LARAS[Sudah Terbit]

By silviRA27

22.5K 4.1K 977

[BELUM REVISI] "Gimana kalau aku, nggak bisa tungguin kamu pulang kak!" Ucap Laras yang menangis. "Gue belum... More

Prolog
Perkenalan
Hari tersial
Rumah
Rabu
Kesayangan Laras
Kehangatan keluarga
Kejadian
Diary Laras
Luka
Menghindar
Gara-gara mamat
Cemas
Kembali sekolah
Pantai
Sangara
Malam Minggu
Wajib Baca
Rahasia Apa?
Pembakaran
Cemburu
Cemburu 2
Persiapan lomba
Berkunjung
Turnamen dan luka
Terakhir bertemu
Kemenang
Berjumpa
Pulang
Acara
Mamel
Kecewa
Egois
Kritis
Berita Baik
kabar baik dan buruk
Jadian
kamu dimana
sebuah surat
Antara rindu dan penyesalan
1 tahun yang lalu
Keputusan yang sulit
Marahnya orang di sekeliling Laras
Selamat Jalan
mengenang kisah cinta lama
cerita Sangara Mahendra
info terbit
Sudah bisa dibeli

Kantin

718 189 33
By silviRA27

Dari kejauhan Laras dan tiga sahabat tersebut. melihat Geng Woktai yang mulai mendekat ke arah kantin. membuat orang di sana menjadi ribut seketika, katanya mereka itu adalah bad boy SMA harapan bangsa.

"Ah pacar halu gue"
"Kak Gara"
"Kak Bibin"
"Boy-boy nya kita" Begitulah kira-kira ketika melihat mereka berdua empat.

Sedangkan yang di panggil oleh mayoritas kaum hawa pun hanya biasa saja langsung duduk di tempat tongkrongan mereka.

"Kalian tau ga? mereka berempat itu adalah boy-boy nya harapan bangsa " Kata Amel sambil melirik sekilas arah cowok itu.

"Nggak" Ucap Arin dan Melisa.
Amel yang mendengar ucapan mereka pun langsung cemberut.

"Ni ya gue jelasin satu persatu geng woktai, yang rambut ikal kayak mie sedap guri guri gimana gitu adalah anak dari pak Somat guru matematika kita nama nya Mamat. Sedangkan yang  tinggi itu carles, terus cowok yang lagi pesen makanan di sana itu Bibin." Jelas Amel.

"Woktai itu apa?" Tanya Melisa yang langsung menatap Amel.

"Cowok santai, jadi mereka itu apa apa di bawa santai maka nya sering dapat hukuman dari guru." Jelas Amel.

"Oh iya Cowok yang lagi main hp samping si ikal itu nama nya Sangara udah ganteng, pintar, baik.  Ah... Boy-boy nya gue! "Kata Amel yang lagi membayangkan lelaki itu sambil tersenyum, Namun senyum indahnya seketika luntur.

"Tapi sayang udah punya cewek" Sambung Amel sambil menatap Laras lesu.

Sedangkan Laras masih saja diam sejak kedatangan geng woktai, Entah apa yang membuat gadis tersebut. mendengarkan cerita atau memang sudah tau.

"Ras kenapa bengong?" Ujar Amel.

"Iya Ras dari tadi gue perhatiin Lo diem mulu, kenapa?" Sambung Melisa sebab dia sudah mulai gatal untuk bertanya.

Laras yang memang dari tadi kurang fokus terhadap pembicaraan sahabatnya, langsung berdiri dan melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga.

Amel, Arin, Melisa melihat kepergian laras secara tiba-tiba langsung menganga tidak percaya atas sikap Laras.

"Gila gue udah susah-susah ambil napas secara sembunyi dari mulut, tu bocah Mala kagak nyimak." Gerutu Amel yang mulai emosi.

"Emang kelakuan si tukang ngompol bikin emosi" Sambung Melisa sambil mengelus dada melihat kelakuan Laras.

"Sabar ini cobaan" Ucap Arin yang lanjut makan bakso.

Sudah 10 menit Laras berada ditaman belakang sekolah, gadis itu duduk di bangku kecil tepat mengarah kolam ikan. pandangan mata Laras menatap ke depan dengan segudang pikiran tentang cowok tinggi itu.

Ya dia adalah Sangara Mahendra,
Salah satu cowok terpopuler di SMA Harapan bangsa. Yang mampu membuat hati gadis tersebut bergetar seketika.

Apakah, ini cinta pandangan pertama?entahlah hanya Laras yang memahami perasaan dia.

Tadi sejujurnya dia menyimak berita dari Amel, bahkan dia sangat antusias mendengar informasi cowok itu.

tapi ketika mendengar bahwa
"Tapi sayang dia udah ada cewek"
satu kata terlintas di pikirannya "kecewa".
Padahal ia tahu betul tidak mungkin sangara tidak mempunyai pacar.

Laras yang asik dengan dunia lamunan pun di buat terkejut, Sebab ia tidak mengetahui ada yang memperhatikan sedari tadi.

"Kenapa melamun" Ujar Deo.

Ya! Cowok tersebut adalah ketua OSIS yang menghukum Laras waktu Ospek seminggu lalu.

"Eh..kak Deo sudah lama ada di situ?" Kata Laras, Alih-alih menjawab pertanyaan cowok tersebut. Laras lebih tertarik memberi pertanyaan.

"5 menit yang lalu" Kata Deo.

"Oh" Jawab Laras sambil menoleh ke samping untuk melihat lawan bicara.

"Boleh duduk nggak ni?" Tanya Deo sambil melirik kursi kosong.

"Duduk aja kak" Ujar Laras yang mempersilahkan lelaki itu duduk.

"Kenapa? gue perhatiin kayak ada masalah."
Tanya Deo.

"Lagi gabut aja" Singkat Laras, sebab dia agak risih di beri pertanyaan mengenai masalah pribadi.

Deo yang sedari tadi menatap Laras sambil tersenyum penuh arti, baru cowok itu akan melontarkan pertanyaan bertepatan bel pertanda waktu istirahat telah usai berbunyi.

"Duluan kak" pamit Laras.

Deo hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.

setelah Laras berlalu tanpa sadar ia mengucapkan"cantik".

[®®]

"Gila Ya ras, tega bener Lo sama kita. Dari mana Lo? kok Baru kelihatan upil lo" Cerocos Amel yang memang sedari tadi menunggu kedatangannya, saat melihat Laras baru tiba di dalam kelas langsung di wawancara ala Amel.

"Tadi gue ke toilet bentar Mel" Jawab Laras,
Ia melangkahkan kakinya menuju kursi samping Melisa.

"Aduh Laras, sebentar mu itu 20 menit.
Ngapain di sana? Oh gue tau pasti Lo ngintip toilet cowok ya." Ucap Amel.

Laras yang mendengar wawancara tidak bermutu pun,langsung menoyor kepala Amel pakai buku.

"Otak lo, kayak nya harus di cuci deh" Ujar Laras.

"Pakai apa Ras" Sahut Arin.

"Kotoran burung bapak gue" Ucap Laras.

"Ah nggak mempan, pakai pemutih baju aja biar bersih tu otak si karma" Ujar Melisa sambil ketawa.

"Jangan, ceburin aja sekalian ke neraka." Ucap Arin.

"Bangsat" Jawab Amel.
Ia langsung duduk dan diam, memperhatikan teman sekelas ketawa bersama seolah-olah puas melihat atas pembullyan ke tiga sahabat nya.

"Selamat siang anak-anak" Ujar Bu Agnes
Sambil masuk kelas Laras.

"Siang Bu" Sahut mereka serempak.
Ruangan X IPA 3 yang tadi rameh berubah jadi sunyi, Sebab mereka sangat takut melihat guru di depan tersebut.

"Baik silahkan buka hal 20 di buku cetak kalian masing-masing"Ujar Bu Agnes.

Dengan malas mereka membuka buku cetak halaman 20.

Melihat soal yang berjejer rapi di halaman buku, Membuat kepala Laras tiba-tiba berdenyut. Ya ini hari Selasa, pas jam terakhir pelajaran kimia.

perlu di catat Laras adalah gadis yang benci pelajaran kimia, apalagi jam terakhir itu lagi rawan-rawannya tidur siang.

"Gila soal macam apa ini" Protes Laras sambil melotot ke arah buku cetak dengan nada rendah.

Laras menoleh ke kanan hendak bertanya. "Sa Lo... astagfirullah"
Niat hati ingin memintak contekan tapi dia menemukan seorang siswa X IPA 3 tergeletak tak bernyawa dengan menelungkup kan wajah ke atas meja sebagai bantal.

Eh maaf maksud nya tidur ya gays emang dasar Laras mulutnya butuh di ruqyah wkwk...

"Ari udah selesai belum" Ucap Laras, yang sedang mentoel bahu Arin pakai pengaris.

Dengan terpaksa Arin menoleh ke belakang
Menampilkan si pelaku senyum Pepsodent.

"Ya ampun ras sehari nggak nyontek bisakan" Ujar Arin, sebab Laras selalu saja begitu apa-apa nyontek.

"Gini ya Ari anak papa Burhan, otak gue itu butuh refreshing tidur." Kata Laras sok serius.

"Iya semerdeka mu lah" Ucap Arin malas sebari memberikan buku latihan kimia dan langsung menghadap ke depan sebab kalau di ladenin bikin emosi.
itu adalah kata kunci Laras untuk menyontek Dari jaman SMP.

"Makasih Ari nya aku" Sahut Laras,
Yang mulai menyalin jawaban. Kenapa Laras ga tanya Amel ya percuma Amel 1112 sama Laras cuma bisa debat.

"Eh tikus Afrika, bangun nggak loh" Teriak Laras, Amel, Arin. Ketika kelas sudah mulai sepi.

Ya iyalah ini kan jam 01:30 waktunya pulang. Niat mereka mau pulang duluan tapi berhubung masih punya jiwa sosial yang tinggi, mereka sepakat membangunkan tikus Afrika tersebut.

"Zyan Masih ngantuk" Lirih Melisa, Dengan mata tertutup.

"Ini nih, keseringan halu yang ga bener.Mel bangunin tu bocah" Suruh Laras sambil mondar-mandir.

Amel yang Mendengar instruksi Laras pun
Langsung ke TKP eh maksudnya mendekat ke arah Melisa.

"MELISA" Teriak Amel.

Sedangkan Laras dan Arin sudah dulu menutup kuping mereka.

"Zyan Malik"Refleks Melisa berteriak.

"Dahlah cabut" Emosi Laras, memberi instruksi dua sahabatnya untuk pergi meninggalkan Melisa.

"Woy sohib laknat tungguin gue" Teriak Melisa sambil lari keluar kelas.

Mereka bertiga berjalan begitu saja tanpa berhenti, sebab Laras, Amel, Arin masih emosi dengan Melisa yang mempunyai tingkat halusinasi tinggi menyangkut Zyan Malik.

Semoga terhibur ya.

Makasih.

Continue Reading

You'll Also Like

607K 32.5K 66
•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih di...
2.8M 157K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
1.1M 46.7K 22
"Kesalahan kamu adalah lahir ke dunia ini." "Dasar anak pembawa sial. Kamu tau gak? Gara gara tangan ceroboh kamu itu, Kaila harus dirawat di rumah s...
198K 9.2K 54
Hanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang s...