What Is Love? [ On Going ]

By graciasimamora09

13.4K 10.4K 25K

Gracia Ardville adalah seorang wanita yang telah mati rasa karena kehidupan yang dia jalankan. Dia menjadi se... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

14

149 127 576
By graciasimamora09

Happy reading part 14 🎉🎉🎉
Selamat membaca
Jangan lupa vote+komen.
Makasih ♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tentu, ayo." jawabku. Lalu kami keluar dari kelas untuk pulang ke rumah.

# # #

Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar menidurkan diriku di tempat tidur. Lelah, itulah hal yang aku rasakan sekarang.

"Rasanya aku ingin makan es krim," ucapku lalu bangkit dari sana menuju ke bawah untuk mengambil es krim di lemari es.

Sesampainya di bawah aku langsung menuju ke dapur untuk mengambil es krim sebagai pengganti cemilan. Aku mengambil es krim dari sana lalu pergi kembali ke kamar. Aku melewati Bintang yang sedang asik bermain dengan handphone-nya di ruang tengah.

"Apa yang sedang kau bawa?" ucap Bintang yang melihat ku sekilas lalu kembali bermain game yang ada di handphone-nya. Aku menghiraukan pertayaannya dan tetap berjalan naik ke atas.

Aku masuk ke dalam kamar lalu mengambil laptop dan memutar film di sana. Aku menonton film Korea yang berjudul True Beauty, mungkin kalian juga sudah pernah menontonnya. Sambil menonton, sekali-kali aku memasukan es krim ke dalam mulutku.

Ini adalah hal sederhana yang dapat membuat aku bahagia. Tidak semua kebahagian itu harus mewah atau mahal, bahkan duduk di depan TV bersama keluarga sambil menonton dapat membuat kita bahagia.

Cekleng

Pintu kamar ku terbuka membuat aku mengalihkan tatapan ku dari laptop ke seseorang yang baru saja masuk.

"Kenapa?" tanyaku kepada Bintang yang hanya memandagiku.

"Kau belum mandi juga?" Yah aku memang belum mandi sepulang sekolah tadi, bahkan sekarang saja aku masih memakai seragam sekolah tanpa menggantinya.

"Mager." jawabku singkat lalu kembali menonton. Bintang duduk di samping ku lalu merebut es krim ku dan membawa nya keluar.

"Yak .... Bintang balikin es krim ku?!" teriak ku.

"Es krim nya gak mau sama mu. Dia bilang kau bau, pergi mandi sana." ucap Bintang lalu pergi keluar.

"Dasar!" herdikku.

Aku langsung menghentikan aktifitas drakor ku lalu mengambil handuk untuk mandi.

Setelah selesai mandi aku teringat perkataan Elsa sepulang sekolah tadi. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah nya bersamaan dengan Bintang.

Setelah selesai bersiap-siap aku langusung turun ke bawah tidak lupa membawa ransel ku juga. Sesampai nya di bawah aku tidak menemukan Bintang di bawah. Apa mungkin dia masih di kamar nya? Aku langsung naik kembali ke atas untuk memeriksa Bintang.

"Bintang" ucapku sambil masuk ke dalam kamar nya.

"Yak ..... !!!" Pekikku langsung ketika melihat Bintang bertelanjang dada di hadapanku.

Bagaimana bisa mungkin dia tidak mengunci kamar nya ketika sedang berpakaian. Aku langsung ke luar dari kamarnya menuju ke bawah. Sambil menghilangkan pikiran ku mengenai boxer hitam yang ia kenakan. Rasanya aku ingin memaki nya sekarang juga. Aku duduk di sofa sambil menunggu Bintang dari atas.

"Ada apa?" ucap Bintang ketika sudah selesai berpakaian.

"Kau,-" ucap ku sambil melemparkan bantal yang ada di samping ku kepadanya.

"Ada apa sih? Salah siapa coba masuk ke kamar orang tanpa ngetuk pintu dulu?" jawab Bintang.

"Lah aku kan mana tau, makanya kalau pakai baju itu pintu nya dikunci." sautku yang tidak mau disalahkan.

"Dasar." cibirnya.

"Temanin aku ke rumah Elsa." Ajak ku kepada Bintang.

"Sekarang?"

"Gak. Besok pagi subuh."

"Lah yaudah sih, jangan lupa bangunin aku besok subuh." sautnya yang percaya begitu saja.

"Kau percaya? Oh astaga, yah sekarang lah masa besok."

"Yaudah ayo" jawab nya lalu mengambil kunci mobil.

"Gak usah pakai mobil, pake motor saja." ucapku.

"Lah kenapa?"

"Kalau pakai mobil nanti yang ada bakalan kena macet. Aku gak mau yah lama-lama di jalan menunggu macet."

"Yaudah sih" ucap Bintang lalu mengambil kunci motor.

Aku dan Bintang berjalan ke luar menuju parkiran. Bintang mengeluarkan motor nya dari dalam rumah. Setelah itu kami pergi menuju rumah Elsa.

"Kita ngapain sih ke rumah Elsa?" tanya Bintang yang setegah berseru.

"Mau nyantet orang"

"Lah benaran jir, aku nanyak benaran." Kesal Bintang.

"Yah benar kan, mau nyantet orang."

"Terserah deh." jawab Bintang pasrah.

"Eh nanti kita singgah di depan yah, soalnya aku mau beli martabak." ucapku kepada Bintang menyuruhnya untuk berhenti di penjualan martabak. Dan hanya di balas anggukan oleh Bintang.

Motor Bintang berhenti di depan penjualan gerobak martabak. Setelah itu aku memesan satu porsi martabak manis keju coklat. Sambil menunggu aku melihat langit senja yang indah begitu juga dengan Bintang.

"Ci langit nya indah kan?" ucap Bintang kepadaku lalu mengambil handphone-nya dan mengambil gambar dari handphone-nya.

"Iya kek aku kan?" Pedeku.

"Kepedean banget, sudah kek Satria saja yang selalu sok ganteng." jawab Bintang yang menyangkutkan aku dengan Satria.

"Beda kali." jawabku.

"Ci," Panggil Bintang.

"Hm kenapa?"

"Kau sama David benar-banar pacaran gak sih?" tanya Bintang tiba-tiba.

"Yah gak lah"

"Aku serius," ucap Bintang kemudian yang tampak ragu.

"Lah aku kan serius." jawabku. Karena memang fakta nya aku dan David tidak mempunyai hubungan yang khusus.

"Soalnya Satria kek nya suka sama mu, dan Elsa juga kek nya suka sama Satria deh." jawab Bintang. Yah mungkin yang dikatakan Bintang ada betul nya, tapi aku yakin Satria bersikap seperti itu kepadaku karena taruhan yang dulu pernah kami buat.

"Kau yakin kalau Satria suka sama aku? Kau sendiri tau kan kalau Satria itu cowok playboy di sekolah."

"Tapi ini beda Ci. Yah maksudnya sikap dan perbuatan nya itu beda kek kau gitu,"

"Mungkin firasat mu saja kali, kau tau sendirikan papa tidak pernah mengizinkan aku berpacaran. Dan lagian juga aku tidak menyukai Satria." Jujur ku.

"Yah mungkin kau tidak menyukai Satria tapi kau suka sama David kan? Cie-cie, udalah akuin saja." ejek Bintang.

"Astaga. Berapa kali musti aku bilang kalau aku sama David itu gak pacaran." jawabku kesal.

"Terserah deh, eh terus itu siapa Kayla yah?" tanya Bintang kembali.

"Iya Kayla, kenapa sama dia?"

"Oh itu, dia itu orang nya udah kek gitu sih dari dulu?" tanya Bintang.

"Lah mana ku tau sih. Tapi menurutku sih iya,"

"Kok bisa sih ketua basket itu siapa nama nya?" tanya Bintang kembali yang aku yakinin yang dia maksud adalah Erwin.

"Erwin?" ucapku.

"Nah iya, kok bisa yah dia betah baget sama cewek toxic seperti Kayla. Kalau itu aku, amit-amit deh udah aku putusin dari dulu." jawab Bintang yang menjelek-jelekan Kayla.

"Benaran? Yang ada entar kau suka lagi sama dia. Yah Kayla kan cantik, body nya juga bagus dan,-"

"Kak ini martabak nya sudah selesai." ucap penjualan martabak yang memotong ucapan ku.

"Oh iya Kak, berapa semua?" tanya ku sambil mengambil martabak yang ada dikantongan plastik.

"Totalnya semua Rp. 35.000 Kak."

"Ini Kak, makasih." jawab ku sambil memberikan uang nya kepada penjual.

"Iya."

Setelah itu kami akhirnya kembali menuju ke rumah Elsa. Kini jam sudah menunjukan pukul 7, aku juga lupa meminta izin kepada Papa untuk pulang agak malam nanti.

Skip

Sesampai nya di rumah Elsa kami langsung di suruh masuk sama payan yang ada di sana. Aku duduk di kursi ruang tamu bersamaan dengan Bintang sambil menunggu Elsa datang. Rumah Elsa tak kalah jauh mewah dari pada rumah ku. Rumanya besar dan mewah. Aku melihat ke dinding yang menampakan foto-foto Elsa waktu kecil. Dia sangat lucu.

"Hai" sapa Elsa lalu duduk di sampingku.

"Hi" jawabku. Aku langsung memberikan martabak tadi kepada Elsa.

"Nih aku tadi gak sempat beli es krim karena kata Bintang martabak lebih bagus dari pada ea krim." Basa-basi ku kepada Elsa sambil menjual nama Bintang.

"Kok aku?" jawab Bintang yang terkejut.

"Wah .... kebetulan aku juga suka banget sama martabak, tau saja kau Bintang." jawab Elsa.

Elsa langsung membuka martabak itu yang membuat aroma nya dapat membangkitkan selera.

"Keju coklat?" tanya Elsa.

"Iya. Kau nggak suka sama keju coklat?"

"Suka dong Ci gimana sih. Ini mah toping favorite-ku." saut Elsa sambil memasukan satu potongan martabak ke mulut nya.

"Enak banget, suer."

"Siapa dulu aku" jawab Bintang lalu mengambil sepotong martabak nya dan memasukan nya ke dalam mulut.

"Eh bentar yah biar aku ambilin air minum dulu," saut Elsa lalu pergi dari sana.

"Kalian mau minum apa? Jus? Minuman soda? Atau es krim?" tanya Elsa sambil melihat ke arah ku ketika mengucapkan Es krim.

"Aku mau minuman soda saja," jawab Bintang.

"Okey." Setelah itu Elsa pergi dari sana.

"Eh kok Cia nya gak di tanyak sih?" ucap Bintang setegah berseru.

"Suttt .... kecilin volume suaranya. Ingat ini rumah orang, bukan rumah mu." sautku kepada Bintang.

"Heheh iya-iya, maap tadi keceplosan." cengir Bintang lalu kembali memakan martabak yang ada di hadapan nya.

"Ihh jangan dihabisin juga tuh martabak," kesalku.

"Lah aku kan laper, lagian martabak nya enak. Nanti kita beli lagi yah." ucap Bintang.

"Gak. Aku gak bawa uang lagi." tolakku.

"Lah,"

"Eh ini minum dulu, maap lama banget soalnya tadi ada urusan di dapur. Ci maap yah es krim mu gak ada, ternyata di dalam kulkas ku stok es krim nya udah habis." ucap Elsa sambil meletakan minuman di atas meja.

"Eh iya gak papa kok, makasih yah." jawab ku lalu meminum minumanku.

"Eh btw rumah mu selalu sepi yah Sa?" tanya Bintang sambil memakan martabak kembali.

"Bintang" Peringatku kepada nya.

"Apaan dah Ci, aku itu laper."

"Tapi bisa di rumah kan makan nya, jangan malu-maluin deh."

"Gak perlu. Habisin saja, gak papa kok," ucap Elsa.

"Tuh tuan rumah saja bolehin dimakan." jawab Bintang kembali.

Yah kesalahan besar aku harus membawa Bintang. Yang benar saja dia malu-maluin banget orang nya. Huft untuk aku orang nya sabaran, kalau tidak, gak tau lagi mau diapain nih anak.

"Jadi sekarang kita ngapain nih?" tanya Bintang.

"Shopping yuk Ci, aku mager di rumah mulu." Ajak Elsa kepadaku.

"Aku gak mau." Tolak Bintang

"Lah kenapa?" jawab Elsa kembali.

"Kalian para wanita membuat aku muak ketika sedang berbelanja, jadi aku tidak mau." Jelas Bintang.

Aku hanya diam mendengar pertegkaran kecik mereka. Hingga aku mendengar suara kendaraan memasuki rumah Elsa. Aku menoleh ke belakang ku, melihat ke arah jendela siapa yang sedang datang.

"Kau sedang melihat apa Ci?" tanya Elsa.

"O-oh aku, aku tadi ngelihat ada mobil yang baru saja masuk," jawabku langsung.

"Benaran? Pasti itu Papa sama Mama yang baru balik dari kantor."

"Btw ini gak papa kan kami di sini?" tanya Bintang.

"Kenapa? Kau gugup karena bertemu camer?" Candaku.

"Yaelah, bukan gitu juga."

"Sudah gak masalah kok, lagian kan aku yang ngajak kalian ke sini. Aku itu kesepian gak ada yang mau nemanin. Kalau ngajak Satria dia juga lagi sibuk banget, makanya gak bisa nemanin aku." jelas Elsa kepada kami yang mengatakan kalau dia kesepian.

"Tunggu Satria sering nemanin kau di sini?" tanya Bintang.

"Iya. Kenapa?"

"Oh enggak kenapa-kenapa sih."

"Mama" ucap Elsa ketika melihat seorang wanita yang sudah berumur masuk ke dalam rumah. Membuat aku dan Bintang juga melihat nya.

Deg

Aku langsung syok pada saat itu juga, bagaimana mungkin orang yang aku lihat sekarang adalah orang yang aku rindukan selama ini. Orang yang telah meninggalkan aku selama 11 tahun. Sosok orang yang selalu membuat aku bahagia sebelum dia pergi. Orang yang selalu ku cari-cari keberadaan nya, kini ada di hadapanku.

"Cia kenalin ini Mama aku, Mah ini teman yang aku ceritakan kepada Mama." ucap Elsa memperkenalkan kami.

"Dan yang ini Bintang, dia sepupu Cia."

Entahlah aku merasa hawa di sini semakin membuat hidup ku memburuk. Aku senang bisa bertemu dengan dia setelah 11 tahun lama nya tidak melihat nya. Tapi kini, aku merasakan sesak yang ada di hatiku. Sakit rasanya melihat kebenaran yang ada dihadapanku saat ini. Mungkin harapan dan impian ku tidak akan pernah dapat terwujud.

"Hi Bintang dan C-cia" ucapnya sambil menjulurkan tangan nya kepada Bintang lalu aku.

Aku tidak membalas sapaan tangan nya. Yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah tersenyum menganggap bahwa semua nya ini tidak pernah terjadi. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan tagisku yang sudah mau keluar. Sungguh, sesak sekali rasanya.

"Papa" sapa Elsa dengan gembira kepada seorang lelaki tua yang memasuki rumah.

"Sayang, ini teman-teman mu?" tanya lelaki tersebut kepada kami.

"Iya Pah, dia teman sekolah ku."

"Oh hi, terima kasih karena kalian sudah mau berteman baik dengan anak saya." jawab lelaki tua tersebut sambil tersenyum hangat kepada kami.

"Eh iya Om, kami juga senang kok berteman dengan Elsa." jawab Bintang memecahkan keheningan yang terjadi.

"Yaudah kalian lanjutkan saja, Om sama Tante mau naik ke atas dulu." Permisi nya.

"Eh iya Om, silahkan." Jawab Bintang dengan ramah.

"Sayang ayo" Ajak nya kepada wanita yang ada dihadapanku, lalu pergi dari sana menaiki tangga meninggalkan kami.

Yah kini dia bukan siapa-siapa lagi bagiku. Dia sudah menjalin kehidupan baru nya bersama orang-orang yang dia cintai. Kini kami dipertemukan kembali hanya sebagai orang yang tidak saling mengenal, walaupun dulu terlihat sangat akrab. Tapi setidak nya rasa rinduku dapat ter obati.

Aku langsung terduduk kembali di sofa, dengan lemas. Entah lah rasa nya kaki ku tidak kuat untuk berdiri kembali. Aku tidak tahan menahan sesak yang kuhadapi saat ini, aku harus keluar dari sini juga.

"Elsa seperti nya kami harus pulang, soalnya bentar lagi papa ku mau pulang. Aku takut dia nanti bakalan marah." Pamitku kepadanya.

"Loh kok cepat banget?"

"Maap yah soalnya tadi kami gak izin sama papa buat pulang malam" jawabku mencari alasan.

"Iya aku juga baru ingat. Takut nya nanti Paman marah lagi karena kami pulang malem." Sambung Bintang, yang sudah mengerti posisi ku saat ini. Elsa mau tak mau harus mengiyakan perkataanku.

"Yaudah deh, tapi kapan-kapan kalian bakalan ke sini lagi kan? Buat nemanin aku?"

"Iya kok, tenang saja." jawab Bintang.

"Yaudah kalian hati-hati di jalan yah," ucap Elsa lalu mengantarkan kami keluar dari rumah nya.

Setelah Bintang menyalakan motornya, aku langsung naik ke atas motor Bintang.

"Yaudah kami pulang dulu yah," Pamit Bintang.

"Bye-bye" seru Elsa sambil melambaikan tangan nya kepada kami.

Dengan cepat Bintang langsung menancapkan gasnya membela jalanan malam. Aku menangis dengan diam sambil memeluk Bintang. Sepanjang perjalanan aku hanya bisa menangis melepaskan rasa sesak yang ada di hatiku, hingga sampai di mansion.

Sesampainya di mansion, aku melihat mobil kerja Papa sudah terparkir di halaman rumah. Dengan cepat aku langsung menghapus air mataku, takut nya nanti di lihat oleh Papa. Aku langsung masuk ke dalam dan menaiki tangga menuju ke kamarku, tanpa memperdulikan siapapun.

Sesampainya di kamar aku langsung mengunci pintu dengan rapat-rapat. Aku tidak ingin di ganggu saat ini. Aku hanya membutuhkan ketenangan untuk mengiklasan apa yang baru saja terjadi di dalam hidupku. Mungkin melupakan nya bukan lah suatu hal yang mudah, tapi menjauh adalah jalan yang terbaik untukku. Aku menangis sejadi mungkin, melampiaskan emosi dan marahku dengan menangis di dalam kamar.

Tok .... Tok ... Tok ...

"Cia bukain pintu nya, kau belum makan malam." ucap Bintang dari balik pintu kamarku.

Aku tidak menjawab perkataan nya dan lebih memilih menyendiri dan mengurung diri di dalam kamar.

"Ci sudah lah iklaskan saja, kau tidak mau es krim?" ucap Bintang kembali dari balik kamar.

"Pergilah aku tidak ingin diganggu" jawabku. Lalu beranjak dari sana menaiki tempat tidur lalu menutupi diriku dengan selimut, yah aku tertidur. Aku lelah untuk menanggis lagi. Aku hanya butuh waktu.

Skip

Aku terbangun dari tidurku dan mengingat dia kembali. Seorang Ibu yang aku rindukan. Seorang Ibu yang selama ini kucari keberadaan nya, tapi kini dia sudah bersama kebahagiaan nya. Dia mendapatkan kebahagian nya dan yang hanya tertinggal buat ku hanyalah kenangan yang seharusnya ku hapus sejak dulu. Seharusnya aku tidak perlu mencari keberadan nya. Yah aku rasa yang dikatakan Papa itu benar. Dia meninggalkan aku demi lelaki yang dia cintai. Seharusnya aku tau hal itu sejak dulu, aku memang sangat bodoh.

Kruk kruk kruk

Itu adalah suara perutku yang kelaparan. Aku menghabiskan waktuku untuk menangisi seseorang yang tidak penting bagi ku. Seharusnya aku tidak perlu melakukan itu. Aku beranjak dari tempat tidur lalu mengikat rambutku, setelah itu keluar kamar. Aku turun ke bawah untuk memakan sesuatu yang dapat menganjal perutku di jam 2 pagi ini. Aku membuka kulkas dan menemukan sebuah mie instan di dalam sana. Aku mengambil nya lalu memasak mie itu. Tak lupa juga dengan membuat segelas susu hangat. Setelah mie nya masak, aku juga memasak telor ceplok lalu menyatukan kedua nya. Setelah makanan ku siap, aku meletakan mie nya ke piring lalu membawa nya ke meja makan.

Aku memakan mie di pagi hari untuk menganjal laparku. Setelah selesai makan dan mencuci piring aku mengambil beberapa coklat dan cemilan dari dalam kulkas snack miliku, lalu membawa nya ke dalam kamar. Sesampain nya di kamar aku mengambil latop dan meletakan nya di atas tempat tidur, bersamaan dengan snack yang kubawa tadi.

Aku melanjutkan hari ku dengan menonton drakor di pagi hari sambil ngemil hingga jam 5 subuh. Karena jika harus kembali tidur lagi, mataku rasa nya tidak sanggup lagi. Entahlah jika merasa tidak baik makanan yang dapat menyembuhkan ku adalah es krim dan coklat, atau mie itu akan membuat stres ku lumayan hilang.

Skip

"Ci bangun, waktu nya sekolah" ucap Bintang yang kembali mengetuk pintu kamarku.

"Masuk lah." jawabku sambil memasukan oreo ke dalam mulut.

"Are you okay?" tanya Bintang lalu duduk di sampingku dan mengambil coklatku.

"yeah i'm okay."

"Apa kau sudah makan?" tanyanya kembali.

"Sudah"

"Kapan?"

"Tadi pagi jam 2,"

"really?"

"Iya Bintang, udah ahh aku mau menonton."

"Nonton-nonton, gak tau ini udah jam berapa? Buruan mandi biar ke sekolah"

"Bentar lagi,"

"Dih kebo, sana mandi udah mau jam 6 dari tadi gak mandi-mandi."

"Masa aku mandi jam 2 pagi, gila banget deh."

"Yah siapa tau kan kau kesurupan, terus mandi jam 2 pagi."

"Dih"

"Sudah mandi sana," Perintah Bintang.

"Iya bentar 1 episode lagi dah."

"Gak ada. Pokok nya mandi atau kau mau aku memakan es krim mu hm?" Ancam Bintang yang membawa-bawa es krim miliku.

"Apaan sih, gak boleh ada yang nyentuh es krim ku. Satupun tidak boleh ada, kecuali aku." Peringgatku kepadanya.

"Bodmat. Mandi atau,-"

"Iya-iya, bawel banget."

"Yang penting ganteng kan?" jawabnya yang membuat aku ingin muntah rasanya.

"Kok kau jadi seperti Satria yah? Kepedean banget, sok ganteng juga."

"Heheh yah gak masalah dong, buruan sana mandi."

"Yaudah keluar sana." Usirku.

Setelah mengatakan itu Bintang langsung beranjank dari tempat tidur tidak lupa dengan mengambil semua cemilan ku yang masih tersisa. Kebiasaan banget tuh anak ngambil makanan, untung ganteng. Kalau enggak udah habis mah dia kubuat.

Aku langsung mematikan latop dan membersihkan tempat tidur, lalu membuang sampah makanan ku pada tempat sampah yang ada di dalam kamar. Setelah itu aku memasukan buku-buku ke dalam tas sekolah sesuai dengan roster hari ini. Aku mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai mandi dan memakai seragam sekolah, aku mengambil ranselku lalu keluar dari dalam kamar.

TBC

Gracia Ardville

Bintang Ardville

Elsa Oktya Margaretta

Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 180K 57
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
5.9M 251K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.5M 371K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
3.2M 264K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...