Agatha

By syffdllh

1.3K 755 185

Kalian pasti berpikir bahwa memiliki kekayaan, kekuasaan, kecantikan, adalah hal yang sempurna bukan? Ya, se... More

-๐—ฃ๐—ฟ๐—ผ๐—น๐—ผ๐—ด-
-First-
-Keputusan-
-Daniel-
-UKS-
-Malam yang rumit-
-Telat-
-konsekuensi-
-Ketegangan-
-Pelaku dari kejahatan-
-Tempat gelap-
-Hal yang tak diduga-
-Keila-
-Identifier-

-kejadian demi kejadian-

39 26 7
By syffdllh

"Conan! Woy Conaaaannnn!" Teriak Fanny memanggil Conan yang tengah duduk diam di tangga sekolah.

"Apa Fan?" Sahut Conan lemas -tak bertenaga.

"Lo tau kakak nya Grisly kan??" Tanya Fanny antusias, sambil melompat-lompat kegirangan.

"Tau lah, kan kemarin kita ketemu." Conan berusaha cool dan seakan tak peduli, padahal dilubuk hatinya ia sangat menantikan berita wanita yang dilihatnya kemarin itu.

Dimata Fanny, Conan terlihat aneh tidak seperti biasanya. Detik itu, Fanny langsung mengira laki-laki di depannya sekaligus temannya itu sedang menyukai wanita yang sedang menjadi bahan pembicaran.

"Gimana menurut lo Agatha itu?" Fanny memulai kejahilannya.

"Agatha itu cantik, dia sangat populer, dari hari pertama saja dia langsung di masukan dalam most beauty di SMA ini. Dia juga sangat populer dikalangan laki-laki dan perempuan. Dari wajahnya sih kayaknya dia cewek baik?" Lagi-lagi Conan menjawabnya dengan biasa saja, tapi di kuping Fanny kata-kata itu seperti kata pujian pada orang yang disuka.

"Ia sih dia memang sudah populer dari hari pertama, apalagi pas kejadian di kantin , hampir semua siswa di sekolah ini liat kejadian itu. Dia emang cantik banget, beda dengan Grisly, kecantikannya itu lebih alami." Fanny mangut-mangut, mengiyakan pikiran sendiri.

"Grisly juga cantik kok." Conan tiba-tiba memuji.

"Cantik sih..., eh ya Nan jangan bilangin ke Grisly kalau kita ngomongin kakak nya ya. Soalnya menurut dari apa yang gue liat di kantin dan tentunya feeling gue, Grisly itu ada dendam kesumat sama kakaknya."

"Oh" Sahut Conan.

"Plis jangan bilang ya Nan pliss.."

"Ya Nan ya...." Fanny terus memohon.

"Iya deh iya. Gue gak akan bilang apa-apa sama Grisly." Conan memutuskan.

"Ada apa ini? Kenapa gue gak boleh tau?" Tanya Grisly yang tiba-tiba muncul dari belakang Fanny. Hingga sontak mengagetkannya.

"Eh Grisly!"

"Lagi ngomongin apa kok seru keliatan seru banget? Pake sebut-sebut nama gue lagi." Grisly menekan ucapannya.

"E-eh, gak ngomongin apa-apa kok. Masa kita ngomongin lo sih." Fanny panik hingga membohongi Grisly. Sementara Conan duduk di tangga seakan tak peduli.

"Yakin?"

Dengan gesit Fanny kebelakang Grisly, memegang pundak temannya itu, dan perlahan memijat-mijat nya. "Untung lo disini, gue sama Conan lagi ngomongin kakak lo nih." Fanny nyengir, mengubah topik, padahal tadi dia baru saja berkata pada Conan untuk tidak membicarakan Agatha, akibat situasi yang memaksanya mau tak mau ia melanggar perkataannya sendiri.

"Kakak gue? Agatha?"

"Iyalah siapa lagi kalau bukan dia!"

"Ngomongin dia buat apa? Gak jelas banget sih. Nyari topik tuh yang bermanfaat bukan gosip kayak gini. Apalagi gue gak mau ngedenger nama itu."

"Tapi.., kalian ngomongin Agatha tentang apa?" Grisly kepo.

"Lo tau kan tadi gue telat. Nah jadi pas tadi gue ngelewat ke depan kelas MIPA 1. Gak sengaja gue denger keributan di kelas MIPA 1. Karena gue orangnya kepoan, jadi gue terusin ngupingnya. Tiba-tiba Gue kaget karena Agatha ngomong bahkan mohon-mohon sama guru buat ngasih hukuman sama dia."

"Hah?" Potong Grisly dan Conan bersamaan. Kemudian mereka berdua saling melihat satu sama lain.

"Ekhem." laki-laki itu langsung buru-buru berbalik kearah lain. Membuat Grisly merasa aneh, tapi karena topik tentang Agatha dia jadi mengabaikannya. Entah kenapa dengan sikapnya, hanya dirinya sendiri dan tuhan yang tau kenapa sikapnya menjadi seperti itu bila mendengar percakapan tentang Agatha. Atau..., karena Grisly?.

"Karena informasinya masih belum cukup, tadi gue juga ke kelas mereka lagi. Dan tau apa yang lebih mengejutkan lagi gak? Orang yang ngasih hukuman ke Agatha itu bukan guru tapi siswa yang tahun kemarin menghilang tanpa ada pemberitahuan sedikitpun. Siswa itu sekarang kembali kesini dan mengulang di kelas yang sama dengan Agatha. Namanya Keila Azzahra!"

***

Namaku Keila Azzahra.

Aku tak tahu siapa yang memberikan nama sebagus itu untukku. Terkadang rasanya aneh mengingat aku tak punya orang tua dari sejak kecil. Suster yang ingin mengasuhku pun meninggal akibat perilaku suaminya yang tak ingin istrinya membawa anak orang lain. Dari kecil semua orang membenciku, termasuk tetangga disekitar rumah maupun teman di sekolah. Bully? Jangan ditanya lagi, setiap hari bahkan setiap menit tubuhku kesakitan akibat kekerasan yang aku terima disekolah. Bila diperhatikan hidupku benar-benar hancur dan tak berarti.

Tapi aku selalu bertahan karena seorang kakak laki-laki yang terus mengurusku tanpa pamrih. Ia selalu mengkhawatirkanku, padahal aku bukan saudara kandungnya. Kare itu lah aku memutuskan untuk bertahan terus, hingga suatu saat aku akan membalas budi.

5 November 2020.

Hari ketika orang yang aku punya satu-satunya, orang yang membuatku memiliki semangat untuk hidup, kini menghilang dari dunia ini dan juga dari sisiku. Aku mencoba untuk tegar seperti biasanya. Tapi rasanya hari ini aku tak bisa menahan semua rasa yang terlalu bergejolak dalam tubuhku.

Kakak bilang aku tidak pernah boleh menangis, karena kakak akan selalu ada bersamaku.

Sebenarnya aku pun tau bahwa kakak sebenarnya ada di dekatku, hanya saja aku tak bisa melihat kakak sekarang.

Maaf aku bodoh, aku tak bisa menuruti perkataan kakak.

Biarkanlah..., biarkanlah aku meluapkan rasa yang mengganjal itu hari ini saja.

Derai air mata terus menerus keluar, menyatu dengan segala rasa penyesalan. Kenapa aku tak bisa selalu menemani kakak? Kenapa aku memilih bermain bersama orang baru padahal kakak ada di rumah menungguku? Kenapa? Kenapa?!

Hari itu sangat menyedihkan. Tapi karena hari itu, aku belajar sesuatu yang sangat penting. Kita tak boleh menyia-nyiakan waktu hanya untuk kepuasan semata. Berbaliklah, di sana ada seorang keluarga yang menyayangimu lebih dari yang kamu pikirkan. Dan karena hari itu aku juga belajar untuk menjadi kuat, hingga memutuskan untuk libur sekolah.

***

"Hah? Beneran?!"

"Ihhh ya kan!, yang lebih mengejutkannya lagi, sekarang Agatha lagi dihukum sama guru gara-gara telat! Padahal kan dia itu holkay kok bisa telat. Dia kan kemarin punya dua bodyguard, pasti lah dia juga punya pembantu. Masa sih pembantunya engga ngebangunin Agatha. Kamu kan adik nya dia, masa gatau sih?" Fanny berkomentar.

"Entahlah aku tak pernah ke kamarnya maupun kesekolah bersamanya." Sentar Grisly terdiam. Tapi diamnya itu tidak berlangsung lama, Grisly tiba-tiba tersenyum menakutkan. Hingga Fanny yang berada di dekatnya bergidik ketakutan.

"Fanny, bawakan aku dedaunan bekas di belakang sekolah."

"Bu-buat apa?"

"Kepo! Pokoknya cepet bawain aja!"

***

Creeeeessss

"Oke sudah cukup. Cepet matikan air nya." Suruh Grisly pada wanita yang sedari tadi terus mematuhi perintahnya.

"Grisly..., ini agak keterlaluan bukan? WC ini tadi bersih banget, sekarang seperti tolet buangan." Komentar wanita itu.

"Sudahlah. Kamu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Ini hadiah untukmu." Grisly memberikan sebuah tas kecil berwarna hitam mengkilap kepada wanita yang membantunya.

"Hey kenapa lo ngasih hadiah segala. Padahal gue gak pernah ngarep di kasih apapun. Tapi makasih ya, gue terima. Btw Apa ini?" Ucap Fanny bertele-tele.

"Buka aja."

Keila membuka hadiah pemberian Grisly dengan sangat hati-hati dan perasaan senang. "HAH! P-PC B-BI-BIAS?!"

Beberapa foto PC official idol Korea kesukaannya, sekaligus pc langka, kini ada di tangannya sekarang!

"Hehe, buka satu lagi." Dengan smirknya Grisly sangat tau kelemahan seorang wanita kpoppers dihadapannya.

"TI-TIKET, TIKET KONSER!! GILA!!! DEMI APA?! VIP LAGI!!!"

Betapa bahagianya Keila sekarang selain bisa mempunyai pc yang diidam-idamkannya. Keila juga mendapat hadiah yang sangat amat luar biasa. Akhirnya ia bisa bertemu dengan sosok idola yang memenuhi ponsel dan pikirannya!!!

"INI BENERAN GRYS?!!"

"YA. Itu beneran. Btw makasih juga ya udah bantu gue."

"It's oke. Segitu sih bukan apa-apa dibanding yang lo kasih."

Tapi ia tidak tahu, bahwa kebahagiannya itu akan mendatangkan kemalangan baginya.

***

"Pah.., besok Agatha ingin sekolah lagi" Ucap Agatha suaranya lemah.

Dhavin tau bahwa Agatha cepat atau lambat harus segera masuk sekolah. Ini juga sudah 3 hari sejak kejadian itu, dan keadaan Agatha sudah jauh lebih baik. Tapi anehnya tak ada satupun teman sekolah di sekolah putrinya yang datang menjenguk Agatha, padahal kejadian itu sangat menggemparkan hingga seluruh sekolah tau.

Perempuan yang tengah terbaring di kasur pasien dengan memakai baju pasien itu sedang menunggu jawaban dari sang ayah. Wajahnya masih terlihat pucat dan ketakutan yang ada padanya karena kejadian kemarin masih menyisa di benaknya. Tapi tetap saja kebosanannya selama 2 hari terus terbaring di kasur membuatnya lebih depresi, ia tidak diperbolehkan keluar kamar oleh ayahnya. Ia hanya bangun ketika ada suster yang memberinya makan setiap hari 3 kali.

"Pah?" Agatha menyadarkan papanya yang terus terdiam.

Dhavin tau Agatha menunggunya mengucapnya sesuatu. Tapi sebagai seorang ayah ia tau jawabannya tak memuaskan hati putrinya. Dhavin juga berpikir jika selama sekolah kemarin anaknya mengalami perisakan oleh siswa-siswa di sekolahnya. Jadi mungkin lebih baik jika Agatha libur sementara dari sekolahnya untuk melatihnya bela diri.

"Kamu besok bakalan pulang ke rumah." Jawab Dhavin setelah memakan waktu cukup lama.

Senyum sumringah Agatha muncul. "Beneran pah?"

"Iya sayang."

"Tapi-" Perkataan Dhavin terpotong karena ada suara seseorang mengetuk pintu.

Tok-tok-tok

"Bentar ya sayang, papa buka dulu."

"iya."

Cklek

"Kamu siapa?"

Agatha agak kaget saat ayahnya menanyakan itu. "Siapa pah?"

Dhavin berbalik kepada putrinya sambil mengangkak alis sekaligus bergeleng tak tahu, dan bergeser untuk memperlihatkan seseorang di baliknya. Kemudian berbalik kembali.

"Daniel?!"

Seorang pria berpostur tinggi yang memakai baju putih bertangan pendek dan jeans biru itu, membawa buket bunga mawar besar di tangan kanannya, dan sebuah kotak coklat berpita merah di tangan kirinya.

"Halo om saya Daniel." Ucapnya memperkenalkan diri pada pria berjas dihadapannya.

Agatha tiba-tiba cegukan saat mendengar nama yang terlontarkan.

"Daniel? Temen Agatha?"

"Em.., iya om." Dibelakang Agatha cengegesan -mencoba untuk menahan tawa, karena panggilan Daniel pada ayahnya sontak membuat saraf tertawanya aktif. Hingga tertengar oleh para pria yang tengah mengobrol.

"Dasar anak itu, gapapa panggil sesukamu saja."

"Ba-baik." Kepekaan Dhavin dan tawa jail Agatha, membuat Daniel malu takut-takut salah bicara lagi dan hal ini terulang.

"Kalau gitu silakan duduk disini." Dhavin menyosorkan sebuah kursi lipat di dekat tempat duduknya tadi.

"I-ini." Daniel menyodorkan apa yang memenuhi tangannya.

"Buat apa?" Tanya Dhavin tanpa berpikir.

Daniel dibuat terpelongo dengan pertanyaan itu. Semua orang pun pasti tahu bahwa itu pemberiannya untuk Agatha yang sudah beberapa hari terbaring sakit. Tapi Daniel salah. Coklat? Bunga mawar merah? Itu bukan pemberian untuk orang sakit! Tapi itu biasanya dipakai seseorang untuk hadiah kepada orang yang penting baginya!.

Sebenarnya dari mana Daniel mendapat ide itu? Internet? Sepertinya tidak mungkin.., jika ada yang menjawab dari teman sejolinya, ya itu benar! Informasi sesatnya itu didapat dari seorang Gilang Atta Wijaya!

♛┈⛧┈┈•༶♛┈⛧┈┈•༶♛┈⛧┈┈•༶♛┈⛧┈┈•༶

Bagaimana kisah kelanjutan dari Agatha?

Apakah Daniel akan membalas perlakuan Gilang yang notabenya sebagai jomblo terganteng dari lahir setelah Daniel?!

Yuuu selalu stay in Agatha!

Nantikan cerita lainnya atau chapter selanjutnya dari penulis

Bila ingin info atau spoiler tentang WP ini, follow IG penulis: syifafdllah!

(Jangan lupa follow+💗+komen) karna mereka sangat berharga untuk pikiran penulis🥰

Kalau ada kritik atau saran tinggal komen ajaa. Karena kita sama-sama manusia. Mohon dijaga ucapannya oke?! :)

(✨Selamat membaca, semoga terhibur✨)

Next....

Continue Reading

You'll Also Like

982K 96.7K 26
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
1.9M 89.6K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
606K 26.2K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
2.4M 35.3K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...