Park Jaehyung : Not Mine? (Ja...

By asyhwi13

12.9K 1.7K 70

Bagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana ru... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Bonus Chapter

Chapter 38 (END)

376 34 1
By asyhwi13

Gak kerasa banget yah udah berakhir aja, terima kasih banyak karena udah setia baca cerita ini, support dan ngasih saran.

Cerita ini masih jauh dari kata Sempurna, tapi karena semangat dari kalian, aku bisa nyelesaiin ini semua meskipun agak kurang bagus 🙃

Dan seperti biasa aku bakal ngasih bonus chapter kok


***


Hari ini adalah peresmian perusahaan yang berpindah tangan secara resmi pada Jae, tak pernah terbayangkan jikalau kehidupan Jae akan seperti ini terlebih lagi ada Divanka yang turut serta membantunya dalam segala hal. Divanka masih ingat betul, awal-awal pernikahannya dengan Jae, sama sekali tidak ada harapan untuk dipertahankan.

Di otak Divanka hanya main, mabuk-mabukan dan melawan segala ucapan Jae. Namun sekarang lihatlah, dia sudah berubah demi keluarga kecilnya. Ada banyak rintangan yang Divanka lalui untuk mendapatkan kebahagiaan kecil ini, dimulai dari kehadiran Naura, Daniel dan juga menyelesaikan perasaan Brian tentunya, semuanya selesai dengan baik tanpa ada hati yang terluka.

Hanya satu yang belum bisa Divanka lakukan adalah menyatukan hubungan Jae dengan Ayah-nya serta Ibu tirinya. Hal tersebut tak bisa seenak jidat Divanka lakukan, itu semua keputusan Jae ingin berbaikan atau tidak, karena perlakuan Tuan Park lumayan bisa membuat hati sang anak terluka dan berbekas sampai kapanpun akibat orang ketiga.

Tahun ini pun Divanka dan Jae ada rencana ingin ke Hongkong selama beberapa bulan untuk menjenguk Bunda-nya Jae disana, sebenarnya rencana ini sudah lama terpikirkan namun baru ada waktu untuk melaksanakannya. Berhubung Dea pun usianya sudah lumayan besar, jadi ini adalah waktu yang tepat untuk mendatangi Bunda.


“Kok ngelamun? Kamu kenapa, Van?” lamunan Divanka langsung buyar begitu saja ketika mendengar suara berat Jae mengintrupsi gendang telinganya, ia tersenyum simpul saat mendapati Jae berlutut dihadapannya sembari menggenggam jari-jemari Divanka. Seromantis ini Jae padanya, hingga Divanka rasanya tak ingin menua dan tetap ingin muda.

“Gapapa, aku cuma pikir sesuatu,” ucap Divanka.

“Apa?” tanya Jae.

“Masa lalu kita.” jawab Divanka.


Jae langsung terdiam dan tersenyum simpul, masa-masa itu adalah masa dimana Jae benar-benar berjuang menjinakkan Divanka. Awalnya Jae ingin menyerah melakukan semuanya, namun batal dan berhasil melakukannya dengan berpegang teguh jikalau Divanka bisa berubah untuknya.


“Enggak percaya rasanya lihat kamu masih ada didepan aku, tersenyum buat aku dan juga buat Dea,” ucap Jae.

“Aku lebih enggak percaya lihat kamu didepan aku dan bertahan untuk aku. Kalau aku jadi kamu, mungkin udah aku tinggalin cewek gila kek aku ini.” balas Divanka dan diakhiri tawa kecilnya.


Jae pun mengangguk setuju, pria mana yang bisa tahan dengan sikap Divanka? Kasar, egois, tak pernah ingin kalah. Mungkin sekali bertemu dengan Divanka akan menyerah detik itu juga, tapi tidak dengan Jae, dia malah tetap maju dan sekuat tenaga menjinakkan wanita ini sampai dia benar-benar berhasil melakukannya.


“Jadi, sekarang sesi ucapan terima kasih, gitu?” ejek Jae.


Tangan kanan Divanka terangkat dan memukul pelan lenggan kiri Jae dengan ekspresi malu-malunya. Terkadang Jae merasa sangat gemas dengan tingkah Divanka yang suka malu-malu, padahal sudah beranak satu, tapi tingkah Divanka masih seperti anak gadis yang tengah jatuh cinta dengan seorang pria tampan.


“Dea sama siapa didepan? Kamu tinggal sendiri anak kamu?” tanya Divanka.

“Ada Dowoon datang, biarin dia jagain Dea dulu. Kamu sama aku,” ucap Jae.


Divanka menelan salivanya susah payah, takut menatap mata Jae seakan-akan siap untuk menyerangnya detik ini pula. Kedua matanya kemudian berpindah beberapa detik menatap pintu kamar yang sudah dikunci Jae, dari sini Divanka paham kalau Jae menginginkan sesuatu padanya.


“Kenapa lihat aku gitu banget?” tanya Divanka.

“Emang enggak boleh lihat istri sendiri?” balas Jae.

“Bu-bukannya enggak boleh, tapi biasa aja dong.” gugup Divanka.


Jae tertawa, ia pun memajukan sedikit tubuhnya untuk mencium bibir Divanka. Namun langsung ditahan oleh Divanka sehingga membuat Jae sedikit kecewan dibuatnya, suasana ini sudah cukup mendukung untuk melakukan sesuatu.


“Kenapa?” tanya Jae lesu.

“Kamu lupa tanggal berapa sekarang?” balas Divanka.

Terlihat Jae tampak berpikir lalu setelah mengingatnya, ia menepuk keningnya dan cengengesan kearah Divanka. “Emang enggak boleh?” tanya Jae.

“Hari pertama. Sabar, sisa enam hari.” ucap Divanka dan diakhiri tawanya karena Jae merajuk padanya.


---


Divanka dibuat pusing saat melihat keadaan ruang tengah apartement layaknya kapal pecah, ada banyak mainan berhamburan dan juga beberapa remahan kerupuk turut menghiasi karpet bulu yang baru saja ia beli minggu lalu. Sekarang, ia mungkin harus mencuci karpet tersebut akibat bumbu-bumbu kerupuk yang menempel disana. Pekerjaan yang melelahkan.

Ia mulai memungut beberapa mainan Dea yang ada didekat tangga, Divanka harus segera membereskannya sebelum Jae melihat perbuatan anak gadisnya ini yang kelewat ajaib. Parahnya lagi, ada Dowoon yang menemani Dea bermain, tapi kenapa kakak-nya itu tak menegur Dea agar jangan membuat onar?


“Mau bunuh diri rasanya pas tahu anak gue dekat sama Om setan kek lo,” gerutu Divanka.


Dowoon yang awalnya menutup kedua matanya langsung terbelalak kaget dan mendapati Divanka tengah membereskan mainan serta sampah-sampah yang berserakan, ia mendengus kesal lalu menendang sampah tersebut hingga membuat Divanka makin kesal.


“Lo kalau mau ribut, ngomong! Jangan main hajar aja lo!” bentak Divanka.

“Unda kok malah-malah?” Nafas Divanka tercekat di tenggorokan ketika mendengar suara imut Dea menghiasi gendang telinganya, ia berbalik kearah kiri dan melihat betapa polosnya Dea yang menatapnya seakan-akan meminta penjelasan kenapa Divanka marah.


Kedua tangan Divanka kemudian berpindah ke dada dan ia silangkan, berpose ala Ibu-Ibu yang tengah marah serta siap mengamuk pada anaknya yang kelewat nakal. Namun, ia tak dapat melakukannya karena Dea kelewat menggemaskan.


“Dea, harus Bunda berapa kali bilang, kalau main tuh jangan diberantakin. Kalau emang harus berantakan, Dea harus beresin juga biar nanti enggak bikin orang jatuh. Kalau Ayah kamu enggak lihat terus injak mainan Dea, kamu mau kalau Ayah masuk rumah sakit? Terus meninggal?” ancam Divanka.

“Imajinasi lo kejauhan, Van.” timbrung Dowoon.


Spontan Divanka melotot kearah Dowoon, mengisyaratkan agar pria itu diam saja daripada menyuruhnya membersihkan. Dan, sekian detik berikutnya Dowoon diam serta memandangi keponakannya kena marah oleh sang Bunda.


“Meninggal itu apa, Unda?” tanya Dea.


PRANG


Hancur sudah emosi Divanka yang sedaritadi ia bangun, sudah ia duga kalau Dea tidak akan tahu apa itu kata meninggal. Seharusnya ia memikirkan kalimat yang mudah dipahami oleh Dea, kalau seperti ini, sama saja menambah kesal karena harus menjelaskan lagi apa itu meninggal.


“Meninggal itu menghadap Tuhan, terus enggak bisa ketemu lagi karena orang yang meninggal bakal di kubur, dimasukin kedalam tanah. Kenapa orangnya dimasukin kedalam tanah? Karena orang meninggal udah enggak bernafas, kalau enggak di kubur nanti baunya bakal membusuk. Selain di kubur, bisa juga di bakar dan abunya disimpan di rumah atau dibuang ke laut. Ngerti, Dea?” jelas Dowoon panjang lebar.


Terlihat Dea tampak berpikir dan berusaha memahami apa yang Dowoon jelaskan padanya, namun beberapa detik kemudian gadis kecil itu mengangguk disertai ekspresi bingungnya. Masa bodoh dengan itu semua, rasanya penjelasan Dowoon tak artinya bagi Dea.

Tak lama kemudian, muncullah sosok Jae yang menuruni anak tangga dan lumayan kaget karena ruang tengah sedikit berantakan. Saat ia mendapati sosok Dea serta Dowoon disana, ia bisa paham kenapa apartementnya ini hancur, itu semua karena kelakuan mereka berdua.


“Enggak usah marah, Van, namanya juga anak kecil.” ucap Jae begitu melihat raut wajah Divanka ingin mengamuk pada Dea.

“Anak kecil kamu bilang? Yang bilang Dea anak gede tuh siapa?! Pokoknya Bunda enggak mau tahu, Dea harus bantu Bunda beresin mainan Dea. Okay?” tegas Divanka.


Sedangkan Dea hanya mengangguk sebagai jawaban, meskipun tak sepenuhnya mengerti ucapan Bunda-nya sendiri. Beberapa menit berlalu, akhirnya ruang tengah kembali rapih atas kelincahan tangan Divanka tentunya. Dea? Gadis kecil itu malah asyik tidur di sofa sembari mendapat tepukan dari Dowoon.


“Lucu banget Dea, rasanya mau kasih Dea adek.” gumam Jae.


Pergerakan tangan Divanka langsung terhenti ketika mendengar ucapan Jae barusan, ia menyeka keringat yang ada di dahinya dan memberikan Jae tatapan tajamnya. Sedangkan Dowoon yang ada di tengah-tengah mereka berdua hanya bisa menahan takut, jangan sampai vacuum cleaner yang Divanka pegang malah melayang dan tak sengaja mengenainya.


“Enggak ada! Tunggu Dea gede dulu baru kasih adek!” gerutu Divanka dan berlalu meninggalkan ruang tengah dalam keadaan penuh emosi.


Sedangkan Jae dan Dowoon menahan tawanya sembari memandangi punggung Divanka yang mulai menghilang dari pandangan mereka. Setelahnya mereka berdua saling memandangi dan paham kalau Divanka benar-benar belum siap jika harus menambah anak.


“Lo yang sabar, gue tahu lo ngebet pengen punya anak lagi.” ejek Dowoon.

Tangan kanan Jae terangkat lalu menepuk sekilas pundak Dowoon, “Lo juga yang sabar, gue tahu banget lo pasti sedih karena ditinggal nikah sama Jane.” balas Jae.

“SIALAN LO, JAE!” teriak Dowoon.


***


Jae Park : Not Mine?


-SELESAI-


Saya selaku istri Jae mengucapkan banyak terima kasih atas perhatiannya selama ini, sampai bertemu di karya yang lainnya, Myday 💙


Continue Reading

You'll Also Like

62K 5.6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
495K 37K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...