Safety Net

By naughtyspacee

358K 33.8K 10.7K

[21+] • Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Dante Alejandro Smith, pemilik perusahaan yang ber... More

BLURB
PROLOG [1]
PROLOG [2]
Safety Net | Part 1 - Don't Leave Him
Safety Net | Part 2 - Disfungsi Ereksi?
Safety Net | Part 3 - Mati Rasa
Safety Net | Part 4 - Survive
Safety Net | Part 5 - Her Addiction
Safety Net | Part 6 - Setia?
Safety Net | Part 7 - Perawat Cabul
Safety Net | Part 8 - Play Pretend
Safety Net | Part 9 - (Not) The First Met
Safety Net | Part 11 - Her Type
Safety Net | Part 12 - First Day, or First Trap?
Safety Net | Part 13 - Candle Light Dinner and A Goodnight Sleep
Safety Net | Part 14 - Adaisy Katherine Daniar
Safety Net | Part 15 - The First Tension
Safety Net | Part 16 - Back to Work
Safety Net | Part 17 - His New Toy
Safety Net | Part 18 - Siapa yang Hamil?
Safety Net | Part 19 - Better Than Better Than Sex Cake
Safety Net | Part 20 - Sick
Safety Net | Part 21 - Jelaous, Jelaous, Jelaous
Safety Net | Part 22 - Adrenaline
Safety Net | Part 23 - Long Beach Iced Tea
Safety Net | Part 24 - His Revenge
Safety Net | Part 25 - Dangerous Love
Safety Net | Part 26 - Falling With No Safety Net
Safety Net | Part 27 - Resignation Letter
Safety Net | Part 28 - Cassanova's Trick
Safety Net | Part 29 - Farewell Fight
Safety Net | Part 30 - Devil's Plan
Safety Net | Part 31 - Lustful Thoughts
Safety Net | Part 32 - It's Not Just Lust
Safety Net | Part 33 - Hate You Twice
Safety Net | Part 34 - Finally Found Her
Safety Net | Part 35 - "If you Want to Marry Me."
Safety Net | Part 36 - Devil's Plan (2)
Safety Net | Part 37 - Pregnant?
Safety Net | Part 38 - Candle Light Dinner
Safety Net | Part 39 - Kebahagiaan Sementara
Safety Net | END | Part 40 - Her Safety Net (2)

Safety Net | Part 10 - Her Safety Net

8.9K 946 392
By naughtyspacee

Happy reading! Malming sendirian ya? Atau sama pacar/suami? Komen!

As long as I am with you, my heart continues to beat

—Clean Bandit ft. Jess Glynne, Rather Be




SETELAH bertatapan cukup lama, Katherine berdiri tegak dan bersidekap, berusaha memikirkan bagaimana caranya agar Dante bisa menerimanya bekerja di rumah ini. Tapi tidak membutuhkan waktu lama, sebuah lampu bohlam seakan menyala di atas kepalanya.

"Astaga! Bagaimana jika Aunty Grace tahu jika anaknya mencabuli seorang perempuan?" pekik Katherine dramatis.

Dante memutar bola matanya malas, "Ibuku tidak akan tahu jika kamu menutup mulut," balasnya tenang.

"Kalau begitu...!" Katherine menepuk paha Dante dengan keras, yang tentunya tidak membuat pria itu merasakan sakit sedikitpun. "Aku punya tiga syarat jika kamu tidak ingin aku mengadu."

  "Tiga? Banyak sekali!"

  "Kalau aku jadi Ibumu, aku akan mencoretmu dari kartu keluarga karena melecehkan seorang perempuan di depan umum!"

  "Then, thank God. You are not my mom!" balas Dante sarkastik.

  "Tapi Aunty Grace tidak akan tinggal diam jika mengetahui hal itu!" Katherine ikut membalas, kesal dengan sikap Dante yang keras kepala. Apa sulitnya sih, menurut kepadanya?!

  "Lalu, apa yang kamu inginkan?"

  "Pertama, katakan pada Aunty Grace jika kamu menerimaku sebagai perawatmu," ujar Katherine, lalu buru-buru melanjutkan sebelum Dante membalas. "Kedua, berikan aku salah satu dari mobilmu untuk transportasiku menuju kampus," lanjutnya sambil memberi isyarat pada Dante untuk berbicara.

  "Hei, kamu bahkan masih kuliah! Aku butuh perawat 24 jam, bukan datang dan pergi sepertimu!"

  "Apakah kamu seorang bayi yang tidak bisa di tinggal sebentar saja?" tanya Katherine kesal. "Aku akan kembali di jam makan siang, kecuali jika aku memiliki jadwal di siang hari," jelasnya.

"Kamu tidak boleh meninggalkanku," ucap Dante dengan suara seraknya, membuat Katherine menatapnya dengan kening berkerut.

Untuk kesekian kalinya, mereka bertatapan cukup lama hingga Katherine memalingkan wajahnya. Sepertinya dia tahu apa yang sedang Dante lakukan sekarang. Sedangkan Dante, pria itu tersenyum miring karena yakin jika Katherine membuang wajahnya karena terpesona dengan tatapan tajamnya.

"Sangat sulit untuk menghindari permainan pria cabul sepertimu, Sir. Tapi aku orang yang berpengalaman yang tidak akan jatuh dalam pesonamu," ujar Katherine yakin, membuat senyum miring Dante memudar.

"Kamu pasti akan jatuh ketika aku mendorongmu, Kate."

  "I got my own safety net," Katherine membalas perkataan Dante dengan tenang. "Aku sudah jatuh berkali-kali, tapi aku masih baik-baik saja sekarang."

Dante menaikkan sebelah alisnya, sedikit penasaran dengan apa yang di alami Katherine sehingga wajah perempuan itu terlihat sedih. Tapi hanya dengan satu kedipan mata, wajah Katherine kembali berubah ceria.

"Syarat ketiga, kamu harus menuruti semua perkataanku. Jika aku menyuruhmu makan, kamu harus makan. Bahkan jika aku menyuruhmu berjalan di atas kotoran kuda, kamu harus menurutinya."

  Mendengar persyaratan konyol dari perawat barunya itu, Dante tertawa kencang. "Apa tidak ada syarat lain yang lebih konyol?"

"Contohnya?"

"Baiklah, aku akan memberikan satu syarat kepadamu jika kamu ingin bekerja disini," ujar Dante seraya menjauhkan kursi rodanya dari tubuh Katherine. "Syaratnya cukup sulit. Kamu tidak boleh jatuh cinta kepadaku," lanjutnya dengan senyum miringnya.

Katherine terpaku sejenak, memastikan apakah telinganya masih berfungsi atau tidak. Tapi setelahnya, perempuan itu tertawa kencang, kencang sekali sampai terbatuk hebat.

"Are you kidding me?" tanya Katherine setelah batuknya mereda. "Tenang saja. Sejak pertama kali aku melihatmu, aku tahu jika jatuh cinta padamu hanya dapat menimbulkan rasa sakit."

"Setiap perempuan yang bertemu denganku selalu berkata jika aku selalu memberikan mereka kenikmatan, bukan rasa sakit," balas Dante, mengamati Katherine yang mulai berjalan ke kasurnya dan duduk disana.

  "Kenikmatan?" Katherine mengerutkan alisnya tidak mengerti. 

  "Ya, kenikmatan dalam bercinta," bisik Dante yang masih bisa di dengar Katherine.

  "Pervert," cibir Katherine. "A—apa... dia bisa bangun? Kakimu lumpuh, bukan?"

  Bibir Dante berkedut, menahan senyuman gelinya ketika melihat Katherine menunjuk miliknya dengan polos. "Tidak, dia tidak bisa bangun. Tapi, aku tidak bisa menjamin saat keadaanku sudah pulih nanti."

  "Huh?"

  "Kamu perawatku, dan bisa jadi perempuan pertama yang aku terkam nanti," jelas Dante, berusaha menakuti Katherine.

  Katherine bergidik ngeri membayangkan hal-hal yang dapat Dante lakukan kepadanya nanti. Daripada semakin overthinking, lebih baik dia menyelesaikan percakapan tidak berbobot ini. "Tenang saja, aku tidak akan jatuh cinta kepadamu."

  "Ah ya, kamu sudah memiliki kekasih," ucap Dante mangut-mangut.

Alis Katherine terangkat satu, "Tidak, aku tidak memiliki— ah ya, Zavier. Dia sangat tampan dan setia," ujarnya dengan ringisan pelan di dalam hati. Shit, batinnya. Hampir saja hubungan palsunya dengan Zavier terbongkar.

"So, he is your... safety net?"

Katherine menepuk bed cover berwarna hitam yang sangat lembut di tangannya. Mungkin jika dia memiliki bed cover seperti ini di rumahnya, benda itu akan menahannya untuk tetap tidur di pagi hari.

"Bisa di bilang begitu," jawab Katherine akhirnya. "Dia ada di saat aku terjatuh, membuatku tidak merasakan sakit ketika terjatuh," lanjutnya.

"Kalau begitu, tenang saja. Aku juga memiliki seorang tunangan. Kamu tidak perlu khawatir, hubungan kita tidak akan lebih dari perawat dan bosnya," ucap Dante seraya mengulurkan tangannya.

Mendengar ucapan Dante, tubuh Katherine terpaku sejenak. Entah mengapa, Katherine sedikit tidak percaya jika Dante memiliki seorang tunangan yang entah berada di mana ketika keadaan pria itu lumpuh seperti ini.

"Jadi, kamu akan memenuhi syaratku?" tanya Katherine memastikan sambil mengulurkan tangannya.

"Tentu saja," Dante membalas uluran tangan Katherine dengan senyumannya yang memikat.

"Bagus sekali, ternyata kalian sudah akrab!"

Secara refleks, Dante dan Katherine melepaskan tautan tangan mereka dan tersenyum pada Grace yang berjalan masuk ke dalam kamar. Katherine berdiri, takut jika Grace menganggapnya tidak sopan karena menduduki kasur Dante.

"Ikutlah makan malam dengan kami," ajak Grace sebelum meraih kursi roda Dante.

  "Tentu saja, Aunty," balas Katherine dengan senyumannya. "Biar aku saja kalau begitu," lanjutnya seraya bergerak mengambil alih kursi roda bos barunya itu.

  "Aku semakin yakin kepadamu, Kate," celetuk Grace di perjalanan mereka menuju ruang makan. "Kalian berdua berada di kamar selama setengah jam, tapi tidak terjadi apa-apa."

  Dahi Katherine berkerut, "Memangnya, apa yang biasanya terjadi?" tanyanya tidak mengerti, melupakan cerita Zavier tentang perawat Dante tadi pagi yang menyusup masuk ke kamar mandi pria itu.

  Wajah Grace kembali memerah mengingat kejadian tadi pagi. "Sebenarnya, tadi pagi sudah ada perawat untuk Dante. Tapi, sayangnya harus kami pecat karena perawat kurang ajar itu berani menyusup ketika Dante sedang mandi. Entah bodoh atau memang terlalu brengsek, putraku itu tidak berteriak dan hanya diam ketika dilecehkan," jelasnya, setelah itu memukul kepala Dante dari belakang tanpa belas kasihan.

"Kamarku kedap suara, for God sake!" ringis Dante karena pukulan Ibunya.

Katherine hanya tertawa melihatnya. Di meja makan, sudah ada Zavier dan Damian yang sepertinya sedang membicarakan pekerjaan. Tapi ketika mendengar suara tawanya, Zavier menoleh kearahnya dan tersenyum.

  "Bagaimana? Sudah selesai?" tanya Zavier seraya menepuk kursi di sebelahnya untuk tempat duduk kekasih pura-puranya itu.

"Sudah," jawab Katherine senang dan menempatkan Dante agar duduk di sebelah kanannya.

"Aku senang karena Kate dan Dante cepat akrab," ungkap Grace sebelum mengambil nasi dan lauk pauk untuk suaminya.

Katherine terkekeh pelan, lalu mengerutkan keningnya ketika bibir Zavier mendekat ke telinganya. "Ambil makanan buat gue juga, Kate. Disini kan gue pacar lo," bisik pria itu.

"Ah ya, kamu mau makan apa?" tanya Katherine pada Zavier.

"Ambilkan nasi dan lauk untukku, Kate!" perintah Dante seraya menyerahkan piring kosongnya pada Katherine.

Astaga, batin Katherine gusar, bingung ingin melayani Zavier atau Dante terlebih dahulu. Dia tidak suka berada di situasi yang membingungkan seperti ini. Lagipula, mengapa Anak Mama ini tidak meminta makanan kepada Ibunya saja?!

🌼🌼🌼

Pilih yang mana yaa:(

———

Sedih banget vote nya belum sampai target:( emang apa salahnya sih tinggal pencet vote doang?😭

But, thanks a lot buat kamu yang udah vote dan menghargai apa yang aku tulis❤️

Spam next👉🏻

Jangan lupa follow instagram @naughtyspacee ya..

males target ah, updatenya suka suka aku aja:p

Jangan lupa share ke temen temen kalian ya, buat kalian yang suka cerita ini🥰

Continue Reading

You'll Also Like

242K 10K 37
"Ketakutan kamu itu cuma hipotesa sementara akan sesuatu yang belum pernah kamu lakukan. Apa kamu mau, dihantui sesuatu yang nggak jelas, yang bahkan...
446K 30.1K 44
MATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Wanita itu duduk bersebelahan dengan pria yang dilihatnya sedari tadi. Dia memesan satu gela...
1.6M 154K 47
KHUSUS DEWASA! Bagi yang belum dewasa baik lahir maupun batin dilarang masuk! Cerita absurd yang lain.... Cerita yang idenya tertuang akibat dengung...
1.6M 53.6K 35
[Completed] Rere takut dirinya menjilat ludah sendiri. Dia bilang pria culun itu jauh dari kata tampan apalagi seksi. Nyatanya dia justru tidak bisa...