yang pemal-"

"Maclo coba jangan bersisik!"

"BERISIK! BUKAN BERSISIK, LO KIRA GUA IKAN?" sembur Maclo.

"Salah lagi, males jadi cewek salah mulu." dumel Zizel menempelkan pipi ke tembok.

"Kebalik, yang ada cowok salah mulu kalau debat sama cewek!" ngegas Maclo.

"Nggak berlaku buat lo. Karena lo bukan cowok sejati, disini gua yang seme lo uke." cecar Zizel yang tak dimengerti Maclo.

"Hah? Seme? Uke? Itu siapa lagi sih zel? Banyak banget bias lo." letih Maclo tiap malam hafalan.

"Capek ngomong sama orang yang beda zaman." Zizel merasa Maclo sangat kolot.

Maclo berdiri dan menarik tangan Zizel agar melihatnya.

"Pegelll..." keluh Zizel saat ditatap Maclo. 

"Ganti baju yang cantik, lo harus tampil elegant pas ketemu oma." titah Maclo mendorong Zizel lagi.

"KYAAA!" pekik Zizel kala di dorong terus-menerus. "Nggak usah dorong-dorong udah tau tulang gua lentur gampang meleyot." sentak Zizel.

"Gua tuh gemes banget sama lo Zel sampai pengen nyekek. Tapi gua sayang lo." geregetan Maclo.

"Maclo, emangnya selama ini gua gak cantik?"

"Cantik. Cuman hari ini harus elegant, gua nggak mau lo malu-maluin gua." Maclo berjalan keluar menunggu makanan yang ia pesan.

Dua puluh menit Zizel berkutat di kamar sampai akhirnya sudah beres. Gadis itu turun dan ternyata mertua serta nenek Maclo sudah duduk di ruang tamu.

"Zizel kamu cantik bangettt..." Zira berdiri memeluk menantunya.

"Makasih ma. Mama juga cantik kayak bunda suryeon." Zizel membalas pujian Zira.

Jevon tersenyum hangat ke menantunya. Zizel bersalaman dengan oma Maclo yang terlihat begitu menyeramkan.

"Ini istri dari cucu ku?" Oma melihat Maclo yang mengangguk. "Biasa aja. Masih cantikan pilihan oma yang kemaren." lanjut wanita paruh baya itu.

Zizel melihat Maclo dan mertuanya yang merasa tak enak karena ucapan nenek itu.

"Siapa nama kamu?"

"Zizel, mbok." sahut Zizel.

Keempat orang disana membulatkan mata. "Zel! Oma. Astaghfirullah." bisik Maclo.

"EHHH! SALAH. OMA, MBOK." ulang Zizel niat membenarkan namun malah semakin salah.

"Maclo cucu oma yang paling oma sayang ini kenapa pilihan kamu yang konslet gini sih?"

Zizel tak sadar dimana kesalahannya jadi memilih untuk berpikir. Oma melihat ada plastik makanan cepat saji di meja makan.

"Itu kok ada masakan cepat saji? Apa istri kamu ini nggak bisa masak sampai kamu harus beli masakan setiap hari?" lagi-lagi Zizel kembali terkena komentar.

"Zizel bisa masak kok mbok, emangnya mau Zizel masakin ap-"

"PANGGIL SAYA OMA KARENA SAYA NENEK MACLO."

Ternyata Maclo suka teriak dari sini asal usulnya. Zizel membatin.

"Heh malah diem! Clo oma udah bilang cari istri yang bener, ini ngapain kamu nikahin cewek belepotan kayak gini? Mending kasih uang aja suruh tutup mulut kalau kamu pernah dijebak dia buat tidur bareng! Kecil-kecil aja licik."

Zizel tertunduk kala dikatai seperti itu, ia tak pernah ada niatan menjebak siapapun. Kenal Maclo saja tidak, jatuh cinta ke cowok ini juga tidak.

"Ma tolong jaga ucapan, Maclo emang cinta sama Zizel makanya cucu oma itu milih nikah. Daripada ngelakuin hal yang di luar batas sama perempuan lain." Jevon menyindir Maclo.

"Kamu itu seharusnya milih calon yang mama cariin buat Maclo, lebih dewasa, cantik, jago masak. Dia apa? Standar biasa, malah dijadikan istri juga terlalu buruk."

Zizel berdiri. "Zizel buatin minum dulu, permisi." tak mau berlama-lama Zizel pergi ke dapur.

"Oma! Kalau oma emang nggak suka sama Zizel dan lebih suka sama pilihan oma itu tolong nggak usah ngatain Zizel kayak gitu! Seburuk-buruknya Zizel dia istri aku."

Maclo segera beranjak dari duduknya dan mengekori Zizel ke dapur, ia melihat Zizel yang mengigit bibir sambil membuatkan teh.

"Zizel nggak boleh sedih! Zizel kuat seperti banteng!" Zizel menguatkan diri agar tak sedih.

Cewek gagal.

Nyusahin.

Kecil-kecil aja udah licik.

Standar biasa. Buruk.

"Jangan dengerin oma. Lagian lo juga biasanya nggak punya perasaan kenapa bisa kepikiran sekarang?" Maclo mengusap rambut Zizel lembut.

"Maclo gua nyusahin lo ya? Gua bakal coba usaha sendiri sekarang biar nggak nyusahin lo lagi. Tapi kalau lo butuh gua tenang aja gua bakal selalu ada kok."

"Gua hampir setiap hari butuh lo. Karena gua galau kalau nggak ngomelin lo." jawab Maclo cepat dengan wajah megejek.

Zizel menghela napas dan membawa minuman keluar. Zira melihat Zizel yang diam setelah perkataan ibu mertuanya.

"Diminum oma, pa, ma." Zizel mempersilahkan.

Oma akhirnya mencicipi teh buatan Zizel. Dan langsung meletakkan gelas kasar, "Ini teh manis banget! Oh ya tuhan... Zizel kalau kamu bikin teh semanis ini nggak baik buat Maclo. Ini alasan oma nggak pernah sembarangan cariin kamu istri Clo."

"Oma nggak usah lebay gitu deh. Kalau nggak suka yaudah jangan diminum lagi." kesal Maclo.

Oren yang sedaritadi duduk di tangga langsung berlari dan naik ke pangkuan Zizel, kucing itu seperti dapat merasakan perasaan majikannya.

"OHHH YAAMPUN KUCING? SINGKIRIN KUCING ITU SEKARANG!!!" teriak oma.

Zizel langsung menyembunyikan Oren dibalik punggungnya. Dan merasa jika kucingnya terkejut sampai meringkuk dibelakang.

"Maclo itu nggak suka kucing! Karena bulunya gampang rontok bikin flu, kalau kamu masih miara kucing lebih baik tinggalin Maclo. Karena kesehatan cucu saya lebih nomor satu."

Zizel berdiri dan mengangguk sambil menggendong Oren. "Zizel juga lebih milih Oren daripada Maclo. Zizel juga udah gak bisa sabar kalau harus diomelin Maclo dan direndahin oma. Jadi kalau emang harus pisah gapapa."

Zizel berjalan ke kamarnya. Jevon langsung menarik ibunya keluar agar tak mengacaukan rumah tangga anaknya. Zira menyuruh Maclo mengejar Zizel ke atas.

Di kamar Zizel memasukkan baju ke koper sambil terus terisak karena ucapan oma Maclo yang begitu jahat.

"Zel, lo jangan ngambek gini dong. Gua nggak pernah permasalahin lo miara Oren, oma  emang berlebihan kalau menyangkut gua karena itu gua nyuruh lo jaga sikap tadi. Dia orangnya perfeksionis." Maclo menahan kedua tangan Zizel.

"Kalau gitu ini jalan terbaik. Gua cewek belepotan dan gak bisa dipaksa harus jadi cewek dewasa yang elegant, oma lo bener kok." Zizel menyentak tangan Maclo lalu menarik kopernya.

Maclo menarik kuat koper Zizel dan menumpahkan semua isinya. "Gua nggak akan biarin lo pergi ninggalin gua gitu aja. Gua belum dapet cinta lo, gua belum tau semua tentang lo. Gua pengen bisa suka sama semua yang lo suka."

Zizel mengedipkan mata pusing memikirkan ucapan Maclo, ia kasihan ketika Maclo memohon seperti ini tapi ia juga capek disakiti dengan omelan setiap hari.

"Yaudah! Keluar sekarang gua mau tidur. Pusing kena omelan dua orang seharian." Zizel langsung merebahkan tubuh di kasur.

Maclo berjalan keluar. Selang beberapa menit ia kembali masuk ke kamar untuk memastikan Zizel, ternyata istrinya itu sudah tertidur.

Ia membersihkan baju-baju yang berserakan di lantai dan memasukkan kembali ke lemari, lalu meletakkan boneka teolaegi yang pernah di minta Zizel di sebelah gadis itu.

"Lo emang nyusahin Zel. Tapi lo udah lebih dari kata cukup buat hidup gua." Maclo mengusap rambut Zizel dan mematikan lampu kamar gadis itu.

(Boneka dari Maclo)

Oh iya jadi GC macemelow lagi opmem nih yang mau join bisa hubungin nomor yang dibawah yaaa, makasih:)
Admin macemelow: 0831-4608-5495

See you di gc macemelow 😊
Jangan lupa follow:
@exshaanns
@maclojenaka
@zizelarcheva

Continue Reading

You'll Also Like

2M 128K 50
"Afka sampai kapan aku harus nunggu?" "Afka sampai kapan aku jatuh cinta sepihak?" "Afka apa aku salah karena udah suka kamu?" "Maaf aku udah cint...
48.8K 2.8K 49
KHUSUS DEWASA!! 21+!! Andini Putri memiliki kekasih bernama Darwin Alamsyah. Akan tetapi Darwin seolah enggan mengakui Andini sebagai kekasihnya jika...
30.7K 1.8K 46
[BELOM REVISI, REVISI BAKAL DI LAKUIN KALO NIAT DAN LAGI RAJIN] apa jadinya jika fakboi ketemu fakgirl ?akan kah ada cinta di antara mereka atau hany...
7.9K 3.3K 50
Ini adalah kisah seorang gadis yang hidup penuh pengorbanan yang tak mudah, bahkan ia kerap kali jatuh dan terluka, tetapi ia dipaksa bangkit dan kua...