GALVIN DEWANDRA (Hitam, Putih...

By mentarixsenja

59 7 0

Pria yang cukup Dewasa, namun berhati dingin, kisah hidup yang hanya mengenal peristiwa Hitam, Putih & Abu-ab... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6

Part 7

5 0 0
By mentarixsenja

Setelah mengantar Regina pulang.

Galvin menghentikan motor ketika melihat  bapak-bapak sedang memukuli anak laki-laki sekitar 12 tahunan.

"Pak ampun pak, agh... agh... sakit pak sakit, ampun..." teriak anak itu

Galvin langsung menahan gagang sapu yang hendak bapak itu pukul lagi ke badan anak laki-laki yang sudah meringis kesakitan.

"Ada apa ini pak? Kenapa bapa pukul anak ini?" Tanya Galvin prihatin dengan kondisi anak itu

"Dia udah nyuri di toko saya, minggir kamu, dia udah sering kayanya nyuri di toko saya, dan sekarang lagi apes ketangkap" jawab emosi si bapak

"Yaudah gini pak berapa kerugian toko bapa yang anak ini curi biar saya yang ganti" ujar Galvin serius

Si bapak sedang menghitung ...

"Roti 3 bungkus 9000, air mineral 2 botol 6000 jadi 15.000" kata bapak penjual toko

"Nih uangnya pak, lain kali bapak gausah main hakim sendiri, bapak harusnya laporin aja ke pihak berwajib" Galvin menasehati

Namun bapak itu tak menggubris omongan Galvin dan langsung pergi meninggalkan anak itu dan Galvin, yang jaraknya tak terlalu jauh dari tokonya.

Anak laki-laki itu hendak pergi meninggalkan Galvin, namun dengan cepat Galvin menahan tangannya.

"Tolong lepasih bang, jangan bawa saya ke polisi, ampun bang, saya gaakan nyuri lagi sumpah" raut wajahnya ketakutan

Galvin menggelengkan kepala
"Nih ambil (makanan dan minuman yang tadi anak itu curi) siapa juga yang mau bawa kamu ke polisi, sini duduk" titah Galvin

"Bang makasih ya, udah nolongin saya, padahal saya udah ngelakuin kesalahan" anak itu berujar sambil menunduk malu

"Memangnya kenapa kamu sampe nyuri, kamu sendiri tahu itu perbuatan salah, pasti ada alesannyakan?" Tanya Galvin dan memegang pundak si anak memberi samangat

"Ibu saya sakit bang, jadi saya dan ibu ga bisa kerja, biasa kita jualan tisu di jalan raya, ade saya juga belom makan dari kemarin, saya takut ibu dan ade saya mati bang, makanya terpaksa saya nyuri, saya berani sumpah bang ini pertama kalinya saya nyuri, bapak tadi nuduh saya suka nyuri padahal ini kali pertama  saya bang" nada suaranya bergetar penuh pilu

Galvin teringat kejadian yang menimpanya dulu..

Flashback on

"Bu tempat pensil saya ilang" ucap seorang gadis teman sekolahnya Galvin

"Kamu yakin tempat pensilnya ilang? kamu lupa naro kali, coba cari dulu di tas dan loker kamu" jawab guru Galvin

"Udah bu tapi ga ketemu, apa ada yang ambil ya bu soalnya itu tempat pensil baru dan mahal bu"

"Yasudah kita cari sama-sama yah"

Sekarang ibu mau tanya sama kalian siapa yang lihat tempat pensilnya gabriel?

Semua siswa bilang tidak tahu kecuali satu anak laki-laki yang sedang diluar kelas.

Sekarang kalian cek tas kalian dan keluarkan semua barang-barang kalian di atas meja.

Semua siswa mengikuti intruksi yang diberikan ibu guru.

Galvin berdiri dia kaget karena ada barang yang bukan miliknya berada di tas nya.

"Itu punya aku bu" gabriel menunjuk benda tempat pensil yang sedang berada di meja Galvin

"Galvin kenapa barang milik Gabriel ada di tas kamu coba jelaskan" sang guru menghampiri meja Galvin

"Saya gak tahu bu, tiba-tiba saja barang ini ada di tas saya" ucap Galvin

"Dasar pencuri" ucap gabriel dan siswa lainnya ikut menyerang Galvin

"Saya gak nyuri bu sumpah" namun teman sekelas nya tetap tidak percaya karena buktinya ada di tas Galvin

"Sekarang ikut ibu ke kantor"

Galvin dibawa ke kantor, 10 menit menunggu dan ibunya datang ke ruang guru.

Ibu ucap Galvin kaget

"Sekarang ibu dan Galvib ikut saya ke ruang kepala sekolah" Galvin dan ibunya mengekor sang ibu guru

Pak kepala sekolah dan para guru sudah membicara hal ini dengan panjang lebar, namun Galvin kekeh dengan jawabannya yang tidak mengakui kesalahannya yang memang bukan salahnya, namun kesialan saja yang sedang menimpanya, sekolah memberi hukuman untuk mengskor sekolah Galvin beberapa hari.

Setelah dari sekolah, ibunya tak berbicara sepatah kata pun. Namun ketika sampai di rumah pintu rumahnya iya banting hingga menimbulkan suara yang nyaring.

Galvin dilemparkan ke lantai dengan keras, ibunya tak meminta alasan dan pembelaan Galvin ia langsung mengambil segagang sapudan mulai memukuli Galvin hingga tubuhnya memar sekujur tubuh, rengekan, dan permohonan maaf tak didengar sang ibu, air matanya tak bisa membuat ibunya iba sedikitpun.

Dan pada hari esoknya teman Galvin datang ke rumah untuk meminta maaf karena itu adalah kesalahannya, ia melihat kotak pensil milik Gabriel jatuh ke lantai namun ia tak tahu milik siapa dan dia malah memasukan barang tersebut sembarang tas yang akhirnya tersimpan di tas Galvin.

Flasback off

"Bang kenapa nangis?" Tanya anak laki-laki tadi sambil menggoyangkan tubuh Galvin

Sontak Galvin menghapus air mata yang entah kapan mulai menitikan dari matanya.

"Ah engga saya terbawa suana saja, kalo gitu saya pulang dulu kamu cepet pulang kasih makanan itu ke ibu dan ade kamu mereka pasti sedang menunggu kamu"

"Siap bang, makasi banyak sekali lagi bang, kalo gada abang saya udah mati bang"

"Sama-sama " Galvin tersenyum dan mengacak rambut anak itu

Anak itu hendak berjalan namun Galvin menahannya

"Eh tunggu" ucap Galvin

"Kenapa bang?" Kata anak itu

"Nih buat beli obat, salam buat ibu kamu semoga cepet sembuh yah" Galvin memberikan uang pada anak itu

"Makasih banyak bang, semoga allah balas kebaikan abang, saya pulang duluan bang" anak itu terlihat tersenyum bahagia namun air matanya menetes dari kedua matanya.

Galvin ikut tersenyum melihat anak itu tersenyum bahagia.

Tanpa sadar di arah belajang bahu galvin ada yang memegang.

"Siapa lo?" Tanya Galvin

"Gak penting siapa gue yang jelas lo jauhin anak majikan gue" laki-laki berbadan kekar

"Maksud lo Regina?" Tanya Galvin

"Iya, kalo lo berani gangguin dia lo bakalan abis sama bos gue, jadi saran gue lo mending jauh-jauh dari anak bos gue, ngerti lo bocah"

"Masalah itu aman gue gak tertarik sama anak bos lo, gue cuman nganterin dia pulang tadi karena kasian gada yang jemput, makanya kalo lo kerja yang bener jagaian anak bos lo yang bener" Galvin

Brugh...
Galvin di tendang oleh laki-laki dewasa itu, dan menghajar Galvin dari perut ke kaki (karena bosnya mewanti-wanti agar tidak menghajar bagian wajah karena itu akan membuat Regina penasaran dan takut kalo Galvin bakalan cerita ke Regina)

Malam itu Galvin pulang dengan kondisi yang lumayan menghawatirkan, tapi masih bisa jalan dan melajukan motor walupun sangat pelan.

...

Pagi hari setelah kejadian malam, Galvi demam seluruh badannya terasa nyeri, dan memutuskan untuk tidak sekolah.

Suara hp Galvin berbunyi beberapa kali, yang akgirnya ia angkat dengan lemas.

"Hallo" ucap Galvin parau
"Hallo, vin ini nomor lo kan vin?" Tanya Rere
"Iya, ini siapa?" Tanya Galvin
"Ko suara lo serak gitu, lo sakit apa? Parah banget emang, tadi gue liat ada surat sakit lo di kelas" Rere mulai cemas
"Iya gue sakit, ini siapa?" Tanya Galvin lagi
"Gue Rere ..." tut.. tut...
"Hallo... hallo... vin lo kenapa?" Panggilan diakhiri oleh Galvin membuat Rere semakin cemas

Sebenarnya Galvin kenapa dalam benak Rere.
Kenapa dia langsung mutusin telfon gue pas tahu kalo itu gue yang telfon.

Hmmm... helaan nafas beras Rere
Padahal kemaren dia baik-baik aja, apa gara-gara ajakan gue kemarin yah...

To be continue...

jangan lupa love dan komen, sorry untuk kata yang typo.

Continue Reading

You'll Also Like

275K 25.4K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
7M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
PUNISHER By Kak Ay

Teen Fiction

1.3M 116K 44
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...