Jiwa yang Tersesat (ENDING)

由 LolaRelizaUtami

3.4M 432K 44.6K

"Aneh, kok gue jadi cantik?" ketika gadis yang memiliki IQ yang tinggi, namun bar-bar, tiba-tiba tersesat di... 更多

INFORMASI ⚠️
Prolog
MUKA SIAPA INI!!??
sekolah
Lora sih bobrok
kantin
Lora bikin kesel
Kemampuan yang tersembunyi
Keberanian Asya
keberhasilan
Usaha Perubahan
Ada mata-mata
Rencana busuk sih musuh
rencana pembalasan
Jalannya Rencana Asya
kangen keluarga
Kejutan di Ulang Tahun Perusahaan
Terbongkar dan Kepanikan
Peperangan dan Mr.R
Lawan kita hantu jadi-jadian
fakta tak terduga
Akhirnya
perihal
bahagia itu mudah
Ini bukan Akhir
Takut Kehilangan
rasa apa ini?
Cinta dan hilang
Buta
Epilog
Spesial Capther
Ini tentang kita
Gantinya
GROUP BARUUUUU!!!!
JYT 2

Suara hantu bikin ngompol

81.5K 11.5K 1.1K
由 LolaRelizaUtami

Ayo denger dulu lagunya, biar pas bagian Asya nakut-nakutin dapet feel-nya

"Lihat Ayah mereka menghabisi semua hantu kita," ujar wanita paruh baya.

"Ck! Joseph! Lakukan rencana B!" titahnya pada asisten pribadinya.

"Ayah, lihatlah laki-laki itu. Heh, masih terbaring lemah. Kenapa dia tidak meninggal saja?" tanya wanita paruh baya yang tak lain adalah anaknya.

"Tidak semua itu Enda," ujarnya.

"Heh! Dasar pria bodoh!" ketusnya pada seorang pria paruh baya yang terbaring lemah diatas kasur elektronik.

"Mari kita lihat tawanan kita," ujar pria tua itu.

Wanita yang memiliki nama Enda itu mengangguk.

"Apa suamimu sudah menyelamatkan putri kalian?" tanya pria tua itu.

"Iya ayah, dia sedang melakukannya."

____

"Mami, Mami gapapa kan?" tanya Nina pada Maminya yang terikat.

Ternyata bukan hanya keluarga Lora dan Asya, tapi juga keluarga para sahabatnya pun ikut diculik.

"Mami gapapa sayang, kamu gimana?" tanya Maminya.

"Nina baik-baik aja kok Mi, cuma tangan Nina sakit."

"Maafkan saya, ini semua salah saya." Semua orang yang masih terikat memandang Anggara yang menunduk.

"Ini bukan sepenuhnya salah Kakek kok," sahut Adnan.

"Benar, mungkin juga kami ada salah." Ayahnya Cece menyahut.

"Betul, mungkin kami juga." Mereka semua mengangguk mendengar penuturan Ayahnya Bagus.

"Bagaimana dengan Bunda?" tanya Arya.

Mereka semua menoleh pada sebuah ranjang kayu dan disanalah Alika terbaring lemah. Untungnya saat diculik dia sudah ditangani oleh dokter.

"Alika," gumam Dinda.

"Masuk!!" Mereka semua terkejut saat mendengar bentakan dari arah pintu.

"Lora!!" teriak mereka semua.

Lora yang tadinya mendengus saat melihat mereka semua tersenyum santai.

"Hai," sapa Lora disertai senyum manis.

"Diam disini bocah nakal!!" bentak pria botak itu.

"Heh! Untung Lo botak! Kalo gak, gue botakin Lo!!" bentak Lora.

"Diam!!" bentaknya.

"Diim! Hilih bicit! Dasar botak!" ketus Lora.

Pria botak itu ingin marah, namun dia urungkan lalu menutup pintu ruangan itu dengan kasar.

"Buseet! Kasian tuh pintu," gumam Lora.

"Lora!!" pekik Audrin.

"Mami," balas Lora.

Lora bangun dan mendekati Audrin.

"Mami tenang aja, bentar lagi kita semua bebas." Audrin tersenyum lalu mengangguk mendengar bisikan Lora.

"Kalian semua jangan khawatir, kita semua akan bebas. Karena gue gak sendirian," ujar Lora dengan yakin.

Flashback on

"Gue punya rencana," ujar Garel.

"Apa?" tanya Asya.

"Jadi gini, nanti Lora pura-pura menyerahkan dirinya sama mereka. Nah Lora pasti dimasukin keruang penyekapan bukan?" Mereka semua mengangguk.

"Jadi kamu mau putri saya jadi tawanan juga!? Gila kamu!" bentak Dika.

"Dengerin dulu Papi!" geram Asya.

"Nanti Lo bantu mereka buat lepas ok?" Lora mengangguk.

"Anggap aja main culik-culikkan. Pas kecil kan kita sering tuh," ujar Garel.

"Gue yakin, habis ini kita pasti ngadepin penjahat yang sebenernya. Karena kita udah berhasil ngalahin hantu mereka," lanjut Garel.

"Gue setuju tuh sama sih Garel," sahut Asya.

"Ok, terus kita gimana?" tanya Anne.

"Kita cari ruang kontrolnya, gue yakin tempat ini pasti punya ruangan kontrolnya." Mereka mengangguk.

"Ok kalo gitu kita langsung aja!" tegas Lora yang sedari tadi diam.

"Kamu hati-hati sayang," ujar Dika.

Lora mengangguk, lalu bergerak lebih dulu.

Flashback off

Sedangkan ditempat lain.

"Diem, kita harus cari ruang kontrolnya." Mereka mengangguk.

"Merapat ke dinding." Mereka semua merapatkan diri Kedinding saat melihat ada tiga bodyguard hendak lewat.

"Ayo, kayaknya itu deh ruangannya." Mereka mengangguk.

Kelima orang itu melangkah lagi, dengan pistol siaga ditangan mereka. Tempat ini sudah tidak terllau seram, karena setelah masuk lebih dalam gedung tua ini tidak seseram saat masuk tadi.

"Itu ruangannya!" pekik Asya tertahan.

Mereka melihat dua orang berbeda usia beru saja keluar.

"Itukan Ibu kandungannya Serly," ujar Dika.

"Bukannya dia udah meninggal ya Pi?" tanya Asya.

"Benar, tapi kan mayat mereka tidak ditemukan." Asya terdiam, benar Asya sudah mengetahui jika Ibu kandung Serly masih hidup tapi tidak dengan Ayahnya.

"Apa Ayah juga masih hidup Pi?" tanya Asya.

"Papi gak tau sayang," jawab Dika lalu mengelus pucuk kepala Asya.

"Ayo Tuan," ajak Alex.

Mereka semua mengendap-endap masuk kedalam ruangan tersebut.

Ceklek

"Ini ruangannya." Mereka semua masuk kedalam ruangan tersebut.

Garel kembali menutup pintu, Asya terdiam terpaku melihat seorang laki-laki yang terbaring lemah di kasur elektronik.

"Ayah," lirih Asya.

Semua ikut menoleh.

"Bram."

"Ayah, hiks, ayah masih hidup. Papi, Ayah masih hidup hiks," tangis Asya pecah memeluk pria yang terbaring lemah di kasur elektronik yang tak lain adalah Bram Anggara.

"Adikku masih hidup," lirih Dika.

Garel melihat sebuah layar yang seperti cctv yang terbagi begitu banyak.

"Liat ini." Mereka semua melihat itu.

"Itu Lora dan yang lainnya!" pekik Dika.

"Ternyata dia bukan hanya mengincar keluargaku tapi juga beberapa kolega Papa," ujar Dika.

"Itu orangnya Pi!" pekik Asya saat melihat suami dari Enda.

"Siapa dia Sya?" tanya Dika.

"Dia yang tadi kita bilang Pi, dia dalangnya."

"Bukan, bukan dia dalangnya. Tapi tua bangka itu!" tegas Garel.

Mereka melihat orang-orang yang sepertinya bodyguard berjalan di lorong-lorong, dan melihat lagi ruangan tempat para hantu jadi-jadian itu bersiap-siap menakut-nakuti lagi.

Ternyata bukan hanya yang mereka lawan tadi hantunya, tapi masih banyak.

"Ayo kita matikan lampu di lorong tempat mereka berjalan," ujar Alex yang tiba-tiba muncul ide liciknya.

"Iya, kita harus bales mereka."

Garel dengan senyum misterius menekan tombol lalu lampu disana mati. Mereka tertawa-tawa terbahak-bahak melihat ketakutan mereka.

Dalam video cctv

"Heh! Siapa yang mematikan lampu!"

"Ayah! Dengar suara itu, sangat seram!"

"Tenanglah!"

Mereka masih tertawa.

Asya melihat mikropon yang sepertinya digunakan mereka untuk menakut-nakuti Asya dan yang lain tadi.

Asya menghidupkan mikropon tersebut.

"Hihihihi! Akulah penunggu gedung tua ini! Hihihihi!"

Semua orang terkejut dan ketakutan karena ternyata yang dihidupkan oleh Asya adalah mikropon untuk seluruh ruangan.

"Ayah!!!" teriak Enda.

Garel dan yang ada di ruang kontrol menahan tawa.

"Hihihihi! Kau sudah mengganggu ketenangan ku! Hihihihi! Akan ku buat kau menderita!"

Asya terus mengeluarkan suara- seramnya, lalu Asya mematikan mikropon tersebut.

"Ahahaha!" tawa mereka semua pecah.

Garel dan yang lain melihat ketakutan semua bodyguard milik tua bangka itu berlari tidak tentu arah karena suara dan lampu yang dimainkan oleh Anne.

"Mampus!"

Kembali pada Lora dan yang lainnya, mereka pun sudah menangis ketakutan berbeda dengan Lora yang sepertinya mengenal suara itu.

"Kurang ajar," gumam Lora.

"Huwaaa, Mami. Nina takuut!" pekik Nina yang berada disebelah Maminya.

"Papi tolongin kita!" pekiknya Maminya.

"Mami! Kita juga takut," ujar Dimas yang sudah kencing dalam celana.

"Ih! Bau apaan nih?! Pesing banget!" ketus Cece.

Mereka semua juga sama seperti Cece.

Dimas, dia hanya diam.

"Lo ngompol ya!?" tuduh Lora pada Dimas sembari menendang kaki Dimas.

"Enggak kok!" elaknya.

"Alah! Bohong banget, itu kenapa tempat duduk Lo basa!?" tanya Lora.

"Ih jorok kamu!" ketus Audrin.

"Udah gede masih aja ngompol!" ketus Anggara.

"Kamu juga sama!" ketus Dinda pada Anggara karena dia merasakan basa di kakinya yang berada dekat dengan bokong Anggara.

Mereka semua tertawa dengan hal itu, Anggara dan Dimas? Jangan ditanya betapa malunya kedua laki-laki itu.

"Gila sih! Udah tua masih ngompol hahaha!" tawa Aziz pecah akibat mereka.

"Ahahah!" Bukan hanya Aziz, sih dingin Adnan pun ikut tertawa.

"Hahah! Maafkan saya tuan Anggara, tapi ini tidak bisa saya tahan lagi. Hahahah," ujar Ayahnya Aziz disela tawanya.

"Hem." Hanya deheman yang keluar dari mulut Anggara.

"Ahahah. Bakal jadi moment terngakak yang pernah ada! Bahahaha," ujar Lora diiringi tawanya.

"Buseet sakit perut gue," ujar Bagus.

"Mak, mampus banget rasanya mau pipis gue sangking lucunya. Hahaha," celetuk Toni.

"Dasar, cuma gara-gara suara hantu aja sampe kencing dalam celana!" ketus Dinda.

"Bah, ini mah penculikan yang paling aneh dalam sejara penculikan!"




Ini cerita kenapa kagak ada serem-seremnya sih!? Atau adegan yang bikin deg degan gitu kek? Malah bikin ngakak_-

Ah udahdeh, ayo spam Next><

Eh btw cepet banget loh naiknya readers Story ini, masa nih ya, tadi pagi baru 60k+ terus malam ini udah hampir 80k

Buseet, itu gabut atau ape?_-

Tapi gppa aku seneng bangeeet><!!!!

Ayo siapa spam Next

Gak ngemis vote tapi ngemis komen:/

继续阅读

You'll Also Like

2.3M 204K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
1.5M 119K 46
Queena Adrea Clevanka. Siapa yang tak mengenal gadis kejam ini? Bahkan, di seluruh belahan dunia pun mengenal gadis ini. Gadis kejam berjiwa pyschopa...
769 166 37
Hampir terbunuh bukan hal mengerikan yang pernah kualami. Tersesat dalam cahaya, itulah yang lebih mengerikan. -Sybil Xalvadora- Kehidupan Sybil Xalv...
1.3M 60.9K 60
SUDAH DIREVISI (Part masih lengkap) HAPPY READING ❤️ Claudia leony Saputri, seorang selebgarm terkenal yang baru merumur 21 tahun. Selebgarm yang be...