NARAKASA [SUDAH TERBIT]

By nikennncan

5.9M 432K 11.3K

Part masih lengkap! ANARA PUTRI RAINDIKA gadis cantik penyuka permen kaki ANGKASA PRAJA LIONIL cowo ganteng k... More

part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
part 42
part 43
part 44
part 45 END
🦋🦋🦋
INFO PENTING !!!
info PO
INFO BUAT KALIAN

part 19

112K 8.9K 168
By nikennncan

Happy reading ❤️


"Mulai sekarang lo cewek gue!" bisik Angkasa tepat di samping telinga Nara, Setelah mengatakan itu Angkasa sedikit menjauhkan wajahnya.

Nara mengedipkan matanya lucu, ia masih bengong tak tahu harus merespon bagaimana. Untuk sekarang ini saja ia malu menatap Angkasa. Jantungnya berdebar tak karuan.

Angkasa mencubit pipi Nara pelan. "Kok bengong"

"Ha, a-apa?" ucap Nara gugup.

"Lo. Punya. Gue!" ucap Angkasa penuh penekanan.

"Gak mau!" tolak Nara mentah-mentah.

Angkasa sebenarnya ingin marah namun ia urungkan. Jika ia marah Nara pasti akan takut kepadanya. Ia akan mencoba bersabar.

"Bodo! lo cewek gue!" Angkasa menatap lekat manik mata Nara. Mata itu sangat indah sampai ia tak mau mengalihkan pandangannya ke objek yang lain.

"Kok maksa" kesal Nara.

"Kalau gue gak maksa lo gak akan mau" Angkasa membenarkan rambut Nara yang sedikit berantakan karena tertiup angin.

"Pokoknya aku gak mau!" Nara memalingkan wajahnya.

"Kenapa gak mau? gue kurang ganteng? kurang kaya? atau kurang apa?" Angkasa gemas sekali dengan Nara bisa-bisanya dia ganteng begini Nara tetap menolak.

"Kalau aku jadi pacar kak Raja aku dapat apa?" tanya Nara.

"Lo mau apa? gue kasih" balas Angkasa serius.

"Serius gak nih?" Nara menatap manik mata Angkasa yang begitu tajam.

"Serius lah, gue suka lo aja serius" Angkasa menyunggingkan senyumnya menambah ketampanan dari seorang ketua geng Aster.

"Emm.... aku mau permen kaki satu kardus, sate, bakso, mie ayam, ice crem, es cendol, batagor mbak Ninik, seblak, somay, nasi padang, nasi goreng, telur gulung, cireng, sosis bakar, martabak. Apalagi yaa...?" Nara tampak sedang memikirkan apa yang kurang, ia ingin Angkasa mau membelikan itu semua.

"Segitu banyaknya lo mau buka usaha apa gimana?" sinis Angkasa. Badan Nara ini kecil namun makannya sungguh banyak.

"Tuh kan, baru juga aku sebutin segitu belum semuanya, tau gini tadi aku minta sama Reza dia kan baik pasti di kasih" dasarnya Nara memang ingin memancing amarah Angkasa.

"Ohh maunya Reza yang beli-in" Angkasa kembali menghimpit tubuh Nara.

"Iya, pasti dia mau kasih semua" ucap Nara santai.

Angkasa menatap tajam Nara dan mencengkeram dagu Nara cukup kuat.

"Minta aja sama dia. Gue pastiin besoknya dia mati" Angkasa tak bisa mengontrol emosinya ia benci saat Nara menyebut nama Reza di depannya.

"Kak, lepas!" Nara mencoba melepaskan tangan Angkasa dari dagunya.

Angkasa kembali menekan cengkeraman tangannya lebih kuat. "Masih mau minta sama Reza? hm?" ucap Angkasa  dingin.

Nara hanya mampu menggeleng saja matanya mulai berkaca kaca. Cengkeraman Angkasa terlalu kuat bahkan Nara bisa merasakan kuku Angkasa menusuk dagunya terlalu dalam. Angkasa yang melihat Nara ingin menangis ia melepaskan tangannya di dagu Nara.

"Maaf" Angkasa memeluk Nara erat merasa bersalah atas apa yang ia lalukan.

"Sakit tau" suara Nara sedikit tak jelas karna ia membenamkan wajahnya di dada bidang Angkasa.

"Maaf" bisiknya lagi di telinga Nara.

Angkasa mengendurkan pelukannya namun tak melepaskannya. "Inget! lo sekarang cewek gue! bilang ke gue kalo ada yang nyakitin lo. Kalau ada yang nyakitin lo, gue bunuh mereka" Angkasa mengelus dagu Nara berharap rasa sakit yang ia buat sedikit berkurang.

"Iya, dasar kak Raja bawel" Nara mencubit pinggang Angkasa.

"Ahh sakit bang_

Plak

Sebelum Angkasa menyelesaikan umpatannya Nara lebih dulu menabok bibir Angkasa.

"Kak Raja gak boleh ngomong kasar!" ucap Nara galak.

Sakit di pinggangnya masih terasa cubitan Nara ini sungguh kuat tak ada manis-manisnya di tambah lagi bibir seksinya di tabok. Sebenarnya Angkasa akan mengumpat lagi saat Nara menabok bibirnya, namun ia urungkan lantaran tak mau kena omel Nara lagi.

"Sakit Nar, badan lo kecil tapi tenaga lo kayak preman" Angkasa memegang bibirnya yang terasa nyut nyutan.

"Eh, bentar deh" Nara kembali memeluk Angkasa lagi.

"Kenapa sih?" ucap Angkasa penuh tanya masalahnya kini Nara mengendus-endus tubuhnya.

"KAK RAJA NGEROKOK YA" teriak Nara tiba-tiba. Ia mencium bau rokok yang amat Menyengat dari tubuh Angkasa.

"Astagfirullah" kaget Angkasa.

Tak

Angkasa menyentil dahi Nara pelan. "Jangan teriak-teriak berisik!"

Nara melepaskan pelukannya dari Angkasa, lalu menatap nyalang Angkasa. "Pasti kak Raja juga bolos kan?"

Angkasa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya" ucap Angkasa pelan.

"Tadi bilangnya ke toilet. Pake nuduh aku segala yang bolos, padahal kan aku di suruh butut ambil buku"

"Ambil buku kok bisa sama si bangsat Reza itu"

"Heh! mulutnya minta di tabok lagi?" Nara sudah siap melayangkan tabokkan mautnya.

"Gak mau!" Angkasa menggeleng cepat.

"Udah ah, aku mau balik ke kelas nanti kak Raja macem-macem lagi"

"Lah, gue emang mau nga_

"Mau apa?" Nara memelototi Angkasa.

"Mau ngadem Nar galak banget lo" Angkasa duduk di bawah pohon belimbing.

"Sini duduk" Angkasa menyuruh Nara duduk di sebelahnya.

"Gak mau!" tolak Nara.

"Sama calon suami tuh nurut"

"Kok calon suami?"

"Lo gak mau kalau besok gue yang jadi suami lo?" Angkasa menarik paksa Nara agar duduk di sebelahnya.

Setelah Nara duduk, Angkasa menjatuhkan kepalanya di bahu Nara ia ingin dalam posisi ini sebentar.

"Kak, nanti kalau ada yang lihat gimana? dikiranya kita ngapa-ngapain lagi"

"Enggak ada yang lihat tenang aja" Angkasa mulai memejamkan matanya.

"Ishh kak Raja kok malah tidur, terus aku ngapain?" tanya Nara kesal.

"Ya lo juga tidur lah" suruh Angkasa.

"Aku gak ngantuk kak"

"Terserah lo, gue ngantuk mau tidur" Angkasa meraih tangan Nara lalu menaruhnya di kepalanya. "Elusin" suruhnya.

🌻🌻🌻


Bima menggeliat kecil badanya terasa sakit karna tidur cukup lama di atas sofa usang ini. Bima duduk meregangkan tangannya dan sesekali menguap lebar. Bima lihat di sini hanya ada Aksa yang sedang menelpon seseorang.

"Angkasa mana?" tanya Bima.

"Katanya ketoilet tapi sampai sekarang gak balik-balik" jawab Aksa.

Bima mengangguk kemudian mengambil handphone yang ada di saku celananya mengecek siapa tahu ada pesan masuk. Sedangkan Aksa ia masih melanjutkan teleponnya.

"Dandan yang cantik ya nanti pulang sekolah kita jalan" sudah pasti Aksa sedang bertelepon dengan sang pacar.

"Pasti dong, aku bakal dandan yang cantik" terdengar suara cewek dari seberang sana. Dia Qila cewek baru Aksa.

"Oke sayang nanti aku jemput kamu" balas Aksa.

"Kamu mau jemput aku pake mobil atau motor?" tanya Qila.

"Mobil dong yakalik motor"

"Tapi jalan rumah aku gak bisa di lewatin mobil jalannya terlalu sempit"

"Emm.." Aksa tampak berfikir sejenak. "Yaudah aku jemput kamu depan gang jalan raya aja"

"Oke deh, sayang udah dulu ya guru aku udah masuk"

"Iya, belajar yang bener biar anak-anak kita besok bangga punya ibu pintar"

Aksa mengakhiri telepon itu lebih dahulu, ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Kenapa lo?" tanya Bima.

"Bingung gue Bim" Aksa menyenderkan punggungnya di sofa.

"Ada masalah?" tanya Bima lagi.

"Gimana cara mutusin cewek tanpa nyakitin mereka"

"Dengan lo pacarin mereka aja udah salah, baru jadian belum ada satu minggu lo udah selingkuh"

"Haha iya juga ya" Aksa tertawa seperti orang bodoh.

"Lo bilang aja di jodohin" saran Bima.

"Hm boleh juga ide lo, oke lah, nanti gue coba"

Drett
Drett

Handphone Aksa bergetar menandakan ada yang meneleponnya. Bima yakin yang menelepon itu pacar Aksa yang ke sekian kalinya.

Aksa menerima panggilan itu.

"Halo by kenapa?"

Bima yang mendengarnya merasa jijik ia lebih baik menulikan pendengarannya saja dan kembali fokus ke ponselnya.

"By, pulang sekolah jalan yuk aku yang jemput deh" suara cewek itu di seberang sana, dia Intan mereka baru jadian 3 hari yang lalu.

"Gak bisa by, nanti pulang sekolah aku ada kerja kelompok" Aksa ini memang pintar sekali berbohong.

"Yah kok gitu" terdengar nada kecewa dari Intan.

"Aku usahain kerja kelompoknya pulang cepet malamnya kita jalan"

"Gak jadi aja deh by, aku kasihan sama kamu habis pulang kerja kelompok kamu pasti capek"

"Kamu pengertian banget sih, jadi tambah sayang" Aksa tertawa pelan.

"Iya lah aku gak mau kamu capek"

"By udah dulu ya aku mau ke toilet bentar" Aksa mematikan sambungan itu sepihak ia sebenarnya malas mengangkat telefon dari Intan. Namun jika Aksa menolak panggilan itu Intan malah semakin menjadi, Intan bisa lebih dari 15 kali meneleponnya dalam satu hari.

Kringg
Kringg

Bel istirahat sudah berbunyi. Cukup lama juga Aksa menghabiskan waktunya hanya duduk di rooftop ini.

"Bim ayo turun kita cari Angkasa" Aksa mengantongi ponselnya di saku celana, lalu menghampiri Bima yang ada si sofa sebelahnya.

Bima mengangguk perutnya juga sudah meronta ingin segera di isi. Mereka berdua menuju kantin siapa tahu Angkasa sudah ada di sana.

"Gak ada Angkasa" ucap Aksa saat melihat tempat duduk yang biasanya mereka bertiga duduki kosong tak ada siapa-siapa.

"Bodo lah gue udah laper" Bima pergi memesan satu mangkuk bakso dan es jeruk ia sudah sangat lapar sekali.








Tbc

5 nov 2021

Continue Reading

You'll Also Like

157K 8K 42
[ April-Oktober 2019 ] 🌻Highest rank: #1 Jangwonyoung #8 Starla Mencintai orang yang masih punya hubungan baik dengan mantan memang menyakitkan, ap...
1.4M 63.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
838K 30.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
949K 67.6K 74
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini hanya sebuah kisah pada umumnya. Menceritakan tentang cowok tampan bernama Aksara Gunadhya. Sang raja tempur atau b...