The Village : Secrets Of Past...

By DellaNopyta

9K 2K 9.8K

Amazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mi... More

Opening
Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Epilog

Chapter 7

168 46 250
By DellaNopyta

Kegelapan, segala yang ada di sekitar hanyalah kegelapan sejauh atau seberusaha apa pun melempar pandangan. Tidak tahu pasti apakah berada di luar atau dalam dari suatu ruangan, karena satu hal yang dapat tertangkap penglihatan atau barangkali satu-satunya sumber pencahayaan yang ada. Cahaya yang menyorot tepat di atas kepala, layaknya sedang berdiri di panggung saja.

Tidak mungkin ini masih di ruang penyimpanan Museum Huanjing, bukan? Yang mana cucu pemiliknya saja tampak kebingungan kini, melangkah selangkah saja seakan enggan.

"He Ting, menurutmu kita sedang di mana?" Dan gelengan yang menjadi jawaban Xue Jing. Yang mana detik berikutnya, suara-suara aneh mulai berdatangan memenuhi tempat aneh ini semacam orang-orang sedang berucap atau mengobrol.

Namun, siapa dan apa tepatnya yang dibicarakan terdengar begitulah tidak jelas. Sampai pada akhirnya cahaya sorot ini bertingkah aneh, kian menerang dan menerang hingga menelan habis. Pun suara-suara yang tertangkap pendengaran barulah mulai terdengar jelas, dan terasa sangatlah nyata seakan suara ini berucap tepat di telinga.

"Xiaojie ... Xiaojie bangunlah, Xiaojie!"

Yang dipanggil pun serta merta membuka sepasang mata terpejam, mendapati seorang gadis muda yang barangkali belumlah menginjak usia 20 tahun ini mengambil semacam kain sulaman sutra merah untuk ditempatkan kemudian pada keranjang yang dipenuhi warna-warni benang, tepat didekat dari pinggiran jendela berembuskan keluar masuk angin yang menerpa ini.

"Aching, kenapa kau begitu berisik?"

"Aching? Siapa Aching? Gadis muda berpakaian dan berpenampilan aneh ini?"

"Xiaojie, apa kau lupa hari ini tunanganmu akan berkunjung?"

"Tunangan ...? Apa-apaan ini? Tepatnya aku sedang berada di mana?"

"Ahh ... Zhu Da Lin? Maaf, aku hampir saja lupa akan hal itu, Aching."

"Tidak bisa, kau harus segera berdandan rapi, Hui Yan Xiaojie."

"Hui Yan? Apa barusan, gadis bernama Aching ini memanggilku Hui Yan?"

Aching pun segera membantu nona mudanya ini bangun dari duduk nyaman nan santai hanya untuk membawa ke sisi lain ruangan bergayakan tidaklah modern. Katakan saja, mulai dari setiap bangunan, pintu, jendela bahkan lantai segalanya dibuat secara natural alias dari jenis kayu-kayu yang tidaklah diketahui jenis pastinya apa. Yang jelas, bambu tidak bisa terlewatkan. Seakan bambu adalah ciri khas paling melekat, menjadikan ruangan ini sendiri terlihat asri nan sejuk dipandang atau ditempati.

Tidak banyak pula hiasan yang terpajang, tapi terdapat beberapa tanaman hias tanpa bunga dalam pot putih polos yang barangkali saja porselen. Setidaknya hal itu menunjukkan jikalau pemilik dari ruangan ini memiliki selera sederhana, tanpa melupakan kemewahan dari nilai yang ada.

Belum lagi ruangan ini memiliki cukup banyak pintu yang dijadikan sebagai sekat antar ruangan, di mana Aching kini membawa ke dalam suatu ruangan layaknya kamar tidur. Sibuk pula mengganti pun merapikan hanfu merah muda yang dikenakan Hui Yan untuk kemudian mendudukkan nona mudanya ini pada kursi meja rias.

"Kau terlihat begitulah bersemangat, apa segitu bahagianya melihatku yang akan segera menikah?"

"Aku sudah melayanimu sejak kita masih kecil, tentu aku sangat senang melihat kau akan menikah, Xiaojie."

"Kau tahu aku tidak menyukai Da Lin, bagaimana bisa kau senang?"

"Xiaojie, itu karena Da Lin Shaoye adalah pria idaman di kota Wanjiang ini, juga berasal dari keluarga terhormat. Selain itu, dia terkenal akan ketampanan dan sikap ramahnya. Tentu kau akan menyukainya seiring berjalannya waktu," ucap Aching penuh semangat, tersenyum-senyum penuh keterpukauan seolah dirinya yang justru akan menikah.

"Belum tentu itu sikap aslinya, bisa jadi dia hanya menjaga gambaran dirinya sebagai putra tunggal dari Perdana Menteri," balas Hui Yan.

"Xiaojie, kurasa kau terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu," ucapnya sembari mengambil sisir pun mengubah posisi Hui Yan dari membelakangi menjadi berhadap-hadapan dengan cermin perunggu yang ada, menyisir rambut panjang sepinggang nan kehitaman nona mudanya ini dengan begitulah lembut seolah sehelai rambut saja tidak akan dibiarkan rontok.

"Ini benar Hui Yan, bagaimana bisa aku masuk dalam tubuhnya? Tidak ... bukan itu yang terpenting saat ini, melainkan apa ini aku atau Hui Yan sebenarnya?"

Namun, siapa memangnya yang peduli akan kesulitan pikiran Xue Jing, lagian tidak ada yang tahu pula jikalau dalam tubuh Hui Yan telah didiami sosok orang lain, bukan? Yang mana Xue Jing sendiri tidak bisa bergerak ataupun berbicara sekehendaknya, dan hanya bisa mengikuti apa yang saat ini sedang terjadi.

Lantas bagaimana dengan He Ting sendiri? Apa mungkin ikut mengalami hal serupa? Tapi apa dan siapa identitasnya dalam dunia ini masihlah belum diketahui, jikalau ingin mencari maka harus dimulai dari mana? Dan bagaimana pula caranya untuk mencari tahu? Kecuali, untuk saat ini atau waktu ini, entah itu Hui Yan atau Ji Yu sendiri memanglah telah saling mengenal. Maka kemungkinan besar, mereka akan bertemu kembali, bukan?

Setidaknya kuberharap begitu. Setidaknya.

Namun, akankah apa yang diharapkan Xue Jing ini terjadi? Di kala harapan kadang suka tidak sejalan dengan kenyataan. Akan tetapi, jika dipikirkan kembali, apa segala kejadian aneh yang dialami ini bisa dikatakan nyata? Sudah cukup gila akan mimpi yang dialami rupanya hanya suatu cara untuk menyampaikan pesan, lantas sekarang apa? Menjadi penonton langsung di dalam tubuh mereka yang terlibat?

Bahkan kini, di sisi lain yang belum diketahui tepatnya di mana, dan apakah masih dalam area cakupan kediaman Hui Yan. Tampak seseorang terlihat begitulah nyaman dalam tidur seakan tidak memiliki beban ataupun masalah, bersenderkan kepala dan juga punggung pada kandang kuda yang sibuk makan. Suara ringkik kuda saja tidak cukup mampu membangunkannya, tapi seruan seorang pria yang mendekat kini tampak mulai mengusik biar kata sedikit saja.

"Bangunlah, apa yang kau lakukan di sini? Kau ingin dimarahi?" ocehnya sembari berusaha menyadarkan lagi, tapi yang berusaha dibangunkannya ini malah begitulah kebal terhadap segala jenis cara yang digunakan. "Ji Yu!" teriaknya kemudian, barulah mendapati seseorang yang bernama Ji Yu ini mulai membukakan sepasang mata terpejam. Pun kemudian pandangan lesulah yang dilemparkan, mendapati pria yang membangunkannya ini berkecak pinggang seraya menarik bangun.

"Barusan, apa pria ini memanggilku Ji Yu?"

"Chiang Man, sudah berapa lama aku tertidur?"

"Apa sekarang aku mendiami tubuh Ji Yu?"

"Mana aku tahu, saat datang kau sudah tertidur lelap. Ehh ... hari ini, Da Lin Shaoye akan datang menemui Hui Yan Xiaojie. Kau ... baik-baik saja?"

"Hui Yan? Apa ini dunia masa lalu Hui Yan dan Ji Yu berada? Apa itu berarti mereka memanggilku kemari untuk menyaksikan kehidupan mereka?"

"Apa yang bisa kulakukan, diriku hanyalah seorang yatim piatu yang terlahir dari kelas rendahan. Menjadi pelayan di rumahnya saja sudah merupakan berkah bagiku, menyukai apalagi mengharapkannya ... adalah dosa besar."

"Jika benar, itu berarti Xue Jing berkemungkinan besar ada dalam tubuh Hui Yan, tapi kami tidak bisa berkomunikasi langsung. Lantas bagaimana caranya agar bisa saling mengetahui keberadaan satu sama lain?"

"Kau jelas bukan pelayan biasa, bisa dibilang kau adalah teman dekat Hui Yan Xiaojie."

"Teman saja itu cukup untukku. Sekarang kami sudah berusia 18 tahun, usia yang cocok pula untuk dirinya menikah, dan aku sendiri sudah membayangkan hal ini akan terjadi padanya cepat atau lambat. Itu wajar ... wajar."

Akan tetapi, Ji Yu sendiri terlihat tidaklah begitu rela apalagi perasaan yang dirasakan saat ini, begitulah teramat kacau. Jadi apanya yang wajar? Jelas saja ucapan dan keinginan tidaklah sama. Namun, tidak bisa pula menyalahkan dirinya, karena ia memang ditakdirkan untuk lahir dari jenis kasta yang berbeda jauh di zaman yang masihlah sangat menjunjung perbedaan kelas sosial ini.

"Xue Jing, kuharap kau baik-baik saja dan jangan merasa takut. Bertingkah saja layaknya penonton dan hanya mengikuti kisah ini akan membawa ke mana."

"Berharap saja di kehidupan berikutnya kau akan terlahir sederajat dengannya. Jadi, meskipun aku tahu ucapan ini akan terdengar kejam padamu, tapi sebagai teman hanya ini yang bisa kukatakan," ucap Chiang Man, mendesah sebelum akhirnya menepuk pundak Ji Yu. "Lupakan kehidupan ini dan tunggulah kehidupan berikutnya untuk bersama, takdir harusnya tidak akan begitulah kejam padamu yang baik ini."

Yang mana Ji Yu menjauhkan tangan temannya ini, tersenyum sembari mengangguk-angguk sampai akhirnya terdengar sudah seruan seseorang memanggil mereka, memberitahukan jikalau Tuan Muda Da Lin telah tiba dengan membawa begitu banyak barang. "Cepatlah! Bantu mengangkut barang-barang itu dan jangan hanya tahu bersantai-santai saja!"

"Ji Yu memanglah pelayan rumah Hui Yan, bahkan teman dekat. Menarik, kisah mereka tampaknya akan mengalahkan kisah romansa zaman modern. Hanya saja bukankah ini sangat mudah ditebak? Akhir kisah mereka, seperti misalnya ... yang terjadi di jurang? Tidakkah itu akhirnya?

***

Catatan :
Xiaojie berarti Nona Muda (menunjukkan si pemanggil berada dari kelas sosial rendah).

Shaoye berarti Tuan Muda (menunjukkan si pemanggil berada dari kelas sosial rendah).

Continue Reading

You'll Also Like

1M 128K 73
***WATTYS WINNER 2021 KATEGORI FANTASI*** --- Setelah menikah dengan seorang duke paling berpengaruh di negaranya, Gwen harus berperang melawan intri...
403K 34.3K 64
[TAMAT] Thea adalah malaikat yang paling bodoh, ceroboh, dan hanya bisa membuat onar. Tapi kali ini kesalahan yang ia perbuat cukup fatal: ia mencium...
2.4K 604 24
Buku ke 2 dari Scarlet. Sangat disarankan untuk membaca buku pertamanya agar tidak bingung dan seru ^^ Teror melanda di sejumlah desa tepi hutan. Alp...
248K 21.2K 20
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...