Safety Net

By naughtyspacee

358K 33.8K 10.7K

[21+] โ€ข Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Dante Alejandro Smith, pemilik perusahaan yang ber... More

BLURB
PROLOG [1]
PROLOG [2]
Safety Net | Part 1 - Don't Leave Him
Safety Net | Part 2 - Disfungsi Ereksi?
Safety Net | Part 3 - Mati Rasa
Safety Net | Part 4 - Survive
Safety Net | Part 5 - Her Addiction
Safety Net | Part 6 - Setia?
Safety Net | Part 7 - Perawat Cabul
Safety Net | Part 8 - Play Pretend
Safety Net | Part 10 - Her Safety Net
Safety Net | Part 11 - Her Type
Safety Net | Part 12 - First Day, or First Trap?
Safety Net | Part 13 - Candle Light Dinner and A Goodnight Sleep
Safety Net | Part 14 - Adaisy Katherine Daniar
Safety Net | Part 15 - The First Tension
Safety Net | Part 16 - Back to Work
Safety Net | Part 17 - His New Toy
Safety Net | Part 18 - Siapa yang Hamil?
Safety Net | Part 19 - Better Than Better Than Sex Cake
Safety Net | Part 20 - Sick
Safety Net | Part 21 - Jelaous, Jelaous, Jelaous
Safety Net | Part 22 - Adrenaline
Safety Net | Part 23 - Long Beach Iced Tea
Safety Net | Part 24 - His Revenge
Safety Net | Part 25 - Dangerous Love
Safety Net | Part 26 - Falling With No Safety Net
Safety Net | Part 27 - Resignation Letter
Safety Net | Part 28 - Cassanova's Trick
Safety Net | Part 29 - Farewell Fight
Safety Net | Part 30 - Devil's Plan
Safety Net | Part 31 - Lustful Thoughts
Safety Net | Part 32 - It's Not Just Lust
Safety Net | Part 33 - Hate You Twice
Safety Net | Part 34 - Finally Found Her
Safety Net | Part 35 - "If you Want to Marry Me."
Safety Net | Part 36 - Devil's Plan (2)
Safety Net | Part 37 - Pregnant?
Safety Net | Part 38 - Candle Light Dinner
Safety Net | Part 39 - Kebahagiaan Sementara
Safety Net | END | Part 40 - Her Safety Net (2)

Safety Net | Part 9 - (Not) The First Met

9.5K 906 227
By naughtyspacee

 
Warning: ⚠️Contain Toxic Relationship!

⚠️Diharapkan buat baca Part 39 - Sweet Sugar scene nya Dante dan Rena dulu ya‼️

Tekan vote.












You know I'm only staying, cause you don't want me to go

—Afgan, if i don't have your love





  PERJALANAN dari rumah Zavier menuju rumah Keluarga Smith memakan waktu yang cukup lama. Selain karena mereka berdua pergi di jam pulang kantor, rumah itu terletak cukup jauh dari pusat kota. Menurut Zavier, awalnya Damian dan Gracia Smith tinggal di pusat kota. Tapi setelah pelantikan Dante menjadi pemimpin La Gracia Property, Damian dan Grace pergi menjauh dari hiruk pikuk pusat kota untuk menikmati sisa hidup mereka.

  "Jadi, awalnya dia tinggal di Penthouse?" tanya Katherine setelah Zavier mejelaskan asal usul keluarga Dante secara singkat.

  "Iya. Tapi karena kecelakaan itu, untuk sementara dia tinggal di rumah orang tuanya," jawab Zavier masih dengan mata fokus ke arah iPad-nya.

  "Gue belum pernah lihat dia," ujar Katherine seraya menaikkan kedua bahunya acuh.

  "Lo belum pernah lihat Dante?" tanya Zavier sedikit terkejut.

  Katherine mengangguk, "Waktu kita ke acara ulang tahun Dante, kita belum sempat ketemu dia karena lo berantem," ujarnya mengingatkan.

  "Oh ya. Karena gue berantem sama Eros, kita langsung pulang!" seru Zavier setelah mengingat malam pesta ulang tahun Dante yang kacau karena dia bertengkar dengan Eros, calon tunangan Laura yang sekarang merupakan suami dari teman kuliahnya itu.

  Lagi-lagi, Katherine mengangguk. Perhatian perempuan itu tertuju pada pemandangan di sekitarnya karena mereka sudah memasuki kawasan La Gracia House. Rumah besar itu dikelilingi oleh lapangan golf yang luas, arena berkuda, lapangan basket, dan dua rumah minimalis yang menampung para maid, tukang kebun, hingga satpam. Perumahan untuk keluarga Smith yang memiliki luas sekitar 10 hektare itu memang di buat Damian khusus untuk menghabiskan masa tuanya bersama Grace.

  "Inget ya, sekarang status lo itu pacar gue," bisik Zavier. "Disini, kita bicara bahasa formal, oke?" lanjutnya sebelum mereka keluar dari mobil.

"Iyaa," balas Katherine malas.

Di depan pintu rumah besar itu, sudah ada Grace yang berdiri menunggu mereka berdua turun dari mobil. Katherine sedikit tersentak ketika tangannya digenggam oleh Zavier. Sepertinya pria itu sangat menghayati peran sebagai kekasihnya.

"Halo, Aunty," sapa Zavier seraya menganggukkan kepalanya sopan.

Grace tersenyum manis menatap Zavier, salah satu laki-laki yang dia harapkan untuk menjadi putranya. Zavier itu tampan, kaya, dan sopan kepada orang tua. Tidak seperti putranya sendiri yang sangat kurang ajar kepadanya.

"Zavier..., dan kamu pasti Katherine," sapa Grace dengan senyumannya. Tapi tak lama kemudian, dahinya berkerut ketika melihat sling bag Gucci yang dikenakan Katherine. Apa gadis itu benar-benar ingin melamar sebagai perawat?

Seakan memahami arti tatapan Grace pada temannya itu, Zavier terkekeh pelan. "Kate ini memang masih kuliah, tapi keinginannya untuk bekerja sangat besar," pujinya.

"Ah, begitu...," Grace ikut tertawa, lalu mengajak Katherine dan Zavier untuk masuk ke dalam rumahnya. "Kalau begitu, lebih baik kamu bertemu Dante terlebih dahulu, Kate. Dia ada di kamarnya," ujarnya sambil menunjuk pintu berwarna hitam yang berada di dekat mereka.

  "Aku sendiri?" tanya Katherine tidak yakin.

  "Ya, aku percaya padamu. Lagipula, kamu sudah memiliki kekasih," jawab Grace dengan senyumannya. "Berbincanglah dengannya. Jika Dante setuju denganmu, secepatnya aku dan Damian akan pergi ke Las Vegas."

  Setelah mendapat anggukan setuju dari Zavier, pelan-pelan Katherine berjalan masuk ke kamar Dante. Seperti kamar laki-laki pada umumnya, kamar itu dominan dengan peralatan berwarna hitam dan harum maskulin yang menyengat di hidungnya. Tepat setelah Katherine menutup pintu dari dalam, suara seorang pria mengejutkannya.

  "Perawat baru lagi?"

  "Astaga!" pekik Katherine, refleks berbalik dan terkejut melihat seorang pria yang pernah dia lihat duduk di kursi roda. "Kamu..., pria cabul itu, kan?!" pekiknya heboh.

  Tidak bisa dipungkiri, Dante terkejut ketika melihat perempuan yang dia yakini sebagai perawat barunya. Secara refleks, ingatannya tertuju pada satu hari setelah pesta ulang tahunnya diadakan. Saat ketika untuk pertama kalinya, dia bertengkar dengan Rena di depan umum.

***

  "Terima kasih, Pak," ucap Rena seraya membuka pintu mobil dan keluar dari mobil sport itu. Hari ini, pekerjaan mereka cukup banyak sehingga menghabiskan banyak waktu dan tenaga.

  Dante mengetuk kemudi mobil dengan jari telunjuknya, berpikir apakah sebaiknya dia diam atau bertanya pada Rena tentang pria yang semalam bersama sekretarisnya itu di hari ulang tahunnya. Tapi, dengan cepat Dante memutuskan untuk keluar dari mobil dan memutuskan untuk bertanya.

  "Rena," panggil Dante, berhasil membuat Rena menghentikan langkahnya.

  "Ada apa?"

  "Siapa pria yang bersamamu semalam?" tanya Dante, merujuk kepada pria yang berjalan dengan Rena di lorong hotel miliknya tadi malam.

  "Bukankah saya sudah mengatakannya pada Anda? Dia teman saya."

  "Teman? Benarkah?" Dante terkekeh pelan, tidak percaya dengan apa yang dikatakan sekretarisnya itu.

"Anda tidak percaya pada saya?"

"Tidak," jawab Dante langsung.

  "Dan saya tidak peduli," balas Rena ketus.

  "Kamu— kamu seharusnya meyakinkan saya, bukan bersikap tidak peduli seperti ini!" sentak Dante emosi.

  "Kenapa saya harus? Anda hanya bos saya, bukan seseorang yang saya cintai," ucap Rena tegas.

  Tangan Dante mengepal erat, berusaha mengontrol emosinya. "Kenapa membentak, Sharena? Aku jadi takut kamu melawan seperti itu," ujarnya dengan geraman pelan.

  Sharena, batin Rena mengulang perkataan Dante seraya menelan salivanya dengan susah payah. Dante sudah sangat marah kepadanya, dan yang pernah merasakan amarah terburuk pria itu adalah dirinya.

  "Ah!" Rena memekik pelan ketika Dante menarik tangannya dan menabrakkan punggungnya ke mobil.

  Suara benturan keras terdengar diiringi dengan ringisan Rena tidak membuat amarah bosnya mereda. Dante tetap mencengkram dagu Rena hingga memerah hingga merasakan tetesan air mata sekretarisnya itu di tangannya.

  "Don't play with me, Sharena. Don't play with fire," bisik Dante di telinga Rena. "Besok, aku ingin kamu menjadi sekretarisku yang patuh lagi, okay?"

  Mau tidak mau, Rena mengangguk kuat-kuat dan meronta ketika Dante mencium bibirnya hingga dia kehabisan napas. Di tengah ciuman kasar yang diberikan Dante, tiba-tiba suara erangan keluar dari bibir pria itu.

  "Dasar laki-laki cabul!"

  Rena tercengang ketika melihat seorang perempuan yang usianya jauh lebih muda darinya menarik rambut Dante dari belakang dengan berani. Perempuan itu seakan tidak takut dan mendorong Dante hingga jatuh ke aspal.

  "Apa kamu baik-baik aja?" tanya perempuan itu pada Rena.

  "Ya, aku baik-baik saja. Tapi dia—"

  "Oh! Aku hampir lupa kalau pria cabul ini masih disini!" serunya semangat, lalu menendang kaki Dante berkali-kali.

  Rena menatap bosnya yang meringkuk di atas aspal dengan sorot mata kasihan sekaligus senang. Dia yakin, di dunia ini tidak ada yang berani melakukan hal itu pada Dante Alejandro Smith.

  "Pergi!" usir perempuan itu pada Dante.

  Dengan langkah tertatih, Dante berjalan masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikan mobil itu meninggalkan parkiran apartement Rena. Walaupun kesal, keesokan harinya Dante bersikap seakan lupa segalanya. Tapi jauh di dalam lubuk datinya, dia tetap menyimpan dendam pada perempuan yang berani menendangnya di depan umum.

***

  Siapa sangka jika dia bertemu dengan perempuan itu sekarang? Ingin balas dendam, tapi kakinya saja tidak bisa berjalan. Yang dapat dia lakukan sekarang hanyalah mengamati wajah terkejut perawat barunya itu yang sangat berlebihan.

"Aku tidak menyangka jika tendanganku bisa membuatmu lumpuh," Perempuan itu menahan tawanya, sangat puas melihat keadaan calon majikannya.

  "Lalu, siapa nama perawat sialan ini?" tanya Dante, lengkap dengan umpatannya.

  "Oh, namaku Katherine. You can call me Kate," jawab Katherine antusias, sangat antusias karena bisa menyiksa pria cabul ini dari dekat mulai sekarang.

  "Okay, Kate! Aku akan memanggil Ibuku dan tidak akan menerimamu sebagai perawatku," ujar Dante seraya memutar kedua roda di bawahnya hingga kursi rodanya bergerak mendekati pintu.

  "Eits! Jadi Anak Mama ini mau mengadu?" sentak Katherine dengan sigap menahan kursi roda Dante.

  Dante mendelik, tidak suka jika di panggil Anak Mama. Mereka berdua bertatapan cukup lama. Jika Katherine menatap Dante penuh ejekan, Dante menatap perempuan itu dengan aura permusuhan yang kentara. Baru hari pertama perawat ini bekerja saja sudah membuatnya kesal. Bagaimana dengan enam bulan ke depan?

🌼🌼🌼

TBC

Ternyata mereka udah pernah ketemu ya...

———

📄Author's Note

Oh ya, awalnya aku bilang gak perlu baca Sweet Sugar. Tapi setelah dipikir-pikir, kayaknya perlu deh WKWKWK😭

Ada my error, aku bilang ortu Dante ke Swiss. Tapi pas aku baca ulang, dia ke Las Vegas. Udah aku ganti yaa🥰 I'm really sorry🥺

Syarat buat bisa buka next part : Semua part harus bisa sampai 500 Votes ya! Berarti dihitung dari part 3 sampai part 9 (part ini). Caranya gampang sih, pastiin kalian yang baca cerita ini udh vote semua part. Gampang kan? Gratis juga kan👌🏻

Spam next juga👉🏻

Jangan lupa ikut Pre Order Sweet Sugar ya! Yang pengen banget cerita Reynan dan Zenna, di versi novel cetak aku kasih 5 special chapter khusus buat cerita mereka tuh😍

Follow instagram @naughtyspacee karena aku sering kasih spoiler disana🥰 dan jaga kesehatan kalian, karena sehat itu mahal gaes😞 minum vitamin! Jangan main ujan ujanan!

See you❤️

Continue Reading

You'll Also Like

12.2K 1.2K 31
Menolak sadar diri, Jack dengan lancang mencintai Zelin yang statusnya adalah majikannya sendiri. Mampukah Jack mempertahankan hubungannya dengan sa...
3K 501 5
Setelah mengalahkan Doffy di Dressrosa, Luffy melanjutkan petualangan tanpa mengetahui fakta bahwa (name), temannya, adalah bagian dari keluarga sala...
3.7M 109K 33
WARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa dan sangat diharapkan kebijaksanaan para pembaca dalam memilih konte...
845K 14.3K 28
Highest rank ๐Ÿ… #1 percintaan #1 random #1 romanc #2 dewasa #2 acak #3 adult #6 hot #7 romantis **** โš ๏ธ 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan! Yang ma...