The Dark Wood

By Ajrina_putri

2.1K 462 515

[WEREWOLF STORY] Kejadian yang tidak terduga membuat ku menemukan seseorang yang telah ditakdir kan oleh Moon... More

Prolouge - The Dark Wood
π•Žπ• π•π”½ - 1
π•Žπ• π•π”½ - 2
π•Žπ• π•π”½ - 3
π•Žπ• π•π”½ - 4
π•Žπ• π•π”½ - 5
π•Žπ• π•π”½ - 6
π•Žπ• π•π”½ - 7
π•Žπ• π•π”½ - 8
π•Žπ• π•π”½ - 9
π•Žπ• π•π”½ - 10
π•Žπ• π•π”½ - 11
π•Žπ• π•π”½ - 12
π•Žπ• π•π”½ - 14
π•Žπ• π•π”½ - 15
ANNOUNCEMENT!!

π•Žπ• π•π”½ - 13

52 13 2
By Ajrina_putri

The Dark Wood
~~~~~~~~~~~~~~

Alarick POV.

Pagi sekali, matahari bahkan belum muncul. Hari ini aku sedang dalam perjalanan menuju Blood Rose Pack. Aku sengaja datang seorang diri, tanpa diiringi para warior yang selalu ku bawa.

Aku berlari menuju perbatasan. Hingga sampai keluar hutan wilayah ku, aku bisa melihat tanaman bunga mawar merah tersusun rapi. Ini adalah tempat dimana aku pertama kali bertemu Anna.

Aku berhenti sejenak untuk mengambil sepucuk bunga mawar untuk Anna. Tapi satu suara menginterupsi pergerakanku, membuatku mengurunkan niat mengambil bunga.

Suara itu berasal tak jauh dari ku. Ternyata di depan ku sudah ada satu warior yang sudah bersiaga. Dia menodongkan senjata belatinya padaku. Dengan perlahan aku mengangkat kedua tangan ku keatas.

"Siapa kau?!" tanya warior itu sangar.

"Tenanglah, aku bukan Rogue," aku menjeda. "kedatangan ku kesini untuk bertemu dengan Alpha Hanz. Katakan padanya, aku ingin bertemu." lanjutku.

Aku bisa melihat dia tengah me-Mind link seseorang. Entahlah aku pun tidak tahu menahu. Tapi tak lama, warior itu menurunkan senjata. Kemudian memberikan ku jalan untuk masuk. Dengan segera aku berjalan pelan menunju rumah utama Blood Rose Pack.

Warior itu terus mengikutiku dari belakang dengan sikap waspadanya. Saat sampai didepan pintu besar rumah utama, aku disambut langsung oleh Hanz. Di kanan dan kirinya sudah ada Alpha Raymond dan Ms.Renita.

Mereka masih menatap ku tidak suka, terlebih lagi dengan Hanz. Tatapannya bukan lagi sinis tapi sudah terlihat seperti benci. Aku menghiraukannya.

"Dimana Anna?!" Pertanyaan pertama yang dilontarkannya Hanz padaku langsung.

"Anna di Pack ku, tenang dia baik-baik saja." jawabku seramah mungkin.

"Sebaiknya kita bicarakan ini di dalam." ucap Ms.Renita mempersilahkanku masuk.

Mereka masuk setelah itu aku pun ikut masuk kedalam. Di ruang tengah rumah utama, tempat kami sedang berbincang sekarang.

"Tujuanku kesini adalah untuk menyelesaikan permasalahan antara packku dengan Blood Rose Pack. Mungkin ini terdengar gila, tapi aku tidak ingin perang dingin ini terus berlanjut." terangku menjelaskan tujuan utamaku.

Hanz berdecih. "Kau kira dengan berkata begitu, kami akan memaafkan apa yang telah terjadi dahulu? maaf saja tapi tidak semudah itu Alpha Alarick." ketusnya.

"Ya, aku tahu ini tidak akan mudah," Aku menghela napas. "jujur saja, sebelum aku bertemu dengan Anna, aku sangat tidak menyukai pack kalian. Tapi mengetahui mateku adalah Anna, semua itu seakan lenyap." ucap ku berterus-terang.

"Aku hanya ingin hubunganku dengan Anna baik-baik saja tanpa ada halangan." lanjutku.

Ms.Renita tersenyum haru padaku. Ia berjalan ke arahku lalu menepuk pundak ku pelan.

"Kau memang pria baik Alpha Alarick. Aku juga menginginkan itu semua untuk putri tersayang ku, Anna." ucapnya penuh kasih sayang.

"Terimakasih, Ms.Renita." balasku tersenyum.

Ms.Renita mengerutkan dahi. "Panggil aku Mom." ujarnya.

Aku tersenyum lalu mengangguk mengiyakan. Mom terlihat ramah dan baik padaku, berbeda dengan Hanz dan Ayah Anna. Sedari tadi mereka hanya melihat interaksi ku dengan Mom. Mereka terlihat tidak menyukai kedekatanku. Tapi aku tidak peduli.

Satu hati telah aku dapatkan, tersisa dua orang lagi. Sepertinya aku harus lebih bekerja keras untuk mendapatkan hati mereka.

Hanz berdehem. "Apa kau sudah selesai?" tanya Hanz membuatku bingung.

"Selesai?..." aku berpikir sejenak. "ah maaf jika mengganggu waktu kalian. Kalau begitu saya permisi." ucap ku berpamitan.

Aku yang berniat berjalan keluar terhenti karena suara Mom memanggil ku. "Titipkan salam untuk Anna. Katakan padanya, kami merindukannya."

Dari jauh aku tersenyum simpul seraya mengangguk, kemudian melanjutkan jalanku yang sempat terhenti.

***

Daciana POV.

Aku terbangun dengan keadaan Al yang sudah tidak ada dikamar. Aku seperti mendapat serangan panik. Aku segera melompat dari kasur lalu mencari-cari dimana pria itu berada.

Kamar sudahku jelajahi, tapi tidak ada. Aku memutuskan untuk mencari di luar kamar. Diluar aku melihat Carl yang tengah duduk bersantai di ruang TV. Segera aku menghampirinya.

"Carl." panggilku.

Carl yang mendapat panggilan dari ku langsung menoleh. "Kan An? ada apa? kenapa berkeringat seperti itu?" tanyanya memburu.

Aku menggeleng. "Apa kau melihat Al?" tanyaku to the point.

"Kak Rick? oh dia sedang keluar." jawabnya.

Aku ikut duduk tepat di sebelah Carl. "Kemana?" tanyaku lagi.

Carl menjawab ku dengan gelengan kepala. Aku menghela napas gusar. "Tidak biasanya dia pergi tanpa memberitahuku." ucapku lesu.

Carl terkekeh. "Oh astaga Kak An. Jadi Kak An hanya mencari Kakak menyebalkan ku itu?" ucapnya masih dengan kekehan.

Aku tersenyum malu. "Bukan, hanya saja aku..." Belum aku menyelesaikan perkataanku Carl memotong.

"Yaa, yaa aku mengerti Kak. Tidak perlu dijelaskan." potongnya tersenyum geli.

Aku menggaruk tengkuk leher ku yang tidak gatal. "Oh ya, apa kau sudah menemukan mate mu?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Carl sedikit terkejut mendengar pertanyaan ku, namun dengan cepat dia menjawab. "Belum," jawabnya lesu.

Tapi seketika wajahnya berubah cerah. "Ah iya Kak!" serunya tiba-tiba.

"Ada apa?kenapa?" tanyaku penuh rasa penasaran.

"Saat aku sedang di rumah sakit, sekilas aku mencium aroma yang sangat memabukkan. Aroma mint dan cokelat. Ya! Aku ingat." jelasnya antusias.

"Benarkah? Lalu siapa dia Carl?" Rasa penasaran makin membuncah ingin tahu siapa pemilik hati adik ipar ku.

Ekspresi Carl berubah kembali lesu. Kemudian dia menggeleng. "Entahlah, aku belum sempat melihatnya. Dia seakan menghilang saat aku mencarinya. Bahkan aromanya ikut menghilangkan," Carl menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Apa dia tidak mau melihat ku? apa dia tidak menyukai ku? apa dia membenci ku? aku tahu pasti dia juga merasakannya, tapi kenapa dia seperti menghindariku Kak?!" Carl memburuku dengan banyak pertanyaan yang aku sendiri pun bingung menjawabnya.

Aku mengelus punggungnya. "Jangan biarkan pikiran negatif menyerang mu Carl. Mungkin saja dia membutuhkan sedikit waktu?" ucap ku hati-hati.

Carl menoleh padaku, lalu mengangguk singkat. "Sebagai mate yang baik hati dan tidak sombong. Aku akan menunggunya!" Carl kembali mendapatkan semangatnya.

Aku terkekeh melihat tingkah nya yang berubah ceria mendadak. "Hahaha, Carl tingkah mu seperti anak berusia 5 tahun." ledek ku masih dengan tawa.

Carl memajukan bibirnya-manyun. "Uhh Kakak!" ucapnya merajuk.

"Ya yaaa maaf," Aku mengehentikan tawaku. "bagaimana kalau kita pergi berbelanja?" ajak ku.

Carl menaikkan satu alis nya bingung. "Untuk apa?" tanyanya membuat ku menghela napas.

"Kita harus merubah penampilan mu Carl! Yaa bisa dibilang ini untuk mate mu nanti." jawabku bersemangat.

Carl seperti mendapat pencerahan dan kemudian berdiri dari duduknya secara tiba-tiba membuatku sedikit terkejut. "Ayo!!" Carl menarik tangan ku, dan terpaksa aku mengikuti langkah kaki nya yang cepat.

***

Mall

"Kak! Bagaimana dengan baju yang ini?" tanya Carl setelah sekian banyak pertanyaan yang sama dia lontarkan padaku.

Aku yang sedang duduk hanya bisa mengangguk lemas. Carl cemberut melihat ku tidak bersemangat lagi. "Oh ayolah Kak! bantu aku dalam memilih baju-baju ini." pinta nya memelas.

Aku menghela napas panjang. "Carl, kita sudah dua jam di sini. Tapi belum ada satupun baju yang kau pilih." balas ku jenuh.

"Maka dari itu, bantu aku memilih baju-baju ini." Kedua pipinya mengembung seperti anak kecil yang merajuk.

Aku kembali menghela napas. Seperti inikah menjadi seorang Kakak? maklum saja, aku adalah anak terakhir yang tidak memiliki adik. Dan aku selalu menjadi adik yang dimanjakan Kakakku Hanz.

"Pilihlah yang kau suka Carl. Semua terlihat cocok untuk mu." ucap ku untuk kesekian kalinya.

Carl mengangguk pelan dengan bibir nya maju kedepan-manyun. "Aku ke toilet sebentar." kataku beranjak menuju toilet terdekat.

Di toko pakaian tadi ada toilet yang tak jauh. Segera aku masuk ke toilet. Aku menyalakan wastafel untuk mencuci tangan ku yang tidak kotor sama sekali. Entahlah aku hanya jenuh duduk menunggu Carl memilih pakaian.

Saat aku sedang mengeringkan tangan ku, dua wanita masuk ke toilet. Mereka memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya alias ketat. Make-up yang menurutku berlebihan sekali. Mereka bercermin sambil merias wajah mereka.

Aku hanya menghiraukannya sampai satu percakapan mereka yang kudengar membuat ku kesal dan marah. "Apa kau tahu. Alpha Alarick sudah menemukan matenya?" kata satu wanita yang sedang memakai lipstik merah.

"Tentu saja, semua orang sudah tahu itu. Oh astaga wanita jalang itu sangat beruntung!" balas satu wanita yang berada disebelah yang tengah menyisir rambut.

Deg!

𝕎𝕠𝕝𝔽

***


Kepanjangan ceritanya, aku potong sampe sini aja dulu, lanjut di next chap.
Siapa nih yang udah greget? wkwk

see you next chap!
-riinputh

Continue Reading

You'll Also Like

381K 31.2K 33
Ellza adalah seorang gadis pecinta alam dan hewan. Ia sering berpetualang ke berbagai hutan. Suatu hari ia pergi ke sebuah hutan terlarang, karena r...
134K 6.1K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
60.5K 10.6K 27
🚫 𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐩π₯𝐚𝐠𝐒𝐚𝐫𝐒𝐳𝐞 𝐭𝐑𝐒𝐬 𝐰𝐨𝐫𝐀𝐬. | Sungjake | ABO | Demon | Kebangkitan sosok momok masa lalu setelah lama tertidur jauh dibawa...
608 83 7
Setelah presentasi, alpha/omega mendapatkan mark bertuliskan nama soulmatenya di tubuh mereka. Nama itu adalah belahan jiwa yg ditakdirkan. Fated mat...