Kennand Perfect Boyfriend

By _avocadish_

93.7K 6K 636

'๐ฌ๐ข๐ง๐ ๐ค๐š๐ญ ๐ฌ๐š๐ฃ๐š ๐ข๐ง๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐š๐ฐ๐š๐ฅ ๐๐š๐ซ๐ข ๐ค๐ž๐ฉ๐ฎ๐ซ๐š-๐ฉ๐ฎ๐ซ๏ฟฝ... More

PROLOG
Part : 1
Part : 2
Part : 3
Part : 4
Part : 5
Part : 6
Part : 7
Part : 8
Part : 9
Part : 11
Part : 12
Part : 13
Part : 14
Part : 15
Part : 16
Part : 17
Part : 18
Part : 19
Part : 20
Part : 21
Part : 22
Special parts: Tentang Hazel
Part : 23
Part : 24
Part : 25
Part : 26
Part : 27
Part : 28
Part : 29
Part : 30
Part : 31
Part : 32
Part : 33
Part : 34
Part : 35
Part : 36
Part : 37
Part : 38
Part : 39
Part : 40
Part : 41
Part : 42
Part : 43
Part : 44
Part : 45
Part : 46
Part : 47
Part : 48
Part : 49
Part : 50
Part : 51
Part : 52
Part : 53
Part : 54
Part : 55
Part : 56
Part : 57
Part : 58
Part : 59
Part 60
Part : 61
Part : 62
Part : 63
Part : 64
Part : 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70 [Ending]

Part : 10

1.9K 112 2
By _avocadish_

Thank you banget buat kalian yang udah baca ceritaku, yang sangat tidak jelas ini :)

Jangan lupa tinggalin jejaknya buat vote sama komen nya yaa

•••••

Happy reading 🌼

Pagi ini Hazel bangun lebih cepat dari biasanya, malam tadi sepulang dari restoran Hazel benar benar sulit untuk tidur. Pikirannya hanya berputar-putar bertanya tanya tentang siapa orang orang disana.

Semua orang disana nampak mengenali Hazel, tapi diri Hazel sendiri sama sekali tidak mengenali mereka. Pikirannya tertuju pada lelaki yang bilang Hazel mirip dengan seseorang bernama Nindya.

Lelaki yang sebenarnya adalah ayahnya itu sedikit memberi pikiran pada otak Hazel, siapa gerangan lelaki itu, lalu siapa sebenarnya Nindya itu.

"Abang" panggil Hazel. "Bang!-- Abang!" Panggilnya lagi kencang.

"Masih tidur kali yak manusia kebo satu tu" gumamnya sembari mengikat asal rambutnya.

Hazel berjalan keluar kamarnya dilihatnya Azlan yang sudah berseragam rapi duduk di meja makan.

"Jam segini udah siap? Mau kemana? Jam setengah lima pagi lho ini" tanya Hazel pada Azlan yang tengah memakan roti tawar dengan selai kacang diatasnya.

"Kepo kali" jawab Azlan tetap memakan santai rotinya.

"Nanya doang!"

•••

Bel sekolah baru saja berbunyi menggema di seluruh bangunan sekolah, membubarkan Kennand dan teman temannya yang semula berkumpul di kantin masih ingat ritual pagi mereka?

"Hari ini pelajaran siapa?" Tanya Langit. "Hari ini hari apaan si?" Lanjutnya bertanya.

"Selasa" jawab Derry. "Pelajaran pak Azis hari ini" lanjutnya.

"Pak Azis? Bagus lah, palingan tugas nyatet doang"

"Doang Lo bilang?" Pekik Axel. "Pak Azis sekali nyatet, bikin tipes jir"

"Kunci markas dimana Ken?" Tanya Ellio menarik kursi bangkunya.

"Jio" jawab Kennand singkat.

"Malem ini ke bar halal gimana?, gak akan macem macem kok refreshing aja gimana?" Ajak Axel.

"Bar halal?" Beo Derry.

"Ya elah cafe starlight loh, njim masa Lo gak tau si"

"Baru tau gue bar sama cafe sama" lanjut Derry.

"Beda der beda, perumpamaan aja"

"Gas aja si, Lo gimana Ken?" Tanya Ellio

"Malem ini gue ada acara" jawabnya

"Acara apaan?"

"Sama Haz--" jawab Kennand hampir. "Sama om Rey" koreksinya.

Axel mengangguk. "Oke, kita aja gimana?"

"Ajak cewek Lo bro". Saran Ellio.

Axel menumpukan wajahnya pada tangan kanannya. "Mana mau dia, ribet banget si Qila orangnya"

"Cewek Lo itu!" Timpal Derry.

"Tau, ya kali cewek orang" ujar Axel. "Lo mau ajak cewek Lo?" Lanjut Axel.

Derry mendongak menyenderkan lehernya pada punggung bangku di belakangnya. "Mana bisa jir"

"Lah Napa?" Langit menaikan sebelah alisnya bingung.

"Bapaknya killer jir, mana bisa gue ajak Moora apalagi keluar malem, bisa di blokir gue jadi calon mantu" jawab Derry.

"Terus Lo Lang, jangan nanya doang Lo, Lo sendiri gimana?" Tanya Axel. "Kalau si Kennand gausah ditanya, belum apa apa dah ambis dia, hah tengok" lanjut Axel menunjuk Kennand dengan dagunya.

"Ya gimana ya--, gue kalau jalan ya ngikut dia aja, giliran dia yang suruh ngikut gue pasti kagak mau, anu gue juga rada takut sama abangnya" jawab Langit.

"Si senja punya Abang? Baru tau gue" ucap Derry agak keras.

"Kembarannya jir" timpal Ellio.

"Oh si Angkasa, takut ngapa? Perasaan dia kagak pernah kelibat masalah apa apa dah, keliatan nya juga anak baik baik" lanjut Axel.

"Ya emang si baik, gatau kenapa batin gue ngerasa gitu" ucap Langit.

"Eh si Leon kan satu kelas sama kembarannya si Lia" ujar Derry tiba-tiba.
"IPS 2 kan?" Sambungnya.

"Iya emang ngapa?"

"Gak apa apa si, mau bilang doang" balas Derry mengibaskan almamater nya.


"Oke ada yang bisa jawab pertanyaan ini?" Tanya guru matematika.

Grafik fungsi y = (m -3) x2 + 4x - 2m merupakan fungsi definit negatif. Batas-batas nilai m yang memenuhi adalah...

"What the-- pertanyaan macam apa tu?" Keluh Qila.

"Siapa yang bisa jawab angkat tangan" tawar guru matematika mengangkat tangannya.

"RIKO BU!!" Teriak Kevin.

Riko membulatkan matanya menatap Kevin tajam dari kejauhan. "Macem macem Lo." gumamnya menantang.

"Jangan tunjuk tunjuk orang, introspeksi diri aja, ayo siapa yang mau dapat tambahan nilai lho, kalau bisa sambil jelasin" lanjut guru matematika menjelaskan. "Qila kamu mau jawab" lanjutnya.

"Aduh Bu, otak saya mah begini Bu, liat soalnya aja udah mau meledug duluan" Jawab Qila yang sedikit mengundang gelak tawa teman sekelasnya.

"Kevin deh, tadi kamu tunjuk Riko tapi gak mau tunjuk diri sendiri, ayo Vin maju" perintah gurunya.

"Ha? Kevin Bu? Enggak deh Bu-- anu--"

"Cita cita jadi suami Ryujin, giliran soal kayak gini aja gabisa" lanjut guru matematika.

"Makanya itu Bu, Ryujin sudah penuh mengisi hati saya, sampai sampai saya gak bisa mikirin yang lain Bu" jawab Kevin yang tentu saja membuat seisi kelas penuh dengan gelak tawa.

"Sudah capek ibu sama kamu Vin, punya murid suka halu semua, di kelas IPA 2 halu jadi suami Jihyo disini jadi suami Ryujin di IPS 2 halu jadi istri Bright, capek saya"

"Hazel deh jawab aja udah, temen temen kamu pada haddeh semua" guru matematika memijat pelipisnya.

Hazel berjalan menuju papan tulis tak lupa menyaut spidol yang diberikan oleh gurunya.

Definit negatif jika D < 0 dan a < 0

1) m - 3 < 0 maka m < 3

2) D < 0 maka b2 - 4ac < 0

Sehingga 1 < m < 2

diperoleh 1 < m < 2


Hazel kembali berjalan menuju bangkunya baginya ini soal cukup mudah juga.

"Nah ini betul kamu gak suka halu kan Cel??" Tanya gurunya. "Atau halu juga?" Lanjutnya bertanya.

"Halu juga dia Bu!" Seru Lia dari arah kanan.

Guru matematika menyayukan pandangan lelah. "Halu atau punya idola itu normal ya anak anak yaudah gapapa yang penting jadi motivasi aja yaa anak anak" ujar guru matematika.


"Tunggu bentar" ucap seseorang yang membuat langkah Hazel di lorong sekolah terhenti.

Hazel refleks berbalik untuk melihat siapa suara yang menghentikan langkahnya itu.

"Ada apa? Malem ini kan? Udah tau" saut Hazel kembali berbalik saat melihat Kennand yang berdiri tegap dengan kedua tangan yang ada di dua belah sakunya.

"Mau aku jemput?" Tawar Kennand.

Hazel menyilakan tangannya tanpa berbalik. "Terserah"

"Yaudah itu doang" lanjut Kennand yang kini berbalik dan sedikit melangkah kecil.

"Emang tau dimana?" Tanya Hazel membalikkan pandangannya saja.

"Tau" jawab Kennand singkat.

"Dari mana?"

"Jio pernah bilang"

"Ahh, yaudah" jawab Hazel kembali melanjutkan langkahnya menjauh dari pandangan Kennand.

•••

Tokk~ tokk~

Hazel mengetok pintu mobil kakak laki-laki nya.

"Buka pintunya dong, gimana caranya Acel masuk, abaang!"

"Sabar, gak sabaran banget jadi anak" jawab Azlan.

"Dek, kayak biasa kamu sendirian dirumah gapapa kan? Abang ada tugas kuliah" lanjutnya.

"Euu-- malem ini Acel boleh pergi gak bang" ucap Hazel dengan nada ragu.

"Kemana? Tumben malem malem?"

"Ada acara sama temen, cewek kok tenang aja" jawab Hazel terpaksa berbohong, kalau semisal Hazel jujur akan pergi dengan laki laki bisa bisa langsung di kick jadi adek.

"Bener cewek?" Azlan menaikkan sebelah alisnya sembari menoleh kecil.

"Bener,," kekeh Hazel.

"Yaudah boleh, pulangnya jangan malem malem amat" perintahnya.

"Iya, gak akan juga Acel tau waktu" jawab Hazel.

Azlan kembali mengemut permen milkita rasa coklatnya. "Bagus dah kalau tau waktu".

•••

Kennand menuju parkiran mobil di apartemennya, untuk mengecek keadaan mobil yang sudah berbulan-bulan tak ia pakai.

Masih ingat sebelum balapan malam Minggu kemarin Kennand berbicara akan membeli mobil baru? Padahal mobilnya yang sekarang masih jauh dari kata rusak bahkan masih sangat bagus tak ada kerusakan sedikit pun.

Bahkan mobil Kennand yang sekarang pun tak bermasalah sama sekali hanya saja bensinnya yang kosong.

Tanpa berkata-kata Kennand kembali menuju lift, melihat kondisi mobilnya yang baik baik saja membuatnya lega.


"Rumahnya yang mana si? Sama semua ini" gumam Kennand kebingungan.

•••

"--Jangan lupa kunci pintu, simpen di tempat biasa, terus jangan lupa pulang nya jangan malem malem amat" perintah Azlan dalam panggilan telepon.

"Iya Abang, Acel matiin ya babay"

"Jangan lupa, awas"

"Iyaa sekali ngomong juga Acel ngerti"

"Emang Abang percaya? Enggak"

"Serah, terserah Abang aja bay!"

Tuut~

Hazel mematikan teleponnya paksa dan turun dari tangga rumahnya, agak takut tersandung karena dress yang ia pakai.

Benda pipih disebelahnya berbunyi menampilkan sebuah notifikasi chat aplikasi chating.

Kennand
Online

•rumahnya sama semua

•ya terus?

•yang mana?

•tunggu depan gerbang komplek aja

/Read

•••

"Jadi orang sok tau banget lagian, kena kan Lo" gerutu Hazel kesal.

Pasalnya masih ingat gerbang depan komplek ke rumahnya Hazel itu sangat jauh?, Hazel harus berjalan sejauh itu bayangkan sekesel apa ketika ada di posisi Hazel.

"Mana jauh lagi, gak mikir banget, gitu tuh orang yang dateng terus ngomong pas ada maunya doang--"

"Tapi dia berani bet ya, katanya jarang banget ngomong sama cewek ini malah nyuruh gue jadi hemmh the real jangan pandang orang dari covernya doang"
lanjutnya menggerutu.

"Ya Allah jangan sampe Laura inget inget muka Acel ya Allah, bisa-bisa habis dah Acel kena maki geng nya"


Hazel sudah ada 2 menit berdiri di belakang tubuh Kennand yang bersandar pada mobilnya, Kennand sama sekali tak berbalik bahkan tak menyadari Hazel sudah menunggunya di belakang.

"Ekhem". Deham Hazel, yang masih saja tidak direspon oleh Kennand.

Hazel menyilakan tangannya prustasi. "Kennand, mau sampai kapan?" Ucapnya lembut terpaksa.

Kennand berbalik, objek utama yang ia lihat adalah Hazel yang memakai dress berwarna krem dibawah lutut, yang dipadukan dengan sepatu sandal berwarna senada pemberiannya.

"Ha? Dari kapan?" Tanya Kennand membulatkan matanya.

"Dari jaman Titanic sampe tenggelem nunggu disini" jawab Hazel.

"Oh, udah lama ya?" Lanjut Kennand dengan wajah pelik.

"Iya lama banget, pegel ini" ucap Hazel menghentakkan kakinya.

"Oh maaf, yaudah ayo". Jawab Kennand berjalan menuju pintu sebelah supir berniat membukakan pintu untuk Hazel.

"Kennand." Panggil Hazel, yang menghentikan langkah Kennand.

"Ya?" Saut Kennand menaikan alisnya.

"Tapi pintunya disini". Tunjuk Hazel pada pintu kursi supir.

"Ah, iya". Kennand mengurungkan niatnya dan kembali berjalan menuju kursi supir.

•••

"Kok disitu?". Tanya Kennand yang melihat Hazel lebih memilih duduk di kursi belakang. "Gak disini?" Tanyanya lagi.

Hazel menggeleng pelan. "Disini aja"

"Disini aja". Kennand menunjuk kursi sebelahnya dengan dagu.

Hazel kembali menggeleng, menolak. "Udah disini aja, Kennand" jawabnya diakhiri nada lembut.

Kennand mengangguk, mengiyakan perkataan Hazel. "Oke"

Perjalanan mereka nampak sunyi, tak ada satu kata apapun yang terlontar baik dari mulut Kennand maupun mulut Hazel.

Keduanya nampak canggung, hanya suara jalan dan angin saja yang terdengar. Mungkin ini semua akan bertahan sampai mereka ada di tujuan.

Hotel Diamond Light salah satu hotel bintang lima juga hotel paling terkenal di kota itu. Bangunan yang nampak sangat mewah hingga terbesit di pikiran hanya orang orang berkelas saja yang ada di dalam hotel ini.

"Disini?". Beo Hazel lembut.

Kennand mengangguk. "Iya disini, kenapa? Ada--"

"Gak ada apa apa kok, tenang aja". Hazel tersenyum paksa, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Kenapa? Ada yang aneh, atau?--". Kennand masih heran.

"Gak ada apa apa, Kennand, tenang aja". Hazel terkekeh pelan.

•••

"Om--" sapa Kennand menyalimi om Rey dan istrinya.

"Ken, sendirian?", Saut om Rey menepuk nepuk bahu Kennand.

Kennand menggeleng, pandangan nya menoleh menatap Hazel yang melangkah kecil menghampirinya. "Ken sama--"

Om Rey mengangguk sembari tersenyum. "Siapa?" Bisiknya tepat di sebelah telinga Kennand. "Cewek mu?" Lanjut om Rey tetap berbisik.

Tak mungkin Kennand menjawab suasana disana menjadi canggung antara Hazel dan Kennand ditambah lagi kedatangan om Dikta dan Laura pastinya.

"Ken--", Laura menatap Kennand dan Hazel bergantian dengan tatapan tajam, ditambah lagi penampilan seorang gadis disebelah Kennand tak main main.

Tersadar akan datangnya Laura, Kennand spontan memikirkan sesuatu agar Laura benar benar tidak menanyakan apapun tentangnya.

"Cel bentar aja ya" Bisiknya benar benar pelan, bahkan nyaris tak terdengar. "Apa?" Balas Hazel balik berbisik.

"Sorry". Bisik Kennand menatap ke arah tangannya yang nampak akan menggenggam tangan Hazel. "Plis tolong kali ini aja" ucap Kennand berbisik lagi.

Hazel mengangguk terpaksa, bagaimanapun sudah di situasi seperti ini Hazel tak bisa menolak, walaupun ini sangat amat membuatnya canggung.

Laura tentu saja membulatkan matanya kaget, jadi gadis di sebelah Kennand ini perempuan yang Kennand maksud, pacarnya!?

"Wait, ceweknya familiar banget, gue kayak pernah liat tapi dimana? Ni cewek gak asing sih". Batin Laura.

"Kennand--". Sapa Dikta menepuk nepuk pundak Kennand. "Ini?---" Dikta sedikit tertegun menatap Hazel.

"Ini Hazel" lanjut Kennand.

Hazel sedikit membungkukkan badannya, menyelipkan anak rambutnya yang semula sedikit terurai.

Laura mendengus sebal lantaran pemandangan di depannya ini, Hazel nama yang ia tandai dalam pikirannya hari ini.


Buat kalian thank you banget masih nyempetin baca ceritaku yang sangat amat tidak jelas (sebetulnya), but nulis itu salah satu kegiatan aku buat ilangin stress apalagi pas daring ini, huhu.

.
all characters
.

#Kennand

#Axelliano

#Derry

#Jio


#Langit

#Ellio


#Hazellia


#Aqila



(◕ᴗ◕✿)

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 281K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
658 77 20
"Dia adalah obsesi, harapan, bahkan bintang tak tergapai," mereka berkata lantang. Tapi bagi gadis itu, si 'dia' tidak lebih dari sebuah kenyataan pa...
3.2M 518K 63
Nemu anak? Loh, yang tanggung jawab siapa dong? Putra Allard Aditama. Pangillanya Allard, bukan Putra maupun Tama. Si brandalan yang sialnya sangat t...
20.9M 1.6M 49
๐๐€๐‘๐“ ๐Œ๐€๐’๐ˆ๐‡ ๐‹๐„๐๐†๐Š๐€๐ ๐Ÿšซ๐Š๐€๐‹๐€๐” ๐Œ๐€๐” ๐‡๐„๐๐€๐“, ๐‰๐€๐๐†๐€๐ ๐‰๐€๐ƒ๐ˆ ๐๐‹๐€๐†๐ˆ๐€๐“๐Ÿšซ Karya pertama aku, Mohon maaf masih amatir...