Kennand Perfect Boyfriend

By _avocadish_

93.8K 6K 636

'๐ฌ๐ข๐ง๐ ๐ค๐š๐ญ ๐ฌ๐š๐ฃ๐š ๐ข๐ง๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐š๐ฐ๐š๐ฅ ๐๐š๐ซ๐ข ๐ค๐ž๐ฉ๐ฎ๐ซ๐š-๐ฉ๐ฎ๐ซ๏ฟฝ... More

PROLOG
Part : 1
Part : 2
Part : 3
Part : 4
Part : 5
Part : 6
Part : 7
Part : 8
Part : 10
Part : 11
Part : 12
Part : 13
Part : 14
Part : 15
Part : 16
Part : 17
Part : 18
Part : 19
Part : 20
Part : 21
Part : 22
Special parts: Tentang Hazel
Part : 23
Part : 24
Part : 25
Part : 26
Part : 27
Part : 28
Part : 29
Part : 30
Part : 31
Part : 32
Part : 33
Part : 34
Part : 35
Part : 36
Part : 37
Part : 38
Part : 39
Part : 40
Part : 41
Part : 42
Part : 43
Part : 44
Part : 45
Part : 46
Part : 47
Part : 48
Part : 49
Part : 50
Part : 51
Part : 52
Part : 53
Part : 54
Part : 55
Part : 56
Part : 57
Part : 58
Part : 59
Part 60
Part : 61
Part : 62
Part : 63
Part : 64
Part : 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70 [Ending]

Part : 9

1.9K 120 0
By _avocadish_

Happy reading 🌼

"Abang semalem kok gak pulang? Acel sendirian tau dirumah" gerutu Hazel pada Azlan yang tengah berbincang dalam panggilan telepon.

"Iya Abang minta maaf, mungkin Abang hari ini juga gak pulang"

"Abang kemana si? Sampe lupa pulang?"

"Bukan lupa, tapi ini penting nanti kalau Abang pulang Abang kasih tau, berangkat sekolah sama siapa?"

"Kak Jio, tiba tiba ada di ruang tamu gak ngetok pula, kaget kirain siapa tadi rebahan di sofa"

"Berarti Jio udah jalanin perintahnya" batin Azlan.

"Abang,,-"

"Ya?"

"Udah dulu ya, Acel mau upacara"

"Ya, hati hati dirumah, jangan bawa cowok awas aja!"

"Iya Abang, dadah!"

Tuut~

"Kamu belum kasih tau Hazel lan?" Tanya ayahnya.

Azlan menggeleng dan sedikit menunduk. "Belum, Azlan bingung gimana caranya kasih tau Acel,--"

"Selama ini Acel gak tau ibunya siapa, dia belum pernah liat muka ibu, jangankan ibu, ayah aja gak tau" lanjut Azlan.

"Kapan ayah mau ketemu Hazel? Kalau bisa ayah yang kasih tau Hazel soal ibu" lanjut Azlan.

Ayahnya menggeleng mengusap gusar wajahnya. "Gak mungkin juga lan, ayah yakin Hazel gak mau nerima ayah"

"Kenapa gak dicoba? Kalau Hazel dikasih waktu, lama lama dia kayaknya bisa nerima"

"Azlan yang ngurus dia dari kecil, Azlan tau gimana Hazel sebenernya, Azlan yakin kalau ayah coba jelasin semuanya dia pasti bisa nerima" jelas Azlan meyakinkan.

"Tapi kalau soal ibu?-- Azlan gak tau"

"Itu dia yang ayah pikirin selama ini, dulu emang ayah yang salah, ayah yang pisahin ibu sama Hazel paksa, cuma karena masalah kecil yang sebenarnya bisa diomongin baik baik" jawab ayahnya menjelaskan.

"Kalau seandainya dulu, ayah gak keras kepala, ayah bisa kontrol emosi ayah, ayah yakin keluarga kita baik baik aja, gak kaya sekarang" lanjutnya.

"Azlan yakin ibu bangga disana, Hazel mandiri, dia bisa wujudin kemauan ibu dulu kalau punya anak perempuan"

"Apa itu?"

Azlan mengangguk. "Ibu dulu pingin kalau punya anak perempuan bisa terusin jejak ibu buat jadi model, sekarang Hazel dia syuting dia jadi model, kadang Azlan aja bangga punya adik perempuan kaya Hazel, walaupun nyebelin"

"Ya, ayah tau dia pasti jiplak ibunya, semirip itu lan?"

"Iya, mirip banget sama ibu, pemikiran nya, kesukaannya, sikapnya, hobinya, semua sama" Azlan mendeskripsikan adik kesayangannya.

"Kadang Azlan mikir kalau semisal Azlan kehilangan Hazel, mungkin saat itu juga hidup Azlan selesai." lanjutnya.

•••

"Gila pembina upacara ngasih amanat apa khutbah Jum'at tan sih? Sampe encok gue, lama bener" keluh Qila mengusap bulir bulir keringat di pelipisnya.

"Inget gak sih? Awalnya cuma ngomong gak bakal lama cuma sepatah kata ujung ujungnya bejibun, berkembang biak" saut Lia.

"Cel, tali sepatu Lo lepas takut jatoh benerin gih"

"Males banget pake sepatu yang ini mending pake yang hari biasa selain senin"

[Sepatu yang biasa dipakai selain hari Senin]

•••

"Gak papa, habis ini adem liat cowok cowok IPS main basket wkwk"

"Inget udah punya cowok" peringat Hazel pada Qila.

Qila menyilakan tangannya "iya tau, gak akan ada yang bisa nyaingin posisi my baby honey sweetie Axel yang paling ganteng"

"My biby hiniy switii ixil ying piling ginting" olok Hazel.

"Iri kan Lo Cel, jomblo mulu lagian padahal yang suka banyak"

"Banget malahan" lanjut Lia.

"Selera gue ketinggian makanya jomblo" Pedenya.

"Emang selera Lo siapa?"

Hazel membetulkan jepitan rambutnya. "Simple sih yang hartanya kaya Jay atau Chenle, yang ganteng kayak Jaehyun, yang manis kayak Jong in, yang perhatian kayak Jaemin, yang jago masak kayak Seokjin, itu lah tipe ideal gue"

"Yang gue tanya dimana cari cowok kayak gitu, Gaada jir"

"Ada, kalau sabar mencari"

"Sudahi halumu, ayo masuk kelas bersamaku, sebelum pergi ke ruang olahraga"

"Baik ibu ratu Senja yang terhormat"


Salah satu lagu yang tengah happening di media sosial terdengar dari arah handphone milik Hazel.

Lia membulatkan matanya, melotot. "Nyanyi itu terus Cel, nyanyi terus, terus nistain gue terus"

"Gue gak nyanyi ya, orang dari Instagram lagunya, masa gue harus request gitu, Instagram lagunya jangan itu dong Bu Senja marah besar"

"Tapi lagunya enak jir" celetuk Qila. "Kayak nadanya tuh gimana yak, kayak sangat mewakili gitu" lanjutnya

"Maksud Lo mewakili apa? Qila! Lo lama lama gue jeburin pala Lo ke kolam ikan koi ye, ya Allah gini amat", ujar Lia emosi.

Qila menyipitkan matanya, menatap Lia amarah. "Punya apa Lo?!"

"Punya contekan pelajaran bahasa Indonesia! Hah? Mau apa Lo?!". Jawab Lia kesal.

Padahal hanya masalah lagu saja, masalah yang kecil tapi bisa membuat rusuh satu kelas.

"Bahasa Indonesia doang, gue dong matematika", saut Hazel.

Lia tersenyum paksa. "Lo limited Cel, bisa bisanya Lo gak emosi"

"Ngapain emosi, liat dulu lawan debatnya sebanding sama kita gak, kalau gak ya ngapain emosi, udah dibawah kita nyolot lagi, jatohnya kalah saing" ujar Hazel.

"Jir, bener juga ya ngapain kita debat Qila? Kita kan sama sama ya level level---"

"Yang cocok open ekhem", lanjut Hazel berdeham.

"Jiakh, ekhem apa tuh Cel, ekhem bukan sembarang ekhem ini mah"

"Open B-- ugh". Lanjut Lia.

"Gausah sensor sensor udah langsung to the point aja, open BO gitu", sewot Qila.

"Ngomong kek gaada dosa Lo", Hazel memukul pelan mulut Qila dengan kipas ditangannya.

"Apalah Cel gak bisa positif thinking, orang yang gue maksud itu open bisnis online, bukan BO yang lain". Lanjut Qila. "Hazel sudah tidak polos, padahal mukanya sangat amat polos" lanjutnya.

"Mau gue ajarin gimana caranya punya tampang polos tapi tau semuanya?". Ucap Hazel dengan nada menggoda, menaik turunkan alisnya.


"GAK YA! JANGAN ENGGAK ENGGAK CEL, ISTIGFAR!"

"Lah kok ngamuk?!"

Pandangan Lia beralih pada benda pipih di tangannya, saat mendengar satu suara notifikasi di handphone nya yang menampilkan room chat bersama seseorang.

•••

*Lia handphone

Langit
online

Gue tunggu Lo, masih dimana?

Bentar lagi kesana
Bareng sama Acel sama Qila

Cepet, jangan lama-lama

Iya sabar dikit jadi orang

Ini udah sabar

Oke, gue otw sekarang

Hm, adem bet disini buruan

•••

"Cel,, liat tuh" goda Qila menaik turunkan alisnya.

"baru jadian tuh biasa lah qil" jawab Hazel.

Lia mencibikan bibirnya. "Siapa yang jadian?"

"Orang Langit yang bilang sama gue, gak usah rahasia rahasiaan" jelas Hazel.

"Keluarga Lo keren lho Li"

"Kenapa emang?" Tanya Lia penasaran.

"Nama Lo Senja, Abang Lo Angkasa, adek Lo Bulan, cewek Abang Lo Kejora, sekarang cowok Lo Langit, dah mending kalian tinggal di luar angkasa cocok bet tuh"

"Nanti buat sinetron yang namanya keluargaku keluar dari bumi hanya gara gara nama kami luar angkasa family". Hazel melanjutkan.

"Bagus dah tu, biar gue jauh dari klean berdua!"

"Giliran matematika nyariin gue". Hazel menyilakan tangannya.

Lia tersenyum paksa. "Hemm, kewajiban Cel,"

"Kewajiban lambemu!" Ejek Qila.

"Sst sst, gue duluan ya Babay!!" Teriak Lia kemudian berlari kencang tanpa aba-aba.

"Woy! LO MAU NINGGALIN KITA! BANGSAT LO!"

Hazel menutup mulut Qila paksa. "Sssttt, kalau mau teriak bahasa dijaga! Lo mau dihukum pak Azis?"

"Gak papa lah, pak Azis ganteng, wkwk"

Hazel menggidikan pundaknya ngeri. "Dih, sadar qil, ya Allah"

"Bercanda udah lah ayo berangkat, adem banget kayaknya disono"

"Lah, ayo gue dari tadi ayo aja Lo lelet"


"Ya Allah, der, der, yang lain punya ABS no liat, Lo? Kagak ada niatan work out gitu?" Tanya Ellio.

Derry menggeleng kuat. "No, no tidak mungkin, disini tempat penampungan masakan mami Yanti tercinta", Derry menepuk nepuk perutnya.

"Serah, Bodo amat gue"

"Der,," panggil Moora di depan pintu ruang olahraga sembari melambaikan tangannya.

"Bay, gue tinggal ada yang harus gue prioritasin" pamit Derry pada teman temannya.

"Segitunya Lo der, dah lah sana daripada nanti putus kita juga yang riweuh" ucap Langit.

"Putus?, lemes bet omongan Lo!", Balas Derry sembari bangun dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Moora.

Ellio berkacak pinggang. "Beda jir si Derry kalau ada cewek nya"

"Emang Lo kagak?"

"Kagak lah, orang gue gak punya cewek" balasnya.

"Pintar, Ellio anak pintar". Langit mengangkat dua jempolnya.

"Iya lah Ellio gitu loh".

"Dah lah gue pergi juga". Langit menyugar rambutnya.

"Lo lagi, mau kemana?" Tanya Axel.

"Tuh--". Langit menunjuk Lia yang berdiri di ujung kanan lapangan dengan dagunya.

"Capek gue, dah lah sono pergi sono!"

"Panas Lo Lio?" Tanya Axel. "Emosi mulu perasaan" lanjutnya.

"Gue gak emosi atau panas jir, tapi hawanye aje bikin gue emosi mulu"

"Pms kali" celetuk Axel.

Ellio terduduk di kursi besi dibelakangnya. "Pms, pms, lambemu lemes ye, ya Allah"

"Sabar, sabar ini ujian--- Weh Ken! Darimana Lo baru muncul" seru Axel.

Kennand menunjuk ruang ganti baju di belakangnya dengan dagu, tanpa berkata apa-apa.

•••

"Jaket siapa Cel?" Tanya Qila.

"Punya orang" jawab Hazel.

Qila menyilakan tangannya. "Ya orangnya tuh siapa, gue juga tau kalau itu punya orang ah elah"

"Ya ada pokoknya"

"Ish, gue duluan ya"

"Tega Lo tinggalin gue? Marah cuma gara gara gak dikasih tau ini jaket siapa?" Hazel menyayupkan pandangannya.

"Enggak woy, cuma kan gue mau ketemu---"

"My baby honey sweetie Axel yang paling ganteng" potong Hazel cepat.

Qila tersenyum lebar sembari menepuk pundak Hazel. "Nah itu tau, gapapa kan Lo gue tinggal? Nanti juga di lapangan ketemu lagi"

"Iya, gak papa sumpah gak papa demi alek kagak napa napa"

"Bagus lah, babay" pamit Qila melambaikan tangannya.

"Aneh ye emang punya temen udah ada pawang semua, capek ditinggal mulu, apa gue cari cowok aja yak?" Gumamnya menggerutu.

"Gak jadi dah gue kasih jaket Kennand hari ini, besok kan gue pergi sama dia, yaudah lah besok aja" ucap Hazel berbalik badan.

•••

"Berdua dah kita Ken, yang jomblo kita berdua doang, untung kita ganteng"

Curhatan hati Ellio hanya direspon anggukan kepala lembut Kennand.

"Tapi kenapa gak ada yang mau sama gue? Padahal berapa miliar manusia di bumi kagak ada gitu satu yang suka sama gue jir" lanjut Ellio.

Kennand kembali mengangguk lembut, merespon curhatan hati Ellio yang tengah menjadi sadboy.

#elliodutasadboy

"Ken! Astagfirullah! Lo, ya Allah, bisa gak sih kalau gue ngomong tuh respon, minimal ya kek atau oke gitu atau apa kek yang penting tu suara keluar"

"Allah udah kasih kita nikmat punya suara
tapi kagak Lo pake, rugi jir!" Lanjut Ellio.

Kennand kembali mengangguk menatap Ellio yang penuh emosi ditambah dengan nafasnya yang memburu.

"Ya Allah, ngangguk lagi?!"

"Ya". Akhirnya satu kata terlontar dari mulut Kennand, walaupun hanya kata pendek dua huruf alias y dan a saja, bisa membuat Ellio tersenyum sumringah.

"Nah, gitu dong walaupun cuma dua huruf tapi gue bangga, hahay"

Lagi dan lagi, karena lelah meladeni Ellio yang tidak ada habisnya Kennand-- mengangguk lagi.

"Allahu Akbar, ya Allah hamba mohon ya Allah, sabar kan lah hambamu yang tampan ini supaya bisa menghadapi manusia irit ngomong di sebelah hamba ya Allah" Ellio mengadahkan tangannya berdoa.

"Perasaan dulu SMP Lo gak kayak gini dah Ken, Lo dulu meresahkan juga, mana ada cosplay jadi banci lagi anjrot ngakak bet sumpah"

Kennand membulatkan matanya, menatap tajam Ellio yang membongkar aib masa lalunya.

"Gue masih ada fotonya jir, wait" ucap Ellio tertawa terbahak-bahak.

"Nih---" lanjutnya menunjukkan sebuah foto dari album handphone nya.

Kennand menatap foto yang tertampil di handphone milik Ellio itu tajam dan cukup lama, ini Kennand? Gak mungkin, masa kayak gini si?, Batinnya.

"Sangat mengkeren bukan? Mana cantik lagi gue sampe lupa gender jir, gue masih simpen foto kita dulu, jaman dimana Kennand belum tenggelam di kutub Utara"

"Hapus gak!" Sontak Kennand dengan nada tinggi.

Mampus, kalau sampai Ellio menyebarkan foto foto aib Kennand dulu ke seluruh sekolah bisa bisa martabat Kennand hancur.

"Hapus Lio!"

"Tuh kan Lo jadi ngomong banyak, hahay bangga banget gue ya Allah, tenang aja gak bakal gue kasih tau siapa siapa kok, santai aja santai" Ellio menenangkan sembari masih tertawa kecil saat melihat layar handphone nya.


Hazel melempar tas nya sembarang, meraih anduk putih di gantungan bajunya, berniat untuk mandi sepulang sekolah seperti biasanya.

"Dek,," panggil Azlan tanpa aba-aba.

Hazel tersontak kaget siapa laki-laki yang berani masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu, bang Alan juga bilangnya hari ini tidak akan pulang.

"Allahu Akbar!, Ish ketok dulu kek, udah pulang?" Tanya Hazel.

"Ya udah lah, mau pergi lagi tapi harus sama kamu buruan" ujar Azlan.

"Mau apa? Ngapain?"

"Gausah banyak tanya, pokoknya cepetan" pinta Azlan kembali menutup pelan pintu kamar Hazel.

"Ih, banyak mau!" Gerutu Hazel sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

•••

"Dek! Cepet lah! Lama kali!"

"Sabar to! Ini kaki cuma dua!"

Pandangan Hazel tertuju pada sayup sendu tatapan Azlan. "Mata Abang kenapa? Gak tidur?" Tanyanya.

"Ha?--" Azlan menggosok pelan matanya. "Enggak kok, kebanyakan handphone aja mungkin, ya udah ayo berangkat"

"Ayo!"

•••

"Kita mau kemana bang?" Tanya Hazel.

"Udah ikut aja" jawab Azlan memutar stir mobilnya.

"Ini kemana dah? Acel belum pernah kesini" tanya Hazel lagi, kini tengah memakan setoples marshmellow yang sengaja ia bawa.

"Ya emang belom"

"Ayolah Abang, jawab aja kita mau kemana" mohon Hazel dengan nada sedikit merengek.

"Nanti juga nyampe tau, ada Jio juga disana"

"Kak Jio? Kok bisa?" Beo Hazel.

"Ya bisa lah, kenapa juga gak bisa coba? Napa gak percaya?"

"Iya iya Hazel percaya, nah makan!" Hazel menyumpal tiga buah marshmellow sekaligus ke dalam mulut kakak laki-lakinya, supaya kakaknya tak berbicara lagi.




Di jalan tadi, Azlan sempat mampir ke rumah Zhiva, ya siapa lagi, pacarnya. Untuk menjemput Zhiva supaya ikut ketempat yang akan Azlan tuju.

"Cel," panggil Jio berjalan menghampiri Hazel, disusul Elena yang juga menghampiri Jio.

"Kak Jio bawa kak Lena, bang Alan bawa mba Zhiva. Apa apaan nih double date? Terus gue jadi nyamuk gitu?" Batin Hazel.

"Apa kabar cel" tanya Elena. "Baik kak" jawab Hazel.

"Bang," sapa Elena menyalimi Azlan.

"Sehat Len?" Tanya Azlan.

"Sehat kok kak" jawabnya.

"Mau masuk sekarang?" Tanya Jio.

Azlan mengangguk. "Ayo"

•••

Ternyata tempat yang dimaksud Azlan adalah sebuah restoran, dimana banyak keluarga besarnya disana. Azlan juga berniat mempertemukan Hazel dan ayahnya hari ini walaupun tidak usah dijelaskan siapa sosok ayahnya yang sebenarnya.

Ayah dari Hazel dan Azlan adalah CEO dari rumah sakit Bramantha Indonesia, usianya masih kepala 3 otw kepala 4 yaitu 39 tahun hanya selisih 18 tahun saja dengan Azlan.

Hazel, Azlan begitupun Jio dan lainya menduduki sebuah meja bernuansa kayu yang sejuk.

"Azlan udah datang nak, gimana kabarnya?" Sapa seorang wanita kepada Azlan, usia wanita itu sekitar 35 tahunan yang diketahui adalah adik kandung ibunya.

"Baik kok Tante, ah tante ini Hazel adeknya Alan" lanjut Azlan memperkenalkan Hazel.

"Hazel??" Beo wanita itu. "Ini serius Hazel? Kok cepet banget gedenya? Perasaan kemaren masih segede upil" lanjut wanita itu.

Hazel tertawa heran, ya kali mau jadi kecil terus, lagian ini siapa? Hazel benar benar asing dengan orang orang disini. "I-iya udah gede kok" jawab Hazel.

"Sstt!" Sontak Azlan ketika mendengar jawaban adiknya.

Seorang lelaki ber jas hitam berjalan mendekat, itu ayah Azlan dan Hazel.

Mata ayahnya berbinar ketika melihat seorang gadis di sebelah Azlan, memakai dress dibawah lutut berwarna abu-abu.

Matanya seperti menatap cahaya senja, seperti jiwa mantan istrinya kembali. Ini terbukti bahwa Hazel sangat mirip dengan ibunya.

"Nindya?--" lirih ayahnya.

"Nindya?" Batin Hazel. "Siapa Nindya? Mana liatnya ke gue lagi" lanjut batinnya.

"Hazel?" Titih ayahnya.

"Lah kok tau nama gue si? Ni orang semua siapa si? Bingung gue kok pada kenal yak?" Batin Hazel. "I-iya? Om panggil saya?" Respon Hazel.

"Om?" Batin ayahnya.

Meskipun begitu ayahnya mengerti, selama ini Hazel tak pernah sekalipun melihat dirinya jadi sangat wajar Hazel tak mengenalinya.

"Ada apa om?" Tanya Hazel lagi.

Ayahnya menggeleng. "Gak ada apa-apa, kamu Hazel kan?"

"Iya" jawab Hazel singkat dan gugup.

"Kamu mirip sekali dengan mantan istri saya" jelas ayahnya.

Hazel hanya mengangguk pelan, aahh jadi Nindya itu mantan istri om ini. Bantinya.

Azlan menatap interaksi keduanya sedikit terbesit, ingin rasanya menjelaskan semuanya pada Hazel namun ia tak yakin adik lugu namun tak tahu malu ini akan menerimanya.

••••

Yuk jangan lupa vote nya yuk ⭐⭐⭐

Makasih banget buat yang udah mampir ke sini kalian the best, i love you ❤️

"Gambaran Lio jadi suami siaga"

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 195K 35
"Pak tunggu!" Satria tidak mengubris laki-laki itu tetap berjalan tak mau menanggapi tingkah aneh Alya. "Sayang?!" Entah ide dari mana Alya malah ber...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.5M 307K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
20.9M 1.6M 49
๐๐€๐‘๐“ ๐Œ๐€๐’๐ˆ๐‡ ๐‹๐„๐๐†๐Š๐€๐ ๐Ÿšซ๐Š๐€๐‹๐€๐” ๐Œ๐€๐” ๐‡๐„๐๐€๐“, ๐‰๐€๐๐†๐€๐ ๐‰๐€๐ƒ๐ˆ ๐๐‹๐€๐†๐ˆ๐€๐“๐Ÿšซ Karya pertama aku, Mohon maaf masih amatir...