School: Magician [Tamat]

By Haruka_Hikaru

20.3K 4K 297

Sihir. Satu kata yang familiar di kalangan para penggemar rumor fantasia. Kata yang selalu dikaitkan dengan s... More

00 - Surat Undangan Beasiswa
01 - PPDB
02 - Upacara
03 - Penjelasan
04 - Thinker
05 - Aturan Seorang Magician
06 - Magician's World
07 - Magician's World
08 - Keanehan
09 - Kelas Sihir Pertama
10 - Libur Pertama
11 - Masalah
12 - Fakta
13 - Kenangan
14 - Empat Elemen
15 - Myth Sky
16 - SMA Himekara
17 - Partner
18 - Kasta
19 - Terbongkar
20 - Amarah
21 - Meledak
22 - Serangan Tak Terduga
23 - Magic Survival
24 - Penjelasan
25 - MMA
26 - Seleksi
27 - Perkelahian Sengit
28 - Sepuluh Besar
29 - Kelompok
30 - The (Un)Best Couple
31 - Kembar
32 - Bertengkar
33 - Kabar
34 - Berseteru
35 - Terjebak
37 - Kebingungan Pengamat
38 - Topeng yang Terlepas
39 - Firasat Buruk sang Legenda
40 - Kekuatan Ikatan Darah
41 - Dua Magician Muda
42 - Amukan Penuh Kasih Sayang
43 - Bunuh Diri
44 - Epilog
Pengumuman

36 - Pengkhianat

225 72 1
By Haruka_Hikaru

"Rasa percaya itu mahal harganya. Oleh karena itu, pertahankanlah kepercayaan yang sudah kau dapatkan."

{Magician}

<ᗕ۝ᗒ>

"Wah, Dot. kau langsung yang datang? Menarik. Sudah lama kita tak berjumpa."

"Kau benar. Lama tak jumpa juga, Ivana."

Ivana terkekeh pelan. Gadis ini, dia ... berubah. Ke mana peginya Ivana yang selalu pesimis dan takut? Apa ... apa yang sebenarnya terjadi?!

Sarah bereaksi cepat. Meski kesakitan karena ledakan yang baru saja tercipta, dia sudah dalam posisi siaga lagi, seakan siap menghadapi apapun yang akan terjadi.

Reinnais juga menyusul. Untuk ukuran anak seusianya, refleks Reinnais jelas luar biasa. Bahkan, gadis itu sudah mengeluarkan wand-nya dan mengobati serta memulihkan HP teman-temannya.

"Dot. Pemimpin Klan Capone. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sarah penuh intimidasi.

"Wah, aku terkenal juga ya, ternyata? Anak penerus Klan Pankhurst sampai mengenalku begini, aku jadi terharu," balas Dot sok bahagia.

Tak diduga, Ivana dengan santainya mendekati Dot. Dot sendiri tidak menyerang Ivana.

"Benar kata Ted. Kalau urusan berkamuflase dan menggiring buruan ke jebakan, kau memang ahlinya. Apa ini semua sesuai pesananku?"

"Dua pasang anak kembar dengan kondisi sihir berbeda dan seorang anak yang cacat karena melewati batas pemakaian sihir. Aku juga memberimu bonus beberapa sumber sihir lengkap dengan tukang reffile-nya."

"Sempurna. Tidak sia-sia aku memungut anak sombong sepertimu."

"Katakan itu lagi, kubunuh kau!"

Dot tertawa. Dia menatap Ivana remeh. Dari sini, kita bisa simpulkan kalau Dot jelas jauh lebih kuat dari Ivana. Dan fakta ini jelas merepotkan untuk kita.

"Dengar, ya. Anak ingusan sepertimu tidak bisa mengalahkanku. Ah, sudahlah. Jangan rusak mood-ku, atau kau akan jadi menu makan siangku. Nah, sesuai janji, aku kembalikan rekanmu."

Pemuda itu menjentikkan jari, memunculkan sebuah kunci emas. Tanpa basa-basi, Ivana menerima benda itu dan membuka sebuah pintu khayalan dengannya.

Hal tak terduga terjadi. Kunci itu bercahaya dan lenyap ditelan cahaya itu sendiri. Cahayanya makin lama, makin terang, menyilaukan pandangan. Begitu mata sudah mampu menangkap gambar, makhluk yang tak terdugalah yang mereka tangkap.

<ᗕ۝ᗒ>

"Aldi, Dercy bahkan tidak membuka pesan dariku. Bagaimana ini?"

"Tidak apa. Itu sudah cukup. Nah, sekarang. Ayo kita lepaskan ikatan ini."

Frida dan Abi tidak banyak protes. Tanpa pikir panjang, mereka saling melepaskan ikatan yang mengunci pergerakan mereka.

Setelah berhasil lepas, ketiga remaja itu meregangkan otot-otot yang kaku akibat duduk terikat selama berjam-jam.

"Oke, denger. Gue bakal jelasin sekali, jadi pastiin kalian nyimak bener-bener."

Anggukan didapat Aldi dari kedua temannya, membawa pemuda itu untuk menjelaskan idenya.

"Dercy pasti udah ambil tindakan. Sambil nunggu dia, kita keluar dari sini. Begitu lewat pintu, kita mencar. Sebisa mungkin, jangan sampai ketemu orang. Tujuan kita cuma ketemu salah satu anak jurusan Magician, minta dilepasin dari sihir pelacak, terus kembali ke sekolah buat lapor ke Sir Alex sama Sir Umar."

"Kalian yakin? Pergerakan Magician itu cepet banget, lo. Mereka bahkan bisa teleportasi, telekinesis, ngerubah gravitasi, dan lain-lain. Kita pasti akan langsung tertangkap setelah keluar pintu," bantah Frida.

"Lo mungkin bener. Kita bakal ketangkep begitu pintu dibuka. Tapi, kita juga gak mungkin diem terus nunggu diselametin. Seenggaknya, kita ada usaha, kan?"

"Nah, bener, tuh! Gimana, Da?"

Tangan Abi menyentuh bahu temannya itu. Bukan, bukan modus. Abi benar-benar tulus, dia ingin memberi semangat dan aura positif pada Frida.

Aldi juga melakukan hal serupa. Baginya, kemantapan hati itu unsur utama keberhasilan suatu rencana. Dia tidak akan bergerak sebelum Frida yakin.

"Oke. Aku ikut."

"Bagus. Pertama, pakai sihir lo buat hilangin sihir pelacak di badan lo. Lo yang paling paham tempat ini, seenggaknya lo kudu punya peluang lolos paling gede."

"Oke."

"Kita mulai."

<ᗕ۝ᗒ>

Gadis itu merangkak dalam saluran udara. Langkahnya sangat pelan dan penuh kehati-hatian. Matanya memandang sekitar was-was, seakan takut posisinya ketahuan.

Beberapa ratus meter bergerak, sebuah percabangan muncul di hadapannya. Ada tiga pilihan jalur yang bisa dia lalui, tapi dia sama sekali tidak tahu jalur mana yang bisa membawanya pulang.

"Ck, gimana ini? Aku harus lewat mana?" Gadis itu berbisik pada dirinya sendiri.

Seakan menjawab ketidaktahuannya, dia mendapatkan petunjuk arah. Samar-samar, telinganya menangkap suara percakapan dari lorong di kanan, mendorong gadis itu untuk bergerak mengikuti suara.

Di ujung sana, terlihat seberkas cahaya yang masuk dari jaring-jaring di sisi kanannya. Frida menghentikan pergerakannya sekitar satu setengah meter dari jaring-jaring itu agar tidak tertangkap. Telinganya dia pasang, siap mendengarkan apapun pembicaraan yang terjadi.

"Wah, Dot. kau langsung yang datang? Menarik. Sudah lama kita tak berjumpa."

Suara Ivana terdengar, menyapa seseorang yang dipanggil Dot.

Dot? Dotta El Capone? Masa iya, Dot yang itu? batin Frida ragu.

"Kau benar. Lama tak jumpa juga, Ivana."

Suara tawa terdengar lirih. Menurut Frida, itu adalah Ivana. Meski begitu, gadis ini tidak yakin karena nada tawanya berbeda. Tawa yang ini, terdengar licik.

"Dot. Pemimpin Klan Capone. Apa yang kau lakukan di sini?"

Ketua Sarah? Sedang apa di sini? batinnya lagi. Ini terlalu rumit untuk dipahami oleh gadis itu.

Tunggu. Kalau ketua Klan Capone, berarti ... Dot yang itu?!

"Wah, aku terkenal juga ya, ternyata? Anak penerus Klan Pankhurst sampai mengenalku begini, aku jadi terharu."

"Benar kata Ted. Kalau urusan berkamuflase dan menggiring buruan ke jebakan, kau memang ahlinya. Apa ini semua sesuai pesananku?"

Suara yang sama dengan yang mengeluarkan nada bahagia tadi bertanya. Frida tidak yakin, tapi sepertinya, ada sesuatu yang tidak beres di sana.

"Dua pasang anak kembar dengan kondisi sihir berbeda dan seorang anak yang cacat karena melewati batas pemakaian sihir. Aku juga memberimu bonus beberapa sumber sihir lengkap dengan tukang reffile-nya."

"Ivana? Apa maksudnya ini?" gumamnya tak paham.

"Sempurna. Tidak sia-sia aku memungut anak sombong sepertimu."

"Katakan itu lagi, kubunuh kau!"

Sosok misterius itu tertawa. Tawanya sangat mengerikan, membuat Frida merinding seketika.

"Dengar, ya. Anak ingusan sepertimu tidak bisa mengalahkanku. Ah, sudahlah. Jangan rusak mood-ku, atau kau akan jadi menu makan siangku. Nah, sesuai janji, aku kembalikan rekanmu."

"Gawat. Ini gawat. Kami harus segera keluar."

Frida beringsut menjauh dengan gerakan lambat, mencegah suara sekecil apapun. Setelah dirasa jauh, dia menambahkan kecepatannya, pergi ke manapun, menjauh dari sosok yang menurutnya adalah ancaman.

<ᗕ۝ᗒ>

"G-griffin?!" pekik Dercy tidak percaya.

"Wand mitologi. Luther, apa ini?"

Yang ditanya justru tertawa, padahal tidak ada yang sedang bercanda. Makhluk berbulu coklat gelap di sebelahnya juga ikut tertawa, mengikuti pemiliknya.

"Lihat itu, Grim. Magician-Magician payah itu bahkan terkejut padamu. Enaknya, kita apakan mereka?"

Griffin itu memekik lirih, mengundang tawa bahagia Ivana. Tangannya terulur mengelus punggung Grim sebelum akhirnya bersuara.

"Boleh juga, idemu, Grim. Kalau kita bunuh mereka yang tidak berguna, harusnya tidak akan ada masalah, kan?"

"Kuak ...."

"Jadi, agaimana Dot? Bolehkah kami—,"

"Ya, ya, ya. Kau boleh bermain dengan mereka, tapi nanti. Sekarang, ayo kita pindahkan dulu semua ke markas."

"Baiklah."

1090 kata
02 Des 2021

==============<⟨•⟩>==============

✧ SOSOK DALAM PUING SEJARAH ✧

Al Capone
Dikenal sebagai "Kingpin dari Chicago," Al Capone adalah mafia minuman keras, perjudian, dan wanita selama masa pelarangan (Prohibition) di Amerika Serikat yang selama hidupnya, sudah menewaskan lebih dari 300 orang.

Continue Reading

You'll Also Like

118K 8.9K 19
Kau suka menyelidiki seseorang? Atau kau pernah terpaksa menyelidikinya karena tugas yang diberikan oleh seseorang? Ia ada di pilihan ke dua. Ia terp...
130K 10.1K 49
Ribuan tahun berlalu Aletha, Felice, William, dan Edward, terlahir kembali dibumi sesuai dengan janji mereka. Hanya saja mereka tidak mengenal satu...
11K 1K 15
Misi. Dan misi lagi. Sebuah misi kali ini membuat Airya dan Airyna kembali ke tanah kelahiran, Indonesia. Disanalah mereka berdua dan beberapa agen...
696K 41.9K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...