Yes! Mr. Husband | TERBITβœ“

By aiingwindiii__

18.9M 2.7M 1.2M

Judul awal : Pak Dosen Pak Suami πŸš«πŠπ€π‹π€π” πŒπ€π” 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 π‰π€πƒπˆ ππ‹π€π†πˆπ€π“πŸš« UNTUK... More

Part : 01
Part : 02
Part : 03
Part : 04
Part : 05
Part : 06
Part : 07
Part : 08
Part : 09
Part : 10
Part : 11
Part : 12
Part : 13
Part : 14
Part : 15
Part : 16
Part : 17
Part : 18
Part : 19
Part : 20
Part : 21
Part : 22
Part : 23
Part : 24
Part : 25
Part : 26
Part : 27
Part : 28
Part : 29
Part : 30
Part : 31
Part : 32
Part : 33
Part : 34
Part : 35
Part : 36
Part : 37
Part : 38
Part : 39
Part : 40
Part : 41
Part : 42
Part : 44
Part : 45
Part : 46
Part : 47
Part : 48
Part : 49
Part : 50
Part : 51
Part : 52
Part : 53
Part : 54.
Part : 55
Part : 56
Part : 57
Part : 58
Part : 59
Part : 60
Part : 61
Part : 62
Part : 63
Part : 64
INFO PENTING!
Part : 65
Part : 66
Part : 67
Part : 68
Part : 69
Part : 70
SPOILER
CERITA BARU
Yes! Mr. Husband [Season 2]

Part : 43

240K 37.2K 18.4K
By aiingwindiii__

Eyyoooowwww, I'm back sesuai jadwal
Jadi nggak perlu ditanya Kapan Up terus yaaaw

- Happy Reading -

Pak Arkan berdiri dari duduknya, menghela nafas pelan lalu kembali melirik jam di pergelangan tangannya, entah untuk yang keberapa kalinya ia melakukan hal serupa.

Benar kata orang, sebentarnya cewek itu bisa buat panen padi sampe jadi beras.

Sudah hampir tiga jam ia menunggu Shella yang tak kunjung turun dari kamarnya.
Ya, Ibu hamil yang menginjak usia 3 bulan kandungannya itu hari ini akan melangsungkan Wisuda. Dan entah dandanan model apa yang ia buat sehingga membutuhkan waktu yang begitu lama.

Ia menutup Laptopnya, berniat mengecek Shella ke kamar. Apakah sudah siap atau malah tertidur.

"SAYAANG" panggil Shella dari atas tangga.

Pak Arkan menoleh, menatap istrinya yang hari ini benar-benar terlihat berkali lipat lebih cantik dari biasanya. Ditambah dengan hormon Ibu hamil yang membuat perempuan penggila Na Jaemin itu memiliki aura yang berbeda.

"Pelan-pelan turunnya" tegur Pak Arkan saat melihat Shella menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.

Shella menuruni anak tangga dengan pelan, sambil sedikit mengangkat dress berwarna dusty pink yang menjadi pilihannya hari ini.

"Shella cantik nggak?" Tanyanya setelah berdiri didepan Pak Arkan yang masih diam.

"Cantik" balasnya.

"Cantik doang?"

"Cantik banget" Pak Arkan tersenyum sambil membernarkan anak rambut Shella yang sedikit menutupi wajah cantiknya.

"Shella seneng loh, akhirnya bisa dandan sendiri buat acara Wisuda. Dandanya cuma sebentar lagi"

Pak Arkan membulatkan matanya, "sebentar?" Tanyanya heran.

Shella mengangguk yakin, "sebentar loh sayang, cuma tiga jam"

"Tiga jam kok cuma" gumamnya pelan.

"Yaudah ayok berangkat, udah siang" ajak Pak Arkan.

"Bunda dateng nggak yah? Sekarang Bunda jarang ada waktu buat Shella"

"Dateng"

"Kata siapa?" Tanya Shella.

"Kalaupun Bunda nggak dateng, kan ada Mama sama Papa yang nanti dateng"

Shella mendongak, menatap Pak Arkan dengan wajah sendu, "tapi Shella pengin kaya temen-temen, Wisuda didampingi orang tuanya"

"Tapi temen-temen nggak bisa kaya kamu, yang Wisuda didampingi suaminya"

Shella tersenyum tipis, benar kata suaminya.

"Bunda kan kemaren bilang insyaallah dateng, pasti Bunda usahain kok"

"Yaudah deh"

"Yuk berangkat" ajak Pak Arkan sambil mengkode Shella untuk melingkarkan tangannya di lengannya.

Shella kembali tersenyum lalu melingkarkan tangannya di lengan suaminya.

"Eh sayang, bentar"

"Kenapa?" Tanya Pak Arkan.

"Hehe aku masih pake sandal rumahan" balasnya sambil menunduk, melihat kakinya yang masih mengenakan sandal rumahan bergambar kelinci.

"Bentar yah aku ganti high heels dulu"

"Udah kamu disini aja, aku yang ambilin heels kamu di kamar"

"Nggak papa?" Tanya Shella.

"Daripada kamu naik-turun tangga terus dari tadi, udah kamu duduk dulu"

Shella mengangguk, "heels nya yang di bawah meja rias ya"

Pak Arkan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah drama dandan tiga jam dan heels yang tertinggal, kini keduanya sudah berada di mobil bersiap untuk keluar gerbang dan berangkat ke Gedung tempat Shella wisuda.

Baru saja Pak Arkan akan menyalakan mesin mobilnya, Shella kembali menahan suaminya membuat Pak Arkan berdecak.

"Apa lagi yang ketinggalan?" Tanyanya masih berusaha sabar.

"Anu, hehe-- kamu tunggu disini sebentar yah. Shella mau ke kamar mandi"

"Kenapa? Mules?"

Shella menggeleng.

"Terus apa?"

"Anu-- kaitan br*a Shella lepas" balas Shella sambil menggigit bibir bawahnya.

Pak Arkan menghela nafas pelan, ia memejamkan matanya agar tidak lepas emosi pada perempuan disampingnya ini.

"Udah ngadep sana, aku benerin" ujarnya.

"Ah nggak usah, Shella ke kamar mandi bentar yah. Kamar mandi yang bawah deh biar cepet"

"Kelamaan, Shella, ini udah siang"

Shella memajukan bibirnya, "yaudah" ia merubah posisi duduknya menjadi memunggungi Pak Arkan.

Pak Arkan menurunkan resleting dress yang Shella kenakan, "nomer berapa?" Tanyanya.

"Dua"

"Nggak sesek?"

Plak

Shella menabok paha suaminya karena kesal bercampur malu, "enggak ih, udah biasa nomer dua"

Setelah dikaitkan, Pak Arkan kembali menaikkan resleting dressnya.

"Makasih" ujar Shella.

Tanpa menjawab perkataan Shella, Pak Arkan langsung saja melajukan mobilnya menuju tempat wisuda.

🐰🐰🐰

Kurang lebih 30 menit di perjalanan, kini keduanya sampai di parkiran Gedung yang sudah cukup ramai.

Pak Arkan menoleh ke arah Shella yang sedari tadi memalingkan wajahnya dan terus menatap ke arah jendela.

"Udah sampe, Shell. Kamu nggak mau turun?" Tanya Pak Arkan sambil melepas seatbelt nya.

"Kamu turun duluan aja" balasnya serak.

"Eh kamu kenapa? Nangis?" Tanyanya sambil menarik bahu Shella pelan.

"Ya Allah kenapa lagi, sayang?"

"Kamu marah yah sama Shella?" Tanya Shella balik.

"Marah kenapa? Enggak, nggak ada yang lagi marah"

"Tadi Shella bilang makasih nggak kamu jawab, kamu marah kan gara-gara nunggu Shella dandan kelamaan? Terus gara-gara ambilin sepatu Shella di kamar terus benerin kaitan--"

"Sstt, aku nggak marah sama sekali" potong Pak Arkan sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Shella.

"Tapi kamu diemin Shella"

"Ya kamu di mobil diem aja, yaudah aku ikutan diem"

"Udah ih, udah cantik mau Wisuda masa nangis. Katanya mau dapet nilai terbaik, nanti kalo nilai kamu terbaik aku turutin Video call sama Jaemin"

"Beneran?"

Pak Arkan mengangguk, "beneran"

"Tapi Shella nggak yakin dapet nilai terbaik"

"Harus yakin" balas Pak Arkan, ia mengambil tissue di dashboard mobilnya untuk mengusap air mata Shella di sudut mata dan di pipinya.

"Tapi Shella udah nggak kepengin video call sama Jaemin"

"Masa? Serius nggak nih?" Tanya Pak Arkan.

Shella mengangguk, "sekarang Shella penginnya video call sama Papi Sooman, terus minta biar Jaemin dipindah ke rumah kita aja"

"Hah?"

.
.
.

Pak Arkan dan Shella memasuki gedung, sembari mencari keberadaan Lita dengan Arvin yang entah di sudut bagian mana.

Saat melihat kehadiran Bu Widya, Shella langsung melingkarkan tangannya di lengan Pak Arkan erat-erat.

Pak Arkan yang paham dengan gerak-gerik Shella juga ikutan melingkarkan tangannya di pinggang Shella.

"Eh Pak Arkan baru dateng?" Tanya Bu Widya dengan senyum sok manisnya.

Pak Arkan mengangguk, "iya, Bu"

"Shella makin cantik yah, kandungannya umur berapa?" Tanyanya membuat Shella memutar bola matanya malas.

"Baru 3 bulan"

"Ibu tebak nanti bayinya cantik, soalnya Mamanya waktu hamil bercahaya banget mukanya"

"Dikira muka gue lampu bohlam lo kata bercahaya" batin Shella.

"Sudah ngidam apa aja Pak, istrinya? Pasti ngerepotin yah?"

"Saya nggak pernah merasa direpotkan sama istri sendiri" balas Pak Arkan membuat Shella tersenyum puas.

Bu Widya mengangguk-anggukkan kepalanya, "yasudah Pak, Bapak ditunggu sama Dosen lain buat berkumpul"

"Baik, Bu"

"Bapak mau bareng sama saya?" Tanyanya.

"Ibu duluan aja, saya mau nganterin istri saya dulu"

"Oh iya, yasudah saya duluan"

Pak Arkan hanya mengangguk sopan.

"Ihh, kamu kenapa manis banget sih ngomongnya kalo sama Bu Widya?"

"Manis gimana? Orang aku ngomong biasa aja"

"Ya jangan lemah gitu dong, yang tegas"

"Tegas kaya apa? Orang Bu Widya nanya begitu masa aku jawabnya mau bentak-bentak"

"Nggak tau ah, ayok temenin nyari Lita"

"Iyaiya"

"SHELLAAAAAA" teriak Lita membuat banyak orang disekitaran mereka menoleh.

"Astaghfirullah, temen kamu"

"Masyaallah cantik banget bumil, ke salon mana?" Tanya Lita begitu sampai didepan Shella.

"Salon Bapak lo, gue dandan sendiri dong" balas Shella menyombongkan diri.

"Serius?"

Shella mengangguk yakin, "serius, iya kan sayang?" Tanyanya pada Pak Arkan.

Pak Arkan ikut mengangguk, "Shella dandan sendiri, cuma tiga jam"

"Hah? Tiga jam Bapak bilang cuma?" Tanya Lita kaget.

"Saya ngikutin Shella, katanya Cuma tiga jam"

"Ya Allah Shell, pantes muka Pak Arkan lemes, ternyata abis nungguin lo dandan tiga jam"

"Ihh nggak lemes kok, ini Pak Arkan muka bahagianya emang begini"

"Bahagia nyerempet tertekan yah, Pak?" Tanya Arvin.

"Tenang aja, tertekannya cuma sedikit. Selebihnya bahagia, bahagia ngeliat Shella seneng"

"Cieellaaahh Pak Arkan"

"Yaudah kamu udah sama Lita sama Arvin, aku ke Dosen yang lain dulu yah"

"Shella jadi bayg*on nya mereka dong"

"Kalo mereka uwu-uwuan didepan kamu, jitak aja kepalanya" balasnya membuat Shella langsung mengacungkan kedua jempolnya.

"Mama sama Papa jadi kesini?" Tanya Shella.

"Jadi, nanti kamu telfon lagi aja"

Shella mengangguk, "yaudah deh, tapi nanti kamu sama Shella lagi ya, kita foto bareng"

"Iya, sayang" balas Pak Arkan lalu mencium dahi Shella cukup lama.

"Yaudah aku duluan"

"Okee"

"Menurut kalian, gue bisa dapet nilai terbaik nggak?" Tanya Shella pada kedua temannya.

"Nggak"

"Feeling gue sih enggak"

Balas Lita dan Arvin bersamaan.

Shella menatap keduanya dengan tajam, "kok gitu jawabannya"

"Ya terus gimana? Kan kata lo menurut kita, ya itu jawabannya" jawab Arvin.

"Ya seenggaknya doain gitu biar nilai gue terbaik"

"Dih, mending gue doa buat diri sendiri aja" sahut Lita.

"Nggak asik ah, Shella nggak Pren sama kalian" Shella melipat kedua tangannya di depan dada.

"Heh, lo kalo nggak berkawan sama kita mau sama siapa lagi? Kaya lo punya temen lain aja" Arvin menoyor kepala Shella pelan.

Pelan aja, kalo kenceng nanti bisa digampar sama Pak Arkan.

"Ya sama--"

"Sama Sindi?" Potong Lita membuat Shella melotot.

"Enak aja! Nggak bakalan yah!"

"Awas nelen ludah sendiri, ntar tiba-tiba lo jadi bestie-an sama si Sindi"

"Najis, amit-amit yah, Ta"

"Eh udah mau mulai, yuk kumpul kesana"

🐰🐰🐰

Acara wisuda besar-besaran yang berlangsung sekitar kurang lebih 5 jam berjalan dengan lancar. Shella tidak berhasil menjadi Mahasiswi yang memperoleh nilai terbaik, kapasitas otaknya hanya mampu menduduki posisi ke 4.

Apa muka Shella terlihat menyedihkan?

Oh tentu tidak.

Shella tetaplah Shella, apapun kondisinya tertawa itulah jalan ninjanya.

Meskipun ia tidak berhasil menjadi Mahasiswi dengan nilai terbaik, tetapi hari ini ia bahagia karena Bundanya bisa hadir, duduk bersebelahan dengan Mama dan Papa mertuanya.

"Ahaaa kasiaan yang nggak jadi video call sama Jaemin" ledek Arvin sambil mencolek sebelah pipi Shella.

"Nggak papa nggak jadi video call, nanti ketemu langsung aja" balas Shella tak mau kalah.

"Nggak usah sedih ya Shell, buat kapasitas otak kaya lo, di posisi 4 aja udah bersyukur" Lita merangkul bahu temannya.

"Dih bahasa lo, nggak sadar diri nilai lo lebih buriq daripada gue yah"

"Nggak papa, sukses kan nggak berpatokan sama nilai"

"Nah bener, lagian roda kehidupan itu berputar" timpal Arvin.

Shella mengangguk, "roda kehidupan emang berputar, tapi kalo Rafathar kayaknya rodanya macet deh, soalnya dia di atas mulu"

"Ya begimana nggak diatas terus, orang emak bapaknya sultan"

"Shellaaaa" panggil Maya sembari menghampiri anak bontotnya yang hari ini baru saja Wisuda.

"Bunda" balas Shella dan langsung menghambur ke pelukan Bundanya.

"Shella kangen banget" lirihnya.

"Bunda juga kangen sama kamu, gimana kabar kamu? Sehat kan? Dede bayinya gimana?" Tanya Maya sambil memegang kedua bahu Shella.

"Sehat dong Alhamdulillah, Dede bayinya juga sehat. Bunda apa kabar?"

"Bunda juga sehat"

"Mba Della sehat kan? Tamara? Bang Adit?"

"Alhamdulillah semuanya sehat kok, sayang"

"Yaudah kalo semuanya sehat, ayok gantian Bunda nginep di rumah Shella. Shella juga pengin ditemenin sama Bunda, jangan Mba Della terus"

Maya tersenyum manis, "nanti yah, nanti Bunda usahain nginep di rumah kamu"

Shella mengangguk sambil tersenyum.

"Happy Graduation ya sayang, Bunda bangga banget sama kamu"

"Makasih, Shella juga bangga sama Bunda"

"Shell, ikut foto bareng sekelas nggak?" Tanya Lita.

"Ikuuuut, bentar tungguin"

"Bun, Shella mau foto bareng dulu yah. Nanti tinggal foto sama Bunda, sama Pak Arkan, sama Mama Papa juga"

Maya mengangguk, "iya, sayang"

Selesai foto bersama dengan teman sekelasnya dan juga Pak Arkan, sekarang ia sedang ingin foto bertiga dengan teman-teman cunguknya.

Tidak sedikit dari Mahasiswi yang saling berpelukan dan menangis karena harus berpisah dengan temannya.
Tentu tidak dengan Shella. Baginya, ngapain nangis? Temannya kan hanya Lita dengan Arvin, yang pasti nantinya masih bisa ketemu setiap hari.

"Sayang, ayok foto bareng" ajaknya pada Pak Arkan yang masih berbicara dengan teman sesama Dosen.

"Foto sama siapa?" Tanya suaminya.

"Shella mau foto sama Bapak nggak?" Tanya Pak Yudha, teman Pak Arkan yang sama-sama masih muda.

Tetapi menurut Shella, Pak Arkan tetap nomer satu.

"Bilang aja Pak Yudha yang mau foto sama Shella" ledek Shella.

"Nggak deh, nanti saya dimusuhin sama suami kamu" balas Pak Yudha sambil terkekeh.

"Kamu minta foto sama siapa?" Ulang Pak Arkan.

"Sama kamu, sama Bunda, sama Mama Papa juga"

"Yaudah ayok"

"Saya duluan yah"

"Silahkan, Pak, istrinya diurusin dulu" balas Pak Yudha.

.
.
.
◉‿◉

"Happy Graduation ya sayang, sekarang tinggal fokus urus kehamilan, kamu jangan capek-capek"

"Iya, biar Arkan aja yang kerja. Kamu di rumah aja, istirahat, makan yang teratur" sahut Papanya.

"Iya Ma, Pa, tenang aja"

"Udah kan foto barengnya? Apa masih mau foto lagi?" Tanya Papanya.

"Papa ada urusan?" Tanya Pak Arkan.

"Papa mau langsung ke Kantor, katanya Mama kamu juga mau ikut"

"Gimana Shell? Udah fotonya?"

Shella mengangguk, "udah, maakasih yaa Mama sama Papa udah mau dateng ke acara Wisuda Shella. Bunda juga, makasih udah nyempetin waktunya buat kesini"

"Sama-sama sayang, kamu juga kan anak Mama sama Papa" balas Rina sambil mengusap-usap rambut Shella.

"Bentar yah sayang, Bunda mau angkat telfon dulu" pamit Bundanya.

"Iya, Bun"

"Waalaikumsalam, kenapa?"

"........"

"Astaghfirullah Della, kok bisa? Emangnya kamu tinggal kemana?"

"........."

"Yaudah Bunda pulang sekarang"

".........."

"Iya, Assalamualaikum"

.
.

"Mba Della yah?" Tanya Shella tidak suka.

"Iya, Tamara jatoh dari sofa"

"Astaghfirullah, emang Della nya kemana?" Tanya Rina.

"Della ke kamar mandi sebentar, Adit lagi buatin susu dibawah"

"Ceroboh banget sih, udah jadi orang tua juga" cibir Shella membuat Pak Arkan langsung menegurnya lewat tatapan.

"Maaf ya sayang, Bunda harus pulang sekarang. Nanti kalo ada waktu pasti Bunda nginep di rumah kamu"

"Sekali lagi, Happy Graduation anak cantik" Maya mencium puncak kepala putrinya cukup lama.

"Kadonya udah Bunda taroh di bagasi mobil Arkan yah"

Shella hanya mengangguk, mood nya langsung jelek begitu saja.

"Saya duluan ya" pamit Maya pada besannya.

Pak Arkan melingkarkan tangannya di bahu Shella, "udah jangan manyun gitu, kan Bunda udah nyempetin kesini. Sekarang Bunda harus pulang karena Tamara jatoh, kan nggak ada yang tau kalo Tamara bakalan jatoh"

"Ya harusnya Mba Della becus dong jagain anaknya, nggak apa-apa ngerepotin Bunda terus. Gantian, Shella juga pengin punya waktu sama Bunda" balasnya dengan suara gemetar.

"Nanti pasti Bunda sempetin waktu buat kamu"

"Percuma, nanti juga diganggu lagi sama Mba Della"

"Udah, jangan nangis"

"Nangis juga pantes aja Ar, Shella kan anak bontot tapi jarang punya waktu sama Bundanya. Emangnya kamu, Mama mau ke rumah malah nggak dibolehin" sahut Rina sambil menoyor kepala anaknya.

"Orang Mama kalo dirumah cuma ngomel-ngomel, mana waktu itu Arkan lagi sakit ya nggak dibolehin lahh" balasnya.

"Mama kan ke rumah mau ketemu Shella, bukan ketemu kamu"

"Mama mau pulang yah?" Tanya Shella.

"Mama mau ikut Papa kamu ke kantor, biar Papa kamu nggak genit sama cewek lain"

"Makasih ya Ma, Pa, udah sempetin kesini"

"Iya sama-sama, kamu jangan sedih, nanti Dede bayinya ikutan sedih. Katanya mau video call sama Jaemin, harus happy kiyowok dong" ujar Mamanya membuat Shella tersenyum.

"Nggak jadi, soalnya Shella nggak dapet nilai terbaik"

"Arkan nggak mau bayarin?"

Shella mengangguk.

"Tenang aja, nanti Papa kamu yang bayarin" ujarnya membuat sang Papa yang sedari tadi menyimak langsung melotot.

"Kok--"

"Serius?" Tanya Shella antusias.

"Serius dong, kalo Papa nggak mau nanti Mama deh yang bayarin kamu video call sama Jaemin"

"Sama Jeno sekalian ya, Ma"

"Iya, tenang aja"

"Hmm kalo bisa sama Jisung juga, terus kalo ada Renjun sekalian diajak, terus Haechan, Mark sama Dady Chenle juga"

"Udah kamu bilang aja sama semuanya" sahut Pak Arkan jengah.

"Satu-satu dong sayang, biar nggak ketara morotinnya"

🐰🐰🐰

"Ini Bapak nggak mau ngasih salam perpisahan sama saya, Pak?" Tanya Lita pada Pak Arkan yang sedang bersandar di mobil.

"Ngapain? Emang kamu mau kemana?"

"Ya kan saya baru Wisuda, atau nggak ucapin Happy Graduation gitu"

"Arvin nggak ngucapin?" Tanya Pak Arkan.

"Beuh jangankan ngucapin, nggak ada niatan sama sekali dia mah"

"Ya sama, saya juga nggak ada niatan ngucapin buat kamu" balasnya membuat Shella dan Arvin tertawa.

"Lagian, Pak Arkan lo pancing-pancing. Salah sasaran, Ta" timpal Shella.

"Kirain mau ngucapin gitu kan, mau gue pamerin ke Sindi"

"Jangankan lo, gue aja nggak dikasih ucapan selamat"

"Eh serius?" Tanya Lita pada Shella.

Shella mengangguk.

"Ya Allah Pak kasian istrinya, udah hampir stres dapet posisi ke 4 masa nggak dikasih selamat. Nanti kalo Shella selingkuh sama Jaemin gimana? Emang Bapak rela?"

"Emang Jaemin mau?" Pak Arkan balik bertanya.

"Jaem--"

"Jaeman, saya khilaf"

"Jaemin? Disuruh selingkuh sama Shella? Ohoo yang pasti nggak mau lahh, Shella kan galak" balas Lita membuat Shella langsung saja menabok lengan temannya itu.

"Bahas selingkuh didepan lakinya, emang bukan maen" Arvin menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Ih daripada dibelakang kan dosa"

"Nah, bener"

"Eh, Pak Arkan" panggil Lita.

"Hm"

"Video call sama Jaeminnya jadi nggak?"

"Enggak, katanya mau ketemu aja" balasnya.

"Shella ketemu langsung sama Jaemin? Serius? Caranya gimana?"

"Shella saya tidurin, biar mimpi indah ketemu sama Jaeman"

"Baru tiga bulan Pak, sabar, masih puasa sebulan lagi" sahut Arvin sambil tertawa.

"Tidurin saya suruh tidur maksudnya, otak kamu itu yang udah kotor, perlu dituker tambah sama yang baru"

"Mana ada yang mau tuker tambah sama otaknya Arvin, Pak. Dijual rugi juga nggak ada yang mau beli"

"Eh sembarangan lambemu" Arvin menyentil bibir Lita pelan.

"Udah ah ayok pulang, Shella udah panas banget pake baju beginian" ajak Shella yang sudah mulai tidak betah dengan dressnya.

"Harusnya tadi lo pake lingerie aja biar sriwing-sriwing" balas Arvin.

"Kalo gue pake lingerie mah nggak jadi Wisuda, malahan jadinya acara jenguk Dede bayi" balas Shella.

"Pak, nggak ada niatan ngasih hadiah album gitu buat saya yang abis wisuda?" Tanya Lita.

"Nggak ada, kamu minta sama Arvin aja"

"Saya angkat tangan deh Pak, masih sayang sama ginjal"

"Sayang ayok pulang, Shella gerah"

"Seben--"

"Shella gerah tauu"

"Iya nanti sampe rumah aku telanjangin"















Astaghfirullah, keep halal brother ✋🤣

Good sore, besstiee
Udah mandi belum?

Kalo belum, fiks kita satu bumi.

Jangan lupa ramein komen yaa, see you hari Senin

Paayypaayyyy

Kamis, 14 Oktober 2021
17.40

Continue Reading

You'll Also Like

236K 16.8K 50
Mereka memang menikah hasil perjodohan tapi tidak seperti cerita lain yang setelah menikah harus pisah ranjang, membuat perjanjian di atas kertas dan...
5.4M 354K 86
{JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA} (Revisi) Bagaiman jika kamu menikah dengan tunangan sahabat kamu sendiri? Itulah yg di alami Claire adevi guinno...
3.6M 138K 17
⚠︎ TAHAN EMOSI ⚠︎ Bagaimana jika kalian dituntut untuk bertanggung jawab padahal tak membuat kesalahan apapun. Itu yang dialami oleh Keano Sanjaya. K...
2.3M 103K 52
[Follow sebelum membaca] β€’Tersedia juga di Dreame , link ada di bio Gara-gara salah masuk rumah membuat Ana harus terikat hubungan dengan aktor terke...