Felix and Rana

Od the_ang

52.6K 1.8K 165

ini cerita Felix dan Rana... Cerita jaman SMA aja, sedikit hambar karna baru pertama kali nulis. Thanks ^^ Viac

Ranata Indira
Dia Felix
Kenangan Masa Kecil
Troy
Thank you Grace
Kelegaan Hati
Malaikat & Iblis ?
It's War
Rahasia Kecil
Kacau ???
Salah paham
Belum Jelas
Back to Village
Ternyata

Hari Tanpamu

3.2K 160 29
Od the_ang

Bab 14

Dua tahun berjalan, semua seperti yang ada dibayangan Rana. Tanpa senyum dan tingkah Felix. Hampa rasanya. Kini Rana menghambiskan waktunya hanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang biasanya diikuti oleh Felix. Mengenang lelaki itu adalah hal yang paling menyenangkan. Walaupun kadang air matanya tak dapat dibendung. Felix akhirnya memilih untuk melanjutkan study nya keluar negeri. Berbekal kemampuannya yang tak bisa dibilang biasa. Dia memilih melanjutkan study nya di Harvard University. Jurusan hukum. Rana tahu Felix tak dapat lagi membagi waktu untuk dirinya. Felix sibuk dengan study nya, dan Rana harus bisa mengerti keadaan tersebut.

Dua bulan Felix tak lagi mengiriminya kabar, namun Troy atau Grace selalu berbagi cerita mengenai mereka termasuk Felix. Rana paham dengan sifat Felix yang suka larut dalam kesibukan membuat nya melupakan hal yang terjadi disekitarnya.

“Kau berniat untuk menyusulnya ?” Joana duduk disamping Rana bersama dengan beberapa temannya. Rana menggeleng

“Aku hanya ingin melihatnya mengejarku. Bukan aku lagi yang mengejarnya” Rana tersenyum kecil. Joana mengangguk

Rana berteman dengan Joana. Teman baik. Semua terjadi setelah masalah itu diungkap oleh Troy. Dan Felix hanya menyindirnya.

“Joana itu adikku Ran... tepatnya adik sepupuku yang tak diinginkan oleh keluarga besar ayahku. Ibu Joana dan pamanku menikah tanpa restu dari mereka. Jadi mereka menganggap Joana adalah anak haram. Padahal tidak. Sejak itu aku menganggap Joana sebagai adikku. Kau tahukan aku anak tunggal. Tanpa kasih sayang. Jadi semenjak ada Joana aku selalu memiliki tempat berbagi” terang Troy dengan nada yang terlihat sangat tenang. Rana mengangguk paham. ia jadi malu menganggap Felix dan Joana memiliki hubungan. Sepertinya dia harus meminta maaf pada Joana. Harus.

“Lalu semenjak Joana diperkenalkan aku dilarang berdekatan dengannya. Aku dipisahkan dengan Joana. Kau tahu rasanya seperti apa ? seperti kau yang takut kehilangan Felix” mata Rana langsung membulat memandang benci pada Troy

“Jangan membawa nama itu!” hardiknya dengan kesal. Troy terkikik geli. Sepertinya Felix dan Rana masih melakukan perang dingin.

“Ya seperti itulah ceritanya, jadi kau jangan menyalahkan Felix karena masalah ini. Dia hanya tulus membantuku. Dan kau tenang saja, jika Felix mulai melirik wanita lain, aku akan menghajarnya duluan”

Felix memandang sahabatnya dengan garang “Tutup mulutmu” ujarnya dingin. Rana mengangguk dan mengacungkan jempolnya

“Aku tidak keberatan kau memukulnya,dia memang pantas untuk dipukul” tawa mereka menghiasi ruang opname Troy. Dan Felix hanya mendengus kesal. Kumat lagi.

“Well... kenapa kau tak mengatakannya padaku Kak ? aku juga adikmu kan ? seharusnya kau berbagi masalah ini denganku juga. Jangan dengan dia saja” rajuk Rana. Troy tertawa kecil, lalu mengamit lengan Rana.

“Ah... aku lupa kau adikku juga, kalau begitu boleh aku memelukmu ?” tawar Troy dengan nada menggoda. Pipi Rana saja sampai merah karena ucapan Troy.

Pletak...

“Kau mau mati, huh ?” garang Felix.

Rana terkekeh geli “Ya! Dia masih sakit, kenapa kau memukulnya. Dasar tidak pengertian” ujar Rana lalu mengelus kepala Troy dengan sayang.

“Kalian berdua benar-benar mencari masalah” Rana tersenyum lebar.

“Kau  melamum lagi ?” tanya Joana dengan nada kesal. Rana tersenyum kalem.

“Tidak, kau akan melanjutkan study kemana ?” tanya Rana ingin tahu

“Mungkin Universitas nasional. Aku akan mengambil jurusan kedokteran. Kau sendiri ?”

Rana tampak berpikir sejenak. “Entahlah,aku ingin mengambil jurusan desain. Menurutmu prospek kedepannya bagaimana ?”

“Aku rasa juga bagus...”

Rana mengangguk senang

***

“Berhentilah tidak mengiriminya kabar, Fel. Kau tahukan dia itu menarik. Dan pasti banyak lelaki yang tertarik padanya. Kau tidak takut ?” tanya Grace dengan nada menakutkan. Felix terdiam, lalu menatap Grace dengan tajam.

“Kau menganggu kerjaku. Jika kau kemari hanya untuk menyampaikan itu,  maka pergilah. Banyak kasus yang harus aku pecahkan. Ini sudah semester lima” ujar Felix dengan nada tenang  namun terkesan datar

“Kau benar-benar menyebalkan. tahu begini, aku lebih baik mengatakan pada Rana kau sudah tak peduli lagi padanya”

Felix menghentikan jari tangannya yang sedari tadi mengetik tugas-tugas sosial.

“Jangan mengatakan yang tidak-tidak” geramnya. Namun bukan Grace jika dia menyerah

“Terserah padamu saja. Kau yang akan menerima akibatnya nanti”

Grace berdiri. Namun belum sempat dirinya keluar dari coffee shop, seorang wanita berdarah Jepang menghampiri Felix dengan senyum merekah. Lalu duduk disamping lelaki itu. Membuat Grace semakin naik darah.

Lelaki memang egois. Tidak memikirkan perasaan orang yang menyukainya. Dia harus mengatakan pada Rana jika Felix kini telah berubah. BERUBAH !!

“Grace...” panggil Felix membuat wanita itu berbalik pada nya. Tatapan sinis Grace kini beralih pada wanita Jepang yang juga menatapnya

“Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak padanya. Nanti aku akan mengabarinya setelah kasus ini selesai”  ujar Felix tenang.

“Aku tahu, tapi jangan salahkan Rana jika dia sudah menemukan penggantimu” hardik Grace dengan gayanya.

Felix tertunduk lesu. Dia bukan tak ingin mengabari Rana. Dia hanya tak ingin wanitanya terganggu karena dirinya. Felix tahu Rana kini menghadapi masa sulitnya. Rana harus bisa memberikan nilai terbaik untuk dirinya sendiri. Rana harus berjuang untuk masa depannya. Dan Felix enggan menjadi batu sandungan bagi kekasihnya itu.

Kekasih...

Bahkan sampai saat ini dia tak menyangka akan mengikat hatinya pada seseorang yang menyebalkan seperti Rana.

“Kau benar-benar sudah membulatkan tekad mu untuk melanjutkan study disana ?” tanya Rana sembari memainkan boneka kelinci yang dibelikan Felix beberapa hari yang lalu.Felix mengangguk lalu mengemasi barang-barangnya kedalam koper. Kontraknya dengan sekolah ini sudah habis. Dan sekarang dia harus bersiap untuk menuju kelain tempat.

“Kau tidak takut aku kesepian ?” tanya Rana sembari menatap sendu pada lelaki yang sudah lama disukainya. Felix berbalik. Lalu duduk disamping gadis itu.

“Lalu kau mau aku bagaimana ? Rana kita sudah membicarakan masalah ini beberapa kali. Kau tahukan apa cita-citaku ?”

Rana mengangguk, “Kau ingin menjadi Ayah yang baik” Felix menggeleng lemah

“Bukan yang itu” kesal Felix

“Iya aku tahu, aku hanya bercanda. Kau ingin membantu orang yang membutuhkanmu. Tapi apa harus dengan melanjutkan study disana ?”

Felix mengelus kepalanya dengan sayang “Harus aku lakukan, belajar maju tidak ada salah nya Rana. Disana banyak tantangan dan aku ingin menghadapi semua itu. kau harus mendukungku”

Rana tak mau mengangguk kepalanya. Dia hanya membuang wajahnya. Rasanya air mata ini ingin runtuh.

“Kapan kau akan berangkat ?” tanya Rana. Dirinya masih menundukkan kepalanya. Enggan bertatap muka dengan Felix.

“Lusa... besok aku akan kembali kerumah, dan lusa aku langsung ke LA” Felix memengang tangan Rana yang terasa dingin.Felix sebenarnya tak tega, namun ini sudah menjadi keputusannya.

“Selamat jalan kalau begitu” Rana melepaskan kaitan tangannya secara langsung dan berdiri untuk meninggalkan kamar asrama Felix. Membuat lelaki itu terdiam. Felix tahu Rana ingin menangis, karena itu dirinya langsung memeluk Rana dari belakang.

“Maaf... aku akan kembali secepatnya. Aku berjanji padamu”

Felix menyodorkan jari kelingking nya didepan wajah Rana. Membuat wanita itu menurunkan air matanya yang sudah dibendung mati-matian.

“Aku berjanji” bisik Felix dari belakang. Membuat Rana mengaitkan jarinya pada Felix.

“Demi apapun, kau akan kembali secepatnya kan ?”tanya Rana tanpa berbalik. Dia tak ingin Felix tahu jika dia menangis. Felix mengangguk lalu mencium rambut Rana yang terurai.

“Demi apapun... dan jangan pernah meragukan aku”

Rana mengangguk

“Aku...” ujar Felix tergugup. Ingin rasanya menerukan ucapannya, namun dia terlalu malu untuk mengatakannya secara langsung “aku...” ah lebih baik dia berlari seratus meter dari pada mengatakan hal ini. “Tunggu aku...”

Rana mengangguk

“Ayo, aku akan mengatarkan mu ke asrama” Felix lalu mengamit tangan Rana. Kali ini tidak terasa dingin seperti tadi

“Kau kenapa melamum?” Felix menatap Harumi yang terlihat kebingungan. Felix mengulum senyum, kenapa dia membayangkan peristiwa menggelikan itu.

“Tidak apa-apa, tugasmu sudah selesai ?” tanya Felix dengan raut wajah seperti biasanya. Harumi mengangguk.

“Tentu... aku kemari ingin menyerahkannya padamu. Aku tak bisa lama. Aku ada kencan dengan Henry Dunst”

Felix mengangguk “Oh aku mengerti, selamat bersenang-senang” ujar Felix tulus. Harumi mengangguk kembali lalu beranjak untuk meninggalkan coffee shop

“Felix kun” Harumi berbali

“Ya?” Felix kembali memandangnya

“Ada pekerjaan paruh waktu disamping tempatku bekerja, jika kau mau akau akan mengatakan pada Sir Alex”

“Kau akan bekerja sebagai staff editing di redaksi surat kabarnya. Walaupun tidak besar, tapi gajinya lumanyan. Bagaimana ?”

“Baiklah, siang ini aku bertemu dengannya langsung”

Harumi mengangguk “Baiklah, aku pergi. Sampaikan salamku pada wanitamu. Aku tahu kau tengah merindukannya. Bye

Felix tersenyum lalu membalas ucapan Harumi

Bye

***

Rana membuka e-mail nya. Mungkin Felix akan memberinya kabar hari ini. Tidak ada yang tahu mood Felix itu seperti bursa efek kadang naik kadang turun. Tidak jelas.

Tidak ada...

Yang ada hanyalah E-mail dari Troy yang sudah berhasil memenangkan hati Grace dan bekerja paruh waktu disalah satu tempat disana.

From : Troy

To : Rana

Hal : Hatiku gembira

Isi

Apakabar adik kecilku yang semakin kurus karena ditinggal oleh kekasihnya :p aku merindukanmu. Sangaaaaat.. apa kau tidak merindukan kakakmu ? ayolah kau harus merindukanku.

Well... aku kini juga telah memiliki kekasih, Grace dan aku resmi menjalin hubungan minggu lalu. Kau tahu apa syarat yang harus aku penuhi ?

Menyebalkan, dia menyuruhku untuk bekerja paruh waktu. Dia mengatakan itu seenaknya saja. Kau tahu kan kakakmu yang tampan ini tidak biasa bekerja. jika aku tidak mencintainya, aku juga tak ingin bekerja.

Ehem...

Baiklah sepertinya aku terlalu banyak bicara.

Aku merindukanmu.

Felix juga. Dia akhir-akhir ini terlalu sibuk, aku dengar dia sedang mencari pekerjaan paruh waktu. Aku juga tak paham kenapa dia ingin bekerja paruh waktu. Kalau kau tidak sibuk, aku akan mengirimkan uang untukmu untuk membeli tiket ke LA. Dan temui keksihmu yang suka menyendiri didepan notebook!

Sampai jumpa ya. Aku merindukamu .... hahahaha..

Byeeeeeeee~~~

Rana tersenyum geli.

Felix ingin bekerja ? ya ampun, memangnya uang bulanan Felix tidak cukup ? mana mungkin Rana menyusul Felix kesana ? Rana sudah memutuskan untuk tetap disini. Tanpa ada kata menyusul atau hanya menjenguk. Tidak !

From : Rana

To : Troy

Hal : NO THANKS :)

Isi

Berhentilah mengatakan kau merindukanku. Jika Grace mendengarnya kau pasti mati ! hahaha

Aku juga merindukanmu...  kakakku yang tampan... kekeke

aku tidak akan ke LA, aku akan mengurus study-ku dulu disini jadi aku pasti akan sibuk. Maaf bukannya aku tidak menghargai kerja kerasmu ^.^...

sampaikan salamku pada Grace dan yang lainnya disana.

Dan katakan padanya untuk menjaga kesehatannya. Bye...

 Rana menutup akun e-mailnya dan kembali berkutat pada bahan bacaanya, lusa dirinya sudah harus berangkat ke Ibukota untuk menjalani tes masuk universitas nasional. Jadi waktu yang sedikit harus dimanfaatkan untuk belajar.

***

Setahun tanpa dirinya, benar-benar buruk. Apalagi dia tak pernah mengabari Rana selama dua bulan. Ya Tuhan. Katakan saja dirinya lelaki yang buruk. Semua itu ia lakukan agar study nya cepat selesai, lalu kembali ke tanah air dan bekerja.

Namun sepertinya akan banyak aral didepannya. Beberapa tawaran bekerja dikantor hukum internasional mengunggah minatnya. Felix bingung dibuatnya. Apakah dia akan menerima tawaran tersebut atau mengabaikannya.

“Harumi san” panggil Felix saat melihat wanita canti itu keluar dari kelasnya. Harumi tersenyum pada Felix

“Ya ada apa ?”

“Maaf aku tak jadi mengabil pekerjaan itu” ujarnya dengan menyesal. Harumi mengangguk. Ia paham

“Aku mengerti, kau mendapatkan tawaran untuk bekerja di kantor hukum internasional. Kau memilih yang benar Felix kun” Felix mengangguk

“Maaf, dan terima kasih atas bantuanmu”

“Jangan sungkan. Jadi kapan kau akan mulai bekerja ?” tanya Harumi ingin tahu

“Aku belum mengatakan ya. Mungkin lusa aku akan memastikan pada  Sir John”

“Baiklah, pikirkan baik-baik. Ini bagus untuk karirmu, baiklah anak jenius aku harus pergi, sebentar lagi aku akan bekerja”

“Oh okey... hati-hati dijalan”

Harumi mengangguk dan melambaikan tangannya pada Felix. Felix hanya memebalas nya dengan senyum

Felix mengambil ponselnya dan menghubungi Rana dengan sambungan internasional.

“Rana disini” ujarnya dengan nada ceria. Felix tersenyum kecil

“Apa kabarmu ?” tanya Felix berusaha tenang

Rana tersenyum, akhirnya Felix menghubunginya “Aku baik, kau bagaimana ?” tanya Rana kembali

“Tidak buruk. Bagaimana ujianmu ?”

“Hasilnya memuaskan untukku. Bagaimana dengan study mu ?”

“Tidak buruk... aku mendapatkan tawaran pekerjaan paruh waktu di kantor hukum internasional” ujar Felix

Rana menarik napasnya dalam-dalam “Apa kau akan menerimanya ?” suaranya terdengar kecil dan lirih.

“Kemungkinan besar ia. Aku hanya ingin mencari pengalaman” jelas Felix. Rana kembali mengangguk

“Aku mengerti, kau akan menetap disana selama berapa tahun ?” tanya Rana kembali

“Sampai aku lulus. Kau akan mengambil study kemana ?”

Rana berdehem “Oh... aku paham. aku akan meneruskan study ku di universitas nasional. Jurusan desain art” Felix mengangguk

Hening beberapa saat, yang terdengar hanya hembusan napas mereka yang teratur

“Aku merindukanmu” Felix menggigit bibirnya setelah mengatakan itu

“Aku juga... Jaga kesehatanmu, aku selalu mendukungmu” ujar Rana memberikan semangat. Felix mengangguk.

“Hmm... kirimkan aku fotomu... aku sudah lama tidak melihat perkembanganmu” ujar Rana kembali ceria.

“Pasti, aku ada kelas lima menit lagi, aku tutup ya”

Rana menggumam. Namun telpon tak kunjung di tutup oleh Felix

“Hey.. pulsa mu nanti habis” kekeh Rana

Felix tersenyum sendiri

“Ah benar, jaga kesehatanmu. Bye”

“Bye”

Felix lalu menutup sambungan telpon diantara mereka.

***

Diary

Kadang kala cinta tak perlu dikatakan, cukup dengan tindakan. Dan itu akan membuat cinta semakin manis.

Dulu aku tak pernah berpikir seperti itu, sampai akhirnya seseorang menyadarkanku tentang arti cinta dan ketulusan yang sebenarnya. Tanpa pamrih dan saling menguatkan.

Aku akan berusaha untuk menjadi seseorang yang ada dibelakang seseorang. Sebagai pemberi semangat dan sebagai pengingat.

Sebagi sosok Rana yang selalu ada disamping dan dibelakang Felix.

End Of Felix n Rana

Terima kasih sebanyak-banyak kepada Allah Yang Maha Esa, karena beliaulah aku bisa menulis ini sampai selesai, terimakasih pada readers yang selalu setia menagih Felix dan Rana. Maaf jika hasilnya tidak memuaskan.

Dari awal saya sudah mengkonsep jika mereka akan terpisah. Happy ending ga perlu dibuat selalu bersama-sama kan... yang terpenting saling menjaga hati aja.. hahaha xD

Kalau ditanya ini ada sekuel atau tida. Saya sendiri masih memikirkannya. Mungki nanti, jika memang Allah mengizinkan saya pasti buat sekuel.

Big Thanks for all my FANS(berasa jadi orang penting*plak*), MY READERSS, n My sister... kekeke

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

3M 255K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
Roomate [End] Od asta

Tínedžerská beletria

635K 43K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
ARGALA Od 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Tínedžerská beletria

5.3M 226K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.4M 127K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...