CERPEN

By NanasManis98

494K 43.3K 2.7K

Kumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN... More

SALAM MANIS
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CEPREN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA

CERPEN : ODIT

15.3K 830 33
By NanasManis98

Part 1
_____

Odit tersentak saat kepalanya terbentur tepi meja, ia pun sepenuhnya tersadar jika tadi sempat tidur dengan posisi duduk. Menutup mulutnya dengan telapak tangan, ia menguap hingga kedua matanya yang memakai kacamata anti radiasi, berair.

Segera ia menjalankan jari-jari tangannya untuk menyimpan bab empat puluh satu untuk novel terbarunya. Meski dikejar deadline, tapi ia tidak bisa memaksakan diri untuk begadang. Tenaganya benar-benar tidak bisa dipaksa lagi untuk beraktivitas juga berpikir.

Selama dua tahun terakhir ini, ia memang menjadi penulis novel genre romantis. Mencurahkan imajinasinya dan juga ada sedikit selipan tentang yang ia alami, hanya saja tidak pernah menggunakan tokoh cerita tentang dirinya.

Banyak yang penasaran akan dirinya sejak ia dikenal sebagai selebgram, memiliki lima juta pengikut di media sosial tersebut karena postingannya yang selalu memperlihatkan kekayaan alam di Indonesia, travelling sejak ia menjanda.

Awalnya ia menikmati hal tersebut, bahkan menjadi blogger, menulis rekomendasi tempat-tempat yang ia pernah kunjungi. Hingga statusnya yang menjanda diketahui banyak orang.

Odit sama sekali tidak malu jika orang-orang tau dirinya janda dan tidak menutupi hal tersebut. Karena memang ia tidak terlalu terbuka di media sosial miliknya. Menurutnya itu privasi.

Namanya juga manusia, ada yang suka dan ada yang tidak.

Mulailah bermunculan berbagai hujatan untuk dirinya saat mereka tau jika ia memiliki seorang anak yang masih kecil saat itu. Meski masih banyak yang mengagumi dirinya dan memberi pujian.

'Kok bisa sih travelling mulu, padahal punya anak lho'

'Katanya anaknya masih kecil. Kasihan banget ga diurusin emaknya. Soalnya sibuk liburan mulu'

'Pantes aja janda, pasti suaminya gedeg liat kelakuannya yang keluyuran mulu'

Setiap celaan pada dirinya diingat jelas oleh Odit bahkan sampai saat ini. Bahkan orang-orang di sekitarnya pun mulai menegur dirinya.

Padahal tidak setiap bulan Odit meninggalkan Zidny. Jika dua bulan ia pergi menjelajahi tempat, maka tiga bulan Odit berada di rumah bersama Zidny. Tujuan awalnya pun travelling karena ide Nana, takut ia depresi usai perceraiannya.

Dan yang membuat Odit berhenti menjadi blogger dan tidak lagi ke mana-mana saat Akram mengutarakan untuk mengambil hak asuh Zidny.

"Kalau kamu pergi-pergi terus, mending Zidny sama aku."

Tatapan Odit menajam, tertuju pada pria bermata sayu tersebut. Pria yang mirip dengan putri semata wayangnya. Padahal baru setahun ini Akram dekat dengan Zidny. Ke mana Akram setahun sebelumnya? Pria itu tidak pernah menampakkan diri untuk bertemu Zidny setelah perceraian mereka. Lalu sekarang dengan seenak jidat minta hak asuh Zidny.

"Kamu bilang apa?" Odit menatap sinis Akram. "Mau ambil Zidny? Of course not, Akram. Zidny anakku!" Padahal ini adalah pertemuan pertama mereka setelah bercerai. Jika Akram ke rumah untuk bertemu Zidny atau membawa Zidny menginap bersama pria itu, maka Odit tidak pernah menampakkan diri. Hanya Nana atau Baba yang bertemu dengan pria itu.

Seandainya saja Akram tidak mengatakan ingin berbicara sesuatu yang penting dengannya---tentunya di sampaikan oleh Nana, ia tidak akan berada di sini. Duduk di hadapan pria itu. Kalau tau begini, ia pun tidak sudi datang.

"Kamu kan juga sibuk? Setiap hari di rumah sakit ..."

"Gak setiap hari aku di rumah sakit. Gak kayak kamu yang berhari-hari ninggalin Zidny. Kalau aku, paling lama lima hari aku gak pulang ke rumah."

Kedua tangan Odit yang berada di atas pangkuannya terkepal kuat, ia menatap tajam Akram. Merasa perkataan Akram menyindir dirinya jika ia tega meninggalkan Zidny. Tidak bertanggung jawab sebagai seorang ibu.

"Oke fine! Setelah aku dari Bali, aku berhenti jadi blogger!" akhirnya itulah keputusan yang Odit ambil.

Memilih menjadi novelis. Bermain dengan imajinasinya hingga meluncurkan lima novel dalam karirnya dua tahun ini yang terbilang sukses. Dikenal menjadi selebgram membuat novel-novel miliknya laris manis. Bukan hanya karena itu tentunya, alur serta tokoh-tokoh yang ada di novelnya selalu banyak disukai para pembaca dan ber-genre romantis. Apalagi semua novelnya happy ending.

Karena, cukup kisah cintanya yang berakhir sad ending.

Menghela nafas pelan, Odit bangkit dari duduknya. Melamun, membuatnya terlempar sebentar ke masa lalu.

Ia merapikan buku catatannya serta alat tulis yang biasa ia gunakan untuk mencatat hal-hal yang penting.

Memadamkan lampu ruang kerjanya tersebut lalu keluar yang langsung terhubung dengan kamarnya.

Kening Odit mengernyit saat melihat gundukan besar di tempat tidur. Juga suara berbisik lirih. Yang pasti itu suara Zidny.

Menggeleng pelan, kenapa pula anaknya itu bangun, padahal tadi ia sudah menemaninya tidur. Apalagi sekarang sudah tengah malam.

"What are you doing?" Suara pelan Odit menyentak Zidny yang posisinya duduk dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Nothing Mami ... em I'm sleep."

Odit menahan diri agar tidak tertawa mendengar suara Zidny yang begitu imut teredam selimut yang masih membungkus tubuh mungil anaknya itu.

Segera ia menarik selimut hingga terlihat Zidny yang menyengir.

Kening Odit mengernyit saat melihat dua tangan Zidny berada di balik punggung anaknya itu. Seakan menyembunyikan sesuatu.

Gadis berusia enam tahun itu menampakkan senyum polos. "Mami udah selesai?"

"Udah. Nini sembunyiin apa?" Odit naik ke atas tempat tidur. Zidny menggeleng kepalanya pelan.

"Nothing."

Mata Odit semakin memicing curiga. "Nini ..."

"Dek, are you there?" Mata Odit membulat, cengiran Zidny semakin lebar.

"Papi ...," ujar Zidny pelan seraya mengarahkan ponsel milik Odit ke depan.

"Adek udah ngantuk, ya?" Akram bersuara lagi di seberang sana. Pengeras suaranya menyala.

"Udah. Mami udah selesai kerjanya. Ya udah Papi. See you."

"Iya Nak. See you!"

Odit pun mengambil kembali ponselnya lalu menaruhnya di nakas. Kemudian menyelimuti tubuh Zidny yang telah rebah.

"Tadi Nini udah tidur, kan? Kenapa bangun, Nak?" tanya Odit lembut seraya menepuk pelan paha Zidny.

"Nini bangun pipis terus tadi ngintip lihat Mami masih kerja. Karena Nini gak bisa tidur lagi, jadi Nini telepon Papi." Gadis kecil itu merubah posisi menghadap ke arahnya lalu memeluknya. "Papi ajakin Nini pergi."

"Pergi ke mana?"

"Rumah Eyang. Kata Papi nginap di sana."

"Kapan?"

"Hari Sabtu."

"Oke, Nini pergi." Tangan Odit naik membelai rambut panjang Zidny.

"Mami gak ikut?"

Gerakan tangan Odit berhenti. Ia kembali menatap Zidny. Kedua mata sayu putrinya itu mengerjap polos.

Usia Zidny telah enam tahun. Semakin hari, semakin banyak pertanyaan yang keluar dari mulut mungilnya. Salah satunya seperti ini.

Memang, jika ada waktu, maka ia akan meluangkan waktu pergi bersama Akram. Bertiga layaknya sebuah keluarga kecil yang begitu harmonis.

Selama ini juga, di depan Zidny ia dan Akram bersikap layaknya orang tua yang baik. 

Zidny masih terlalu kecil, Odit tidak ingin melukai perasaan Zidny jika ia memberitahu yang sebenarnya apa yang terjadi padanya dengan Akram.

Odit pura-pura tidak mendengar pertanyaan Zidny, ia pun menyuruh tidur Zidny karena besok hari ke sekolah.

●•••●

Akram turun dari mobil setelah memarkirnya di pekarangan rumah Odit. Melangkah menuju ke teras rumah yang didominasi warna putih tersebut. Menekan belnya hingga seorang ART membuka pintu untuknya. Segera ia masuk ke dalam langsung mendengar celotehan putri kesayangannya yang berada di ruang makan.

Hari ini ia masuk siang ke rumah sakit, jadi ia akan mengantar Zidny ke sekolah. Hal yang ia lakukan jika memiliki waktu luang. Bahkan menjemput Zidny. Jika tidak, Odit yang mengantar.

"Terus Nini bisa jawab pertanyaan guru dan Firly gak bisa jawab. Jadi, gantian Nini ejek Firly biar gak ledek Nini terus."

"Emang Firly ledek Nini apa?"

"Suara Nini katanya kayak tikus kejepit."

Kedua mata Odit membulat. "Astaga! Masa suara anak Mami yang imut begini dikatain tikus kejepit?!"

"Nah kan! Mami aja sebel, apalagi Nini." Zidny menggembungkan kedua papinya tanda dirinya kesal saat matanya menangkap kehadiran Papi, ia langsung tersenyum lebar. "Papi!" Turun dari kursi makan, meninggalkan Maminya yang sedang menuang susu ke gelas.

"Hei, cerita apa sih sampai Papi gak dilirik?"

Zidny terkikik, tubuhnya segera yang di gendong Papi membuatnya bisa memberikan kecupan di kedua pipi Papi. Lalu Zidny pun mengulang cerita yang ia sampaikan tadi pada Mami. Papi pun ikut kesal karena teman sekelasnya itu mengejek suaranya.

Lalu ia kembali duduk Mami mengajak mereka makan.

Ketiganya makan. Menikmati roti isi dan segelas susu. Akram duduk di ujung meja, Odit di sisi kiri sementara Zidny di sisi kanan. Suara Zidny yang mendominasi percakapan tersebut yang ditimpali kedua orang tuanya. Hal yang sudah biasa terjadi.

"Kamu yang jemput Nini nanti." Odit yang fokus makan, kini menatap Akram yang juga menatapnya. Zidny sendiri kini diam, karena menikmati roti isinya.

"Iya," jawab Odit singkat lalu meneguk susunya. Merasa Akram masih menatapnya membuatnya balik menatap pria itu. "Apa?"

"Kamu mau keluar hari ini?"

"Iya. Aku mau pantau pembangunan." Odit kembali menjawab pertanyaan Akram. Pembangunan yang Odit maksud adalah, Odit akan membuka kantor penerbitan. Jadi, nantinya ia bisa menerbitkan novelnya sendiri dan  tentunya novel para penulis---jika layak terbit, yang mendaftarkan cerita mereka.

"Bareng siapa?"

"Ares," ucap Odit. Sosok teman dekatnya selama beberapa tahun terakhir ini.

"Emang dia gak ada kerjaan? Kenapa ngintilin kamu mulu?"

Odit yang hendak kembali melahap sarapannya berhenti, tatapannya kembali pada Akram. "Dia arsitek dan nantinya mau mantau bareng aku."

Odit mendengar Akram mendengus, pria itu kembali menunduk, memotong roti isi. "Excusme, ada yang salah dari omonganku?" Merasa tersinggung dengan sikap Akram yang menurutnya tidak sopan. Mendengus saat dirinya bicara.

"Gak ada. Kamu kenapa sih sensi banget?" ujar Akram menahan suaranya agar tidak keras.

Keduanya menoleh bersamaan saat merasakan tatapan tertuju pada mereka.

Sosok Zidny yang menatap keduanya dengan polos.

Akram berdehem pelan, sementara Odit langsung menawari Akram susu. "Papi, mau susu?"

"Hah?" Tatapan Akram kembali pada Odit. Hampir saja turun ke bawah kalau tidak menyadari gelas yang dipegang Odit.

Keduanya bertatapan canggung juga tersenyum.

Dengan pelan Akram meraih gelas dari tangan Odit.

Lalu Odit kembali menatap Zidny. "Nini mau apa, Sayang?" ujar Odit lembut. Meski perasaannya kesal pada Akram saat ini.

"Nini mau sosis," jawab Zidny seraya tersenyum manis. Segera Odit memberikan potongan sosisnya untuk Zidny.

Saat hendak memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya, tatapan Odit dan Akram bertemu. Tapi, segera Odit membuang pandangannya.

Rasanya tangan Odit gatal ingin mencubit Akram saat ini juga. Pria itu membuat suasana menjadi begitu canggung.

>>>>>>THE NEXT PART 2<<<<<<

HOLA!!!
Akhirnya cerita Odit-Akram lanjut setelah kurang lebih sembilan bulan tamat

Yang udah baca cerita Nasha, udah tau dong akhirnya kayak gimana untuk dua orang ini🤭
Jangan spoiler ya kalau udah tau hehe

Oh bagi yang minta cerita Kalea, Freya dan Aurora, harap sabar yaa. Nanti Nanas lanjutin kok
Satu" dulu, oke😊

Salam manis,
NanasManis
-Nov 11, 2021-

Continue Reading

You'll Also Like

578K 6.1K 26
Hanya cerita hayalan🙏
47.2K 291 5
oneshoot 🔞🔞 lanjutan Polos polos binal yang dihapus sama akun nya juga di hapus Karina X All Warning!!! 🌚🥵 penuh dengan uh ah
353K 1.4K 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall. Underage ki...
517K 1.8K 15
Di entot Temen suami enak banget