A or A [New Version]

By fairytls

1.4M 137K 2.6K

[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Aku menemukan kehidupan baru setelah mengalami kecelakaan yang tidak pern... More

P R O L O G U E
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
New Story

Chapter 34

21.2K 2K 39
By fairytls

"Ada apaan tuh pada rame-rame?" ujar Auri penasaran ketika melihat gerombolan murid berlari kecil di koridor melalui jendela kelas.

"Ikutan yok, jangan-jangan sekolah kita kedatangan Oppa Taehyung," pekik Auri.

Aku jadi ikut penasaran, ada apa gerangan sampai mereka berlari di lorong seperti itu? Aku beranjak dari bangku, demi jiwa ingin tahu ini aku memutuskan mengikuti mereka.

Auri menerobos kerumunan sedangkan aku, Kaila, April mengikuti dari belakang sampai posisi kami berada paling depan dari kerumunan. Semua orang berpijak mengelilingi lapangan dan di tengah lapangan berdiri laki-laki serta perempuan saling berhadapan. Di mana si perempuan memegang kue pada tangannya.

"Kenapa Karin bawa kue buat Kak Sean?" lontar Kaila.

"Mana gue tau, mungkin Kak Sean ulang tahun," sahut Kaila.

"Hari ini ulang tahun Kak Sean ya?" Auri menoleh padaku.

Tubuhku menegang kaku, aku harus jawab apa? Bodohnya aku yang tidak mengetahui kapan ulang tahun Sean.

"Iya," sahutku usai terdiam sesaat. Menyimpulkan dari situasi, barangkali hari ini memang ulang tahun Sean.

"Lo lupa lagi ngasih tau gue informasi penting tentang Kak Sean!" geram Auri.

"Sorry, Au. Gue manusia biasa, wajar kan kalau lupa," elakku.

Auri menghela napas ringan, ia kembali menghadap lurus ke depan tanpa membalas perkataanku barusan.

Karin mendongak sambil tersenyum teduh. "Happy Birthday, Kak." Dari mimik wajah serta intonasi suara, jelas Karin bahagia kala mengucapkannya.

Berbeda dengan Karin. Air muka Sean justru sebaliknya. Obsidiannya menyorot tajam, bibir tanpa kurva senyuman, tak ada ekspresi bahagia yang tampak diwajah lelaki itu.

Karin mengambil tangan Kanan Sean. Kue yang semula berada ditangannya, ia pindahkan ke tangan Sean.

"Aku tau Kakak nggak suka kue yang terlalu manis. Aku buat kue ini gulanya sedikit, pasti Kakak suka," tukas Karin. Jangan lupa sedari tadi gadis itu masih tersenyum. "Oh iya Kak, kuenya aku buat sendiri lho. Itu juga kue kesu—"

Napasku tercekat selama dua detik disertai manikku terbelalak lebar. Tanpa terduga Sean melempar kue bundar itu ke wajah Karin sampai kepala gadis itu otomatis mundur ke belakang beberapa inchi. Aku tebak semua orang sama shock-nya denganku, bahkan ada yang mulutnya menganga kecil sambil mem-video Karin dan Sean.

"Anjir, kasian banget Karin. Kak Sean kenapa jadi serem gitu?" cicit Auri.

"Mereka ada masalah kali?" terka Kaila.

"Tapi selama Karin ikut geng Kak Gara, Karin sama Kak Sean adem-adem aja, nggak pernah berantem." April menimpali.

"Tapi kalau dipikir-pikir lagi, nggak mungkin Kak Sean sampai segitunya kalau nggak ada masalah diantara mereka," cetus Auri.

Benar apa yang dikatakan Auri. Sedikit banyak aku sudah mengenal perilaku Sean. Tindakan impulsif yang ia lakukan beberapa saat lalu pasti memiliki alasan dibaliknya.

"Gue nggak nyuruh lo bikin kue buat gue."

Manik tajam Sean menikai wajah Karin yang penuh cream putih serta jejak kue cokelat, sisa kue beserta cake base-nya jatuh di bawah kaki gadis itu.

Kepala Karin tertunduk menatap kue yang tergeletak mengenaskan dengan tangan terkepal di sisi tubuhnya. "Maaf, Kak," lirih Karin seolah menarik belas kasih dari Sean.

Namun tidak berhasil, Sean tak merasa iba barang sedikit pun. "Maaf?" Retorik. Maniknya menghunus lebih tajam. "Maaf lo nggak sebanding dengan apa yang lo lakuin!"

"Gue udah peringatin lo. Jangan pernah ungkit apa pun di depan gue maupun orang lain!" lanjut Sean.

"Maaf." Karin mulai terisak.

"LO NGELAKUIN INI MAU NGASIH TAU SEMUA ORANG KALAU KITA PERNAH PUNYA HUBUNGAN, UH? JAWAB!"

Petir seakan menyambar daksaku manakala pernyataan Sean menusuk membran timpaniku kelewat keras. Amarah yang mengalir pada setiap baitnya mengantarkan fakta yang tak cukup untuk kucerna dalam detik-detik menegangkan ini. Sontak membuat pertanyaan dalam otakku melebur tak terkendali, memecah belah alur pikiranku hingga teracak.

Karin menggeleng ribut, isak tangis gadis itu makin pecah. "A-aku, aku cuma mau rayain ulang tahun Kak Sean."

"Sial!" Sean mengumpat, dadanya yang naik turun mengartikan jika emosinya tengah berada dilevel tertinggi. "Kita udah putus. Lupain semua hal yang menyangkut gue." ujarnya dengan suara yang tak sekeras sebelumnya.

"Mereka pernah pacaran? Sumpah gue baru tau."

"Gue juga baru tau."

"Sama gue juga."

"Kayaknya satu sekolah baru tau hari ini deh faktanya."

"Rapi juga ya mereka mainnya, sampai satu sekolah nggak tau mereka pacaran."

"Mereka backstreet kali, untung udah putus. Jadinya kesempatan gue deketin Sean masih lebar."

Begitulah percakapan yang ku tangkap di sekitarku, perlahan satu persatu siswa siswi membubarkan diri tatkala Sean sudah pergi lebih dulu meninggalkan Karin di tengah lapangan.

"Let, ayo." Auri menarik lenganku.

Menoleh ke belakang melihat Karin perlahan berjongkok memungut kue yang jatuh. Simpati dan empati dalam diriku mendorong agar aku menolong gadis itu. Dengan kesadaran penuh tungkaiku seketika berhenti terayun.

Aku berbalik badan, rasa kasihan membuat tungkaiku berinisiatif mempercepat langkah menuju Karin dan mengabaikan panggilan teman-temanku di belakang sana.

"Sini, gue bantu." Aku menuntunnya agar berdiri. "Ke toilet dulu, bersihin badan lo," ajakku lantas memapahnya ke toilet.

***

Karin sibuk membersihkan cream putih beserta jejak kue dari wajahnya sambil melihat cermin di depan wastafel.

"Kamu senang kan liat aku kayak gini," celetuk Karin masih pada aktivitasnya membersihkan muka.

Diriku yang tengah bersandar pada dinding dan kedua tangan terlipat di depan dada sontak mendengus pelan. "Ngapain juga gue senang? Kalau gue senang nggak mungkin gue nolong lo."

"Iya juga ya," balasnya terkesan polos.

"Dasar oon," cibirku. "Btw lo berapa lama pacaran sama abang gue."

Kepala Karin tertoleh padaku, ia memasang tampang heran. "Kamu lupa? Bukannya kamu yang paling tau?"

"Ah, itu ... gue nggak lupa, cuma pengen ngetes lo aja."

"Kamu kira aku lupa? Kami 6 bulan pacaran dan yang tau hubungan kami cuma kamu."

"Um ... kenapa ya cuma gue yang tau?" Satu tanganku setia bersedekap dan  yang lainnya berpindah menekan dagu dengan jari telunjukku, melihat ke atas seolah berpikir padahal aku sedang memancingnya agar mengatakan lebih banyak lagi.

Karin berdecak sebal. "Kak Sean nggak mau aku diapa-apain sama fans-nya. Kak Sean kan ganteng, pinter, kapten basket lagi. Banyak gadis yang tergila-gila sama Kak Sean. Makanya kami pacaran diam-diam cuma kamu yang tau."

"Terus lo putus kerena apa?"

"Kamu beneran lupa atau mau ngetes aku lagi?"

"Dua-duannya sih, kan udah lama juga, wajarlah kalau gue agak lupa."

"Semuanya salahku," lirih Karin. "Aku pacaran sama Kak Sean buat deketin Kak Gara."

"Anjing, brengsek juga lo jadi cewek. Tapi nggak heran sih, muka lo ini muka polos-polos bangsat."

"Kok lo bisa tega banget sama Sean? Lo macarin dia cuma buat deketin temennya? Lo punya otak nggak sih? Bisa mikir nggak sesakit apa Sean lo perlakuin kayak gitu," cecarku dengan emosi yang menggebu.

Meski Sean yang mengalaminya. Namun relung hatiku ikut merasa nyeri. Bisa dibayangkan sakit dan hancurnya perasaan laki-laki itu.

Melihat Karin lama-lama sukses memupuk kebencianku kepada orang-orang yang rendah komitmen seperti Karin.

"Benar kata Sean, maaf lo nggak sebanding dengan apa yang udah lo lakuin. Rasa sakit dibalas maaf itu nggak adil!"

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 72.7K 58
Kisah tentang perpindahan jiwa musim 2 *Cerita belum direvisi, harap maklum jika ada typo maupun kesalahan kalimat* Bagaimana jika Feli gadis dengan...
3.6M 176K 30
Chapter Sudah tidak lengkap 🙏 Warning! ⚠️ [Membaca ini akan banyak mengeluarkan tenaga untuk mengumpat, buat kalian yang sedang ingin memaki disara...
2.5M 280K 38
Tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya saat ketiga lelaki yang amat ia percayai menghancurkan hidup nya. Gadis itu terduduk di atas ubin kerami...
6.9M 768K 61
{🍓𝗞𝗮𝗿𝘆𝗮 𝗔𝘀𝗹𝗶 𝗧𝗮𝗵𝗮𝗿𝗮 𝗗𝗲𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍓} 📌SUDAH DITERBITKAN 🍓𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑎𝑘𝑢𝑛 𝑎𝑢𝑡ℎ𝑜𝑟 𝑑𝑢𝑙𝑢 𝑦𝑢𝑘, 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑚𝑒�...