CERPEN

By NanasManis98

494K 43.3K 2.7K

Kumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN... More

SALAM MANIS
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CEPREN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA

CERPEN : CITRA

12.2K 827 11
By NanasManis98

Part 2
_____

Citra terdiam, tangannya yang memegang anting giwang diturunkan kembali. Mengurungkan niatnya untuk memasang anting tersebut. Tatapannya begitu lamat, larut mengamati perubahan yang terjadi pada dirinya.

Dalam sekejap, ia berubah. Baik itu kehidupan, maupun dirinya.

Secara fisik ia mengalami perubahan berat badan yang turun drastis, apalagi sekarang kondisinya yang tengah hamil. Tidak bisa makan, kurang tidur dan pikiran yang begitu berat.

Tidak lagi melakukan perawatan membuat wajahnya tidak secerah sebelumnya, kedua pipinya masuk ke dalam sehingga rahangnya begitu menonjol. Pun rambutnya yang tidak selembut seperti dulu, karena ia yang tidak pernah ke salon lagi.

Semenjak menikah, ia memang jarang keluar rumah. Bahkan keluar dari kamarnya sangat bisa dihitung jari. Baru keluar rumah jika ada acara keluarga.

Seperti malam ini ...

Ia akan menghadiri acara keluarga di rumah Eyangnya, Bayanaka Janitra. Makan malam keluarga yang diadakan setiap bulannya.

Jika dulu Citra akan sangat bersemangat tampil sangat menawan dan cantik layaknya seorang putri. Meski sendirian perempuan di antara saudara sepupunya, tapi tidak membuat Citra menciut. Ia akan bersenda gurau dengan mereka semua, juga kerap kali menjahilinya. Menjadi satu-satunya perempuan membuatnya merasa sangat disayangi dan dilindungi.

Menjadi seorang Janitra, apalagi satu-satunya perempuan keturunan Janitra membuat Citra mendapatkan segalanya. Apapun yang ia inginkan akan ia dapatkan, baik itu hal yang sulit, apalagi yang mudah.

Salah satunya mendapatkan Faras ....

Sejak kecil ia memang sangat dekat dengan Faras, dibanding Erik yang merupakan kakak kandungnya. Rumah mereka bersebelahan. Setiap hari bertemu, bahkan jika kedua orang tuanya melakukan perjalanan bisnis, maka ia akan menginap di rumah Faras.

Hingga ia memasuki usia remaja, rasa itu muncul.

Perasaan yang lebih dari seorang sepupu. Ia tidak lagi melihat Faras sebagai seorang kakak, tetapi seorang laki-laki yang disukainya.

Berdebar tidak karuan saat melihat pria itu, apalagi saat mereka bersentuhan fisik. Faras yang memegang tangannya, maupun memeluknya. Juga Faras yang kerap kali mengecup pipinya.

Semua kakak sepupunya melakukan hal tersebut, mengecup pipinya. Tapi, hanya Faras yang membuatnya berdebar tidak karuan. Mungkin karena Faras yang benar-benar menunjukkan perhatian padanya, tidak pernah menjalihi dirinya. Benar-benar melindunginya.

Citra tau jika perasaannya pada Faras salah.
Sangat salah ...

Tau jika ia memaksakan kehendaknya, maka akan berakhir buruk.

Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Citra tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Menginginkan untuk bersama Faras.

Membuatnya menghindar dari pria itu. Tidak lagi ingin bersinggungan agar perasaannya lenyap. Tidak lagi menyukai pria tersebut.

"Citra!"

Citra tersentak, kedua matanya membola saat melihat sosok Faras yang berdiri di depan kamarnya. Segera ia mengurungkan niat untuk keluar, hendak menutup pintu kamarnya kembali, tapi Faras menahannya. "Mas ..."

"Kamu kenapa hindarin aku? Mas salah apa?"

Faras berhasil masuk ke kamar Citra, bahkan mengunci pintunya. Benar-benar melarang Citra keluar.

Citra hanya diam, enggan menatap ke arah Faras seraya meremas tangannya satu sama lain. Tidak lupa mengumpat dalam hati. Kenapa pria itu masih di sini? Bukannya harus kembali ke Amerika, karena masa cuti kuliahnya telah selesai?

"Citra ...," panggil Faras lembuat, hendak meraih tangan Citra, tapi Citra menolak membuatnya mengernyit heran. "Kamu kenapa? Marah karena Mas mau balik ke Amerika lagi? Kan bentar lagi kamu libur setelah ujian sekolah nanti. Kamu bisa nyusul Mas. Atau kamu mau lanjut sekolah di sana aja?"

Citra hanya diam membuat Faras menghela nafas pelan. "Citra ..."

"A-aku gak mau deket-deket Mas Faras lagi." Citra menyela Faras yang hendak bicara lagi. Pria itu semakin menatapnya bingung.

"Ka-kamu kenapa?"

"Aku gak mau deket-deket Mas Faras lagi!" Citra menekan setiap katanya, melangkah melewati Faras begitu saja, hendak menarik handle pintu, tapi ia tersentak saat lengannya ditarik lalu tubuhnya diputar menghadap ke arah Faras. Pria itu mendorongnya hingga punggungnya menghantam daun pintu. Kedua lengannya dicengkeram Faras.

Kedua mata Citra membulat melihat ekspresi Faras yang terlihat marah. "Kamu punya pacar?"

Citra menggeleng takut, ia berusaha melepaskan cengkeraman tangan Faras dari lengannya, tapi Faras menahannya. Semakin menekannya membuat mencicit takut. "Ma-mas sakit."

"Jawab dulu pertanyaan Mas?! Kamu punya pacar makanya gak mau deket-deket aku lagi?! Pacarmu larang kita deket, gitu?!" tanya Faras tajam yang langsung digelengi Citra.

"A-aku gak punya pacar."

"Terus kenapa kamu gak mau deket-deket aku lagi?!" Faras menuntut jawaban, ia meregangkan sedikit cengkeraman tangannya dari lengan Citra. "Jawab!"

Citra menunduk, menghindari tatapannya dari Faras yang begitu mengintimidasi. Faras memang sosok yang jarang marah, tapi sekalinya marah, benar-benar menakutkan. Mirip dengan Om Wirya.

"Ka-karena aku suka sama Mas." Suara Citra semakin mengecil di akhir.

Tapi, Faras mendengarnya. Pria itu menyeringai, lalu menyentuh dagu Citra agar Citra berhenti mendongak. "Kamu kenapa?"

"Em ... aku suka sama Mas." Bola mata Citra berpendar, malu menatap Faras.

"Terus kalau suka sama Mas kenapa gak mau deket-deket?"

Citra terdiam, tidak tau harus menjawab apa. Tapi, ia cukup terkejut karena respon Faras yang biasa saja. Apakah pria itu tau perasaannya?

"Em ... Mas kok gak kaget?" Kini Citra memberanikan menatap Faras.

"Mas juga suka sama kamu."

Kedua mata Citra membulat sempurna. Dadanya berdebar semakin tidak karuan. Tubuhnya menegang. Tidak percaya dengan perkataan Faras.

Lalu pria itu meraih tangannya lalu meletakkan ke dada pria itu, juga pria itu meletakkan tangan di dadanya yang membuatnya tersentak.

"Laju detak jantung kita sama, Citra."

Tanpa sadar Citra tersenyum, merasa begitu bahagia. Hingga mengurungkan niatnya untuk berhenti menyukai Faras. Malah perasaannya semakin menggebu-gebu.

"Masih lama gak sih?!" Citra tersentak. Lamunan masa lalunya terbuyar, ia menoleh ke arah Arga yang berdecak kesal. Pria itu telah berpakaian rapi.

Tanpa menggunakan anting, ia segera beranjak. Hendak meraih lengan Arga, tapi pria itu berjalan lebih dulu. Alhasil tangannya menggantung di udara.

Menghela nafas pelan, ia segera mengikuti Arga. Mereka akan ke rumah Eyang.

●•••●

Tiba di rumah Eyang, mereka disambut. Tentu para tante begitu pun eyang bertanya tentang kondisinya. Menegurnya karena badannya yang kurus pun wajahnya yang pucat.

"Ya namanya juga ibu hamil, Eyang. Citra males makan, tapi kondisinya baik-baik aja kok." Bukan Citra yang menjawab, melainkan Arga. Sikap pria itu berubah. Sangat berubah. Yang tadinya begitu dingin, kini menjadi sosok Arga yang ia kenal sebelum mereka menikah.

Bahkan kini menggenggam tangannya.

Mereka memang memainkan peran sebagai suami dan istri yang begitu harmonis. Arga yang merupakan suami dan calon ayah yang begitu siaga serta perhatian padanya. Sementara ia sebagai seorang istri yang begitu bahagia telah memiliki suami seperti Arga.

Saat makan malam, seperti biasa diselingi pembicaraan hangat dan kali ini pembicaraan tentang pemberian perusahaan real estate yang dipegang Faras diberikan pada Arga.

Gerakan mengunyah Citra melambat, ia melirik Arga yang tersenyum saat diberikan selamat dari Papi serta omnya yang lain.

"Apa gak terlalu cepat, Pa?" kini Om Bahuwirya menyahut menatap Eyang Bayanaka serius. "Arga masih kuliah, kan? Terus perusahaan itu dipegang Faras."

"Papa belum wariskan, Wirya! Kamu tau itu. Faras memegang---menggantikan kamu karena kamu fokus membantu Papa dan Tara di perusahaan utama. Sekarang Papa akan istirahat, membiarkan kamu dan Tara memegang sepenuhnya. Tentu kalian butuh bantuan Faras, bukan? Jadi, biarkan Arga yang memegang perusahaan real estate itu."

Semuanya terdiam, Citra menatap Om Bahuwirya yang wajahnya mengeras, seperti menahan amarah, lalu ia beralih menatap Faras. Pria itu menatapnya tanpa ekspresi membuatnya segera mengalihkan pandangan hingga pandangannya bertemu dengan Arga.

"Jadi, Papa akan berikan perusahaan itu untuk Arga?" Kini Badhrika yang menyahut.

"Kenapa enggak? Itu hadiah pernikahan dari Papa buat Arga sebagai menantu cucu Papa." Bayanaka tersenyum lebar pada Arga yang langsung di di balas dengan hal serupa.

Semuanya tentu tau jika Citra adalah cucu kesayangan Bayanaka karena hanya satu-satunya perempuan.

"Kenapa bukan Citra, Papa. Arga kan ... em ... cuma menantu. Harusnya Citra, kan?" Kini Arumi menyahut. Sangat tidak rela jika Arga yang hanya seorang menantu, diberikan salah satu aset Janitra. Padahal anak cucunya saja belum ada yang diberikan.

"Kalau Papa ngomong kamu gak perlu bicara karena kamu cuma menantu, gimana?" tanya Bayanaka pelan, tapi begitu tegas. Membuat Arumi seketika bungkam. "Kamu tenang saja, Papa akan bersikap adil dalam memberikan warisan. Tapi ..." Semua diam menyimak Bayanaka yang kini tatapannya tegas. "Jangan membuat ulah seperti Patra."

Semuanya semakin bungkam.

"Ah bajingan cilik itu!" Bayanaka mendesah pelan mengingat kelakuan cucunya tersebut. "Gimana kabarnya? Dia sudah waras, belum?" Bertanya pada Bahuwirya.

"Patra gak gila, Papa." Arumi yang menyahut. Tidak ingin putranya diklaim gila. Bahuwirya langsung menegur istrinya.

"Saya gak tau, Pa. Gak pernah jenguk dia."

"Bagus. Jangan ada yang jenguk dia. Biarkan dia kapok dan ngerasa gak punya siapa-siapa biar dia sadar walaupun dia seorang Janitra, tapi dia gak bisa berbuat seenaknya!" ujar Bayanaka tegas lalu menatap semua cucunya yang berada di meja makan tersebut. "Jangan ada yang bertindak seperti Patra. Kalau suka sama seseorang, terus seseorang itu gak suka kamu, jangan paksa. Walaupun kalian memang selalu mendapatkan hal yang kalian inginkan, tapi mendapatkan 'seseorang' yang gak membalas perasaan kalian, jangan dipaksakan karena akan berakhir buruk."

Perkataan Eyang membuat perasaan Citra tersentak. Seakan perkataan Eyang tertuju padanya.

●•••●

Citra menatap kosong tangannya yang digenggam Faras. Mengikuti pria itu membawanya menjauh dari keluarga mereka berkumpul. Hingga mereka berada di lorong tempat kamar mandi rumah tersebut. Berdiri saling berhadapan.

Tautan tangannya dengan Faras pun terlepas.

"Kamu sengaja kan nyuruh Eyang ngasih perusahaan real estate itu buat Arga?!" tuduh Faras. Tau jika Eyang selalu menuruti permintaan Citra. Tentu apapun yang diinginkan Citra, karena Citra cucu kesayangan Bayanaka Janitra.

Faras berdecak kesal karena Citra hanya diam, bahkan menunduk. Seakan enggan menatapnya.

Tatapannya tertuju pada perut Citra. Lalu ia membuang pandangannya. Kedua tangannya terkepal kuat. "Harusnya kamu gugurin anak itu! Kalau kamu pertahankan ..."

"Kamu emang gak punya hati Mas," sela Citra dengan nada gemetar. Suaranya tercekat, pun nafasnya tercekat.

"Atau itu emang bukan anakku?" desis Faras tajam. Mencengkeram kuat lengan Citra membuat Citra tersentak. "Itu anak Arga, kan? Makanya dia yang nikah sama kamu ..."

"Apa Mas lupa, Mas yang gak mau tanggung jawab!" sentak Citra, tidak lupa menepis tangan Faras.

"Apa kamu pernah tidur dengan Arga?!" Bukannya merespon perkataan Citra, Faras malah bertanya, menatap penuh tuntutan Citra. Ia pun merasa terkejut saat Biantara mengumumkan jika Citra akan menikah dengan Arga.

"Kamu pikir aku perempuan murahan, Mas?!" Citra tersinggung, ia mendorong pundak Faras hingga pria itu berjarak darinya.

"Emang kamu murahan, kan?!" Kedua tangan Citra terkepal kuat. Menatap Faras dengan tatapan terluka.

Hendak menampar Faras, tapi dengan sigap pria itu menahan tangannya. Mencengkeram tangannya begitu kuat membuatnya mengaduh sakit.

Faras membuang pandangannya, ia melepaskan tangan Citra. Enggan menatap wanita itu yang kedua matanya berkaca-kaca.

Citra meraup kasar oksigen lalu menghembuskannya. "Walaupun aku murahan, tapi Arga tetep nerima aku. Aku berharga di mata Arga ..." Citra menggigit pipi bagian dalamnya. Menyuarakan kebohongan agar ia tidak terlihat rapuh di mata Faras.

"Arga cinta sama harta kamu, Citra! Mana ada laki-laki yang mau nerima perempuan bekas?! Gak ada! Walaupun laki-laki itu bajingan, dia gak bakal mau perempuan bekas!" desis Faras tajam.

"Arga bukan Mas Faras," balas Citra lalu melenggang pergi. Tidak mengacuhkan Faras yang memanggilnya. Bahkan hendak meraih lengannya, tapi ia segera menghindar. Berjalan tergesa-gesa keluar dari lorong tersebut.

Perasaan Citra hancur lebur. Pria yang begitu ia cintai, dambakan mengatakan dirinya 'murahan'. Perasaan Citra kali ini jauh lebih hancur daripada saat Faras enggan bertanggung jawab atas kehamilannya.

●•••●

Citra menatap lamat Arga yang masih terlelap. Menatap penuh rasa bersalah pria itu. Harusnya sekarang Arga tidak berada di sini. Berada di rumahnya. Menikmati waktunya sebagai seorang mahasiwa. Seorang bujangan yang bebas menikmati waktunya bersama teman-temannya juga bebas berkencan dengan kekasihnya.

Bukan malah terjebak dengannya di sini ...

Citra menghirup nafas panjang. Semakin terpekur.

Dengan pikiran yang kosong, Citra melangkah turun dari ranjang. Keluar ke balkon kamarnya. Kedua tangannya mencengkeram kuat pagar pembatas.

Kedua pelupuk matanya digenangi air. Ia tidak perlu mengusapnya karena tentu air matanya tidak akan berhenti keluar.

Dadanya terasa sesak membuatnya rasanya sulit bernafas.

Pikirannya jauh berkelana ...

Jika semua orang tau apa yang terjadi padanya ...
Bagaimana?

Tentu sangat buruk. Sangat menyeramkan. Kedua orang tuanya membencinya. Kakaknya. Kedua Eyangnya ...
Semua orang tentu membencinya ...

Bahkan sekarang teman-temannya pun membencinya ...
Arga yang selalu hangat padanya, membuatnya tertawa, kini membencinya. Seakan menginginkan dirinya untuk tidak hadir di hidup pria itu. Karena memang ia memaksa pria itu masuk ke kehidupannya yang kacau balau.

Kedua kaki Citra bergetar kuat menaiki pagar pembatas tersebut. Tidak lupa di dalam hatinya, ia meminta maaf pada janin yang berada di dalam perutnya karena mengajak janin tersebut untuk mengakhiri nyawa bersama, padahal janin tersebut belum melihat dunia ini.

Lebih baik sekarang daripada nanti, bukan?

Kalau anaknya lahir dan rahasianya terungkap, bukan hanya dirinya saja yang dibenci, tapi anaknya juga.

Citra tidak ingin itu terjadi.

Maka Citra memutuskan untuk mengakhiri hidupnya ....

>>>>>>THE NEXT PART 3<<<<<<

Continue Reading

You'll Also Like

868K 24.4K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
120K 9.7K 37
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...
30.6K 520 4
biar tau alurnya baca dulu ya di tiktok @fiks1_4u Disini buat up Special chapter nya aja
365K 1.4K 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall. Underage ki...