[✓] Satya dan 67 hari

By penaaputihk

1.4M 227K 57.2K

[ SUDAH DIBUKUKAN ] ❝ aku masih mau berjuang, Al. tapi Tuhan pengen aku pulang.❞ -Satya Langit Aksara Pernah... More

ini mereka: cast
Prolog: ditakdirkan bertemu
01: satu malam bersamanya
02: dia orang yang tepat
03: perasaan iba
04: kincir angin
05: kita orang ganteng
06: bertemu kembali
07: Satya atau Mahesa?
08: cemburu?
09: penjelasan Alya
10: Tervonis
11: koma
12: satya kembali
13: malam yang dingin
14: dia juga penting
15: senyuman yang indah
16: 67 hari
17: superhero
18: taman sakura
19: Satya, "aku butuh kamu."
20: Egois
21: aku disini
22: ice cream
23: untuk orang tersayangnya
24: demi Satya
25: harus menjauh
26: karena sayang
27: rumah sakit kanker anak
28: bintang dan sinarnya
29: 20 hari lagi
30: tidak punya hati
31: rela berkorban
32. malaikat penyelamat
33: McLeod
34: karena dia
35: Aku merindukan mu, Satya.
36: kembali bertemu
37: pesan ibu Alya
39: berhak bahagia
40: rahasia yang terungkap
41: Satya Langit Aksara
42: penyemangat dan gambaran lucu
43: selamat ulangtahun, Satya
44: ucapan terakhir
45: untuk Reyhan dan Azka
46: kincir angin terakhir
47: Selamat malam, Satya
48: untuk Alya, dari Satya
49: akhir yang diinginkan
50: bintang terakhir dan kebahagiaan
51: [Epilog] akhir dari 67 hari
PENUTUP: [ THE END ]
INFO PEMBELIAN NOVEL
SEASON 2: sudah dirilis

38: stadium akhir

17.4K 3K 862
By penaaputihk

yo! gess! sebelum lanjut baca, jangan lupa vote dulu yaaa :> komentar juga jangan lupa kalian kasih untuk part ini, ataupun part lainnya ya! ayo jadi pembaca aktif yang bakalan author cintai xixixixi😙❤️

****

****

****

Mata gadis itu sudah tertampung banyak sekali air mata yang siap terjun kapan saja, Pandangannya kosong menatap kearah lelaki yang duduk diatas kursi roda dihadapannya itu.

Setelah mendengar cerita yang telah Satya sampaikan padanya membuat Alya benar-benar dibuat terkejut bukan main, ini sangatlah diluar dugaannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa semua ini memang sudah ditakdirkan dan direncanakan oleh Tuhan.

3 tahun yang lalu memang benar-benar menjadi tahun, hari, bahkan detik tersial dalam hidupnya. Alya harus kehilangan sosok sang ibu, tepat dimalam itu juga. Tapi yang paling membuat gadis itu terkejut bukan main adalah karena Satya. Lelaki itu ternyata ikut serta dalam kejadian memilukan 3 tahun yang lalu.

Jika membayangkan kejadian 3 tahun yang lalu, dimana ia harus kehilangan sang ibu membuat Alya tidak bisa untuk tidak menangis. Gadis itu tertunduk dan seketika air matanya terjatuh seiring pikirannya terarah pada sosok mendiang ibunya setelah mendengar cerita dari Satya.

Kasus kematian ibunya sudah ditutup begitu saja oleh pihak berwajib tanpa ada penyelidikan khusus penyebab beliau bisa tertabrak. Semua pihak keluarga memang sudah mengikhlaskan, tetapi hanya Alya yang merasa ia belum siap dan belum ikhlas melepas kepergian sang ibu yang sudah 3 tahun silam meninggalkan dirinya dan kepergiannya sangat tidak adil.

Bahu Alya bergetar seiring dengan tumpahnya air matanya, mendengar kisah yang Satya ucapkan padanya sungguh membuat hati Alya menjadi sakit. Sejujurnya, Alya memang tidak tau persis detik terakhir sang ibu bagaimana.

Satya menghembuskan napasnya, setelah ia bercerita tentang kebenaran 3 tahun yang lalu pada Alya, gadis itu begitu terkejut sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Saking terkejutnya, Alya tidak mengatakan sepatah kata apapun sekarang dan hanya menangis.

Bahkan Satya pun terkadang masih merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan nyawa ibu Alya tepat pada malam itu juga.

"Ja-jadi, 3 tahun yang lalu lo adalah orang yang udah bawa ibu kerumah sakit saat dia sekarat? dan lo adalah orang yang udah bantu untuk ngelaporin kasus kematian ibu?" Alya berucap, apa yang baru saja ia dengar rasanya begitu mustahil untuk dikatakan nyata.

"Iya, tapi gue minta maaf, karena malam itu gue belum bisa nyelamatin nyawa ibu lo, Al." Ucap Satya.

Alya masih terdiam, belum membuka suaranya kembali.

"Andai, 3 tahun yang lalu gue dateng lebih awal, pasti ibu lo masih bisa tertolong."

"Gue bener-bener minta maaf."

Alya mengangkat kepalanya, menatap Satya dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan. Perempuan itu tersenyum singkat.

"Ini bukan salah lo, lo nggak harus minta maaf." Ujar Alya.

"Gue cuma kaget aja, ternyata semua ini emang udah direncanain sama Tuhan."

"Kematian ibu, penderitaan dihidup gue, dan kehadiran lo. itu semua seolah udah ditakdirkan dan direncanin Tuhan, sat."

"Ternyata, lo bukan pernah hadir untuk nyelamatin gue, tapi 3 tahun yang lalu lo juga dateng untuk berusaha nyelamatin nyawa ibu."

Alya awalnya tidak bisa mempercayai ini semua, kebenaran bahwa Satya pernah bertemu dengan mendiang ibunya sebelumnya. Bahkan dititipkan sebuah pesan untuknya dari sang ibu. Ini benar-benar luar biasa. Semuanya seakan tidak masuk diakal tapi nyata. Seperti memang Tuhan telah mengatur jalannya.

Satya terus memandang Alya dengan sorot mata penuh penyesalan.

"Tapi gue gagal, Al."

"Gue gagal untuk nyelamatin nyawa ibu lo."

Satya berucap, dari nada suaranya masih terdengar lirihan penyesalan terbesar, bahkan ia saja masih terbayang peristiwa 3 tahun yang lalu.

Alya mengulas senyum hangatnya kearah lelaki itu, kemudian mengelus tangan Satya dengan lembut.

"Terkadang, gue selalu mikir, apa lo itu bener-bener perantara yang Tuhan kirim untuk jadi penyelamat di hidup gue. Karena lo selalu ada dihidup gue, bahkan didetik terakhir ibu gue sekalipun saat itu, sat."

"Entah ini suatu kebetulan atau apa."

Memang benar, jika ini disebut sebagai kebetulan rasanya mustahil. Tapi ini memang aneh tapi nyata adanya. Satya hadir untuk menyelamatkan nyawa Alya saat itu, bahkan satya juga pernah hadir untuk berusaha menyelamatkan nyawa ibu Alya sebelumnya.

"Satya, makasih. 3 tahun yang lalu ibu mungkin akan lebih parah karena jenazahnya bakalan terus tergeletak diaspal itu tanpa ada pertolongan."

Alya kembali tersenyum getir, pandangan kembali sendu.

"Tapi, kalo gue inget kejadian 3 tahun yang lalu, gue masih ngerasa gue gagal untuk nolong orang, Al. nolongin ibu lo" Tutur Satya lagi.

"Lo nggak gagal, ini emang udah takdir Tuhan, Satya. Meski awalnya gue belum ikhlas sepenuhnya." Alya menjawab ucapan Satya.

Tangan kiri Satya yang sedari terdiam, kini ikut mengelus tangan gadis itu.

"Sekali lagi, gue minta maaf, Alya." Satya berucap dengan begitu serius, mengutarakan isi hatinya yang selama ini menjadi beban pikirannya.

Alya tersenyum kearah Satya, kini gadis itu menunjukan senyum hangatnya kembali.

Ini memang bukan kesalahan Lelaki itu, Alya juga sama sekali tidak menyalahkan Satya atas hilangnya nyawa ibunya. Karena ini memang sepenuhnya bukan karena Satya, justru saat itu Satya lah yang berusaha untuk menyelamatkan nyawa ibu Alya, tapi ia terlambat dan gagal malam itu.

"Kenapa lo nggak pernah cerita ke gue, kalo lo pernah ketemu sama ibu gue?" Alya kembali bertanya.

Awalnya Satya masih terdiam, belum menjawab.

"Dari awal gue belum terlalu sadar kalo lo itu adalah Alya, anak gadis ibu itu. Anak gadis yang beliau titipin ke gue." Jawab Satya.

Alya mendengarkan dengan begitu serius.

"Tapi, seiring berjalannya waktu, seiring kebersamaan kita selama ini akhirnya gue sadar dan tau. Kalo lo itu adalah anak gadis mendiang ibu itu, Alya."

"Gue emang sengaja nggak mau ngomong sama lo tentang kebenaran ini semua, tentang insiden 3 tahun yang lalu, dan pesan dari ibu lo untuk gue."

"Gue bakalan cerita tentang ini semua kalo waktunya udah tepat, gue rasa sekarang adalah waktu yang tepat, lo harus tau itu semua, Al."

Sebelumnya, Satya juga sudah sempat mencari tau siapa itu anak dari mendiang ibu Cinta. Satya sudah berusaha mencari sosok Alya, namun dari banyaknya nama Alya yang sudah ia temui dalam 3 tahun terakhir bukanlah Alya yang mendiang bu Cinta titipkan padanya.

Dan tahun terakhir, akhirnya Satya benar-benar bisa menemukan sosok Alya.

Tak heran pertama kali keduanya bertemu dan gadis itu memperkenalkan namanya adalah Alya, Satya begitu memujinya karena nama tersebut memang sangat berarti dalam 3 tahun terakhir.

Alya tersenyum tipis, kemudian menghembuskan nafasnya.

"Makasih sekali lagi, Satya. Lo selalu jadi penolong dihidup gue bahkan ibu saat itu."

Satya tersenyum hangat,

"Gue mau nebus rasa bersalah gue sama almarhumah ibu lo dengan ngejalanin permintaan terakhir beliau."

"Yaitu dengan selalu ada disamping lo sebagai pengganti dia."

Satya menghentikan ucapannya, seketika lelaki itu tertunduk sesaat, menampilkan senyum getirnya sekilas.

"Gue rasa, gue berhasil sekarang."

Seketika, Satya jadi teringat kembali dengan batas dan sisa usianya. Selama ini sisa usia yang ia miliki sudah terkuras untuk selalu ada disamping Alya sesuai permintaan dan pesan dari mendiang ibu Alya. Kini waktu Satya hampir habis, dan syukurlah, Satya bisa membuat gadis itu bahagia sebelum waktunya benar-benar habis nanti.

"Lo itu kaya hantu, ya, sat." Celetuk Alya.

Satya mendengarnya dibuat bingung sekaligus terkejut.

"Hantu? Berati gue setan dong?" Umpat Satya.

( Padahal gue belum mati, tapi udah dibilang hantu. -batin Satya berucap. )

Alya seketika terkekeh, "nggak bukan itu maksud gue."

"Lo itu kaya hantu, lo misterius, tapi selalu ada." Ucap Alya.

Mendengar ucapan dan penjelasan Alya, membuat satya ikut tertawa.

Tapi ada benarnya juga, sebenernya Satya itu memang benar-benar misterius. Banyak hal juga yang belum Alya ketahui tentang Satya, lelaki itu seolah selalu menyembunyikan sesuatu yang sangat diluar dugaan Alya. Tapi walau begitu Satya selalu ada disampingnya dengan cara apapun itu.

"Sat, gue boleh minta satu permintaan sama lo?" Ucap Alya kembali serius.

"Apa itu?" Jawab Satya tanpa ragu.

"Gue belum tau semua tentang apa yang selama ini lo tutupin ke gue."

"Sekarang, lo janji ke gue, ya. lo harus bilang apapun yang selama ini lo tutupin dari gue."

"Nggak adil, dong. kalo lo cuma tau tentang gue, tapi gue nggak tau apapun tentang lo, sat."

Satya seketika terdiam, selama ini Satya memang selalu menyembunyikan penyakitnya dari Alya tanpa sepengetahuan gadis itu. Tapi kali ini, apa satya harus memberitahu pada Alya?

Sepertinya, memang iya. Satya memang harus mengatakan kebenaran tentang dirinya dan penyakitnya dari gadis itu, Satya tidak mau lagi lebih lama berbohong dan menyembunyikan dari Alya terlalu lama, kasihan. Lagipula, Satya rasa ini semua memang sudah waktunya. Alya memang sudah harus mengetahui semua kebenaran yang selama ini Satya sembunyikan.

"Kalo itu mau lo, gue janji bakalan kasih tau sama lo tentang apa yang selama ini selalu gue sembunyikan dari lo, apa yang selama ini lo nggak tau, Al." Jawab Satya pada akhirnya.

"Tapi, kalo lo udah tau, jangan nangis, ya." Pesan Satya.

Untuk kali ini, Satya akan mengatakan semua kebenaran apa yang selama ini dirinya sembunyikan dari gadis itu. Satya rasa untuk sekarang memang sudah waktunya. Ia tidak bisa menyembunyikan ini semua dari Alya, jika terus menerus Satya sembunyikan dan terus ia tutupi, maka sisa usianya akan semakin berkurang lama kelamaan bahkan sebelum Alya mengetahui semuanya.

****

****

2 hari kemudian...

Kondisi Satya semakin lama bukan bertambah baik malah bertambah buruk saja. Satya sadar akan penyakitnya yang kian bertambah stadium menjadi stadium akhir.

Ketika sudah mencapai stadium 4 atau stadium akhir, artinya sel kanker telah menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, kelenjar getah bening, tulang, kulit, hati, atau otak.

Kanker darah stadium 4 atau stadium akhir adalah tingkat paling parah dari penyakit ini. Kerap dianggap tak bisa disembuhkan, faktanya angka harapan hidup bergantung pada diri penderita itu sendiri dan pengobatan yang dijalankannya.

Tapi, jika dipikir lagi, pengobatan dan diri Satya sendiri seolah menolak untuk sembuh. Satya tidak pernah mau jika disuruh untuk menjalankan pengobatan khusus. Lelaki itu hanya rutin mencuci darahnya saja, tanpa menjalankan kemoterapi yang seharusnya orang penderita kanker lakukan.

Tapi, karena sekarang ada orang-orang tersayangnya. Satya akan mencoba untuk menjalankan dan melakukan kemoterapi. Ia akan berjuang dan bertahan sebisa dan semampu dirinya. Jika Tuhan menginginkan ia untuk pergi, maka Satya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. tapi selagi itu bisa dicoba, Satya akan terus mencoba agar bisa memperpanjang kembali usianya meski kenyataan dirinya telah divonis tidak akan berumur panjang lagi.

Hari ini, kondisi tubuh satya semakin buruk. Lelaki itu duduk dikursi rodanya sambil memandang langit didepan matanya. Bibirnya kian memucat, bahkan tubuhnya sudah tidak sanggup untuk bergerak lebih keras. Tubuh Satya sudah tidak seperti dulu lagi yang masih sanggup pergi kemanapun. Kini tubuhnya terasa lebih lesu tak berenergi. Bahkan untuk berjalan saja lelaki itu membutuhkan kursi roda.

Satya menghembuskan nafasnya, memejamkan matanya sejenak. Ia kembali memandang langit didepannya.
Langit merupakan kepanjangan dari namanya. Yaitu, Satya Langit Aksara.

Satya merasa arti dari nama Langit bukan berarti baik. Dirinya merasa bahwa arti dari namanya adalah kembali menuju langit. Lebih tepatnya kembali pada sang pencipta kelak.

Saat sedang memandang langit dibalkon kamarnya, lelaki itu seketika terbatuk. Satya terbatuk sambil memegangi dadanya. Jika ia batuk, maka tulang rusuk dan dadanya akan ikut terasa sakit sekali.

Uhuk...uhuk...

Satya menutup mulutnya menggunakan sebelah tangannya, tangan satunya lagi ia gunakan untuk memegangi dadanya sendiri yang terasa sakit juga.

Batuknya ini menyiksa, rasanya bukan hanya sakit di tenggorokan, tetapi juga dada, dan paru-parunya.

Saat Satya membuka tangannya, telapak tangannya terdapat bercak darah. Satya batuk darah, bahkan darahnya ikut keluar dari sela pinggir sudut bibirnya.

Bukan hanya itu, seketika Satya kembali mimisan juga. Tepat sekali berbarengan dengan ia batuk darah sekarang. Lelaki itu memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang tengah ia alami.

Satya menyenderkan punggungnya pada senderan kursi roda belakang, untuk membuat diri dan tubuhnya lebih tenang. Satya mengambil kotak tissue yang jaraknya tidak jauh dari dirinya dan kursi roda, ia menghapus darah mimisannya. Tapi darah itu terus keluar dari hidung lelaki itu tanpa henti.

Lelaki itu meringis, dirinya semakin parah saja setiap harinya, ia kewalahan selalu menanggung semuanya seperti ini.

Deng!

Telinga Satya berdengung hebat, lelaki itu meringis kembali. Dengungan di telinganya bertepatan dengan rasa sakit kepala yang ia rasakan. Satya memegangi kepala dan rambutnya. Tetapi tiba-tiba, saat Satya menarik tangan dari rambutnya, justru rambut Satya ikut rontok.

Saat melihat rambutnya rontok, lelaki itu mulai panik dan terkejut. Satya kembali memegangi dan menarik sedikit rambutnya lagi, tetapi rambutnya lagi-lagi rontok, bahkan sangat banyak. Rambut Satya perlahan mulai rontok sekarang.

Satya menggelengkan kepalanya tidak percaya ketika melihat banyak sekali rambutnya yang mulai rontok. Satya tau, ini merupakan bagian dari efek samping stadium akhir, kerontokan rambut.

Ada apa dengannya hari ini? kenapa rasa sakit yang Satya rasakan begitu bertubi? mulai dari batuk darah, mimisan, rasa sakit didadanya, kepala yang terasa pusing, hingga kerontokan rambutnya.

Satya terisak, lelaki itu menangis saat menyadari kondisi diri dan tubuhnya sekarang semakin parah. Ia meremas rambutnya sendiri yang telah rontok itu.

Dada satya masih terasa sakit, bahkan lebih sakit sekarang. Satya terus meringis disela tangisannya. Lelaki itu mencengram kuat kaos bajunya tepatnya pada bagian dadanya sendiri.

Karena sakit yang luar biasa, tanpa sadar akhirnya Satya terjatuh dari kursi rodanya.

"Akh..."

Luka tusukan diperut Satya terasa sakit saat ia terjatuh.

Satya tergeletak dibawah kursi rodanya sendiri, ia tidak ada niatan untuk bangkit lagi. Satya membiarkan dirinya tergeletak dilantai sambil terus menangis. Ia memang lelaki, tapi bukan berarti lelaki tidak bisa menangis.

Apalagi ketika mengetahui kondisi kesehatan dan tubuhnya yang semakin parah, itu semakin membuatnya sedih.

Satya menonjok lantai disampingnya, melampiaskan rasa sakit dan kesedihan yang tengah ia rasakan saat ini.

Satya mengeram dan berteriak melampiaskan amarahnya, Satya menyenderkan dirinya pada dinding pembatas balkon kamarnya.

Satya sudah tidak sanggup lagi merasakan penderitaan dan rasa sakit selama ini. Ini begitu menyiksa. Kondisinya semakin parah, membuat dirinya berpikir bahwa kemungkinan Satya untuk bertahan hidup semakin kecil.

Saat mendengar suara teriakan dari dalam kamar Satya, dengan segera Juan bergegas pergi menuju kamar sang kakak dengan perasaan cemas dan panik.

Saat tiba dikamar Satya, Juan dikejutkan dengan keadaan kakaknya yang tengah tergeletak dibawah kursi rodanya sendiri.

"Bang Satya!"

Juan segera membantu kakaknya untuk kembali duduk dikursi rodanya. Satya masih menangis.

Juan bisa melihat tissue yang terdapat bercak darah yang habis Satya gunakan. Juan paham dan sudah tau bahwa penyakit kakaknya pasti kembali kambuh.

"Ra-rambut gue rontok, rambut gue mulai rontok." Gumam Satya.

Satya memejamkan Matanya, ia masih menangis karena begitu sakit hati dan sedih. Satya menonjok kursi penyanggah lengannya.

Emosi Satya dan kesedihan Satya tidak bisa terkontrol dan terkendali sekarang. Rasanya ia begitu sedih sekali. Juan berusaha menenangkan sang kakak.

Melihat penderitaan dan rasa sakit yang tengah Satya alami membuat Juan ikut tidak tega. Juan juga merasa sangat sedih sekali sekarang.

Tiba-tiba rasa sakit didada sebelah kiri Satya kembali terasa, Satya semakin mencengram dengan kuat bajunya sendiri. Melihat kakaknya yang tengah menahan rasa sakit, membuat Juan ikut panik.

"Sa-sakit." Lirih Satya.

"Bang Satya, tahan bang. kita kerumah sakit sekarang."

Karena tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang bertubi yang tengah satya rasakan, akhirnya lelaki itu tidak sadarkan diri. Tubuh Satya tidak kuat menahan semuanya lagi. Tubuh Satya kembali ambruk.

"Bang! Bang Satya!"

"Bang Satya, bangun!"








****

-Satya dan 67 hari-


penasaran ga si gimana nanti reaksi si Alya kalo tau Satya punya penyakit yang mematikan, bahkan udah stadiun akhir 😭

penyakitnya Satya makin parah, bahkan rambut dia sekarang mulai rontok gess :((

kalian bisa ngebayangin kalo satya botak gimana? alias kalo sunghoon botak gimana?😭

peluk online buat satya sini yuk :')❤️

oh iya siapa nih yang selalu nyogok author buat happy ending?😭 mana nyogoknya make coki-coki, kinderjoy, bengbeng, es krim, ciki chitato, sampe cimol😭😭

intinya nasib satya ada di tangan author ( hahahaha ) /ketawa jahat, tapi bae.

Continue Reading

You'll Also Like

10.7K 2.4K 27
-SELESAI- [REVISI] ❝Tentang tulip dan kisah cinta yang abadi antara dua hati.❞ Cover from pinterest
1.4M 122K 32
[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan me...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.1M 113K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.7K 89 2
Jika anda pernah berpikir, "bagaimana sudut pandang orang gila?" Mungkin cerita ini akan membuat anda paham. [complete] Ilustrasi sampul oleh: Rache...