MACLO [ SEGERA TERBIT ]

De macemelow

2.3M 297K 27.9K

"Zizel ini kenapa lo ninggalin celana dalam gua? kenapa nggak sekalian lo cuci!" cecar Maclo memperlihatkan c... Mais

{ MACLO 1 }
CAST
{ MACLO 2 }
{ MACLO 3 }
{ MACLO 4 }
{ MACLO 5 }
{ MACLO 6 }
{ MACLO 7 }
{ MACLO 8 }
{ MACLO 9 }
{ MACLO 11 }
{ MACLO 12 }
{ MACLO 13 }
{ MACLO 14 }
{ MACLO 15 }
{ MACLO 16 }
{ MACLO 17 }
{ MACLO 18 }
{ MACLO 19 }
{ MACLO 20 }
{ MACLO 21 }
{ MACLO 22 }
{ MACLO 23 }
{ MACLO 24 }
{ MACLO 25 }
{ MACLO 26 }
{ MACLO 27 }
{ MACLO 28 }
{ MACLO 29 }
{ MACLO 30 }
{ MACLO 31 }
{ MACLO 32 }
{ MACLO 33 }
{ MACLO 34 }
{ MACLO 35 }
{ MACLO 36 }
{ MACLO 37 }
{ MACLO 38 }
{ MACLO 39 }
{ MACLO 40 }
{ MACLO 41 }
{ MACLO 42 }
{ MACLO 43 }
{ MACLO 44 }
{ MACLO 45 }
{ MACLO 46 }
{ MACLO 47 }
{ MACLO 48 }
{ MACLO 49 }
{ MACLO 50 }
{ MACLO 51 }
{ MACLO 52 }
{ MACLO 53 }
{ MACLO 54 }
{ MACLO 55 }
INFO
MACLO TERBIT???
OPEN PRE-ORDER MACLO

{ MACLO 10 }

52.4K 6.4K 437
De macemelow

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf yaaa. Selamat menikmati 🙃.






Suasana kelas Maclo yaitu, 12 IPS 3 tengah jam kosong. Semua murid bebas ingin tidur, makan, bergosip, dandan, atau live instagram karena tak ada guru yang mengawasi.

"Arghhh! Ada apa sih sama cewek gua, Belvi semenjak gua komentar soal anak ayam bulu pink itu dia jadi slow respon sama chat gua, malah sampai kagak di bales." keluh Mahesa.

"Kagak nyesek amat sih menurut gua kalau kagak di bales asal belum dibaca. Beda lagi kalau udah dibaca nggak dibales, gua pribadi mending chat nggak di read daripada udah di read eh jadi koran." Zayyan mengeluarkan pendapat.

Nathan menggelengkan kepala melihat dua temannya adu nasib. "Mending. Gua pernah perasaan gua tak terbalaskan." tanpa sadar cowok itu ikut mengadu nasib.

"Adu nasib mulu, menang kagak nyepam iya." emosi Mahesa.

"Please wake up! Lo awalnya yang adu nasib." cecar Zayyan.

"Ya tujuan gua biar dapet solusi, bukan dapet pengalaman ke-sadboy-an lo berdua!!! Punya temen gini amat dah jangan sampai gua jual di online shop pakai caption BARANG RIJEK." amuk Mahesa

"Lo emang pernah suka sama siapa Nat?" Algis kepo.

"Ada deh pokoknya cewek." Nathan bersandar.

"Udah tau beda perasaan masih aja dicoba." seru Maclo.

Nathan melirik Maclo yang baru mengeluarkan suara setelah lama bungkam. "Daripada lo beda kelas." serang Nathan diiringi tawaan ketiga temannya.

"Kagak ngapa beda kelas yang penting status jelas, daripada yang itu udah perasaan beda keyakinan juga." Maclo membuka halaman lama.

Zayyan tersindir.

Zayyan dulu pernah jatuh cinta dengan adik kelasnya ketika duduk dibangku SMP namun sayang, cewek itu hanya menganggap ia abang dan mereka juga beda agama.

"Bacot lo Clo." mood Zayyan mendadak turun.

Zizel masuk ke kelas dan dihadang oleh dua cewek hits di kelas ini.

"Minggir cewek gua mau masuk! Lo berempat kalau mau jadi palang pintu jangan disini nggak guna." Maclo langsung ambil suara.

Zizel menjulurkan lidah mengejek Ninis dan Ruby. Zizel berjalan ke meja kumpulan cowok Diásimos, atau yang dalam bahasa Yunani artinya terkenal.

"Ngapain lo kesini?" sambutan yang sangat tidak romantis.

"Mau nemuin Maclo." Zizel menadahkan tangan.

"Nggak ada es krim, lo udah keseringan makan gituan kalau radang tenggorokan gimana?" Maclo melihat gadis itu menggeleng.

"Sotoy. Orang mau minta jepitan, kan lo janji mau beliin jepitan kemaren." Zizel menadahkan kedua tangan di hadapan Maclo.

Maclo menghela napas lalu melemparkan jepitan mutiara dengan hiasan berbentuk apel. "Makasih Maclo, babayyy." Zizel terhenti kala baju seragamnya ditarik.

"Kenapa?"

"Gua mau lo disini dulu." ucap Maclo.

"Maclo kangen gua ya?"

"Kalau iya kenapa? Halal aja kok ngangenin pacar sendiri"

"Jangan sering kangen sama gua nanti lo jatuh cinta."

"Tapi gua udah jatuh cinta sama lo, gimana dong?"

Zizel mengerjapkan mata lalu mengggeleng. "NGGAK MAU! POKOKNYA JANGAN." tolak Zizel mentah-mentah.

"Alasannya?"

"Lo emangnya udah siap bersaing sama bujang-bujang gua di Korea? Kalau menurut gua jangan deh Clo, bisa makin tertekan gua ngurusin orang patah hati."

"Ya gua nggak peduli, pokoknya kalau gua suka sama lo ya lo harus suka juga sama gua. Nggak ada bantahan." terang Maclo dengan suara lantang.

Seisi kelas ternganga. Pasalnya selama ini Maclo tugasnya hanya menerima bukan meminta.

"Tapi tipe ideal gua yang dewasa terus pinter biar mau ngalah sama gua tanpa debat." serang Zizel dengan suara yang keras.

"Kayak Dipta ya Zel." celetuk Zayyan disaat tak ada Dipta.

"Mending mati deh lo." hardik Maclo.

Mahesa memukul meja, "Jijel, di kelas ada Baby Bel nggak?" tanya Mahesa.

Zizel mengangguk, namun ketika melihat Mahesa berdiri Zizel langsung menghadang jalan Mahesa.

"Lo mau nemuin Belvi?" Mahesa mengangguk dan berjalan ke kiri namun Zizel ikut ke kiri, ke kanan Zizel ikut ke kanan.

"Aduhhh Jijel-nya mas Aclo minggir ya dek gua mau nemuin cewek gua." Mahesa memindahkan Zizel.

"Nggak ada deh, dia nggak ada di kelas katanya." beritahu Zizel.

"Lah? Kok Katanya?" Mahesa memberikan tatapan curiga.

"Gua lupa tadi kata Belvi kalau lo nanya tentang dia gua harus bilang nggak tau, tapi gua keceplosan bilang tau." Zizel mengerucutkan bibir depan Mahesa.

"Oh, why'd you have to be so cute?" Algis menutup mata kala melihat Zizel seperti itu.

"Jelas cewek gua." Maclo kembali memamerkan status Zizel adalah ceweknya.

"Jujur gua siap kok dijadiin pacar kedua sama Zizel, walaupun harus berbagi cewek semanis dia sama lo gapapa, nanti juga dia tau kalau gua lebih mumpuni dari lo." Algis berkata tak ingat suasana.

"Cih! Halu terus lo." maki Maclo.

Algis, Zayyan, dan Nathan tersenyum melihat Zizel yang berdebat kecil dengan Mahesa, gadis itu menggeleng sambil menghadang jalan Mahesa dan merenggut marah.

"Gini Jijel-nya mas Aclo, jadi lo disuruh bohong ke gua sama baby Bel?" Mahesa tak bisa menghadapi gadis semanis Zizel lama-lama.

"Iya."

"Lo taukan kalau bohong itu dosa?"

"Tau."

"Berarti kalau lo sering bohong nanti masuk?"

"Kantor polisi." jawab Zizel.

"Neraka dong." gemes Mahesa.

"Tapi kalau kita bohong juga bisa masuk kantor polisi." jelas Zizel.

"Lo mau masuk kantor polisi?" tanya Mahesa.

Zizel menggeleng.

"Pinter jadi minggir dulu ya." Zizel bergeser, Mahesa segera berlari keluar menuju kelas Belvi.

Zizel baru sadar jika sedang ditipu menghentakkan kaki dan berjalan keluar mengejar Mahesa agar tak menemui Belvi di kelas.

"Gemesnya pacar kita." celetuk Zayyan.

"PACAR GUA, ZIZEL PUNYA GUA." suara Maclo menggema.

"Iyaiya pacar Maclo" Nathan mengalah.

Ninis tak suka melihat kedekatan Maclo tadi mengajak ketiga temannya pergi keluar.

Zizel menoleh kala tiba-tiba tangannya di tarik paksa oleh Ninis masuk ke gudang. Ninis seperti orang stress ketika di dalam memaki-maki Zizel.

"Dasar cewek murahan!!!"

"Emang siapa yang jualan coba sampai bisa ngatain gua murahan. Lo tuh yang kayak jualan di depan pacar gua" Zizel mengejek Ninis.

"Lo tuh cewek caper yang suka godain cowok orang pakai topeng sok lugu, tahu nggak?!" Ninis mendorong kuat Zizel.

"GUA NGGAK CAPER TAPI LAPER" pekik Zizel.

Ninis semakin panas, mata itu memancarkan dendam melihat Zizel yang seperti mempermainkan dan menantang mereka.

"Lo udah deketin Maclo. Lo rebut dia dari gua disaat hubungan gua sama dia baik-baik aja. Licik juga ya lo" selama mengatakan itu Ninis menoyor kening Zizel berkali-kali.

"Dan lo udah bikin gua putus dari Maclo?! Lo kasih apa sih cowok-cowok sampe betah ngelirik lo hah?!" Maki Ninis dengan wajah merah.

"Asal lo tau ya, gua nggak pernah ngerebut Maclo dari lo. Gua aja nggak tau kalau lo pacar dia, mungkin lo nggak jodoh sama Maclo jadi ikhlasin aja yuk bisa yuk." ucap Zizel.

Mauren menarik kasar Zizel dan dibenturkan ke tembok dengan kuat. "Lihat gua!" titah Mauren mengapit pipinya kuat.

"Kalau lo mau baik-baik aja selama sekolah di Wisteria jangan pernah buat diri lo lebih dikenal. Karena yang pantes itu cuman gua sama temen-temen gua. PAHAM?!" Mauren meneriaki Zizel.

"Nggak" Zizel tak gentar menyahuti semua ucapan empat kakak kelasnya ini.

Mauren geram dan mengangkat tangan tinggi siap memberikan tamparan untuk Zizel yang terlalu berani.

Tetapi sebuah tangan langsung menahan pergerakan Mauren. Semuanya menoleh ternyata cowok itu adalah Dipta.

"Lo osis Ren. Lo pasti tau tindakan pembullyan apalagi kekerasan kayak gini nggak boleh dilakuin." Dipta melepas tangan Mauren.

"Dia yang mulai mancing gua marah Dip. Lo tau nggak dia ngatain gua sama Ninis." bohong Mauren.

Zizel menggeleng. "Kak Dipta jangan percaya sama orang dewasa karena mereka suka bohong."

Mauren geram melihat Zizel memegang lengan Dipta. Sedangkan ia saja selalu ditolak Dipta kala memegang lengan itu.

"Terus maksud lo Dipta harus percaya sama lo gitu?" Savana akhirnya mengeluarkan suara.

"Iya karena gua masih anak-anak jadi gak suka bohong." sahut Zizel.

"Ayo keluar." Dipta menautkan jemarinya ke Zizel mengajak gadis itu keluar.

Zizel melihat tangan yang digenggam Dipta seketika jantungnya berdebar lebih cepat. Ia menggunakan tangan yang satunya untuk merasakan debaran di dada.

"Kok dada gua berdebar ya?" gumam Zizel.

Dipta berhenti dan Zizel menubruk punggung tegap itu. "Aduh!" ringisnya memegang kening.

"Eh? Sorry-sorry gua berhentinya dadakan" kaget Dipta menunduk melihat Zizel yang mengangguk.

"Kak Dipta lo kan pinter, gua boleh nanya nggak?" izin Zizel.

"Mau nanya apa?" Dipta memasukkan kedua tangan di saku celana.

"Kalau kita deg-degan pas sama lawan jenis pas berduaan itu artinya apa?" ia menengadah menunggu jawaban.

"Itu berarti tandanya lo suka sama Maclo." Dipta menjawab pertanyaan Zizel.

Kok jadi bawa-bawa Maclo?

Zizel mengerucutkan bibir. "Salah sih." bantah Zizel.

"Lah? Terus apa?" Dipta bertanya balik.

Gua suka kak Dipta. jawab Zizel dalam hati.

"Bukan apa-apa, makasih udah nolongin kak" Zizel berlari ke kelas.

~~~🦋~~~

Bel pulang telah berbunyi menandakan jika pelajaran untuk hari ini selesai dan dilanjutkan besok. Semua murid berjalan keluar Zizel heran kenapa ia semakin terbayang wajah Dipta.

"GURLSSS GUA DULUAN YA ADA URUSAN RUMAH TANGGA." sorak Belvi yang diangguki Luvena.

Maclo datang langsung menarik tangan Zizel yang tengah digandeng Luvena. "Hehhh! Enak aja narik Zizel tanpa minta izin ke sahabatnya." sentak Luvena.

"Gua pacarnya lebih berhak daripada lo." Maclo memutuskan gandengan Luvena di tangan Zizel.

"Luv gua duluannn!" seru Zizel.

Maclo mulai melambatkan jalannya karena ocehan Zizel yang berkata pergelangannya sakit ditarik dengan langkah kaki yang cepat.

"Tumben banget nyamperin gua biasanya nunggu di parkiran."

"Lo lama bisa lumutan gua nungguin cewek ngegibah."

Zizel menepuk-nepuk kepala Maclo seperti anak anjing, "kasihan anjing aku."

Maclo langsung menepis tangan Zizel dan menjepit kepala gadis itu dengan lengannya lalu mengacak-acak rambut Zizel.

Beberapa murid perempuan merasa iri melihat perlakuan Maclo yang sangat manis itu. Padahal Zizel anak baru tapi bisa merebut hati seorang Maclo dengan amat mudah.

"Jangan sampe langgeng pacarannya kek." Celetuk anak kelas sepuluh.

"Setuju, nggak ikhlas lihat Maclo punya gandengan baru." timpal cewek satunya.

"MACLOOO." Teriak Zayyan berlari seperti ingin terbang dan langsung memeluk Maclo menempelkan pipi di dada bidang itu.

"Kalian homoan ya" Tuduh zizel mendapat jitakkan di kepalanya dari Zayyan.

"Akh..." ringis Zizel menarik jaket Maclo dan mengadukan peristiwa barusan. "Maclo aku di jitak sama homo kamu." Adu zizel dengan mata menggemaskan.

"Terus urusannya sama gua apa?" Jawab Maclo dengan nada bicara songong. Zayyan tertawa melihat respon Maclo.

"Jahat, tadi katanya suka."

"Emang iya, cowok lo ini jahatnya nauzubillah hati-hati Zel." Zayyan membumbui.

Maclo akan melayangkan pukulan namun Zayyan menahan sambil tersenyum dan menggelitik dagu Maclo.

"Mau pulang bareng dong mas Aclo" mohon Zayyan mengedipkan mata.

"Lo nggak lihat gua bawa motor? Lo mau duduk dimana, knalpot!" omel Maclo.

Zizel tuh sejujurnya heran yang ia nikahi itu laki-laki atau perempuan sih hobbynya marah mulu saban hari.

"Kita boti aja Clo muat kok, gua di tangki motor lo gapapa sumpah." Zayyan menepuk badan depan motor Maclo.

"Lo kira badan lo segede bocah lima tahun kali ya! Kagak ada." Maclo mengusir Zayyan.

Zayyan melihat Zizel, "Bolehkan Zizel kalau gua ngeboti sama lo? Kitakan sahabat selamanya sekarang." kedipan mata Zayyan membuat Zizel ngeri.

"Kapan kita jadi sahabat?" pertanyaan sepolos itu terlontar dari Zizel.

Zayyan memetik jari dan mengeluarkan es krim, "Ambil aja nggak usah bayar, ini tanda persahabatan kita ya." dan lagi-lagi Zayyan mengedipkan sebelah mata.

Maclo yang tau jika Zizel akan setuju jika sudah disogok es krim langsung merampas es yang diterima Zizel kemudian dikembalikan ke Zayyan.

"Kok? Gua mau makan es krimnya Mac-"

"Besok gua beliin, lain kali nggak usah nerima makanan yang disodorin cowok-cowok." Zizel mendesah lesu.

"Cemburuan banget, gua sama Zizel cuman menjalin persahabatan doang."

"Nggak ada sejarahnya cewek sama cowok sahabatan. Gua nggak percaya sama kata-kata kuno itu." sergah Maclo.

Zayyan menendang tanah dan berjongkok bingung, "Yaudah hotspot, paketan gua habis kagak bisa nyewa ojol."

"Hari gini gak punya paket? Pantes jomblo." ledek Zizel.

Zayyan mengelus dada, "Gua udah punya calon pacar Zel, cuman..." Zizel dan Maclo menunggu kelanjutan.

"Cuman?" tunggu Zizel.

"Cuman beda keyakinan aja." keluhan Zayyan yang seharusnya terdengar sedih tapi malah menjadi hiburan untuk Zizel dan Maclo.

"Jadi sedih lihatnya." Zizel melengkungkan bibir kebawah membuat Zayyan terharu. "Tapi bohonggg hiya hiya hiyaaa... Hahahaaaa." lanjut Zizel tertawa lepas.

Maclo baru sekali melihat tawa Zizel yang selepas ini, apa gadis itu sudah tidak begitu takut berinteraksi dengan cowok. Jika iya syukurlah.

"Kalau kata Maclo; please jangan kek monyet." Zayyan tak tahan lagi jika dimana-mana kena bully.

"HOTSPOT CLO YAROBBB." frustasi Zayyan menggaruk tanah. Maclo segera menyalakan hotspot karena tak mau menanggung malu Zayyan.

"Bagi duit dong Clo ceban buat tambahin duit ongkos." mohon Zayyan.

"Tadi hotspot, sekarang minta ceban magadir banget lo Za." Maclo membuka dompet dan memberikan selembar lima puluh ribu, Zayyan cengegesan mulai memesan ojol.

"Zayyan kasihan banget dompet seret, paket seret. Pantes jodoh ikut seret." celetuk Zizel prihatin.

"Jijel my lop, gua mesen ojol gegara lo ngambil posisi gua. Seharusnya gua nebeng sama Maclo. Gimana lo yang naik ojol aja?"

"Gapapa mana duitnya, lumayan pasti ada kembali buat beli es krim." Zizel mengulurkan tangan.

"Nggak jadi, gua takut diamuk lagi sama pawang lo Zel." sahut Zayyan tak jadi bertukar posisi.

"Lama banget lo mesennya" Kesal Maclo.

"Apa mungkin ojolnya juga seret buat Zayyan ya Clo" hari ini celetukan Zizel sangat mood untuk Maclo.

"Nyari yang nyaman itu gak gampang Zel." jawab Zayyan.

Zizel tak sengaja melihat Zayyan mendownload game menggunakan hotspot Maclo.

"Maclo lihat temen lo lagi download game MOBA yang datanya gede nohhh." tunjuk Zizel berdiri dibelakang Zayyan yang berjongkok.

Zayyan langsung berdiri sebelum kena sembur, "Clo gua balik dulu thanks, kakanda gua nunggu di gerbang." sebelum pergi Zayyan membekap wajah Zizel dengan hoodienya.

"Maclo mati lampuuu!" pekik Zizel.

Maclo menendang bokong Zayyan karena membekap wajah orang seenaknya. "Tolol!" umpat Maclo kepada Zayyan yang berlari dengan mengepakkan dua tangan.

"ZAYYAN!!!" Teriak Zizel.

Continue lendo

Você também vai gostar

4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
My Sexy Neighbor De F.R

Ficção Adolescente

818K 11.5K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
561K 27.1K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
ASHILA (COMPLETE) De Sakinah

Ficção Adolescente

427K 18K 45
Shila harus merelakan Nathan untuk Myran sahabat Nathan yang sedang terguncang. Padahal Shila juga membutuhkan Nathan disampingnya. Sedang Nathan dil...