Kennand Perfect Boyfriend

By _avocadish_

93.8K 6K 636

'๐ฌ๐ข๐ง๐ ๐ค๐š๐ญ ๐ฌ๐š๐ฃ๐š ๐ข๐ง๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐š๐ฐ๐š๐ฅ ๐๐š๐ซ๐ข ๐ค๐ž๐ฉ๐ฎ๐ซ๐š-๐ฉ๐ฎ๐ซ๏ฟฝ... More

PROLOG
Part : 1
Part : 2
Part : 3
Part : 4
Part : 5
Part : 6
Part : 7
Part : 8
Part : 9
Part : 10
Part : 11
Part : 13
Part : 14
Part : 15
Part : 16
Part : 17
Part : 18
Part : 19
Part : 20
Part : 21
Part : 22
Special parts: Tentang Hazel
Part : 23
Part : 24
Part : 25
Part : 26
Part : 27
Part : 28
Part : 29
Part : 30
Part : 31
Part : 32
Part : 33
Part : 34
Part : 35
Part : 36
Part : 37
Part : 38
Part : 39
Part : 40
Part : 41
Part : 42
Part : 43
Part : 44
Part : 45
Part : 46
Part : 47
Part : 48
Part : 49
Part : 50
Part : 51
Part : 52
Part : 53
Part : 54
Part : 55
Part : 56
Part : 57
Part : 58
Part : 59
Part 60
Part : 61
Part : 62
Part : 63
Part : 64
Part : 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70 [Ending]

Part : 12

1.6K 95 4
By _avocadish_

Halooo-!!

Jangan lupa tinggalin jejak buat vote sama komen nya yaa..

Happy reading 🌼

"Gue kira kita bakal dihukum", ucap Derry.

"Ya enggak lah, kita ada salah apa sampe dihukum segala" jawab Axel.

"Si Leon di skors berapa lama ya kira-kira?", Tanya Langit memijat pelipisnya.

"Bagusnya sih kagak usah sekolah lagi, aman dah dijamin", balas Derry.

Axel mengangguk sembari memetikan jarinya. "Tumben pinter Lo"

Derry menyugar rambutnya bangga. "Iya lah gue gitu lho!"

Kelima cowok itu berjalan melenggang mereka berniat akan kembali ke kelas setelah membuka rahasia yang selama ini mereka tutup rapat-rapat.

Kalau bukti sudah ditunjukkan, kemungkinan besar Leon akan dikeluarkan dari sekolah.

•••

"Abang Lo di skors lau? Kenapa? Abang Lo kena masalah apa?!" Seru Zeline.

Laura menutup telinga dengan kedua tangannya, Hanna dan Zeline tak ada hentinya bertanya hal ini pada Laura.

"YA GUE GAK TAU! STOP TANYA TANYA GUE!". Teriaknya yang membuat seisi kelas menatap Laura fokus.

"Masalah Abang gue gak ada hubungannya sama gue ngerti? Jadi gak usah tanya tanya gue!", Serunya kini suaranya mengecil.

"Sini dah", pinta Hanna yang membuat Laura dan Zeline mendekatkan wajahnya. "Tadi gue denger katanya masalah Abang Lo ada hubungannya sama Kennand"

"Kennand?!", Beo Laura.

"Iya Kennand sama geng nya" lanjut Hanna.

Zeline memukul kepala Hanna cukup keras. "Tau dari mana Lo Han? Ngadi ngadi aja Lo!"

"Sakit bangke! Gue gak ngadi ngadi tapi emang bener tadi Kennand sama geng nya dipanggil ke ruang OSIS"

"Yaa, siapa tau mereka ngurusin kegiatan osis", ucap Laura.

Hanna menggeleng, "gak mungkin, Kennand sama temen temennya gak ikut OSIS"

"Coba tanya Abang Lo Gih lau", suruh Zeline.

"Mana bisa dia dihukum papa, handphonenya disita, terus dia dikurung di kamar kagak boleh keluar"

"Mampus!", Sontak Hanna.

"Bilang apa Lo Han?" Tanya Laura kasar.

"Anu bukan itu tapi itu", Hanna menunjuk Zaki yang tersungkur terjatuh.

Zeline berdecak "Kalau semisal ini ada hubungannya sama Kennand, hubungan apa coba, iya kan?"

"Kennand sering balapan sama Abang gue Lo tau?!"

"Kennand balapan? Wait-- gue gak mikir apa alasan dia balapan, tapi gue mikir gimana gantengnya dia pas lagi balapan"

"Nah iya mleyot gak si, kebayang nih kan pake baju hitam hitam, helm full face, motor ninjanya, haddeh siapa cewek yang beruntung dapetin Kennand yak?"

"Kennand udah punya cewek", decak Laura.

Mendengar lontaran Laura lantas Hanna dan Zeline membulatkan matanya tak percaya, Kennand si cowok anti cewek sekarang punya pacar??

"WHAT???? Lo serius?!"

Laura mengangguk agak kesal. "Iya, kemaren waktu makan malem dihotel dia bawa ceweknya, mana cantik lagi"

"Di sekolah ini?" Tanya Hanna.

Laura menggeleng. "Gue gak tau tapi gue pernah liat tu cewek"

"Hancur udah harapan gue"

"Terus Lo gimana lau? Bukanya Lo suka sama Kennand?", Ucap Hanna.

"Lo pikir gue nyerah gitu aja? Enggak kali"


Bel istirahat berbunyi, membuyarkan seisi kelas yang nampaknya kelaparan dan akan segera pergi ke kantin Bi Inah.

"Cel ayo ke kantin!"

"Sabar! Tali sepatu gue lepas nih"

"Buru! Lama bener"

"Sabar ya Allah, nah udah ayo gak sabaran amat"

"Oy Lia! Lo mau ke kantin gak?! Diem diem bae Lo!", Teriak Qila memanggil Lia yang duduk di kursi paling ujung.

"Jangan kabur lagi Lo!" Lanjut Hazel.

Lia menoleh menatap kedua sahabatnya yang sudah sampai di depan pintu kelas. "Hah?! Lo duluan aja nanti gue nyusul!"

"Yaudah gue sama Hazel duluan yaa!!". Pamit Qila

"Yaa!!" Jawab Lia berteriak.

•••

Qila dan Hazel sudah ada di kantin sekolah, kantin hari ini nampak penuh tak seperti biasanya.

"Oy!", Panggil seorang lelaki yang membuat pandangan Qila dan Hazel menoleh.

"Apa?" Saut Qila sinis merespon panggilan Langit.

"Kok berdua? Satu lagi mana? Biasanya kalian satu paket to", ucap Derry.

"Tau tuh", jawab Qila. "Oy Lang! Cewek Lo lagi badmood tuh" lanjut Qila.

"Kenapa?" Tanya Langit spontan.

Qila menggeleng. "Tadi Asa bilang gara gara lightstick nya pecah, dia kabur dari rumah dari subuh"

"Kalo kabur kenapa ada di sekolah, yang?", ujar Axel.

"Mana gue tau, mungkin dia kaburnya ke sekolah makanya ada di sekolah" balas Qila.

"Samperin gih, kesian" saran Hazel.

"Tau tuh Lang, gimana si Lo jadi cowok elah" Derry memukul keras lengan Langit.

"Yaudah misi, misi Cel", ucap Langit lembut.

"Yeuuh, modus Lo sama doi gue!", Ellio melempar wash tissue tepat ke arah kepala Langit.

"Doi, mata Lo!"

"Halu Lo! Mana mau Hazel sama modelan kek Lo! Gak ngaca!" Seru Qila kemudian melenggang pergi menarik tangan Hazel.

Ellio menyenggol pundak Axel dengan pundaknya. "Cewek Lo ngeri bener"

"Harus siapin mental kalo mau debat ma dia"

•••

"Sayang," panggil Langit.

Lia menoleh menatap Langit yang berjalan menghampirinya. "Kenapa kesini?"

"Kesini aja, kamu gak ikut ke kantin bareng Hazel sama Qila kenapa?" Tanya Langit menyelipkan anak rambut Lia.

"Gak kenapa-napa" jawab Lia singkat.

"Katanya kamu kabur dari rumah?"

Lia menatap Langit yang merangkulnya. "Ha? Kata siapa?"

"Kata Qila tadi" jawabnya.

"Enggak, aku gak kabur dari rumah tuh"

"Terus katanya kamu kabur dari rumah dari subuh, iya?" Tanya Langit lagi.

Lia Bangun dari rungkupanya. "Ahh, tadi tuh dirumah gaada air, makanya aku pergi subuh subuh buat numpang mandi di rumah bibi, terus langsung berangkat ke sekolah"

"Lah? Terus kata bang Asa kamu ngambek gara gara lightstick kamu pecah, jadi kamu kabur dari rumah"

Lia menggeleng. "Itu yang pecah yang kw aku beli di online shop harganya cuma 50 ribu, yang asli aku simpen baik baik lah yakali sembarangan begitu"

"Jadi kamu gak ngambek dong sekarang?, Terus ngapain diem di kelas mulu?"

"Aku bawa bekel makan, makanya aku makan di kelas aja, sambil ngerjain pr belum kemaren kelupaan"

"Ya Allah, jadi kamu diem di kelas gara gara belum ngerjain pr, bukan badmood?", Ujar Langit.

Lia mengangguk kuat sembari sesekali menyuapkan makanannya ke dalam mulut. "Iya, soalnya pelajaran ini jam kedua jadi aku harus ngerjain dulu"

"Yaudah lah, aku temenin kamu aja"

Lia menatap Langit sembari mengangguk kecil. "Yaudah duduk aja nih, aaa"

Lia menyuapkan sesendok makanan pada Langit, membuat Langit gemas sendiri dengan perilaku Lia, walaupun agak kesal ternyata Lia itu belum mengerjakan pr, bukan badmood gara gara lightstick nya pecah.

"Tadinya kalau kamu marah gara gara lightstick kamu pecah, aku bakal ganti pake yang baru" ucap Langit.

"Yaudah aku rusakin yang sekarang biar kamu beliin yang baru"

"Gak gitu juga sayang"

"Bercanda kok"

•••

Kennand, lelaki itu menyentuh benda pipihnya mengetuk setiap nomor di handphonenya. Jio nama yang ia ketuk dalam ponselnya.

"Ya, apa Ken?"

"Gue ada sesuatu penting"

"Apaan?"

"Lo gak sibuk?"

"Enggak"

"Kita ketemu di tempat biasa"

"Berdua? Gak ajak temen yang lain?"

"Gausah kita berdua aja"

"Oghey gue otw sekarang"

Setelah mematikan panggilan teleponnya Kennand segera memakai helm full face nya, menaiki motornya dan menancap gas cukup cepat.

Markas utama, tempat yang dituju Kennand dan Jio, Kennand berencana akan pergi ke rumah Leon untuk membicarakan sesuatu.


Jio sudah sampai di markas yang Kennand janjikan, ia segera berjalan ke arah Kennand untuk menanyakan maksud dari Kennand mengajaknya bertemu.

"Ada apa Ken?", Tanya Jio terduduk di sofa.

"Hari ini Leon di skors dari sekolah"

"Terus?"

"Pihak kesiswaan manggil gue sama temen temen lain, nanya masalah narkoba waktu itu"

Jio mengerutkan keningnya mendengar penjelasan yang terlontar dari mulut Kennand.

"Kemungkinan besar sehabis ini kalau gak dikeluarin dari sekolah, Leon bakal dipenjara"

"Jadi sekarang kita mau nanya penjelasan Leon?" Tanya Jio.

Kennand mengangguk. "Iya, kita berangkat sekarang"

"Gass"

•••

Kedua lelaki itu akhirnya menaiki motornya masing-masing, dan melaju kencang menuju rumah Leon.

Perjalanan berlangsung sekitar 30 menit, akhirnya Kennand dan Jio sampai di rumah Leon.

Namun pemandangan berkata lain, malah ada Laura yang tengah menyiram tanaman di rumah nya.

"Kennand?" Sontaknya saat melihat Kennand ada di depan rumahnya.

"Gausah bacot Lo! Gue mau ketemu Abang Lo!" Ujar Jio langsung.

"Kennand juga mau ketemu Abang Lo, bukan ketemu Lo, gausah kepedean! Cepet panggilin Abang Lo!" Lanjut Jio.

"Sabar, dateng dateng marah marah, gak jelas banget jadi orang"

"Buru! Sebelum gue yang siram Lo pake bensin mobil!"

"Ish! Sabar! Abang itu lagi dihukum gak boleh keluar kamar! Kalau mau kalian aja masuk ke kamar Abang" decak Laura.

"Gausah senyum senyum, cantik kagak cringe iya" ucap Jio menggidikan pundaknya ngeri.

"Dih, sok iye banget jadi orang masuk aja sono mau ketemu Abang kan? Tele tele banget jadi orang"

"Lo kira sopan masuk rumah orang tanpa izin!" Ucap Jio.

"Kan udah gue kasih izin Samsul! Lo tinggal masuk aja, belok kanan udah ada kamar Abang!"

"Oh Lo yang punya rumah? Gue kira asisten rumah tangganya" kata Jio sembari berdecak pinggang.

"Ada apa si ribut ribut lau?" Tanya Dikta, yang tiba-tiba keluar saat mendengar suara keributan di luar.

"Loh Ken? Jio? Ada apa?"

"Kita mau ketemu Leon om" izin Jio.

"Leon? Yaudah masuk, ayo masuk" Dikta mempersilahkan Jio dan Kennand untuk masuk.

Jio mengepalkan tangannya lalu diangkat tepat di depan wajah Laura saat ia berlenggang pergi masuk ke dalam rumah.

"Ngeselin banget si Lo!"

•••

"Leon, ada temen kamu mau bicara buka pintunya!" Suruh Dikta mengetok ngetok pintu kamar Leon.

Suara decitan pintu terdengar saat Leon membuka pintu kamarnya, wajahnya nampak prustasi karena masalah yang ia alami sekarang.

"Masuk" suruh Leon.

Setelah Kennand dan Jio ada di dalam kamarnya, Leon dengan cepat menutup pintunya kembali, karena ia tahu apa yang akan dibahas Kennand dan Jio.

"Duduk" suruh Leon lagi menyodorkan 2 kursi hitam ke arah Jio dan Kennand.

"Gue udah tau apa yang bakal kalian omongin"

"Lo kenapa bisa di skors? Padahal kita gak buka apa apa soal Lo", ucap Jio.

"Bukan masalah itu" tentang Leon.

"Terus?" Kennand menaikan sebelah alisnya.

"Masalah lain" jawabnya.

"Terlanjur, pihak sekolah udah tau semua masalah Lo, termasuk masalah kita" ucap Leon lagi. "Yang gue tanya sekarang, masalah apa yang bikin Lo di skors sekarang?" Lanjut Jio.

"Gue tawuran sama sekolah sebelah, salah satu adik anggotanya sekarang kritis di rumah sakit, tembakan gue salah sasaran" jelas Leon.

"Tuhan, sebenci bencinya gue sama Lo, dengerin gue, nasib Lo diujung tanduk sekarang--"

"Kalau semisal masalah ini kebongkar, kemungkinan Lo ada dua penjara, atau putus sekolah"

"Enggak, gue udah yakin gue bakalan dapet keduanya kalau semisal semua ini kebongkar, gue putus sekolah dan mungkin gue dipenjara" jelas Leon.

Leon nampak berbeda hari ini, nampak ada rasa penyesalan dalam dirinya, baik dari sikap, tutur kata, dan tatapannya tak bisa bohong.

"Terus gimana Lo mau jujur atau--"

"Yang pertama gue minta maaf sama kalian, gue tau dengan gue bilang maaf doang gak bakalan bisa nebus kesalahan gue, "

"Terserah kalian mau terima maaf gue atau enggak terserah, gue juga ngerti gue jahat gue egois, gue bodoh, semuanya gue lakuin cuma karena dendam, "

"Buat saat ini mungkin gue minta maaf sama kalian berdua, next time mungkin kalau gue ketemu temen-temen Lo yang lain gue pasti gue bakal minta maaf"

Leon benar benar menyesal, tak tersirat sedikitpun masalahnya akan sebesar ini. Hanya didasarkan dendam semuanya hancur termasuk mungkin masa depannya.

Jio mengangguk. "Gue sama Kennand mungkin bakal nerima maaf Lo, ya kan Ken?"

Kennand ikut mengangguk. "Cuma buat masalah Lo,--"

"Gue tau", potong Leon. "Buat masalah gue, gue bakal tanggung jawab, gue gak mungkin lari dari kesalahan gue sendiri" lanjutnya.

"Bagus kalau Lo mau tanggung jawab, kalau bisa Lo juga jujur soal masalah Lo ini, termasuk orang tua Lo"

"Gue takut mereka kecewa,," Leon menundukkan kepalanya.

"Anak laki-laki yang mereka harap bisa bikin bangga keluarga, bisa naik karena prestasi, bisa naikin tahta kelurga --"

"Gue yakin ekspetasi keluarga gue jatuh, pas denger gue bunuh orang, apalagi cewek"

"Cewek?" Beo Jio.

Leon mengangguk. "Gue udah bilang kan, tembakan gue salah sasaran, dan cewek yang gue tembak itu adik dari lawan tawuran gue"

"Gue gak tau kenapa tiba-tiba tu cewek ada disana"

"Terus keluarganya?"

"Keluarganya gak sepenuhnya nyalahin gue, gue juga gak tau kenapa ada orang sebaik itu--"

"Disitu gue sadar, gue jahat banget selama ini, gue buat kejahatan dilandaskan dendam, bayangin aja kalau semisal cewek itu gak selamat, gue di cap pembunuh"

"Gue di cap pembunuh di umur gue yang baru 18 tahun"

"Terus kalau Lo gak bilang siapa-siapa kenapa pihak sekolah bisa skors Lo?", Tanya Jio.

"Pak Azis tau soal ini, dia yang bakal nindak lanjuti pendidikan gue gimana kedepannya"

"Mungkin beberapa Minggu kedepan, gue masih dalam masa skorsing, yang artinya gue gak bakalan dateng kesekolah--"

"Cuma gue minta sama kalian, kalau semisal nanti berita gue ini nyebar di sekolah, gue mohon kabarin gue langsung"

"Satu lagi Ken gue minta tolong, sampein maaf gue buat Hazel, gimanapun dia pernah gue pake buat pembalasan dendam gue, gue gak berani liat dia, gue ngerasa bener bener salah udah kayak gitu"

Kennand mengangguk lembut. "Tenang aja"

"Ya gimana disini Lo salah, kita berdua gak bisa nolongin Lo"

Leon mengusap wajahnya lembut. "Kalian maafin kesalahan gue aja, gue udah ngerasa ringan banget, seenggaknya satu kesalahan gue hilang walaupun berbekas"

"Yaa, pertahanin niat Lo, jangan sampe dendam bikin niat baik Lo ilang lagi" kata Jio mengangguk.

"Gue bakal berusaha, besok gue bakal donorin darah gue buat cewek yang udah gue tembak, kabar baiknya darah gue cocok sama dia, seenggaknya sedikit dikit semoga bisa gue selamatin dia"

"Gue sama Kennand berdoa yang terbaik buat Lo"

Leon tersenyum, ternyata menjadi baik lebih enak dibanding menjadi orang jahat. "Semoga aja"


Siapa sebenernya korban tembakan salah sasaran Leon? Ada sesuatu dibalik itu?..
Ada hubungan sama...

Next saja yah, hehe

•-cast-•

#Kennand

#Jio


#Derry


#Axelliano


#Langit


#Ellio


#Hazel


#Aqila


(+) Bonus lagii


[Upin-Ipin nya Azgerios ^_^]

Continue Reading

You'll Also Like

268K 17.6K 61
Alvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mend...
1.4M 107K 67
[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia...
2.9M 195K 35
"Pak tunggu!" Satria tidak mengubris laki-laki itu tetap berjalan tak mau menanggapi tingkah aneh Alya. "Sayang?!" Entah ide dari mana Alya malah ber...
43.4K 2.1K 33
"Apa?," sahut Rey tidak mengerti. Olin mendengus kesal. "Huft, anterin kekelas," rengek gadis itu bak anak kecil. "Emangnya kelas lo baru?. Lo lupa j...