KKN [ bp Γ— boys ] βœ“

By Tirecstasy

831K 105K 111K

Kuliah-Kerja-Nyinlok Sepuluh orang yang dipaksa untuk tinggal satu atap di desa terpencil. Tanpa akses intern... More

Intro A (The Girls)
Intro B (The Boys)
Intro C (The Villagers)
1 - Omelan Mba Pacar
2 - DPL Suho Diningrat
3 - Gibah Pemersatu Umat
4 - Ojek, Becek, Motor Bebek
5 - Notif Ceceran Aib
6 - Subuh Pertama
7 - Susah Sinyal
8 - Petani Strawberry
9 - Jembatan Uji Nyali
10 - Nyanyian Tengah Malam
11 - Mr.Kulkas Vs Mrs.Kulkas
12 - Instruktur Jeon
13 - Demi Sebuah Akses Internet
14 - Keinstagraman
15 - Primadona Kecipir Ft. Selebgram UGD
16 - Katanya Sih Biar Glowing
17 - Malam Festival
18 - Canggung Berduaan
19 - Tehjan Sakit Jantung
20 - Kaum Ask.fm Jaman Jigeum
21 - Sedikit Kisah Dari Si Anak Kost
22 - Bincangan Malam dan Cerita Masa Lalu
23 - Problematika Cewek
24 - Perihal Menantu Idaman
25 - Komitmen Yang Disetujui
26 - Berada di Pelukanmu
27 - Lah Kok Ngamok?!
28 - Seperti Mati Lampu Ya Sayang
29 - Ajang Pelampias Rindu
30 - Puisi Buatan Jim & Jun
31 - Biarkan Luka Mengudara
32 - Peringatan Bernada Cemburu
33 - Jadi, Ini Kamu Yang Sebenarnya?
34 - Rengkuh Peredam Rapuh
35 - Luka Terdalam Dicipta Goresan Kata
36 - Tentang Satu Atap
37 - Selamat Tinggal, Kecipir
38 - Sadboy di Ruang Karaoke Inul
39 - Setia Menjadi Sia-sia
40 - Paparazi Bikin Crazy
41 - Bajingan Lemah Iman
42 - Definisi Cantik
43 - Jengki Bikin Happy
44 - Masalah Tak Kenal Sudah
45 - Papa dan Bentuk Karma
46 - Ajari Aku
47 - Permohonan Keterikatan
49 - Rencana Masa Depan
50 - Pada Akhirnya
PRE ORDER KKN BESOK!
READY STOCK NOVEL KKN DI SHOPEE (LAST CHANCE)

48 - Tentang Arti Kata Sampai Jumpa

5K 1K 924
By Tirecstasy




⚪⚪⚪

"Maneh teh yakin ingin menunggu di sini?"

Agus melihat ke sekitar, cukup banyak orang yang berpapasan dengan mereka melempar tatapan penuh tanya. Entah karena wajah mereka yang asing di kampus ini atau karena tampannya Tehjan yang tak terbantahkan bahkan sampai menembus standar orang kota. Yang jelas Agus yang lekas menuju parkiran dimana mobil Jennie berada itu sudah berkali-kali menanyakan Tehjan agar sebaiknya ikut mereka saja.

"Yakin. Urang teh ingin bertemu dengan Neng Princess dulu. Memberi kejutan."

Jawaban Tehjan masih sama. Kekeuh ingin menemui Jisoo dulu sebelum menaruh barang-barangnya yang ia bawa dari kampung. "Tidak apa-apa, Agus. Sok maneh teh duluan saja. Urang tidak akan hilang, urang sudah mengerti caranya pesan ojek online dari ponsel."

"Ya sudah. Nanti saya syerlok alamat rumahnya Nini ya?"

"Siap!"

Agus pun berlalu, menyusul Eji yang sudah diajak Jennie duluan tadi. Tidak berniat untuk memaksa Tehjan.

Kenapa Tehjan bisa ada di Jakarta tiba-tiba? Itu semua karena dia mendengar Eji yang ingin mengisi liburan dengan menginap di rumah Jennie. Eji baru saja selesai ambil rapot—agaknya jadwal ulangan di pedesaan lebih cepat diadakan ketimbang di kota, pokoknya Eji ngotot mau ke Jakarta karena Jennie juga kangen sama bocah itu. Jadinya Agus mau tidak mau musti menemani, eh Tehjan juga mau ikutan mengintili. Tadi pagi mereka berangkat naik kereta, sampai dalam waktu yang lumayan singkat. Letak stasiun dengan kampus UGD bisa dibilang dekat, makanya Jennie menyuruh mereka menunggu di sekitaran kampus seraya menanti kelasnya selesai.

"Arjun!"

Tehjan berseru ketika Arjun yang sedang jalan sendirian entah mau kemana itu kebetulan lewat. Arjun nampak cengo dan mangap melompong, syok berat kenapa Tehjan bisa mendadak menapakkan kaki di kampus UGD tercintanya.

"Apa kabar, Jun? Lama tidak bertemu." Tehjan menyengir, menepuk sebelah bahu Arjun akrab. Rambut Tehjan baru dicukur bergaya undercut, yang bikin lelaki itu bahkan lebih keren dipandang daripada wajah rombeng nan suntuknya Arjun yang belum tidur semalaman.

Arjun mengucak matanya, "Nih gua efek halusinasi gegara begadang kali ye? Masa Ejan bisa ngedadak teleportasi ke Jakarte?"

"Ini betulan Ejan, Jun! Tehjan Tehjana!"

"Ah kagak-kagak. Elu pasti bukan Ejan tapi tahu bulet. Dadakan bener soalnye."

"Yeeehh si Arjun mah." balas Tehjan. "Sendirian aja, Jun? Tidak bersama teman? Jimmy gitu?"

"Iye sendirian. Gua dateng ke kampus juga cuma bakal diuji mental, bab skripsi gua abis dicorat-coret sama dosbing."

"Dosbing teh naon, Jun?"

"Dosa kambing."

"Wadaahh, kambing teh boleh masuk ke kampus juga nya?"

"Boleh, asal tiap jam kudu bayar parkir." Arjun tahu kalau diteruskan pasti itu akan jadi topik tak berkesudahan. Makanya Arjun langsung bertanya. "Lo di sini ngapain, Jan?"

"Jadi teh Ejan ikut Agus dan Eji yang mau menginap di rumah Jennie. Nah Ejan mampir dulu ke sini, ingin memberi kejutan kepada Neng Princess!"

Ada perubahan ekspresi dari wajah Arjun yang tak dianggap berarti oleh Tehjan. "Bukannya ngasih kejutan malah lu yang bakal dikejutin keknya mah." Batin Arjun tidak enak hati menyuarakannya.

"Jun? Bisa tolong antarkan Ejan kepada Neng Princess? Terlalu banyak gedung di sini. Ejan jadi bingung."

"Tapi..."

"Ayolah, Jun! Ejan teh meni rindu pisan kepada Neng Princess!"

Arjun hanya bisa mengekori dan memberi arah ketika Tehjan menarik lengannya. Arjun belum bisa merangkai kata yang baik untuk menjelaskan situasi yang akan segera Tehjan hadapkan. Senyum kotak ceria itu nampak begitu tulus, tidak sabar bertemu dengan Jisoo yang telah sekian bulan tidak berkabar dengannya.

Kala semakin dekat dengan lokasi tujuan, Tehjan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kunciran dengan bordiran nama Jisoo.

"Seharusnya Ejan teh mengembalikan ini dari bulan-bulan lalu, Jun. Cuma waktu itu ketika karyawan abah ingin mengantarkan sayuran ke rumah Neng Princess, Ejan teh ketiduran makanya Ejan nteu bisa ikut. Menyebalkan memang, tapi tidak apa-apa lah, yang penting sekarang Ejan sudah di sini!" tutur Tehjan dengan nada riang.

Arjum membungkam mulutnya. Dia menghentikan langkah Tehjan, menumpukan kaki di tembok besar lantai satu Fakultas Kedokteran yang berjarak beberapa meter dari pintu masuk. Arjun memandang lurus ke arah kantin yang tidak terlalu ramai.

"Tuh Jisoo." bibir Arjun mengerucut singkat untuk menunjuk keberadaan Jisoo yang tengah duduk sendiri sembari bermain ponsel.

"Wah iya makasih ya—"

"Tunggu sini dulu, jangan maen samperin-samperin aja." potong Arjun sembari menahan lengan Tehjan.

Tehjan baru ingin bertanya mengapa Arjun mencegahnya menghampiri Jisoo. Sebelum mulutnya terbuka, Tehjan menemukan jawabannya sendiri. Sesosok pria berperawakan tinggi datang dengan nampan berisi makanan dan duduk tepat di hadapan Jisoo. Itu Sehan.

Mereka tidak hanya makan bersama dalam diam melainkan gelagat mereka menunjukkan kalau ada kepungan merah muda bernama asmara yang melingkari keduanya. Begitu Sehan meniupi kuah soto lalu menyuapkannya pada Jisoo untuk saling mencoba makanan satu sama lain, Tehjan tahu kalau itu tidak sewajarnya dilakukan oleh hubungan yang sebatas teman biasa. Sehan dan Jisoo mengobrol sesuatu yang tidak bisa Tehjan dengar—obrolan yang bikin hati Tehjan teriris sebab bertukarnya senyum dan tawa keduanya bikin mereka terlihat bagaikan pemeran utama di antara seisi kantin.

"Jan, maaf banget kalo gua telat bilangin ini ke lo... mungkin ini bakalan bikin lo nyesek—"

"Apa, Jun? Sepertinya ada banyak sekali ya yang Ejan tidak tahu?" suaranya bergetar, mengguratkan sedikit kekecewaan.

Arjun menelan saliva berat, langsung berujar meskipun agak takut. "Sebenernya... Jisoo udah dilamar sama Bang Sehan. Dari satu bulan yang lalu."

Iya, Tehjan datang setelah kurang lebih satu bulan Sehan melamar Jisoo. Itu berarti sekitar empat bulan Tehjan dan Jisoo kehilangan kontak maupun tak bertemu.

Tehjan membisu. Mulutnya bak diberi perekat super tak mau terbuka. Badannya mematung dan tatapan matanya melayu. Napasnya tercekat dan debaran jantung keterkejutan akan kalimat penuturan Arjun sangat jelas terasa.

"Jan, lo gapapa...?"

Arjun tahu jelas kalau itu pertanyaan bodoh. Retoris. Tidak butuh jawaban karena wajah kuyu itu telah menjelaskan semuanya. Arjun pernah berada di posisi Tehjan, makanya dia sangat tidak tega melihat Tehjan begini di depan matanya.

Menundukkan kepalanya singkat, menatap kunciran yang ada dalam genggaman, Tehjan meremas kunciran tersebut dengan pasrah. "Memang sudah sangat terlambat rupanya, ya?"

Tehjan tertawa miris, matanya mulai menampung air yang siap menetes bila ia mengedip. "Bodoh sekali Ejan mengira kalau Neng Princess sedang sangat sibuk makanya tidak pernah membalas pesan dari Ejan lagi. Ternyata, memang betulan sibuk. Sibuk mencintai orang lain. Ya, kan, Jun?"

Arjun tidak membalas, sebatas melempar tatapan iba seraya menepuk-nepuk pelan bahu Tehjan. Dia cukup merasa bersalah karena tidak memberikan nomor Tehjan waktu itu kepada Jisoo. Tapi dia akan merasa lebih bersalah lagi kalau ia membiarkan Jisoo terus memberikan pengharapan pada orang yang tak punya banyak peluang untuk dicintai balik oleh Jisoo.

Detik-detik berikutnya, air mata menetes dari kedua kelopak mata Tehjan yang memejamkan mata lalu bergumam putus asa.

"Neng Princess teh berbohong. Waktu itu Neng Princess hanya mengatakan sampai jumpa, namun mengapa sekarang Neng Princess malah melakukan arti dari kata selamat tinggal?"

⚫⚫⚫

"Paling lambat kabarin gue sesudah wsuda nanti ya Jim!"

"Siap, Bang. Makasih banyak!"

Jimmy memijat ujung batang hidungnya setelah Bang Bulan—mantan kakak tingkatnya angkatan dua tahun di atasnya itu pergi dengan memikul pertanyaan menggantung yang belum mampu Jimmy jawab. Ini terasa mimpi buat Jimmy. Ketika skripsinya baru kelar sampai tiga bab, dia sudah ditawari lowongan pekerjaan oleh alumni.

Mungkin ini yang namanya tak terduganya rejeki, tapi Jimmy jelas perlu banyak pertimbangan sebab tawaran pekerjaan tersebut berlokasi di luar pulau yang sudah dari kecil ia pijaki. Kalau Jimmy terima, Jimmy musti menetap di Makassar dan hanya bisa pulang tiap beberapa bulan sekali.

Kaki Jimmy melangkah menuju fakultas Lisa—sudah jadi kebiasaannya untuk merecoki hari perempuan itu bila mereka masih sama-sama berada di kampus. Beberapa bulan terakhir, mereka bisa dibilang cukup dekat. Tak jarang Jimmy suka mengajak Lisa keluar hanya untuk sekadar cari makan atau jalan-jalan malam. Jimmy mencoba membantu sad girl yang senantiasa diliputi kabut kegalauan itu lebih ceria seperti dulu lagi. Yah meskipun awalnya Lisa suka sok jual mahal menolak beribu ajakan Jimmy, ujung-ujungnya dia mau juga—malahan kadang kalau malam minggu, Lisa duluan yang ngechat Jimmy dan bilang minta diajak kesana-kemari.

Meskipun hal tersebut termasuk progress yang baik, Jimmy belum bisa tenang selama statusnya pada Lisa hanya bertahan sebagai seorang teman. Masalahnya, dia punya saingan berat bernama Jeonal Kevano yang akhir-akhir ini lagi memepet Lisa dengan gencar-gecarnya. Memepet dengan modal yang lebih mumpuni dari Jimmy tentunya. Dua lelaki ini bisa dikatakan sering berebutan Lisa untuk diajak jalan, malah sekali waktu itu pernah mereka bertengkar ala-ala anak kecil berebut mainan yang menghebohkan satu kantin.

Yang bikin semakin tidak tenang lagi, Lisa minggu ini full menolak ajakan Jimmy dan malah memilih pergi dengan Jeon. Jimmy harap itu hanya karena ajakan Jeon lebih menarik, bukan karena Lisa yang memang lebih tertarik pada lelaki itu.

"Ck."

Jimmy berdecak, ia memelankan langkah saat dia melihat Jeon mengambil tempat duduknya yang biasa ia tempati jika sedang bersama Lisa. Jimmy bisa saja merecoki dengan langsung bergabung jadi orang ketiga, tapi niatnya terurung kala dia mendengar ucapan yang Jeon lontarkan pada Lisa—waktunya bertepatan akan kedatangan Jimmy sehingga Jimmy perlu pura-pura mengantri di dalah satu stan kantin demi menguping.

"Lis... lo nyadar nggak kalo selama ini gue nyaman sama lo?"

Perasaan Jimmy mulai nggak enak.

Lisa mengangguk seadanya seraya menyedot teh botol singkat, "Nyadar. Nyaman sebagai temen curhat, kan?"

"Bukan itu. Nyaman sebagai cewek dan cowok pada umumnya." ada jeda sebentar, "Gue suka sama lo, Lis."

Lisa tersedak salivanya sendiri.

"Gue mau... hubungan kita ini nggak cuma sebatas temen yang saling tuker cerita aja. Tapi lebih dari itu. Gue mau lo jadi pacar gue, Lis." tuntas Jeon.

Meski kaget di awal, Lisa nampak lebih tenang setelah menghela napas perlahan. Sebaliknya, malah jadi Jimmy yang deg-degan nunggu jawaban.

"Jeon, lo sama gue itu sama. Dua orang yang masih berproses untuk sembuh dari luka yang pernah mantan pasangan kita buat."

"...."

"Gue nggak mau membalut bekas luka dengan bekas luka lain. Kalau kita menjalin hubungan, bukannya nanti kita malah saling menjadikan satu sama lain sebagai ajang pelarian? Gue nggak mau begitu, Jeon. Gue perlu orang yang sehat untuk menyembuhkan gue yang sakit. Mempertemukan kedua orang yang belum pulih hanya akan membuat luka semakin pedih. Jangan terlalu mudah bilang kalo lo suka sama gue karena lo lagi kesepian sekarang. Jangan..."

"Lis..."

"Dari cara lo yang masih suka ngeliatin Naya dari kejauhan, mata lo sendiri sudah menjelaskan masih dimana tempat hati lo bertuan. Lo nggak bisa sembunyiin itu dari gue, Jeon, nggak bisa."

Lisa melenggang pergi setelahnya, meninggalkan Jeon yang terbungkam mutlak. Juga meninggalkan sebuah pertanyaan dalam benak Jimmy;

Apakah dia termasuk orang sehat yang dimaksud Lisa tadi?

⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪

Random Questions;

1. Jimmy kudu gaspol nyai apa jadi sad boy bareng jeon aja nih? Apa kita jadiin ganda putra aja kali ya mereka WKWKWKWKW

2. Gunakan kepedean kalian untuk menebak kapal yang berlayar sampai ending! Tulis empat kapal yang kalian yakin banget bakalan berlayar!

3. Sudahkah kalian peka akan bau-bau kekaraman kapal....? Stop berharap kapal yang emang udah jelas tanda-tandanya bakal karam karna dalam dua chapter lagi ini cerita bakalan tamat👍🏻

***

hehe update lagi nih prudens! semoga bisa menyambut weekend kalian dengan lebih baik karna updatean ini😚

aku lupa mau nulis author notes apa tapi makasih yaa di beberapa chapter terakhir aku ngerasa kalian lebih aktif votmentnya jadinya aku seneng dan makin semangat🤩💓💓

jangan males votment okay dan sampai jumpa di chapter selanjutnya!🤗

Continue Reading

You'll Also Like

437K 44.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
353K 3.9K 82
β€’Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre β€’woozi Harem β€’mostly soonhoon β€’open request High Rank πŸ…: β€’1#hoshiseventeen_8/7/2...
116K 10K 36
Gausa basa basi ayo langsung aja ke ceritanya^^
90.4K 10.2K 42
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...