Li Xian Empress

By saskavirby

1.2M 142K 4.3K

Rank #1 Permaisuri 28 Juni 2020 Rank #3 reinkarnasi Agustus 2020 Dia di bunuh secara keji oleh saudara tiriny... More

PROLOG
1. Kehidupan kedua
2. Proses yang mengangumkan
3. Waktunya tiba
4. Memanah
5. Kuda yang mengamuk
6. Kunjungan pertama kali dari Putra Mahkota
7. Keberangkatan
8. Kedatangan Putra Mahkota
9. Pemberontak
10. Perjalanan menuju Istana
11. Keterkejutan penghuni istana
12. Kesialan
13. Kissing
14. Teh Melati
15. Yihua
16. Pria misterius
17. Fakta di balik kebencian
18. Tamu tak di undang
19. Merenung
20. Dia aneh
21. Ungkapan hati
22. Pembicaraan dengan Shizhu
23. Perang
24. Perang 2
25. Tahanan
26. PURA - PURA
27. Kamu adalah aku
28. Awal Pembalasan
29. Taman bungaku
30. Hukuman
31. Kesialan berbuntut keberuntungan
32. Ku harap kau bersabar lebih sedikit
33. Selir Xu Yenn i
34. Tangkap
35. Shi Zhu hamil?
36. Sergapan paksa
37. Tagihan Hadiah
38. Celaka Mencelakai
39. Celaka Mencelakai 2
40. Selidik
41. Eksekusi
42. Tidak bisa menolak perintahmu
43. Dia Ayahku?
44. Kenapa harus ada Selir di dunia ini???
45. Kedai Yin Ann
46. Penginapan
47. Putra dan Putri Mahkota
48. Rencana lainnya
49. Itu bagian dari rencana
50. Time too.. pembalasan
51. Tentang perjodohan
OPEN PO

52. Pesta

11.8K 1K 137
By saskavirby

Terimakasih yang masih setia menunggu cerita ini.
Jangan berharap banyak untuk update berikutnya, karena author belum ngetik.
Masih nyari alur yang pas.

Entah bulan ke berapa cerita ini akan tamat atau tahun berapa haha

Semoga bisa tamat tahun ini ya.

Sekali lagi maapkan author dan jangan berharap lebih akan update cepet untuk chapter berikutnya.

Dan, mengenai kisah-kisah yang masih belum nyambung dan panggilan-panggilan yang tidak pas harap maklum ya.

Author dalam tahap penyesuaian mengenal dunia fantasi di China era dinasti.

Butuh perjuangan banget nulis tiap partnya.

Sangat senang jika ada yang berkenan meralat jika author salah.

Udah gitu aja. Selamat menghalu. 😚




Dari pagi lalu lalang penghuni istana sudah terlihat, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing untuk acara puncak ulangtahun Kaisar Hongling yang diadakan malam ini.

Beberapa tamu kehormatan telah tiba di istana, suasana istana terlihat sangat padat dengan orang-orang yang terlihat berkumpul di tiap titik.

Li Xian terlihat tengah melatih permainan pedangnya di kediamannya sebelum pertunjukannya dengan Putra Mahkota dimulai. Gugup, ia memang gugup, khawatir jika akan mempermalukan istana Hongling.

Tengah mengayunkan pedangnya, Linda menghampirinya. "Putri, Putri Zhi Yin ingin bertemu dengan anda," ujarnya.

Li Xian menoleh. "Putri Zhi Yin?" ia membeo.

"Putri dari kerajaan Zhiling, calon istri Pangeran Liu Lu Hong," Linda menjelaskan.

Li Xian cukup terkejut mendapat tamu yang tak disangka, ia meletakkan pedangnya dan gegas menghampiri.

"Salam, Putri Mahkota, apakah aku mengganggu kegiatanmu," ucap Zhi Yin memberi salam ketika memasuki kediaman putri mahkota.

Li Xian menggeleng. "Tidak, apakah Putri membutuhkan sesuatu?"

Zhi Yin menggeleng. "Tidak, Putri. Hanya saja aku merasa kesepian di tempat ini, aku perlu teman mengobrol."

Li Xian tersenyum. "Baiklah, bagaimana kalau kutunjukkan tempat-tempat di dalam istana?" usulnya.

Zhi Yin mengangguk mengiyakan. "Sepertinya menarik."

Keduanya mulai berjalan beriringan dengan di ikuti beberapa pelayan di belakangnya.

"Kau pernah ke kota ini sebelumnya?"

Zhi Yin menggeleng. "Ini pertama kalinya aku ke sini."

"Pernah bertemu Pangeran Liu Lu Hong sebelumnya?"

"Belum. Ayah sudah merencanakan pernikahanku bahkan sebelum aku berusia tujuh belas tahun."

"Wow, benarkah? Dan kau menyetujuinya?"

"Memangnya kita bisa menolak?" Zhi Yin mengejek dirinya sendiri.

Li Xian membenarkan. "Benar juga, ya, kita tidak memiliki kuasa untuk menolak," ia mengangguk-angguk. "Aku melihat kau akan menerima Pangeran Liu Lu Hong menjadi suamimu," ucapnya kemudian.

Zhi Yin tersenyum tipis. "Aku hanya tidak ingin mengecewakan Ayah."

Li Xian membulatkan bibirnya.

"Apa kau sudah melahirkan penerus kerajaan?" tanya Zhi Yin penasaran, ia belum menjumpai anak-anak di dalam istana, sedangkan dari kabar yang ia dengar, Putra Mahkota sudah menikah cukup lama."

Li Xian berdehem. "Belum, aku tidak keberatan jika kau dan Pangeran Liu Lu Hong yang akan memberikan keturunan lebih dulu," godanya.

Zhi Yin tertawa dengan menutup mulutnya. "Jangan seperti itu, hanya keturunan dari Putra Mahkota yang akan menjadi Kaisar."

"Yang Mulia, Yang Mulia Kaisar ingin berbicara dengan anda," seorang prajurit menghampiri keduanya.

Zhi Yin mengangguk. "Putri, aku permisi, kita bisa lanjutkan jalan-jalannya lain kali," ujarnya berpamit dengan Li Xian.

Li Xian mengangguk. "Tentu," balasnya tersenyum.

Linda mendekat pada Li Xian. "Sepertinya Putri Zhi Yin cukup baik, Putri."

"Sepertinya juga begitu, semoga dia bisa menjadi pendamping yang baik untuk Pangeran Liu Lu Hong."

Linda mengangguk-angguk.

Seakan teringat, Li Xian menoleh. "Bagaimana keadaan Shi Zhu?"

"Selir Shi masih terkurung di dalam kamar, Putri. Sebenarnya Yang Mulia Putra Mahkota memintanya tinggal di istana sunyi sementara, tapi belum terlaksana karena tamu datang lebih awal. Yang Mulia tidak ingin jika Selir Shi keluar kamar dan mempermalukan istana juga Kaisar," terang Linda.

Li Xian tersenyum sinis. "Semua akan berbalik pada waktunya."

"Putri, berapa lama Selir Shi akan seperti itu?" bisik Linda pelan.

"Sampai satu bulan atau lebih, tergantung aromaterapi yang telah dia hirup," jawab Li Xian enteng.

*

"Ampuni saya Yang Mulia, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya melaksanakan perintah," seorang pria bersujud di bawah kaki Liu Xing Sheng.

"Tidak bermaksud seperti itu?" Sebelah alis Liu Xing Sheng terangkat. "Kau telah membunuhnya?!" hardiknya keras.

Pria itu menempelkan dahinya pada ubin lantai. "Ampuni saya, Yang Mulia."

Liu Xing Sheng menghembuskan nafas pelan. "Bawa dia ke penjara, akan aku putuskan hukumannya nanti," perintahnya kemudian.

"Baik, Yang Mulia," jawab prajurit kompak.

Ming Hao menghampiri. "Kita akan mengeksekusinya, Yang Mulia?"

"Tentu saja, Ming Hao. Kau tidak perlu bertanya, tapi untuk sekarang belum saatnya, sebentar lagi pesta ulangtahun Kaisar di laksanakan. Awasi saja seluruh penjuru istana."

Ming Hao terdiam.

"Sebelum itu," Liu Xing Sheng menyerahkan sebuah kertas bertuliskan jenis tanaman yang tidak hanya satu. "Minta seluruh pelayan juga kasim menyalin tulisan ini. Kau tulisnya nama mereka di tiap kertas."

"Untuk apa, Yang Mulia?" tanya Ming Hao penasaran.

"Lakukan saja perintahku."

Ming Hao mengangguk.

Terlihat Liu Lu Hong sedikit berlari menghampiri Liu Xing Sheng. "Beberapa dari mereka melarikan diri, aku bisa mendapatkannya, Kak. Tapi kenapa kau memintaku kembali?" protesnya.

"Bersabarlah, kau tetap harus berada di dalam istana, sebentar lagi acara dimulai. Kaisar akan mencarimu jika kau tidak ada dalam radius penglihatannya."

Liu Lu Hong menghembuskan nafas lelah. "Baiklah," ujarnya berbalik dan pergi.

Liu Xing Sheng tengah memikirkan segala kemungkinan yang baru saja ka ketahui, fakta bahwa kematian seorang pelayan yang dulu terjatuh dalam sumur bukanlah bentuk kasus bunuh diri, melainkan ada seseorang yang sengaja membunuhnya dan memasukkannya kedalam sumur.

Tidak sengaja ia menjumpai seorang pria yang berpura-pura menjadi kasim, dan sayangnya pria itu menyembunyikan sebuah pisau di belakang tubuhnya. Liu Xing Sheng menangkapnya dan membawanya ke sebuah ruangan agar tidak diketahui orang lain.

Akan ia lakukan proses interogasi saat acara di istana sudah usai, saat ini ia harus fokus pada acara juga hadiah yang akan ia berikan bersama Li Xian untuk Kaisar.

Liu Xing Sheng diikuti Ming Hao bergegas menuju aula kekaisaran untuk mengikuti acara yang akan dimulai sebentar lagi. Ia tersenyum saat melihat Li Xian di ujung sana. "Kau siap?" tanyanya.

Li Xian menghembuskan nafas. "Aku gugup."

"Kau sudah mahir mengayunkan pedang, kau pasti bisa," ujar Liu Xing Sheng menyemangati.

Li Xian mengangguk.

"Ayo," ajak Liu Xing Sheng mengulurkan tangan.

Li Xian menyambutnya, keduanya berjalan beriringan menuju aula terbuka kekaisaran.

°°°

Suara tepuk tangan menggema saat para pengisi hiburan usai menyelesaikan tugas mereka, para penari, petikan guzheng (kecapi) yang mengalun merdu dan hiburan lainnya.

Rona bahagia Kaisar Hongling beserta Permaisuri tercetak jelas menyaksikan kemeriahan acara. Berbeda dengan di belakang panggung, Li Xian tengah mengatur nafasnya untuk meredam rasa gugup.

Liu Xing Sheng yang duduk tenang di samping hanya mampu terdiam memperhatikan istrinya berjalan mondar-mandir. "Mau berapa lama kau berjalan mondar-mandir, Xian'er?"

"Kau tidak tahu kalau aku sedang gugup," Li Xian menghentak.

Liu Xing Sheng menggeleng pelan, kemudian ia beranjak, berjalan menuju aula kekaisaran. Ia menunduk hormat. "Salam Yang Mulia, di hari yang berbahagia ini izinkan saya dan juga Putri Mahkota memberikan hadiah untuk anda."

Kaisar Hongling saling tatap dengan Permaisuri. "Silahkan, aku ingin melihatnya," ujarnya kemudian.

Liu Xing Sheng mengangguk, melihat sisi kirinya, meminta Li Xian untuk bergabung.

Li Xian menarik nafas dalam sebelum melangkahkan kaki menghampiri suaminya. Ia mengangguk saat Linda mengatakan semangat putri.

Keduanya mulai mengeluarkan pedang, seiring dengan suara petikan guzheng yang menggema. Melakukan tarian pedang dengan anggun, Liu Xing Sheng menarik pinggang Li Xian, membawanya memutar. Menyatukan kedua ujung pedang di udara, keduanya saling tatap dan tersenyum, Liu Xing Sheng berjalan perlahan menghampiri, melingkarkan sebelah tangan di pinggang Li Xian, keduanya berputar, kedua ujung pedang yang menyentuh tanah membentuk lingkaran.

"Kau siap?" bisik Liu Xing Sheng.

Li Xian mengangguk.

Keduanya masih berputar, hingga putaran itu semakin cepat, Liu Xing Sheng menghentakkan kakinya, seketika keduanya melayang.

Penonton yang melihat ternganga takjub dengan apa suguhan yang ditampilkan Putra dan Putri Mahkota.

Liu Xing Sheng menancapkan ujung pedang di tanah, sementara kakinya menapak pada pedang tersebut dengan memeluk tubuh Li Xian. Sementara Li Xian mengayunkan pedang di udara, sekali lagi Liu Xing Sheng menghentak kakinya, menghampiri pedang yang melayang di udara, setelah mendapatkan, ia membawa tubuhnya beserta Li Xian turun menapak tanah.

Suara musik telah berhenti membuktikan permainan telah usai, Liu Xing Sheng dan Li Xian menunduk memberi hormat. Seketika tepukan penonton menggema.

"Luar biasa!!" Kaisar Hongling hingga beranjak dari posisi duduknya, apa yang ia lakukan di ikuti para tamu undangan, ia bertepuk tangan dengan wajah gembira. "Kalian luar biasa!!" ulangnya tersenyum bangga.

"Terimakasih, Yang Mulia," balas Li Xian menunduk hormat.

Liu Lu Hong bertepuk tangan juga bersiul serta memberikan jempolnya untuk penampilan kakak serta kakak iparnya.

Dengungan terdengar seperti suara lebah, mereka saling membicarakan penampilan Putra dan Putri Mahkota kerajaan Hongling yang sangat luar biasa ketika Liu Xing Sheng dan Li Xian kembali duduk di tempatnya.

Li Xian tak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena berhasil memberikan tarian indahnya dan tidak melakukan kesalahan, ia melirik pria di sampingnya yang tampak tenang. "Apa kau tidak senang, Yang Mulia," bisiknya.

Liu Xing Sheng menoleh. "Apa maksudmu, Putri Mahkota?"

"Bahkan kau tidak tersenyum setelah apa yang kita lakukan, kau lihat semuanya tersenyum bahagia."

Ujung bibir Liu Xing Sheng terangkat. "Aku tidak perlu menunjukkan rasa bahagiaku di depan mereka bukan?"

Kening Li Xian mengerut. "Terserah kau saja," balasnya mengambil kue di meja dan memakannya.

*

Malam hari, acara hari itu di tutup dengan pesta kembang api, percikan api berbagai bentuk menghiasi angkasa negeri Hongling. Seluruh penduduk menyaksikan keindahan malam itu.

Karena bukan hanya di wilayah istana Hongling saja yang mempunyai acara, ditiap titik desa akan di adakan pesta khusus untuk pemimpin negeri mereka, dan untuk esok harinya, Kaisar Hongling akan membagikan makanan untuk para rakyatnya.

"Acaranya sangat meriah," komentar Zhi Yin memperhatikan percikan api di udara.

Li Xian nampak terkagum-kagum. "Aku baru pertama kali melihatnya, ini indah sekali."

Zhi Yin menoleh, keningnya mengerut. "Pertama kali?"

Li Xian tersadar akan kalimatnya. "Apa aku tadi mengatakan pertama kali?" tanyanya berpura-pura lupa.

Zhi Yin nampak berfikir. "Mungkin aku salah dengar," ucapnya kemudian.

Li Xian menghembuskan nafas lega, ia menoleh ke kanan dan kirinya. "Dimana Putra Mahkota?" tanyanya pada Linda.

"Yang Mulia tengah membicarakan hal penting dengan Pangeran, Putri."

"Kau tahu apa yang mereka bicarakan?" tanya Li Xian pada Zhi Yin.

Zhi Yin menggeleng sebagai jawaban.

Li Xian tak ingin membahas lagi, terserah Liu Xing Sheng dan Liu Lu Hong mau membicarakan apa, ia hanya ingin menikmati keindahan yang nampak di hadapannya.

.

.

.

Continue Reading

You'll Also Like

652K 61K 29
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
1M 10.8K 29
Kisah kehidupan para konglomerat yang haus akan s*x saling memuaskan dan punya segala cara untuk menaklukan mangsanya. Semua akan melibatkan profesi...
1M 93.9K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
164K 10.5K 21
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...