EDAM (nyala api) [ TAMAT ]

By ismiichaa

2.4K 820 253

"Ayah peringatkan, jangan sampai kamu jatuh cinta dengan wanita itu. Karena wanita itu adalah korban kita nan... More

☠ { CAST 1 }
☠ { CAST 2 }
☠ { CAST 3 }
☠ { PENTING!! }
☠ { KONSEP }
☠ { PROLOG }
☠ { SATU }
☠ { DUA }
☠ { TIGA }
☠ { EMPAT }
☠ { LIMA }
☠ { ENAM }
☠ { TUJUH }
☠ { CINTA (?) }
☠ { DELAPAN }
☠ { SEMBILAN }
☠ { SEPULUH }
☠ { SEBELAS }
☠ { DUA BELAS }
☠ { EMPAT BELAS }
☠ { LIMA BELAS }
☠ { ENAM BELAS }
☠ { TUJUH BELAS }
☠ {I'M BACK!!}
☠ { DELAPAN BELAS }
☠ {SEMBILAN BELAS}
☠ {DUA PULUH}
☠ {DUA PULUH SATU}
☠ { DUA PULUH DUA }
☠ { DUA PULUH TIGA }
☠ { DUA PULUH EMPAT }
☠ {DUA PULUH LIMA}
☠ {DUA PULUH ENAM}
☠ {DUA PULUH TUJUH}
☠ {DUA PULUH DELAPAN}
☠ {DUA PULUH SEMBILAN}
☠ {TIGA PULUH}
☠ {TIGA PULUH SATU}
☠ {TIGA PULUH DUA}
☠ {TIGA PULUH TIGA}
☠ {TIGA PULUH EMPAT}
☠ {TIGA PULUH LIMA}
☠ {TIGA PULUH ENAM}
☠ {EPILOG}
☠ NEW STORY!!!
‼️INFO‼️

☠ { TIGA BELAS }

39 21 14
By ismiichaa

Selama jam pelajaran berlangsung, otak Naya tidak bisa fokus ke pelajaran sama sekali. Pikirannya terus mengarah ke Yedam. Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya.
Ada apa dengan Yedam?
Apa dirinya punya salah?
Dimana dia sekarang?
Dan kenapa hari ini tidak masuk sekolah?

Eris yang menyadari gelagat Naya yang sepertinya sedang gelisah itu hanya bisa menatap punggung Naya. Ia juga mempertanyakan hal yang sama seperti Naya. Kemana Yedam?

Bel istirahat pun berbunyi keras, tetapi tidak bisa membuat Naya tersadar. Naya masih tenggelam di dalam alam pikirannya sendiri. Menatap kedepan dengan pandangan kosong.

Eris melihat heran, kenapa Naya tak kunjung berdiri, dan malah terus melamun? Eris pun menyadarkan Naya dengan menepuk pelan pundak Naya.

"Nay?? "

"Hmm?? "
Naya pun akhirnya tersadar, ia melihat ke sekelilingnya baru menyadari jika jam istirahat sudah di mulai.

"Lo kenapa? Dari tadi ngelamun. "

"Gapapa, ehmm aku mau ke toilet dulu. "
Setelah itu Naya bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kelas meninggalkan Eris yang kebingungan.

Sesampainya di kamar mandi, Naya langsung mengusap wajahnya menggunakan air di wastafel. Ia melihat wajahnya yang sangat terlihat seperti orang sedang banyak pikiran.

Naya pun sadar akan satu hal, ia segera merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Dilihatnya ternyata tidak ada notifikasi apapun dari Yedam, hanya pesan dari konter yang masuk.

Naya kembali menghela nafasnya. Kenapa Yedam menjadi menghilang secara misterius seperti ini? Kapan Yedam akan membalas pesannya?

☠☠☠

Uhhhukkk!!! Uhhuukkkk!!!
Suara batuk yang dari tadi terdengar, membuat telinga Edam risih dan tidurnya pun terganggu. Ia pun terpaksa bangun dari tidurnya.

"Siapa sihh batuk mulu dari tadi, ganggu orang tidur aja!! "
Gerutu Edam yang saat ini duduk di kasur.

Uhhuukkkkk!!! Uhhuuukkkk!!!
Edam berdecak kesal. Karena sudah tidak tahan lagi, ia pun terpaksa turun dari kasur dan berjalan keluar kamar, melihat siapa yang sedari tadi mengganggu tidurnya.

Dilihatnya, ternyata ayahnya yang ternyata sedari tadi batuk-batuk. Edam mengusap kepalanya frustasi.

"Ck!!! Berisik!!! "
Hardik Edam membuat Amar baru sadar akan keberadaan Edam.

"Maafkan ayah Edam... Uhhuuukkkk!!! "

"Pergi ke rumah sakit kek kalau sakit! "

"Obatnya ada di cewe itu Edam, kamu harus segera membawanya kemari. "
Mendengar itu membuat tubuh Edam menegang. Jika Ayahnya sudah menunjukkan tanda-tanda akan berakhir hidupnya, berarti tak lama lagi Edam juga akan mengalami hal yang serupa.

"Kamu tidak mau mati kan?? "
Edam tidak bisa menjawab, ia kembali masuk kedalam kamarnya dengan menutup pintu dengan kasar.

☠☠☠

Sekolah hari ini pun telah selesai. Kini Naya dan Eris berjalan beriringan menuju ke gerbang sekolah.

Jika ada yang bertanya, kemana kedua teman cewenya Naya? Mereka sedang melihat pertandingan bola basket yang di lakukan antar kelas. Sebenarnya Freya yang ingin nonton, tetapi berhubung Naya tidak suka dengan acara begituan, jadilah Yuri yang Freya seret untuk menjadi teman nonton.

"Bareng gue aja Nay... "
Ujar Eris yang tentu saja Naya sudah menebaknya dari tadi, bahwa Eris pasti akan menawarkan dirinya untuk mengantarnya pulang.

"Aku pulang sama sepupu ku. "
Beruntung Haris tinggal di apartemennya, jadi ada bergunanya manusia itu.

Disaat Naya melihat keluar gerbang, mobil Haris baru saja berhenti tepat di depan gerbang. Naya pun berlari meninggalkan Eris yang melihatnya cengo.

Meskipun dirinya merasa tidak enak karena menolak Eris mentah-mentah. Tetapi rasa kesalnya jauh lebih tinggi, karena hal kemarin Naya belum bisa memaafkan Eris.

"Langsung pulang? "
Tanya Haris saat Naya baru saja masuk kedalam mobil.

"Hmm... "
Kemudian mobil mulai bergerak pelan meninggalkan pekarangan sekolah.

Naya kembali melihat ponselnya, berharap ada pesan masuk dari Yedam. Tetapi ternyata nihil, tetap tidak ada kabar dari Yedam. Naya pun berdecak kesal, membuat Haris menoleh heran.

"Kenapa? "
Naya tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya.

"Pacarmu nggak masuk sekolah? "

"Nggak."

"Ihh gajelas banget punya pacar modelan kek gitu. "
Ejekan Haris tidak Naya respon, hanya diam. Daripada di respon nanti malah menjadi cekcok antar saudara sepupu. Dan tentu saja akan menambah beban pikiran Naya.

☠☠☠

"Edam sama Naya keknya lagi ada masalah. "
Ujar Jeris saat dia baru saja memasuki kastil.

"Ada masalah? "
Tanya Angga dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Hmm... Hubungan mereka renggang, padahal baru aja jadian. "

"Bagus dong... "
Ucap Angga dengan perkataan yang menggantung. Jeris melihatnya dengan tatapan bertanya.

"Kita bisa mengambil kesempatan ini untuk segera membawa Naya ke kastil. "
Mendengar itu membuat Jeris dan juga Felan yang juga berada disana tersenyum miring.

"Jelasnya Edam tidak lagi berada di sisi Naya untuk beberapa waktu karena masalah tersebut. Dan itu kesempatan yang baik untuk menjalankan misi kita."
Jelas Angga membuat senyuman Jeris dan Felan semakin lebar.

☠☠☠

Sesampainya di apartemen, Naya langsung menghempaskan tubuhnya di kasur, sehingga tubuhnya terpental keatas.

Tidak bisa, Naya tidak bisa seperti ini terus. Dia harus bertemu dengan Yedam, untuk membicarakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia  tidak bisa overthinking terus seperti ini. Kondisi seperti ini sangat mengganggu hidupnya.

Ia mengambil ponsel yang berada di saku seragamnya dan mulai mengetik sesuatu di keyboard untuk ia kirimkan ke Yedam.

Naya : To Yedam
Yedam aku tidak bisa begini terus, kita harus bertemu dam.
Aku tunggu kamu nanti jam 5 sore kita akan bertemu di sini.
📍Stay With Me Cafe.
Aku harap kamu akan menjemput ku.

Setelah mengetik beberapa kata untuk Yedam, ia pun menekan tombol kirim. Berharap Yedam membacanya, tidak masalah jika tidak di balas.

Disisi lain, Yedam yang sedang santai duduk di rooftop rumahnya seketika menoleh saat mendengar getaran dari ponselnya. Dilihatnya ternyata pesan dari Naya. Yedam pun langsung mengambil ponselnya yang berada di meja itu, dan kemudian membacanya.

Setelah membaca pesan dari Naya itu, Yedam seketika menghembuskan nafasnya. Pandangannya beralih melihat ke depan. Sejujurnya ia juga merasa tidak tega dengan mengacuhkan Naya seperti ini. Tetapi rasa bersalahnya jauh lebih tinggi. Dia telah membunuh ibu dari pacarnya sendiri, meskipun sebelumnya Yedam belum menjadi pacar Naya saat pembunuhan waktu itu.

☠☠☠

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 5 sore tepat. Dan Naya juga sudah siap untuk keluar. Semoga saja Yedam mau bertemu dengannya.

"Mau kemana lo? "
Tanya Haris saat melihat Naya yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian yang tidak biasa.

"Kepo."

"Lahh?? "
Tanpa memperdulikan Haris, Naya terus berjalan keluar apartemen.

Sekarang Naya sudah berada di luar apartemen. Naya melihat ke kanan ke kiri, mencari keberadaan mobil Yedam. Tetapi nihil, Naya tidak menemukannya.

Kemudian Naya merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya.
Naya : To Yedam.
Yedam, aku sudah siap.
Aku berada di luar apartemen, kamu bisa menjemput ku sekarang.

15 menit berlalu. Masih tidak ada tanda-tanda mobil Yedam datang. Kaki Naya yang mulai capek pun akhirnya duduk jongkok. Meskipun tersedia kursi, Naya tidak ingin duduk di sana, takutnya Yedam tidak melihatnya jika dia duduk di kursi. Karena posisi kursi yang berada di pojok.

☠☠☠

Jam terus berputar, dan waktu pun terus berjalan. Sekarang jam sudah menunjukkan hampir pukul 6,berarti Naya sudah hampir satu jam duduk jongkok.

Sudah banyak orang melihatnya aneh, dan juga menyuruhnya untuk duduk di kursi saja. Tetapi Naya menolak, ia tetap duduk jongkok di sana menunggu Yedam.

Pandangannya sendu kebawah. Tangannya terulur bermain sesuatu yang ada di depan matanya.

Lalu tak lama kemudian Naya melihat sepasang sepatu yang berhenti tepat didepannya. Lalu dia mendongak melihat siapa pemilik sepatu itu.

"Yedam?? "

☠☠☠

Kini jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tetapi Yedam masih belum ngapa-ngapain. Ia hanya duduk di pinggiran kasur dengan berbagai macam pikiran di otaknya. Dia bingung harus bertemu dengan Naya atau tidak.

Tak lama kemudian, ada pesan masuk dari Naya. Yedam pun langsung membacanya, dan seketika menjadi lebih bingung. Ia belum siap bertemu Naya, tetapi disisi lain ia juga ingin memeluknya dan meminta maaf sampai nangis darah kalau bisa.

Setelah kurang lebih setengah jam Yedam berpikir mencari jalan keluar. Akhirnya Yedam memutuskan untuk bertemu dengan Naya. Ia segera mengganti pakaiannya, dan berlari keluar rumah.

Kini Yedam sudah berada di depan apartemen, tepat di depan mobilnya ada Naya yang kini sedang duduk jongkok dan tidak tahu apa yang di lakukan gadis itu.

Yedam menatapnya nanar. Tanpa dia sadari, tangannya mengeratkan pegangannya di setir mobil. Merasa tidak tega dengan Naya yang seperti itu.

Kemudian Yedam membuka pintu mobilnya dan berjalan pelan ke arah Naya. Di saat dirinya sudah berhenti tepat dia depan Naya. Gadis itu mendongak melihatnya.

"Yedam?? "
Ujarnya, kemudian memeluk Yedam erat. Tangisan Naya mulai terdengar. Melihat Naya yang seperti itu, membuatnya semakin tidak tega.

Tangannya terkepal erat, berusaha menahan agar tidak membalas pelukan Naya. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menangis saat itu juga.

"Yedam aku salah apa?? "

"Kenapa kamu menghindari ku?? "

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik Dam... "
Mendengar itu Yedam menutup matanya, berusaha menetralkan perasaannya agar tidak ikutan menangis.

"Bukan kamu yang salah Ra, yang salah adalah aku. "

"Aku orang yang membunuh ibumu Ra, pacarmu seorang pembunuh Ra!! "
Jerit Yedam dalam benaknya. Ia tidak sanggup berbicara terus terang ke Naya. Ia takut Naya akan membencinya, ia belum siap akan hal itu.

"Maafkan aku Ra... "
Ujar Yedam dengan suara yang terdengar bergetar, karena ia berusaha menahan agar tidak menangis.

"Aku minta kita tidak bersama dulu untuk beberapa hari kedepan. "

"Hah?? "
Naya mengurai pelukannya dan menatap Yedam bingung.

"A-ada hal yang perlu aku pikirkan. "

"Ada apa Dam? Aku bisa bantu. "
Jawab Naya seraya meraih kedua tangan Yedam.

"Maafkan aku Ra, aku butuh waktu untuk sendiri. "
Kemudian Yedam terpaksa melepaskan genggaman tangan Naya dan berjalan ke arah mobil, meninggalkan Naya yang sekarang malah mengeraskan tangisannya.

Yedam menutup mulutnya rapat, berusaha menahan tangisnya agar tidak terdengar di telinga Naya.

Setelah memasuki mobilnya, Yedam langsung melepaskan tangisnya dengan keras. Menaruh kepalanya di setir mobil. Ia benar-benar lekaki brengsek yang pernah ada di muka bumi.

Kemudian Yedam mengangkat kepalanya, melihat kedepan. Dilihatnya Naya sekarang nangis dengan posisi duduk jongkok, dengan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Ingin rasanya Yedam berlari dan memeluk tubuh Naya dengan erat. Tapi dia tidak bisa, dia hanya bisa berucap...

"Maafkan aku Ra... "

☠☠☠

🥲🥲🥲

SEDIHNYA LANJUT ESOK YAA GAESS,

JUMPA LAGI... <3

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 158 6
Ke pastian akan masalah peter dedalus akan kita pastikan apa yang membuat peter dedalus meninggalkan argo manor Julia covenant~~ Aku a...
332K 19.4K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
7.6K 194 5
"Dunia ini sempit atau sengaja mempertemukan kita?" "Gua harap tidak keduanya," batin Chaca membalas. Chaca tidak pernah menyangka bertemu dengan sis...
72.5K 5.4K 44
Jika aku tidak bertemu denganmu, aku tidak akan mengalami rasa sakit, kesedihan, dan kenangan yang menyedihkan. Disisi lain, jika aku tidak bertemu d...