Jeval

By jejesaaa_

534K 14K 480

Move on memang melelahkan, selain menguras tenaga juga menguras emosi pula. 1,5 tahun yang lalu Jeva memutusk... More

Say Hi
0.0
0.1
0.2
πΆβ„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘π‘‘π‘’π‘Ÿ π΄π‘’π‘ π‘‘β„Žπ‘’π‘‘π‘–π‘
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.3
2.4
hai

2.2

9.2K 328 22
By jejesaaa_

Selamat membacaaa.

Masih terpantau partnya cukup aman. Gatau kalau part depan.

Lila membereskan peralatan tulisnya. Setelah selesai menyelesaikan tugas, yang sebenarnya ia kerjakan H-1 deadline. Betapa malasnya dia mengerjakan tugas jika berada jauh dari deadline.

Waktunya bermalas-malasan setelah mengerjakan tugas yang tak lebih dari satu jam. Karena tugas di semester 1 ini tak cukup berat baginya.

Sedangkan Jeva sendiri sudah keluar dari kamarnya sejak dua jam yang lalu. Dengan menghabiskan banyak cara yang menguras otak lebih banyak, agar Jeva mau beranjak dari kamarnya.

Meskipun ia senang dengan interaksi Jeva saat ini kepadanya. Namun ia juga sedikit waspada kepada Jeva, takutnya nanti Jeva berubah kembali seperti sedia kala.

Kebersamaannya dengan Jeva sudah melebihi perkiraan yang ia pikirkan sejak awal bertemu kembali dengan Jeva. Ia pikir dengan sifat Jeva yang sangat ogah-ogahan dan jutek kepadanya membuat ia lebih susah untuk melelehkan sifatnya.

Lila pergi ke dapur untuk membuat sepiring mie nyemek. Pembuatannya yang tak terlalu sulit, sangat memudahkan dirinya agar tak terlalu ribet.

Lagian makanan berjenis mie adalah makanan seribu umat di Indonesia dengan pembuatan serta penyajian yang cukup cepat.

Setelah memotong berbagai bahan masakan, ia lalu mencampurkannya menjadi satu di dalam penggorengan. Tak lupa juga Lila menyicipi rasanya, apakah sudah pas di lidah atau belum. Sekiranya terasa pas ia mematikan kompornya.

Tak lebih dari 20 menit, pembuatannya telah selesai. Lila lalu menaruhnya ke dalam piring.

Lila membuat mie nyemek dengan cukup banyak, tentu saja nanti setelah ia makan. Akan Lila bagikan kepada Jeva. Mungkin Jeva juga belum sempat untuk makan. Karena sepertinya ia sedari tadi tak keluar dari kamarnya.

Setelah selesai makan, Lila memberi makan doggy. Kasian sekali, ia belum sempat bermain dengannya dari pagi. Pasti anjing itu terasa kesepian, mungkin lain kali ia akan meminta izin kepada tante Rosa untuk memberikan doggy teman agar ketika tak ada orang di rumah. Ia tak lagi merasa kesepian.

Lila lalu kembali ke dapur untuk mengambil piring dan tak lupa mie nyemek untuk ia bawa ke kamar Jeva.

Sesampainya di depan kamar milik Jeva, seperti tak ada keberadaan Jeva karena keadaan yang sunyi. Apakah Jeva keluar rumah saat ia mengerjakan tugas? Atau ia sedang tidur.

Ia mengetok pintu itu, namun tak ada tanggapan dari pemilik ruangan tersebut.

Mencoba memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut yang pada kenyataannya tidak terkunci. Mungkinkah Jeva memiliki feeling jika Lila akan datang ke mari sehingga ia tak mengunci kamarnya? Dan ternyata orang tersebut sedang tidur tengkurap dengan posisi kepala menghadap ke arah pintu.

Sekarang Lila jadi bingung harus membangunkan dirinya atau tidak. Jeva terlihat kecapekan dari raut wajahnya. Sehingga tidur dengan posisi seperti itu.

Tapi jika tidak dibangunkan, Jeva sendiri juga belum sempat makan. Lila tentunya khawatir apabila Jeva telat makan dan biasanya akan berakhir sakit.

Akhirnya dengan keputusan yang telah ia ambil untuk membangunkan dirinya. Lila menaruh dulu piring berisi mie nyemek itu di meja tepat berada di samping ranjang milik Jeva.

Menggoyangkan tubuhnya, bermaksud untuk membangunkan orang yang sedang tertidur tersebut.

Karena tak kunjung bangun, Lila masih berusaha dengan memulai memanggil namanya siapa tau setelah itu Jeva dapat terbangun.

Jeva nampak mengerjapkan matanya perlahan. Membuat Lila yang saat itu menatap pemandangan Jeva yang baru tidur salah tingkah. Pesona seorang Jeva memang tak dapat lagi diragukan. Membuat Lila menjadi selalu salah tingkah dengan segala hal yang dibuat oleh Jeva.

"Kenapa?" Suara serak, khas saat bangun tidur menambah keterbengongan Lila saat ini. Damn, ia ke mana saja sampai ia melewatkan hal seperti itu.

Sempat terdiam untuk beberapa waktu, mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Agar tak menunjukkan betapa merahnya wajahnya pada saat ini.

"Hei." Sentuhan tangan Jeva pada tangannya menyentak Lila agar mencoba tetap stay cool di depan ayank.

"Emh.. eh.. itu.. a-ku tadi ngebawain makanan buat kamu. Belum makan kan?" Yaelah diginiin doang sudah lemah hati Lila, efeknya sendiri cukup besar. Salah satunya membuat ia terbata dalam berbicara.

"Belom! Sini!" Ucap Jeva sembari menepuk ranjang miliknya dan juga bangun dari tidurnya dan kemudian memilih untuk duduk. Menunjukkan agar Lila duduk di sana. Sementara Jeva yang mengerti, mengambil piring yang berisi mie nyemek yang masih panas tersebut dari meja yang berada di samping ranjangnya.

Lila kemudian duduk tepat di sebelah Jeva saat ini yang tangannya sudah memegang garpu.

"Udah makan?" Tanya Jeva, membuat perhatian Lila terfokus kepada Jeva sepenuhnya.

"Udah tadi di bawah, sebelum ke sini." Jawab Lila membuat Jeva mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mau lagi?" Tanya kembali Jeva yang saat ini sedang mengunyah makanan tersebut.

Ia menanyakan hal tersebut tentunya karena Lila yang hanya menatap ke arah makanannya. Jeva kira, Lila masih lapar. Padahal kenyataannya Lila masih mencoba menenangkan perasaannya yang sedari tadi dengan tingkah Jeva yang membuat ia salah tingkah.

Lila hanya menggeleng. Bagaimana ya menjelaskan kepada Jeva jika ia tak lagi lapar, namun salah tingkah padanya.

Jeva lalu menyodorkan garpu yang berisi mie yang nampak cukup panjang. Jeva seperti malas untuk memotong mie tersebut, sehingga ia membiarkan tetap panjang begitu saja.

"Makan." Paksa Jeva membuat Lila yang mau tak mau pada akhirnya membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jeva.

Mie tersebut menyisakan bagian yang cukup panjang membuat Lila mau tak mau menyeruput potongan mie tersebut.

Namun dengan kecepatan seribu kali lipat, Jeva mencegahnya dengan memakan sepotong mie yang masih tersisa yang berjarak cukup dekat dari mulutnya.

Lila kembali terdiam dan Jeva yang sepertinya keterusan malah memberikan kecupan singkat setelah pada akhirnya memotong mie tersebut ketika berada tepat di bibir milik Lila.

"Lagi?"

"Hah?" Lila masih mencoba mengembalikan jantungnya yang sedari tadi berdetak dengan cukup kencang.

Jeva seolah tak peka atas apa yang telah ia perbuat kepada Lila. Malah melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena menyuapi Lila.

"A-aku ngantuk banget. Hehe, mau tidur dulu deh ya." Ucap Lila yang membuat Jeva yang masih bersikap biasa saja seolah sudah menjadi tabiatnya.

Setelah menutup pintu kamar Jeva. Lila menaruh telapak tangannya di bagian dadanya. Di sana masih terdapat gemuruh dari suara jantungnya yang tak beraturan akan sikap Jeva yang selalu tiba-tiba.

"Jantung sabar ya, Jeva emang gitu kok." Suara Lila menggumam pelan mengakhiri berbagai tingkah laku Jeva pada hari ini.

≺≺≺

"Ke kantin dulu ya?" Suara Ara terdengar di telinganya saat menghampirinya menuju ke kursi milik Lila.

Hari ini ia terlambat datang, meskipun dosennya belum masuk kelas. Namun karena keterlambatannya dalam masuk kelas membuat ia menjadi mendapatkan tempat duduk seadanya dan tempat duduk tersebut jauh dari Ara.

Sehingga setelah kelas telah usai Ara menjadi menghampiri dirinya.

"Sama siapa aja?" Tanya Lila tak memperhatikan Ara, karena ia sembari memasukkan bindernya ke dalam tote bag miliknya.

"Udah pada di sana sih. Ada Gea sama Alin." Balasnya sembari menatap keadaan kelas yang mulai sepi oleh keberadaan mahasiswa di kelasnya.

"Oke deh, ayo." Ucap Lila sembari bangun dari posisi duduknya.

Mereka berdua berjalan menuju ke arah kantin berdua. Kedua tangan Ara memeluk lengan milik Lila. Membuat orang-orang pastinya akan langsung beropini jika mereka sudah berteman sejak lama.

Tentunya ditambah Ara yang bercerita panjang lebar, mengenai tugas yang cukup mengesalkan yang diberikan oleh salah satu dosen yang banyak tak disukai oleh berbagai mahasiswa di jurusan ini.

Tugasnya yang cukup susah bagi mereka dan materi yang diberikan oleh dosen tersebut sangatlah sedikit. Membuat para mahasiswa seringkali mengumpat pada tugas tersebut.

Oh ya, kebetulan Gea dan Alin pada hari ini memiliki kelas yang berbeda dengan Lila dan Ara. Sehingga mereka sudah berada di kantin terlebih dahulu. Sedangkan temannya yang lain memilih untuk pergi kerja kelompok.

Sesampainya di tempat Gea dan Alin, Lila dan Ara pun langsung memilih duduk setelah memesan makanan.

Mereka berempat seringkali membahas topik tugas yang sama dan saling berbagi satu sama lain apabila ada yang tak dimengerti.

"Lah lo nggak kerkel?" Tanya Ara kepada Alin yang terlihat sedang sibuk memegang ponselnya.

"Nggak, males gue. Kelompok gue gak jelas njir. Masa ya, gue udah bahas tentang tugas itu. Terus katanya bahas besok aja. Terus lagi ada yang bilang gini. Kalau lo minta cepet kerkelnya yaudah mending lo aja yang kerjain. Ngeselin banget kan! Gedek banget dah gue. Padahal deadline-nya udah bentar lagi." Omel Alin membuat mereka bertiga tertawa.

Berkelompok saat baru pertama kali memang sedikit susah. Tentunya dengan berbagai orang baru yang memiliki sifat yang berbeda satu sama lain. Menjadi salah satu kendala yang sering ditemukan. Menyatukan berbagai orang dari berbagai daerah yang tentunya memiliki perbedaan yang cukup signifikan menjadi salah satu faktor utamanya.

"Untungnya gue, Gea, sama Lila gak dapet dosen itu sih. Jadinya belom dapet kerkel. Masih materi doang di matkul itu." Balas Ara yang membuat Alin mencebik kesal karena perbedaan dosen yang membuat mereka menjadi berbeda tugas pula.

"Eh lo pada udah ngerjain tugas bahasa?" Ucap Gea membuat mereka bertiga mengalihkan pandangan mereka pada Gea.

"Udah."

"Belom."

Jawaban bersamaan namun berbeda membuat Gea tertawa. Tentunya yang sudah mengerjakan adalah Alin dan Ara. Alin dan Ara adalah salah satu orang yang cukup ambisius ketika dalam mengerjakan tugas sehingga cepat dikerjakan meskipun jarak waktu dengan deadline masihlah cukup lama.

Sedangkan Lila hanya tersenyum memaklumi. Karena dia adalah salah satu tipe orang yang sangat mageran dalam mengerjakan tugas.

"Kirim di grup dong!" Pinta Gea. Gea sendiri adalah tipe orang yang terkadang malas dan terkadang pula sangat ambisius.

Alin dah Ara yang sudah mengetahui niat dari Gea pun hanya berdecak malas. Pada awalnya mereka seringkali menolak Gea untuk mengirimkan tugasnya. Namun pada akhirnya mereka akan tetap mengirimkan tugasnya, walaupun dengan catatan harus ada perbedaan pada tugasnya.

Hal itu seringkali dimanfaatkan oleh Gea untuk meminta tugas mereka. Sehingga Gea akan menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan sembari menunggu hasil dari tugas mereka.

Mereka kembali berbincang-bincang seputar tugas yang lainnya.

Sedangkan Lila sibuk memperhatikan keadaan di sekitarnya. Terdapat cukup banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin.

Tentunya tak lupa Lila dengan matanya yang jeli mencari keberadaan dari Jeva. Sekecil apapun keberadaan dari Jeva tentu saja Lila dengan sangat mudah akan menemukannya. Seperti mencari jarum dalam jerami, sesusah apapun mencari orang yang kau cintai maka kekuatan seribu perasaan akan menemukan hal tersebut tanpa terkendali.

Dan di sana Lila menemukan keberadaan dari Jeva. Sedang bersama temannya. Berada di ujung pojok kantin. Rambutnya menjadi salah satu patokan dari Lila untuk mencari keberadaan dari Jeva.

Terlihat di sana Jeva sedang makan sembari di depannya terdapat layar laptop yang terbuka. Jeva sendiri terlihat fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan. Bahkan ia tak memperdulikan teman-temannya yang sibuk berbincang satu sama lain.

Membuat Lila tanpa sadar tersenyum kecil. Hal itu segera di sadari oleh temannya yang berada di sampingnya.

"Lama bener La, ngelihatinnya. Gak bakal hilang kok." Gurau Gea setelah mencari tau apa yang diperhatikan oleh Lila pada saat ini.

Lila yang sadar saat teman-temannya menyadari kelakuannya pun langsung saja mengalihkan pandangannya dari Jeva.

"Lo suka ya sama dia?" Tanya Alin penasaran dengan tingkah Lila yang sedikit aneh jika menyangkut Jeva.

"Enggak, yakali suka sama dia." Enggak salah maksudnya. Dalam batin Lila.

Tanpa menyadari sepasang mata menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Tbc.

btw thanks buat 122k viewsnyaaa.
Syg kalian banyak-banyak.

Mari spam komennyaa bestieee.🥰🥰

Keknya bikin cerita baru ajadeh ya biar aman. Update ini abis lebaran aja gimana?

See u next chapter.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 6K 14
Area panas di larang mendekat πŸ”žπŸ”ž "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
1.7M 53.8K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
355K 41.1K 26
Yg gk sabar jangan baca. Slow up !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. ...
518K 18.4K 64
Eizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan da...