You Always Mine, Edrea.(END)

By Arafianiii

8.8K 3.3K 1.6K

Judul sebelumnya➜My Friend Childhood. First Book. {25 Part + 3 Special Part} Hanya satu masalah membuat Ice... More

Pengenalan tokoh
1. Awal pertemuan
2. Menghabiskan waktu bersama
3. Hari pertama sekolah
4. Don't disturb me!
5. Pesan ancaman
6. You're mine
7. I'm jealous!
7.2 Behind the scene
8. Don't touch him or you will die?
9. Are you murderer?
10. Upacara yg membosankan
11. Dikenalin ke orangtua
12. Aku lelah, Kak!
13. Please, don't leave me
15. Bitch, you jerk!
16. Hey, I hate You!
17. Ditinggalkan atau meninggalkan?
18. You must be mine!
19. Kencan tak diinginkan
20. You must die!
21. Takdir yang direncanakan
22. Memory Loss
23. Date with you
24. I'm tired
25. I'm forgive you(END)
[Extra part 1]Masa kecil, Alia.
[Extra part 2]Satu hatiku untukmu, Alia.
penutupan
[Extra part 3]Memilihmu adalah keputusanku.

14. Why, I'm still alive?

233 93 120
By Arafianiii

author 1: hi i'm back dri reader mode.. Biasakan sehabis baca vote!! Judulnya bbb ice np yg di nistain upan y wkwk🤣/di gebuk fans upan

Happy reading🗿🤸
.
.
.

•Taufan Pov•

"Fan ... kami pulang dulu ..! "

"Ya, besok ... "

"Un.."

"Cepat sembuh, Bangun .. lah .. Taufan! "

"Tulip! Hanya untukmu, Tulip!"

"Bablas."

"Get well, pan ... baik-baik!"

"Uh- suara ini .. darimana sih?" Segera menoleh bingung ke arah manapun dengan rasa was-was yang menyelimuti diri.

Jiwaku yang serasa tak sebegitu berdaya ini pula membuatkan diri tidak yakin dan memilih untuk menoleh ke berbagai arah saja. Namun sayang, bukannya mendapat jawaban, aku malah terpaku dalam ketidaktahuan yang berkepanjangan.

Kedua kaki ku coba beranikan tuk mengambil sejumlah tapakan, melewati sekitaran yang misterius bagai laut dalam yang penuh akan kegelapan yang tak diyakini pasti status kesemuanya.

"Siapapun!"

"Ada orang??!" Ku berteriak sesuka hati sambil berjalan dengan pupil mata yang berpindah-pindah arah tatapannya.

Tempat apasih ini?

Aku .. tidak melihat sesuatu yang familiar seakan ... ini menjadi waktu pertamaku menginjakkan kaki disini.

SHEH

Ku toleh segera dengan kelopak mata yang sedikit merendah. Berjalan mundur perlahan dengan tatapan was-was yang tak terkendalikan.

Orang itu .. siapa?

Tubuhnya kabur, membuatku tidak mampu menebak siapa itu. Gelap .. tak berbayang.

Namun aku yakin, tadi ada yang lewat di belakang..

"Tunjukkan dirimu! Eh-"

Baru saja ku berteriak, dapat kulihat sebuah .. bayangan mendekat dan menembus diriku tanpa permisi.

Tidak memiliki raut apapun. Hanya bayangan gelap bagai hantu, tapi menariknya dia tidak menyeramkan sama sekali.

"Gue harap lu bakal baik-baik saja, Fan."

Eh? Telingaku secara sadar mendengar suara yang muncul entah darimana.

"Bangunlah..!"

Bangun?
Apa maksudnya?

..aku sudah bangun dari tadi, bukan?

Seketika kusadari bahwa bayangan tadi kembali dan berada di sekitarku. Tidak bersuara, tidak dapat disentuh, dan pastinya tidak memiliki raut wajah .. yang mampu terlihat dengan jelas.

Samar-samar. Seketika banyak suara menggelegar, memutari batang tubuhku tanpa permisi.

Tempat apasih in--?

"Aku menyayangimu... "

Eh? Suaranya mirip kakak, tapi .. apa mungkin?

"Jadi kumohon ... bangunlah!"

Bangun? Bukannya aku sud---

"Jangan .. MATI!"

TRAK

Mata terbuka, menatap ke atas dengan jantung di dalam dadaku yang berdetak kencang.

Ini mengejutkan. Apa baru sekarang .. aku terbangun dari .. koma?

Aku kira .. aku sudah bangun. Ku tolehkan mata ku sedikit ke bawah. Dapat kulihat, Kak Hali menatapku dalam hening.

Apa dia tidak terkejut? Eh- Elusan kudapati dengan sangat lembut, lalu terhenti dalam waktu yang relatif singkat. "Untungnya, suhumu.. sudah normal," ujarnya.

Pelaku? Tentunya Kak Hali.

"Nggak nyangka lu dah bangun, Fan. Kirain bakal.."

Tidak ada kelanjutan. Kalimat yang ia katakan berhenti dengan kata bakal.

Apa Kak Hali kira aku akan mati?

Ku tersenyum, lalu perlahan duduk. "Nggak lah! Nggak mungkin!" tolakku memancarkan aura positif. "Ya. Dah sana, tiduran lagi! Lu tuh masih butuh istirahat."

Ku terkekeh, lalu menyetujuinya. Kak Hali tuh ... meski kelihatannya tidak peduli, aslinya ya banget.

Menyebalkan sih maparin muka cuek gitu, tapi serah Kak Hali aja lah.

Eh tunggu-

Seketika ku menyadari bahwa aku masih tidak tau waktu sekarang ini. Mata menatap ke depan, ke arah jam yang menempel di dinding.

Jam 8.. pagi. Eh?

"KAK HALI!"

"!?" Dapat kulihat ia terkejut bukan main dengan mulut melontarkan kata-kata kasar yang wah banget.

Terbahak sudah ku dibuatnya. "HAHAHAHAH! Fokus apatuh~"

"Tck gada!"

"Sekolah dilupakan gitu?"

"Eh-" Sontak terdiam. Dapat kulihat raut panik mulai menyelimuti wajahnya. Ahah mantap banget, telat dong~

"Sial!" Langsung segera berlari keluar dari ruangan ku dengan cepat. "Itulah, telat kan! HAHAH! Uh-khem. Serek lagi."

Bisa-bisanya di saat semenyenangkan ini, rasa nggak nyaman muncul di tenggorokan.

Karma teh apa? Huh biarinlah, waktunya istirahat lagi.

•End Pov•

Pembelajaran telah dimulai sedari tadi. Hali yang sebelumnya terlambat secara beruntung tidak mendapatkan hukuman apapun dari sang guru.

Ia hanya fokus belajar, meskipun ada sedikit bertingkah nakal tanpa diketahui. Sama seperti yang lain di kelas masing-masing, mereka pun juga fokus belajar. Meskipun Ice dominan tidur dan ada beberapa lainnya bermain.

..ya lumayanlah.

12.00 JT.

Kringg kringgg

Waktu istirahat telah tiba. Bukan hanya istirahat, jam 12 juga menjadi waktu pulang dari sekolah mereka.

"Ayo makan!" panggil Blaze mengajak mereka ke kantin dahulu. Solar menyetujui sambil berjalan, diikuti oleh yang lainnya.

"Ice, bangun," minta Edrea sambil mengguncangkan tubuh kekasihnya itu. "Umn.., ya ya," ujar Ice dengan kepala yang bergerak ke atas dan ke bawah dengan maksud menyetujui. "Ice Ice.., tidur terus nih!"

Kekehan terlaku dengan lembut seraya berdiri perlahan. Ice pun segera berjalan bersamaan dengan Edrea ke kantin, menemui rombongan yang sudah siap untuk melahap makanan mereka yang tersaji dengan sangat enak sesuai pesanan.

"Setelah ini, kita jenguk Taufan kuy!" ajak Blaze.

"Boleh juga."

"Baiklah."

"Untuk melihat kondisinya, mungkin saja membaik."

"Ya. Jika sudah, pasti bagus."

"Tentu!" seru Thorn ikut menyetujui.

Hali yang memperhati hanya tidak peduli. Meski ia tau, ia mau mereka untuk mengetahuinya sendiri.

Mungkin.. supaya 'Suprisee~!' ?

15 menit setelah sesi makan terlaku, mereka pun mulai bergerak menuju rumah sakit tempat Taufan dirawat.

•••

Handphone dikeluarkan secara diam-diam di tempat yang tersembunyi di dekat rumah sakit NTT Medical Center Tokyo.

+818089654321

Gue ada tugas buat lu

Ini siapa?
-fangirl

Lu nggak perlu tau.
Pokoknya gue mau lu ngedekatin Ice.
Sedekat-dekatnya.

ICE!? AAAAAAAAAA tentu gue mau!
-fangirl

Yah.
Mereka dalam tujuan ke rumah sakit NTT Medical Center Tokyo buat jenguk.. Temen gue.
Lu bisa langsung nemuin dia disana.
Dekatin.

WOKEY SIAP!
-fangirl

Seakan lu adalah pacarnya Ice.
Selingkuhannya Ice.

SIAP LAKSANAKAN!
-fangirl

"AAAAAA MIMPI APA GUE SEKARANG?!? AAAA!!!!!" Heboh sudah fangirl itu dibuatnya tanpa benar-benar diketahui oleh lawan.

Seringai meremehkan terukir di dalam atasan yang tertutup dari jaket yang berwarna hitam itu. "Lihat aja nanti, Ice.."

"Lihat aja. ."

•••

"Masuknya pelan-pelan, nanti menganggu tidurnya," minta Thorn dengan polosnya.

"Bukannya Taufan masih koma?"

"Um- Tidur kan mirip dengan koma."

"Beda atuh, Thorn."

"Miripin! Ehe~"

Senyum canggung pun menjadi pilihan yang tepat yang mampu dikeluarkan oleh mereka dalam menghadapi kepolosan Thorn.

Berjalan masuk dengan permisi, raut terkejut seketika memancar di wajah mereka semua.

"Eh?"

"Eh?"

"Eh?"

"Lah?"

"Loh?"

"WHAT!?"

"Nggak salah liat??"

Taufan yang tak sengaja memperhati sambil melahap supnya itupun langsung mengukirkan senyum berseri di wajahnya.

"KAWAN GUE DAH BANGUN!" Teriakan seketika dikeluarkan dari mulut Blaze.

Ia mendekat dengan cepat, lalu memeluk sahabatnya dengan senyum lebarnya. Kedua matanya seakan ingin mengeluarkan air mata karena rasa senang mengetahui Taufan telah siuman. "Huhuuu, akhirnya lu bangun juga, huhu...," dramatis Blaze dalam mengekspresikan kesenangannya.

"Bruh.." Mereka yang memperhatikan merasa jijik karena betapa dramatisnya kelakuan Blaze itu. Ikut terharu enggak, ngerasa malu iya.

Daripada ambil pusing, Gempa pun memilih mendekat ke Taufan, lalu tersenyum senang.

"Akhirnya lu bangun juga, Fan. Senang deh," ujar Gempa. "Meski Hali nggak ngasih tau apa-apa ke kami."

"Mana Hali nggak ngasih tau lagi kalau lu udah bangun," kesal Solar tiba-tiba yang langsung disetujui oleh Thorn, Edrea, Ice, Frostfire, Alia dan tentunya Gempa.

"Ahah.., Kakak gue memang sering gitu," jelas Taufan ragu-ragu, tapi setuju.

"Intinya lu udah bangun! Huhu kawan gue dah bangun."

"Ihh Blaze! Gausah berlebihan."

"Huhu kawan gue dah bangun juga"

"Dramatis time.."

"Aha.."

"Udah woi malu."

"Dahlah, lagi gada akhlak."

"Tobat nak."

Kekehan pun Thorn lakukan karena tidak terlalu mengerti alasan Blaze menjadi bahan pembicaraan mereka.

Ia merasa Blaze normal saja.

Ya.., normal.

Kek ada yang salah--- dahlah.

TOK TOK

Pintu diketuk dengan gagang yang diputar. Secara perlahan, pintu itu terbuka lebar. Tampaklah seorang perempuan berjalan masuk seraya memberikan senyuman, membuat bingung rombongan di dalam.

"Lu siapa?"

"Laira. Juga, aku datang kesini untuk menjenguk," jawab perempuan itu.

Ia lalu berjalan mendekati Taufan dengan mata yang jauh lebih menatap ke arah Ice. Ia mengukirkan senyum menggoda yang tanpa sengaja tertampak oleh mata Ice.

"Apa-apaan..? "

Parcel disodorkan, lalu kembali tersenyum biasa pada Taufan. "Untukmu."

"Ah.. makasih."

"Ya." Berjalan mundur, lalu mendekat ke arah Ice secara perlahan.

Yang lainnya memilih untuk tidak mempedulikan. Hanya melanjutkan obrolan mereka yang terputus tadi.

"Hei Ice..~" bisik menggoda Laira pada Ice. Ice menengok sejenak, lalu menghindarkan tatapan dari perempuan itu.

Laira dengan berani mengelus pipi dan menepuk pundak Ice, lalu mengukirkan senyuman sok imut dengan pipi yang memerah pada sang pujaan. "Awh~ tampannya."

Edrea yang menampak perlahan merasakan aura berlainan.

Cemburu.

Ya, rasa cemburu terasa muncul. Bukan hanya itu, rasa was-was juga muncul di dirinya entah kenapa. Keromantisan secara tiba-tiba itu.. mengganggu.

Sangat .. mengganggu.

TBC.

><><><><><><><><><><><><><><><>
Hiii semuanya~!

Beneran sadar nggak sih kalau yang nulis part 14 bukan author utama yang sudah menulis buku ini sejak dari chapter 1 sampai 13?

Nah, kenalin nih~ Aku, Humavixsy ! Selaku author dari buku Nightmares Would Never End dan NWNE 2: Tell Me The Truth. Bukan hanya itu, aku juga seorang artist, penulis, serta penyair yang telah berhasil menerbitkan beberapa karya tulisan di ajang lomba bersama dengan teman-teman menulis yang terpilih lainnya.

Okeh2, sampai situ aja perkenalannya.

Ohya, maaf ya karena telat update🙏🏻 Author masih sedikit bingung cara melanjutkan part, karena ya ide awal bukan dari author, hhe-

Juga, terima kasih untuk segala support yang telah kalian berikan untuk buku ini❤

See ya laterrrrr~~~

Part 15 dilanjutkan oleh: Author pertama.. udah mulai konflik loh next ga? maafin author 1 ya dia lama update karena sibuk nulis buku ini

Continue Reading

You'll Also Like

6.6K 206 7
(!warning! ini short story!) Untuk Dirga, Terimakasih telah singgah, walau hanya sementara. Kim Doyoung au local X OC Short Story of nct. ©inrd.2020
22.4K 547 11
"Bukankah perhatian yang terlalu banyak hanya akan menghasilkan luka yang sama banyaknya juga?" - Setelah Kamu Pergi, Dwitasari. {cover by canva} © b...
464K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
110K 1.1K 9
Berisi kutipan-kutipan novel PERGI yang di tulis oleh Tere Liye