Acttledon : Butterfly Effect...

By Real_ohr

60.6K 7.7K 943

[n]. Butterfly Effect adalah istilah dalam terori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka... More

Chapter Zero : Receperint novum mundum
Chapter One : Wellcome back
Chapter Two : A cup of tea
Chapter Three : calidum noctis
Chapter Four : Baby
Chapter Five : er ist eifersüchtig auf mich
Chapter Six : La La La My Love
Chapter Seven : Made of greed
Chapter Eight : The God are Born
Chapter Nine : Sins
Chapter Ten : Prepare
Chapter eleven : Hoist the color
Chapter Twelve : Who's comming?
Chapter Thirteen : Noir
Chapter Fourteen : Noise
Chapter Fiveteen : result
Chapter Sixteen : Lucid Dream
Chapter Seventeen : Polite
Chapter Eighteen : Buterfly
Chapter Nineteen : Money
Chapter Twenty : Karina
chapter Twenty One : Pillow Talk
Chapter Twenty Two : Fire
Twenty Three : Demonstran
Twenty Four : Tragedy
Twenty Five : Shoot
twenty six : fault
twenty Eight : talk
twenty nine : War zone
Terimakasih telah membuka halaman ini
thirty : Paradise
Thirty one : matchmaking
Thirty two: She knows

twenty seven : Never ending problem

857 129 11
By Real_ohr

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

"yang mulia." panggil sir taeil, Jaemin yang sedang ada di ruangannya setelah kembali menjenguk Jeno menoleh melihat Sir Taeil masuk ke dalam ruangan dengan wajah panik.

"ada apa sir taeil?" tanya Jaemin.

"ada kabar buruk, maaf yang mulia."

"kabar apa itu?" Jaemin menyiritkan kengingnya, tubuhnya sekarang bergetar dan jantungnya tiba-tiba saja berdebar.

"pangeran Dareum baru saja jatuh dari atap sekolahnya dan kini di larikan ke rumah sakit terdekat." ucapan Sir Taeil membuat Jaemin menjatuhkan pena yang sedang ia pegang.

"kau pasti bercanda sir taeil, katakan ini semua bohong." Sir taeil menunduk.

"maaf yang mulia, itulah infomasi yang saya dapatkan barusan dari akademi."

"antarkan aku kesana sekarang." Jaemin bangkit dan jalan tergesa-gesa dari ruangannya menuju depan istana, supir langsung standbye dengan mobilnya sehingga Jaemin bisa langsung berangkat.

Sir taeil duduk di depan menemaninya, selama perjalanan Jaemin tak hentinya menangis ia merasa akhir-akhir ini hidupnya penuh banyak cobaan, terkadang terbesit di fikirannya apakah tuhan tak mengizinkannya bahagia? Jeno belum pulih sepenuhnya dari kejadian kemarin tiba-tiba saja anaknya mengalami nasib naas.

"apa yang sebenarnya terjadi di akademi?" tanya Jaemin.

"dari info yang saya dapatkan, pangeran Dareum di dorong oleh pangeran Jisung dari atap sekolah lalu jatuh, ada beberapa saksi mata yang melihat langsung kejadian sebelumnya pangeran dareum dan pangeran  jisung terlihat cekcok."

"oh tuhan." Jaemin mengepalkan tangannya, ia menghembuskan nafasnya yang terasa berat.

Jaemin sampai di rumah sakit tempat Dareum di bawa, Jaemin langsung turin dari mobil dan bisa di tebak banyak paparazi yang menunggunya di depan rumah sakit menyodorkan mic dan kamera juga melantunkan pertanyaan namun Jaemin masih bungkam.

"tolong beri jalan." ucap Sir taeil, ada dua body guard juga yang menjaga Jaemin sehingga masuk dengan tenang.

Jaemin lagsung menghampiri kamar rawat Dareum, disana sudah ada Chenle dan juga Winter, Jaemiin melihat bercak darah di baju Chenle yang menandakan begitu parah luka Dareum.

"bisa panggilkan dokter?" pinta Jaemin, Sir taeil segera mencari dokter yang menangani Dareum.

"Bagaimana kejadiannya?" tanya Jaemin pada Chenle dan Winter.

"a-aku melihat pangeran Jisung mendorong pangeran Dareum dari atas atap." jawab winter gugup melihat pamannya itu.

"lalu?"

"sebelum itu mereka memang cekcok di atap, aku melihat Jisung lebih dulu keluar dari kantin karena ia di bully oleh beberapa kakak kelas dan setelahnya Dareum menyusul Jisung keluar dari kantin." Jawab Chenle sembari menunduk.

"di bully?" tanya Jaemin, Chenle mengangguk ia memberanikan diri untuk bicara apa adanya pada Jaemin.

"ada beberapa orang yang menyalaknannya atas kasus yang di buatnya, termasuk beberapa kakak kelas yang berbuat kekerasan. Tapi setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi antara Jisung dan dareum karena aku melihat dareum sudah tergeletak di bawah."

"lalu dimana Jisung sekarang?"

"lehrer suho memgamankan Jisung di kantor kepolisian." jawab Winter, Jaemin mengusap wajahnya kasar.

Clek!

Semua orang menoleh melihat sir Taeil kembali bersama dokter yang menangani Dareum, Dojter itu menunduk sebagai salam pada Jaemin.

"selamat siang yang mulia." sapa dokter itu.

"siang dokter yujin, saya ingin mengetahui kondisi anak saya." ucap Jaemin berusaha tenang walau kepanikan dalam dirinya mendominasi.

"untuk hasil rontgen yang keluar barusan, pangeran mengalami patah tulang tangan, kaki dan dua rusuknya sebelah kananya patah, untuk kepala kami harus melakukan ct scan terlebih dahulu, dan untuk kondisi terkini pangeran masih belum sadarkan diri dari bius setelah oprasi darurat." ucap dokter.

"terimakasih dokter, lalukan yang terbaik."

"baik yang mulia, kalau begitu saya permisi."

"ya." dokter keluar dari ruangan, Jaemin melihat tubuh Dareum yang terbaring di sampingnya, ia mengenggam tangan anaknya itu.

"kalian bisa pulang, biar supir yang mengantar kalian pulang." ucap Jaemin pad Chenle dan Winter.

"aku masih mau disini." ucap Chenle, Jaemin tersenyum.

"kau bisa kemari setelah membersihkan tubuhmu Chenle, papamu pasti khawatir kau pulang terlambat." Chenle menundukan kepalanya.

"baiklah, kalau begitu kami permisi."

"iya." sekarang hanya ada Jaemin dan Dareum di luar ruangan, Jaemin masih mengenggam dan mengelus tangan Dareum, berada di pihak Jaemin begitu membingungkan mana yang hatus ia bela diantara kedua anaknya? Siapa yang bersalah?

"Sir taeil, kau bisa pinta Sir hendery untuk mengurus masalah Jisung di kantor polisi." Ucap Jaemin.

"tentu yang mulia."

"aku akan menemuinya malam ini."

"baik yang mulia."

"oh iya, pastikan kabar ini jangan sampai pada kaisar Jeno, keadaanya belum pulih penuh aku takut dia akan drop."

"baik yang mulia."

"siapapun yang berani membicarakan ini di depan Kaisar maka mereka akan berhadapan denganku langsung."

"baik yang mulia."



Sementara itu Sir Hendery baru saja datang untuk menjemput Jisung di kantor polisi, Sir Hendery melihat Jisung tengah meringkuk di balik jeruji besi, Sir Hendery menemui kepala polisi.

"aku wakil dari Jisung, yang mulia menyuruhku menjemputnya." ucap Sir Hendery.

"baik sir Hendery." staf kepolisian membuka gembok penjara dan menyuruh Jisung untuk keluar.

"sir Hendery pangeran Jisung perlu pemgawasan khusus karena ia hampir membunuh saudaranya dan ayahnya, ini sudah termasuk tindakan kriminal kelas berat." ucap kepala polisi.

"akan aku bicarakan pada Yang mulia empress nanti."

"baiklah, kemungkinan hukuman yang ia akan dapatkan adalah hukum mati atau pengasingan." ucapan kepala polisi itu bisa Jisung dengar walau Jisung ada cukup jauh dari mereka, Jisung menundukan kepalanya.

"ya aku tau itu, baiklah terimakasih atas kerja samanya, kalau begitu saya permisi." ucap Sir hendery.

"ya." mereka berjabat tangan sebelum berpisah, Hendery menghampiri Jisung.

"ayo kita pulang." ajak Hendery, Jisung segera masuk kedalam mobil, selama perjalanan Jisung melihat kearah jalan kota yang sedang di guyur hujan di sore hari yang sendu.

"bagaimana keadaan Dareum?" tanya Jisung, Sir Hendery menoleh ke belakang, ia duduk di samping supir.

"kata sir Taeil, keadaanya baik." jawab Sir Hendery.

"lalu bagaimana keadaan ayah?"

"keadaan yang mulia kaisar juga baik." Jisung menghembuskan nafasnya.

"apa papa ada bersama Dareum?"

"ya, dan yang mulia meminta pangeran untuk menemuinya nanti malam."

"aku akan di asingkan atau di hukum mati?" Hendery melihat mata sendu Jisung dari spion mobil.

"kita serahkan hukum itu pada kekaisaran."

Mereka sampai di istana maid istana membantu Sir hendery dan Jisung keluar dari mobil, Jisung segra masuk ke dalam istana ia berpapasan dengan Sir Eric yang menatap miring ke arahnya.

"nona anne, bisa tolong panggilkan nona Karina kemari."pinta Jisung.

"tentu." ucap maid wanita itu.

Tak berselang lama Karina masuk ke dalam kamar Jisung, Ia melihat Jisung sedang duduk di hadapan pintu balkon menatap hujan petir di luar istana.

"pangeran, ada apa memanggilku?" tanya Karina, Jisung menoleh.

"nona, aku mungkin tak akan bisa mengotrol iblis dalam diriku lagi." ucap Jisung.

"apa yang kau rasakan?"

"mereka mulai merasukiku, aku mulai kehilangan kesadaranku. Kelopak bunga ini mulai mekar kemungkinan mereka sudah selesai."

"pangeran kau pasti bisa melawannya." Jisung menggelengkan kepalanya.

"nona, sir Eric akan melakukan suatu rencana malam ini." Karina menyiritkan keningnya.

"rencana apa?"

"iblis mengatakan kalau sir eric akan menghancurkan kekaisaran."

"apa?"

"aku akan melawannya, tolong jangan halangi aku dan lucifer kali ini, biar bagaimanapun aku akan tetap di hukum entah itu hukum mati atau pengasingan."

"Jisung jangan gegabah." Jisung mulai menangis.

"aku tak ingin papa sedih atas kepergianku, aku tak ingin ketika aku pergi papa dan ayah memikirkanku sehingga aku tidak tenang." Karina mengepalkan tangannya, ia sudah tau apa maksud Jisung ia berniat mengorbankan dirinya.

"Jisung, aku selalu ada untukmu aku selalu ada di pihakmu, ayo bayangkan hal yang bahagia agar fikiranmu tenang dan jangan lakukam hal itu."

"tidak ada hal yang bahagia lagi nona, aku akan biarkan papa dan ayah membenciku sehingga mereka tak perlu sedih dan khawatir atas kepergianku."

"Jisung."

"tidak ada yang bisa membantahku." Suara Jisung berubah menjadi berat dan Karina sadar bahwa itu bukanlah Jisung.

TBC

Chapter ini di buat berbeda dati chapter sebelumnya, Terimakasih sudah baca jangan lupa vote dan komen aku tunggu ya. See u

Sunny pwark. Des 29, 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 103K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
327K 19.3K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
46.7K 8.7K 30
✒노민 [Completed] Space air 230 baru saja mendarat di bumi tahun ini, para astronot berhasil membawa material dari Mars yang akan di teliti di bumi, na...
67.2K 6.6K 38
Nanette, seorang pria muda dari kalangan bangsawan berhasil menikahi Jeconiah yang merupakan pewaris tunggal tahta Deunia. Dia adalah permaisuri yang...