Kennand Perfect Boyfriend

By _avocadish_

99.4K 6.2K 637

'๐ฌ๐ข๐ง๐ ๐ค๐š๐ญ ๐ฌ๐š๐ฃ๐š ๐ข๐ง๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐š๐ฐ๐š๐ฅ ๐๐š๐ซ๐ข ๐ค๐ž๐ฉ๐ฎ๐ซ๐š-๐ฉ๐ฎ๐ซ๏ฟฝ... More

PROLOG
Part : 1
Part : 2
Part : 3
Part : 4
Part : 5
Part : 6
Part : 7
Part : 9
Part : 10
Part : 11
Part : 12
Part : 13
Part : 14
Part : 15
Part : 16
Part : 17
Part : 18
Part : 19
Part : 20
Part : 21
Part : 22
Special parts: Tentang Hazel
Part : 23
Part : 24
Part : 25
Part : 26
Part : 27
Part : 28
Part : 29
Part : 30
Part : 31
Part : 32
Part : 33
Part : 34
Part : 35
Part : 36
Part : 37
Part : 38
Part : 39
Part : 40
Part : 41
Part : 42
Part : 43
Part : 44
Part : 45
Part : 46
Part : 47
Part : 48
Part : 49
Part : 50
Part : 51
Part : 52
Part : 53
Part : 54
Part : 55
Part : 56
Part : 57
Part : 58
Part : 59
Part 60
Part : 61
Part : 62
Part : 63
Part : 64
Part : 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70 [Ending]

Part : 8

2.1K 128 8
By _avocadish_

Hi, i'm back
Typo? Abaikan saja

[Pernyataan kami]
.
.

Happy reading 🌼

Suara gerungan motor terdengar nyaring dari arena balapan, memperlihatkan kedua kubu yang sudah bersiap sesekali menyaring kan gerungan motor mereka satu per satu.

Arena yang mereka gunakan memang sudah tak asing, sudah banyak yang melakukan balapan liar disana jalanan yang memang dikhususkan untuk latihan balapan tapi mereka gunakan untuk balapan liar yang entah apa taruhannya.

Axel menatap lawan disebelahnya dengan aura permusuhan, tak ada tatapan damai sedikit pun dari matanya.

"Lo kalah Lo lemah!" Saut kubu Leon merendahkan.

"Ck, belum tau aja dia" gumam Langit.

[Si tampan yang menguras dompet]
Fyi: mereka balapan malem malem yaa

•••

Prritt~

Suara peluit sudah disiulkan, mengalihkan titik fokus kedua kubu, seorang wanita sudah berjalan ke tengah tengah pembatas antara kedua kubu dengan membawa bendera khas dunia balapan.

Kennand agak menggidik ngeri melihat penampilan wanita itu, sebenarnya sudah biasa dalam balapan ada wanita seperti itu tapi yang membuat Kennand ngeri apa gak dingin malam malam pake baju sependek itu?.

Peluit sudah disiulkan kembali tanda balapan sudah seharusnya dimulai.

Lantas kedua kubu otomatis menaikan kecepatan motornya masing-masing, memperebutkan gelar juara yang entah apa balasan dan taruhan nya.

•••

Hazel mendongak lemah, di depannya buku buku berantakan ia sangat lelah dengan tugas sekolah yang tidak ada habisnya.

Apalagi ini matematika dan IPA tengah collab, rasanya kepala ini akan meledak begitu saja.

"Aneh banget ada orang yang minat pelajaran ginian, otak baja apa begimana?" Gumamnya emosi. "Titisan apaan tuh yang demen pelajaran lucknut ini" lanjutnya menggerutu.

Jari jemarinya menyenggol sebuah pulpen disebelahnya, membuat ia harus merendahkan badannya untuk mengambil pulpen yang terjatuh itu.

Saat ia hendak mengambil pulpen itu matanya tertuju pada kain hitam yang terlipat di dalam lacinya, dan Hazel pun mengambilnya karena penasaran. Dilihatnya jaket Kennand yang ia pakai saat menutupi rok nya yang robek waktu itu.

Bisa bisanya ia lupa dengan barang milik orang lain yang ia pinjam, namun matanya tertuju pada arah lain ia belum membuka paper bag Gucci yang Kennand berikan.

"Kok gue gak enak ya bukannya, tapi penasaran apa gue buka aja ya??"

•••

Ellio sesekali menatap lawan di sebelahnya yang nampak akan menyalibnya, karena kesal ia menaikkan lajunya kencang.

"Ellio dilawan" bangganya dibarengi tawa renyah khas nya.

Sedangkan Derry nampak khawatir ia merasakan sesuatu yang janggal terjadi pada motornya, tak peduli Derry tetap melajukan sepeda motornya kencang.

•••

Leon tetap fokus mengawasi Kennand yang berada di urutan pertama diantara teman teman lainnya. Berusaha menyenggol sisi kanan dan kiri Kennand berniat supaya Kennand terkecoh.

Namun nihil Kennand tetap fokus pada jalan membentang di depannya.

"Gak akan gue biarin Ken, gak semudah itu kalahin gue" batin Leon.

•••

Prriitt~

Peluit sudah disiulkan tanda pertandingan sudah selesai, hasilnya seri tak ada yang menang dan tak ada yang kalah.

"Ini hasilnya, sekarang apa yang Lo mau?" Tanya Axel dengan nada menantang.

"Dari awal udah gue bilang kan, kalian tinggal ngaku kalah, selesai!" Jawab Leon lapang.

"Lo yang salah kenapa kita yang harus ngaku kalah?" Saut Derry dengan tatapan tajam dan aura permusuhan.

"Ha? Gue salah apa?"

Ellio mendekatkan dirinya tepat di depan Leon "Dulu kita hampir keluar sekolah gara gara fitnah Lo yang bilang ke semua guru di sekolah kalau kita pengedar nar--- barang haram, padahal nyatanya---"

"Lo! Gue masih punya bukti! Itu kan yang udah buat Lo selalu nantang kita?! Lo buat kita sibuk jadi masalah Lo nyamping!" Lanjut Ellio menyerang.

"Fitnah Lo masih membekas di sekolah sampe sekarang" Ujar Axel.

Langit membuka helm full face nya dilanjut menyugar rambutnya kasar "Kalau di denger ini masalah kecil, cuma fitnah kita anak gak bener nyatanya Lo dalang semuanya"

Leon menyugar rambutnya tanpa dosa "Loh? Kalian masih ungkit masa lalu? Kenapa? takut kalah saing?"

Emosi sudah mengerumuni dirinya, Axel mengepalkan tangannya kuat rasa ingin memukul Leon kuat kuat sudah menggebu pada dirinya.

"Ini bukan masalah fitnah itu loh" lanjut Leon, "kenapa masih kalian bawa bawa?"

Kennand membuang nafasnya kasar, sangat kesal menghadapi Leon yang sudah ada bukti salah namun tidak mau mengakuinya.

"Kita masih ada bukti, kalau kita tunjukkin bukti itu ke pihak sekolah atau bahkan bisa ke kepolisian Lo gak aman"

Leon tersenyum smirk "haha, sekalinya Lo tunjukkin bukti ke siapapun itu siap siap--", Leon mengusap tangan kanan dan kirinya bergantian "nyawa kalian ada di tangan gue"

"Yang bener gak bakal kalah asal Lo tau, Lo harusnya simpen kesalahan Lo sendiri tanpa libatin orang lain" ujar Derry sembari menunjuk kasar Leon yang berdiri tegap di depannya.

"Lain kali pake akal Leon, Lo gak sebanding sama kita sebenernya, Lo fitnah kita salah sedangkan kita punya bukti yang sebenernya kalau Lo yang salah" jelas Ellio.

"Ciri orang TOLOL!" Seru Langit sedikit menyugar rambut yang sudah menutupi matanya, "Sekali kita buka suara, riwayat hidup Lo tamat!" Lanjut Langit.

"Ngancem ceritanya?"

Derry mengusap gusar wajahnya "Astagfirullah, istigfar Lo, sadar! Lo kayaknya sebelas dua belas sama Adek Lo!"

"Namanya juga kakak adek" koreksi langit sedikit menepuk pundak Derry. "Oh iya" jawab Derry sedikit menahan tawa.

Bisa bisanya mau ketawa di kondisi yang bisa dibilang menegangkan ini.

"Oy Ken btw, gimana hubungan Lo sama Hazel?" Tanya Leon tiba tiba seakan akan tau apa yang terjadi diantara Kennand dan Hazel.

"Hazel?" Beo Langit, Ellio, Derry, Axel dan Jio berbarengan.

"Siapa Lo?, Tau privasi kan?" saut Kennand sinis.

Leon menggeleng, mencibikan bibirnya "Jangan cari kesempatan dalam kesempitan Ken, Hazel anak baik"

"Lo tau kan Hazel anak baik gausah Lo sangkut pautin sama masalah ini, Gaada hubungannya!"

"Lo kenal Hazel, Ken?" Tanya Derry di sela-sela perdebatan nya.

Kennand tak menyautinya ia hanya tetap menatap Leon dengan aura permusuhan.

Leon menepuk nepuk sebelah lengan Kennand "Jaga, jangan Lo rusak sebelum gue pake buat jaga jaga" ucapnya sembari kembali memakai helm dan pergi meninggalkan lawan mainnya itu.

"Jaga, jangan Lo rusak sebelum gue pake buat jaga jaga"

Maksud dari kata itu?-- Gak bener Leon pasti ada rencana baru untuk tetap menutupi kesalahannya.

[Fyi, tadi ada kata adik Leon, yaa adik Leon itu Laura]

"Bisa bisanya dia hapal size baju gue, tapi ni baju cakep banget ye, gak papa lah bantu Kennand, dapet Gucci woy siapa yang gak mau ye kan?" Gumam Hazel saat mencoba dress krem bermerek Gucci yang diberikan Kennand.

"Sepatunya juga cakep lagi, berapa juta nih satu set begini doang"

Ceklek--

"Ngapain? Gak bener banget punya adek jam 12 malem malah gaya gayaan bukan tidur mana depan kaca lagi" saut Azlan saat melihat adiknya yang nampak bergaya itu.

"Dih, biar iri kali jadi orang, hemmh" jawab Hazel memalingkan wajahnya, "apaan?!"

"Gak ada apa apa ngecek doang ada kresek kresek di atas dikira apaan"

"Ahh, yaudah tutup lagi ish!"

Azlan perlahan menutup pintu kamar Hazel sehingga menutup rapat seperti semula, Hazel yang nampak menyukai dress itu terus terusan berpose di depan kaca kamarnya.

"Gila! Gue cakep juga kalau gini yak" pedenya berbangga diri.

"Bisa bisanya secakep ini kagak ada yang deketin, banyak deng cuma selera gue nya aja yang ketinggian makanya jomblo mulu-- haha"

"Capek kadang sama diri sendiri susah banget sadar diri, kalau gak suka sama yang virtual ya sama cowok fiksi, sendiri pas pasan, so' soan suka sama yang fiksi sedih bet hidup gue" dirinya menggerutu.

Hazel menjatuhkan badannya lelah, sebelum ia menutup mata dan tertidur lelap.

AC kamarnya sungguh nikmat, membuat rasa kantuknya semakin menggebu. Sayup-sayup pandangan masih terlihat, sebelum matanya tertutup ditambah dengkuran halus.

•••

"Lo kenal Hazel Ken?" Tanya Derry yang masih penasaran, mereka kini sudah selesai dengan balapannya mereka ada di markas utama Azgerios sekarang.

Kennand membuang nafasnya kasar sembari meneguk sekaleng soda yang ia beli sebelumnya "kenal"

"Gawat! Jangan Lo ambil doi gue, Ken Lo kenal darimana?" Respon Ellio cemas.

"Dari situ" Kennand mendongak, menyenderkan tubuhnya pada punggung sofa di belakangnya.

Ellio berdecak pelan "ck, jawaban jenis ape tu, oy Langit! Malah tidur Lo!"

"Apaan si ah?!" Jawab langit yang sudah nampak sangat mengantuk itu.

"Gak jadi"

"Bangsat Lo! Ganggu aja!"

"Si Senja dicantol si Kevin noh!"

"Mana ada, orang gue baru aja jadian sama dia" jawabnya tak sadar.

"JADIAN?!!" Beo Jio, Axel, Derry dan Ellio berbarengan. "Wah, parah Lo, bisa bisanya Lo gak cerita sama kita, teman macam apa Lo?"

"Macam dugong, Lo tau dugong aaah itu mirip Lo!" Balas langit kesal.

"Makasih lho, tapi kayaknya Lo lebih cakep deh Lang,,"

"Mirip siapa der?"

"Daegal!"

Langit melempar bantal sofa kasar "daripada Lo Yeontan!"

"Yeuu pengen gue gorok ye Lo!"

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tapi mereka masih saja berdebat mentang mentang besok hari Minggu bisa santai santai.

"Musim banget kali ya orang jadian bulan ini" ucap Ellio.

"Yoi kayaknya, berarti diantara kita semua tinggal Lo berdua yang jomblo". Langit menunjuk Kennand dan Ellio bergantian.

"Dih biar, gue jomblo tapi gue ganteng, banyak sebenernya yang suka sama gue tapi, masih dirahasiakan" jawab Ellio menjelaskan.

"Lo Ken, gimana? Jangan jangan lo--"

"Males banget suka sama cewek" jawab Kennand menyugar rambutnya.

"Jir? BERARTI LO?---" Pekik Derry menggantung.

"WOY!!" Langit melempar bantal sofa. "Ngadi ngadi Lo der!" Lanjutnya.

"Mungkin maksud si Kennand begini, dia lagi males suka sama cewek BUAT SAAT INI garis bawahi BUAT SAAT INI !!" Koreksi Jio. "Lo tau lah cewek jaman sekarang gimana, Susah nyari yang bener bener tulus"

"Nah, harus hati hati jangan terlalu baik jadi orang"

"Lah Napa?" Potong Axel.

"Ya kau mikir lah dugong, kalau kita terlalu baik apalagi sama cewek nanti gampang dimanfaatin, cewek sekarang sing penting good rekening"

"Mikir gak sih, kalau nanti yang jadi cewek si Kennand tu beruntung" ucap Jio tiba-tiba.

Ellio mengangguk. "Emm, gue juga pernah mikir begitu"

"Ganteng? Oke, harta? Gak usah ditanya, otak? Gak bisa dilawan, bakat? Tidak usah diragukan, paket lengkap pokoknya" jelas Derry.

"Blackcard nya jir, masih SMA lagi puas bet tu cewek"

"Tipe cewek Lo gimana Ken? Siapa tau jadi referensi gitu"

Kennand menatap Jio ragu. "Yang kalau jalan kakinya napak, kalau gak napak serem"

"Tidur Ken, kayaknya Lo ngantuk tuh, tidur Ken nanti Lo sakit"

"Bisa bisanya gue nge bug jir, kakinya gak napak tuh begimana ternyata---- ahh dahlah"

"Emang apaan?". Jio menyeruput kopi yang tinggal setengahnya.

"Kunti Lo tau Kunti?"

Jio mengerutkan keningnya. "Kunti apaan dah? Gak pernah denger gue"

"Serius Lo 19 tahun hidup kagak tau Kunti?". Axel membulatkan matanya

Jio menggeleng kuat. "Gak tau gue Kunti apaan si?"

"Ssssttttt, kata nenek gue gak boleh ngomongin yang begituan tengah malem nanti datang mau Lo?" Ucap Derry berbisik.

"Ya lagian Kunti apaan gue gak tau, yo bomat aja si" timpal Jio.

"Ish, sini dah dengerin gue----" Derry kembali berbisik.

"Hihihihihihihi"

Potong Axel menirukan suara tertawa kuntilanak, yang kalau didengar secara nyata memang mirip.

"ALLAHU AKBAR,---"

"BERCANDA YA ALLAH,--"

"IH AXEL!! BANGSAT LO YE SINI, ANAK ANJING LO, GUE GOROK LO, MAMPUS HERAN BANGET, LO LIAT JAM BERAPA JING, BERCANDA LO GAK LUCU TOLOL!!"

"Bilang aje takut der, der" respon Axel.

"Kunti tuh kunci gak si?" Jio masih kebingungan.

Jaman sekarang masih aja ada anak muda yang gak tau kuntilanak. Jio memang beda.

"Allah, Lo lagi, beda ji kunci tuh kunci kalau Kunti tuh setan!"

"Lah? Gue kira tadi Kunti tuh kunci"

Ellio memijat pelipisnya lelah, "Serah Lo dah serah capek gue"

•••

Hazel membuka matanya perlahan, pagi ini matanya masih terasa sangat rapat untuk bangun, tapi bagaimanapun ya harus bangun.

Karena badannya masih lemas, mungkin nyawanya belum terkumpul, Hazel meraih remote televisi disebelahnya, sudah lama ia tak menonton tv.

"Berita terbaru! Mantan istri dari CEO Rumah sakit Bramantha Indonesia meninggal dunia. Karena kecelakaan maut yang terjadi dini hari tadi di jalan tol menuju kota Jakarta"

"Baru buka tv udah ada berita kayak gini, dahlah matiin aja scroll Tik tok aja"

•••

Hazel meraih anduk putih di gantungan nya, berniat mandi pagi agar nanti sore tak mandi lagi.

"---- iya yang Azlan tanya sekarang, ayah kenapa baru kasih tau Azlan! Kenapa gak dari kemarin atau dari hari kejadiannya!" Azlan berbicara dengan seseorang dalam teleponnya dengan nada tinggi.

"Ayah? Bang Alan telepon ayah?" Gumam Hazel penasaran.

Hazel tetap berdiri didepan pintu kamarnya kakak laki-laki nya itu karena penasaran apa ayng dibicarakan Azlan dengan ayahnya.

"-- Ya tapi kenapa ayah ngasih tau Azlan pas ibu udah ngga ada!, sekarang gimana caranya Azlan kasih tau Acel?! Kalau kayak gini ayah mau tanggung jawab?! Enggak kan??!!"

"Ha?". Hazel membulatkan matanya, ibunya?--

"Ayah harus rasain gimana rasanya diposisi Azlan sekarang!, Ibu meninggal bukan gara gara ayah kan?--"

"JAWAB AZLAN SEKARANG YAH!!"

Handuk yang semula ada pada genggaman tangan Hazel terjatuh, Ia terkejut, Azlan tak pernah berbicara dengan nada setinggi ini.

Azlan membuka pintu kamarnya kasar, matanya sayup berkaca kaca saat menatap sepasang mata adiknya.

"Bang? Abang teleponan sama siapa? Ibu siapa yang meninggal?" Tanya Hazel dengan suara pelan.

"Cel--"

Azlan berusaha meneguk salivanya ingin rasanya menjelaskan semuanya, tapi itu tak mungkin, sekarang bukan waktunya.

"Bukan siapa-siapa, kamu mau mandi? Mandi sana gih, Abang pergi sebentar, kamu jaga rumah aja"

"Acel serius nanya bang, ibu siapa yang meninggal?"

"Bukan siapa-siapa, ssstt udah sana mandi Abang pergi gak lama"

•••

[all characters]

Kennand


Hazel

Axel

Derry

Ellio

Langit


Jio


Aqila



Vote nya jangan lupa ⭐⭐

Follow me on Instagram

@wp.ayaa_

Continue Reading

You'll Also Like

59.3K 7.6K 64
Amazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas...
964K 29.7K 42
-please be wise in reading- โˆ† FOLLOW SEBELUM MEMBACA โˆ† Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
688K 19.3K 54
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
1.4M 107K 67
[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia...