Hari Tanpamu

3.2K 160 29
                                    

Bab 14

Dua tahun berjalan, semua seperti yang ada dibayangan Rana. Tanpa senyum dan tingkah Felix. Hampa rasanya. Kini Rana menghambiskan waktunya hanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang biasanya diikuti oleh Felix. Mengenang lelaki itu adalah hal yang paling menyenangkan. Walaupun kadang air matanya tak dapat dibendung. Felix akhirnya memilih untuk melanjutkan study nya keluar negeri. Berbekal kemampuannya yang tak bisa dibilang biasa. Dia memilih melanjutkan study nya di Harvard University. Jurusan hukum. Rana tahu Felix tak dapat lagi membagi waktu untuk dirinya. Felix sibuk dengan study nya, dan Rana harus bisa mengerti keadaan tersebut.

Dua bulan Felix tak lagi mengiriminya kabar, namun Troy atau Grace selalu berbagi cerita mengenai mereka termasuk Felix. Rana paham dengan sifat Felix yang suka larut dalam kesibukan membuat nya melupakan hal yang terjadi disekitarnya.

“Kau berniat untuk menyusulnya ?” Joana duduk disamping Rana bersama dengan beberapa temannya. Rana menggeleng

“Aku hanya ingin melihatnya mengejarku. Bukan aku lagi yang mengejarnya” Rana tersenyum kecil. Joana mengangguk

Rana berteman dengan Joana. Teman baik. Semua terjadi setelah masalah itu diungkap oleh Troy. Dan Felix hanya menyindirnya.

“Joana itu adikku Ran... tepatnya adik sepupuku yang tak diinginkan oleh keluarga besar ayahku. Ibu Joana dan pamanku menikah tanpa restu dari mereka. Jadi mereka menganggap Joana adalah anak haram. Padahal tidak. Sejak itu aku menganggap Joana sebagai adikku. Kau tahukan aku anak tunggal. Tanpa kasih sayang. Jadi semenjak ada Joana aku selalu memiliki tempat berbagi” terang Troy dengan nada yang terlihat sangat tenang. Rana mengangguk paham. ia jadi malu menganggap Felix dan Joana memiliki hubungan. Sepertinya dia harus meminta maaf pada Joana. Harus.

“Lalu semenjak Joana diperkenalkan aku dilarang berdekatan dengannya. Aku dipisahkan dengan Joana. Kau tahu rasanya seperti apa ? seperti kau yang takut kehilangan Felix” mata Rana langsung membulat memandang benci pada Troy

“Jangan membawa nama itu!” hardiknya dengan kesal. Troy terkikik geli. Sepertinya Felix dan Rana masih melakukan perang dingin.

“Ya seperti itulah ceritanya, jadi kau jangan menyalahkan Felix karena masalah ini. Dia hanya tulus membantuku. Dan kau tenang saja, jika Felix mulai melirik wanita lain, aku akan menghajarnya duluan”

Felix memandang sahabatnya dengan garang “Tutup mulutmu” ujarnya dingin. Rana mengangguk dan mengacungkan jempolnya

“Aku tidak keberatan kau memukulnya,dia memang pantas untuk dipukul” tawa mereka menghiasi ruang opname Troy. Dan Felix hanya mendengus kesal. Kumat lagi.

“Well... kenapa kau tak mengatakannya padaku Kak ? aku juga adikmu kan ? seharusnya kau berbagi masalah ini denganku juga. Jangan dengan dia saja” rajuk Rana. Troy tertawa kecil, lalu mengamit lengan Rana.

“Ah... aku lupa kau adikku juga, kalau begitu boleh aku memelukmu ?” tawar Troy dengan nada menggoda. Pipi Rana saja sampai merah karena ucapan Troy.

Pletak...

“Kau mau mati, huh ?” garang Felix.

Rana terkekeh geli “Ya! Dia masih sakit, kenapa kau memukulnya. Dasar tidak pengertian” ujar Rana lalu mengelus kepala Troy dengan sayang.

“Kalian berdua benar-benar mencari masalah” Rana tersenyum lebar.

“Kau  melamum lagi ?” tanya Joana dengan nada kesal. Rana tersenyum kalem.

Felix and RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang