saudara angkat(END)

By PenyukaDaging

58.8K 5K 485

gempa yang kehilangan orang tuanya dengan berat hati harus tinggal bersama sang kakek Dia tidak mengetahui ka... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

15

1.9K 183 3
By PenyukaDaging

.
.
.

Jam menunjukan pukul 21:00, hari sudah semakin larut.Saat ini Gempa sedang berada dikamarnya,memandang kosong taman belakang rumahnya di jendela.

Entah apa yang sedang dipikirnya, apakah dia sedang memikirkan orang yang baru saja mengaku sebagai adiknya?

Aku rasa begitu

Dia bingung dengan hari ini. Saat dia melihat secara langsung orang yang sangat mirip dengan adiknya, dari mulai wajahnya, cara bicaranya, bahkan perilakunya. Itu semua sangat mirip dengan adiknya

Tapi, bukan kah adiknya telah meninggal? Baik itu adik pertamanya ataupun adik nya yang masih berada dikandungan

Sebenarnya dia bahagia melihat adiknya ternyata masih hidup, nyata berada didepan nya. Tapi kenapa otak nya sama sekali tak menerima hal ini. Apa yang salah dengan nya?

Memikirkan nya sudah membuat otak nya hampir meledak. Dia butuh sesuatu untuk dijadikan refreshing.

Tapi apa?

Kembali melihat ke halaman belakang rumah. Matanya secara tiba-tiba fokus kepada gang kecil di sebrang rumah nya, cukup jauh. Tapi itu cukup untuknya

Dengan tanpa rasa takut dia langsung meloncat melewati jendela kamarnya. Mendarat dengan mulus kehamparan rumput hijau di taman belakang rumahnya.

Berjalan dengan santai menuju gang sempit yang dilihatnya. Gelap. Tanpa rasa takut gempa berjalan masuk lebih dalam dan dia melihat beberapa orang sedang berkumpul disana

"Oy oy, apa-apaan ini? Seorang anak kecil masuk kemari?"

"Hei nak, apa kau tersesat? Aku harap tidak, jika kau tak ingin menjadi santapan kami..hahahahaha"

"Hei lihat lah, aku rasa anak itu sama sekali tak memiliki rasa takut"

Terus tertawa tanpa menyadari yang ditertawakan sudah menyeringai dalam diam.

'Dasar tak tahu diri'

Bugh

"Tunggu apa?!" kaget salah satu orang didepan nya.

Karena dengan tiba-tiba gempa memukul teman nya tepat di bagian muka

"Berani-berani nya kau bocah! Apa kau ingin kami hajar?!"

"Tentu.. untuk mengobati rasa bosan ku, aku rasa kalian sudah cukup" Ucap nya santai melihat kepada 4 orang yang sedang menatapnya jengkel

"Apa kau bilang!"

"Aku harap kau tak menyesal dengan ini bocah!"

"Heh..tentu"

.
.

Diruang tamu

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Kembali dari lamunannya, dia melihat saudara tirinya solar berapa tepat di samping nya

"Tidak.." jawab nya pelan

"Apa kau sedang memikirkan gempa?"

Kembali terdiam, apa yang ditanyakan oleh solar itu benar. Dia sedari tadi sedang memikirkan kakanya itu.

Apakah kakanya menerimanya? Kenapa kakaknya seperti tak suka akan kehadiran nya, apakah gempa membencinya, apakah gempa sudah melupakannya, apakah..

"Hei aku bertanya padamu!"

Kembali tersadar. Gara-gara memikirkan kakanya, dia jadi sering melamun

"Ya.."

"Kau tak usah memikirkan nya"

"Hah?" beo nya pelan. Apa maksud dari perkataan saudara tirinya, kalau dia tak usah memikirkan kakanya? Bagaimana juga dia tak kepikiran kalau kakanya itu sedari tadi tak kunjung keluar dari kamar

"Gempa itu kuat. Dia baik, walau kadang-kadang dia sedikit menyebalkan" Ucapnya tersenyum kepada glacier

"Dia mungkin masih syok. Karena dengan tiba-tiba melihat bahwa kau masih hidup. Apa kau tahu apa yang telah terjadi kepadanya selama 12 tahun terakhir?"

Memandang kepada solar. Perkataan yang baru saja solar ucapkan membuatnya tertarik. Dia ingin tahu apa saja yang sudah kakaknya lalui.

"Bolehkah aku mendengarnya?"

"Tentu" jawab solar tersenyum kepada glacier

"Jadi begini..."

.
.
.

"MATI!!MATI KAU BAJINGAN TENGIK.MATI!!"

"Hei gempa sudah hentikan! Kau hampir membunuh mereka semua!"

"Memang sudah terbunuh kok"

"Eh, iya juga"

"Tch, shielda cepat berikan obat bius kepada gempa dan ochobot tolong bantu shielda untuk menahan gempa"

"Baik" jawab serentak shielda serta ochobot

"Lalu aku?" tanya sai, karena dirinya sama sekali tak diberikan arahan untuk melakukan sesuatu

"Kau diam saja, aku tak ingin sesuatu terjadi padamu"

Ok, dia harus diam. Dan berusaha sebaik mungkin untuk menetralkan jantung nya yang sudah berdetak kencang tak karuan

"Gempa aku mohon tenanglah!!" ucap ochobot kewalahan dengan tenaga gempa yang super kuat

Entah kenapa, jika sedang bertarung tenaga gempa seperti meningkat dua kali lebih besar

"Tahan sebentar lagi ochobot"

Dengan cepat shielda pergi menghampiri gempa, dan menancapkan obat bius tepat di leher gempa.

Dan dalam sekejap, obat itu langsung bekerja yang membuat gempa langsung pingsan.

"Fyuhh, akhirnya selesai juga"

"Hei sai! Apa kau bisa membantuku untuk mengendong gempa? Aku kewalahan disini"

"Lemah sekali kau" ucap remeh sai kepada ochobot. Dapat sai lihat ekspresi yang ditunjukkan oleh ochobot membuat dirinya ingin sekali tertawa

"Biar aku saja" ucap kaizo yang langsung menghampiri ochobot lalu mengendong gempa di punggung nya

"Hei! Biarkan gempa bersamaku!" ucap sai tak terima

"Kau bersihkan saja mayat-mayat itu bersama ochobot dan shielda, jangan sampai ada bukti-bukti yang terlihat"

"Tunggu apa?!"

Tak mendengar ocehan sai, kaizo dengan santai langsung pergi keluar gang meninggalkan mereka bertiga.

"Dia itu benar-benar menyebalkan!"

"Ya, pacarmu itu memang sangat-sangat menyebalkan" malas shielda yang berjalan berbalik menghampiri tubuh-tubuh yang sudah tak bernyawa

"Gempa benar-benar menyeramkan"

"Ya...itu semua karena gempa yang sama sekali tak kuat jika harus berurusan dengan emosi" ucap sai menghampiri shielda dan ochobot.

.
.

"Dan begitulah.."

Glacier terdiam, dia tak tahu kalau kakaknya mengalami hal yang seperti itu. Bahkan dia hampir memiliki seorang adik, tapi tak jadi karena ada orang yang berusaha untuk membunuh ibu mereka

Benar-benar tak sesuai dengan ekspektasi glacier. Dia kira, bahwa gempa bersama dengan orang tua mereka hidup bahagia. Ya, walupun pada awalnya mereka sedih akan kepergian dirinya.

Tapi dia tak tahu, kalau ternyata keluarga nya semenghancurkan ini.

"Aku harap kau mengerti kenapa gempa bersikap seperti tadi, dia sama sekali tak bisa mengontrol emosi nya dengan baik. Dia bahkan sering mengomsumsi obat-obatan hanya untuk bisa meredakan emosi nya yang gampang sekali meledak-ledak" Penjelasan panjang lebar solar, benar-benar dia ingat di dalam otaknya

"Ya..aku mengerti sekarang" Jawab glacier terdengar lesu

"Hei, tak usah lesu seperti itu. Aku yakin, cepat atau lambat, gempa akan mulai bisa menerimamu disini. Tak usah takut"

Tersenyum lembut. Dia tak tahu kalau saudara tirinya akan sebaik ini kepada dirinya

"Ini sudah malam.." ucap solar pelan, setelah melihat jam menunjukan pukul 22:30

"Sabaiknya kau ti.."

Tok Tok Tok

"Tunggu? Siapa yang bertamu malam-malam begini?" heran solar dengan pelan mulai beranjak dari duduk nya dan menghampiri pintu

Saat dibukanya pintu itu, dilihatnya Kaizo yang sedang mengendong gempa dipunggung nya

Tentu saja itu membuat solar terkejut. Kapan gempa keluar dari kamar nya

"Jangan bilang.."

"Ya, dia kabur lewat jendela kamar nya dan melakukan sesuatu yang sangat-sangat tidak baik"

Mengerti akan maksud kaizo. Solar dengan telaten dan hati-hati mengambil ahli gempa dari kaizo

Digendong nya gempa layak nya koala.Mengendong lembut karena tak ingin membangunkannya.

"Terimakasih bang kaizo"

"Sama-sama. Jaga dia, aku rasa obat bius itu akan membuatnya tertidur sampai besok pagi"

"Ya.."

"Jangan apa-apa kan adikku! Kalau terjadi sesuatu padanya aku yang akan berurusan langsung"

"Haha, tentu bang"

"Baiklah aku pergi dulu" pamit kaizo lalu pergi meninggal kan pekarangan rumah para elemtal

Setelah kepergian kaizo, solar dengan pelan menutup kembali pintu. Berjalan masuk kedalam rumah, dilihatnya glacier yang sedang memandang kepadanya. Tidak, lebih tepat nya gempa

"Dia baru saja berkelahi"

"Apa dia baik-baik saja?" jujur glacier sangat-sangat khawatir melihat kakanya yang terlihat sangat letih itu

"Tentu dia baik. Dia hanya tertidur, besok pagi juga dia akan siuman. Sudahlah cepat tidur, ini sudah malam"

Glacier hanya mengangguk sebagai jawaban nya. Mendapat respon dari glacier, solar melangkah maju membawa gempa kembali ke kamar nya.

'Apa dia sungguh tak apa? Aku benar-benar mengkhawatirkannya'

.
.
.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

147K 12K 17
🐇🐇🐇
545K 8.5K 20
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
942K 64.7K 50
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang sedikit terlibat dalam scene novel tersebut. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia novel...
1.7M 66.7K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...