MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on...

By kepojanganberlebihan

4.3M 359K 103K

Rank #1 Comeback/450 stories #2 Nakal/1.52k stories Cerita ini melanjutkan kisah RaniAldo. Rania Pratista Kai... More

MHIME 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ini part dipost ulang✨
39
40
41
42
BACA CERITANYA!
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
55
56
cekkkk!
57
58
Vote Cover MHIME 1!
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

54

70.9K 5.7K 3.2K
By kepojanganberlebihan

Maaf baru bisa up🙏

Jangan lupa, bulan Juni PO Novel "My Husband is My Enemy 1" di Penerbit Shinnamedia !

Siapa yang mau ikutaaan? Yuuuuk, nabung duluuuu! Masih ada banyak waktuuuuu, kok, hihiiii. Semangattt!🥰

Cek terus infonya di instagram :
- rahma_niida
- cerita.boss
- aldopradipamahendra
- raniapratistakaila

Boleh ss part ini, bikin sg dan tag akun ig diatas. Nanti kita repostttt, hihiiii.

Jangan lupa follow juga akun Wattpad kedua akuuuuu, hehe. rahmanidaaa 👈 tap aja!

Terima kasih 4k+ votes dan 3k+ komen di part sebelumnya!❤️

Selamat membaca!

WARNING 18/21+

Kamar.
      Setelah menutup dan mengunci pintu, Aldo kembali berbalik dan menghadap Rania yang kini tengah berdiri sambil menatap dirinya dengan satu alis yang terangkat.

Aldo mengerutkan dahinya, ia ikut menatap dirinya sendiri. Apakah ada yang salah dengan dirinya? Mengapa Rania menatapnya begitu?

Cowok itu kembali menegakkan kepalanya sambil menatap Rania. "Kenapa?"

"Tadi ngapain pake ngancem-ngancem mau pecat mereka coba?"

Aldo seketika menaikkan kedua alisnya. "Ngancem? Padahal tadi gue cuma becanda."

Rania mengerutkan dahinya. "Becanda?"

"Iya."

"A-astaga.. becandaan lu ga lucu sama sekali, Aldo."

"Emang gue ga boleh ikutan becanda bareng kalian?"

Rania menghela nafasnya. "Coba lu pikir. Lo itu bos mereka, orang yang bikin mereka segan. Trus, lu becanda mau pecat segala, itu lucu? Yang ada mereka panik, Aldo."
     
"Ya udah, kalo mereka nganggepnya beneran juga gapapa."

Rania memutar kedua bola matanya dengan malas. "Iya, serah lu aja."

Saat Rania berbalik dan hendak melangkahkan kakinya menuju kasur, tiba-tiba Aldo menahan tangan Rania dan segera memeluk tubuh Rania dari belakang.

"Eh?!"

Aldo memeluk tubuh Rania dengan erat, ia meletakkan dagunya dibahu Rania. Deru nafas Aldo terasa dipipi Rania.

"Ran," bisik Aldo.

"Ehm.. k-kenapa?" tanya Rania. Cewek itu mulai meneguk salivanya dengan susah payah.

"Gue pengen sakit, Ran."

Rania membelalakkan kedua bola matanya, ia lalu menoleh ke arah Aldo dan menatap suaminya dengan tatapan tajam. "Dih, ga usah ngada-ngada lu! Ngapain juga pengen sakit," ketus Rania.

"Biar bisa diperhatiin sama Dokter Rania."

"Idiiiih! Lo kira dirumah sakit nanti pasiennya cuma lo sendiri?"

"Ya.. ntar gue jadi pasien khusus yang lo rawat. Jadi, tugas lo cuma ngerawat gue sendiri. Mau gak?"

"Ogah." tolak Rania.

"Ga boleh gitu, Rania."

"Anda kira saya peduli? Oh, tentu tidak." ucap Rania lalu tersenyum.

"Istri gue nurutnya pas sakit doang kali, ya?" ucap Aldo sambil menyipitkan matanya.

"Dih, kapan?"

"Kemaren, 'kan, ada yang lagi sakit." bisik Aldo.

"Bukan gue."

Aldo tak membalas perkataan Rania. Cowok itu beralih menggeser rambut yang menutupi leher Rania, lalu dengan cepat ia mengecup leher Rania dengan lembut.

Cup..

"Ehm.." gumam Rania dengan cukup terkejut. "A-Aldo.."

Aldo semakin mengeratkan pelukannya, ciumannya mulai memanaskan hingga membuat kiss mark dileher sang istri.

"Sshh- Do," bisik Rania sambil mendongakkan kepalanya.

Aldo melepaskan ciumannya sambil menyeringai. Ia lalu memutar tubuh Rania hingga membuat Rania menghadap ke arah dirinya.

Rania mengerutkan dahinya dengan perasaan terkejut.

"Udah siap?" bisik Aldo, membuat Rania merasa sangat merinding.

Rania meneguk salivanya. "Ehm.. gue m-mau ke kamar mandi," balas Rania dengan terbata-bata.

Aldo tersenyum, ia lalu melepaskan pelukannya di pinggang Rania. "Oke."

Rania segera menjauh Aldo. Ia menganggguk.

Saat Rania hendak berjalan menuju kamar mandi, Aldo tiba-tiba membuka suara. "Ran."

"Iya?"

Aldo menunjuk meja kecil yang berada didekat tempat tidur mereka. "Itu.. tolong liat dulu disana ada pulpen gak?"

Rania ikut menatap ke arah meja kecil yang ditunjuk oleh Aldo barusan. Ia kembali menoleh ke arah Aldo sambil mengerutkan dahi. "Kenapa ga liat sendiri?"

Aldo mengerutkan dahinya. "Soalnya gue mau ngambil laptop dulu. Jadi, lo tolong ambilin pulpennya kalo ada."

Rania menyipitkan matanya. Curiga.

"Ya udah, gue ngambil laptop dulu." ucap Aldo. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju meja kerja miliknya.

Rania menghela nafas. Cewek itu lalu mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju meja kecil yang berada didekat tempat tidur mereka, mencari pulpen yang dimaksud oleh Aldo.

Setelah beberapa saat mencari, Rania sama sekali tak menemukan pulpen disana. "Pulpennya ga ada, Do!"

"Coba cari didalem laci," balas Aldo.

Rania membuka semua laci. Sama saja. Tidak ada pulpen disana. "Ga ada juga!"

Rania kembali menutup laci meja dan berbalik. Mata Rania terbelalak saat melihat Aldo yang sudah berdiri dibelakangnya.

"A-Aldo.. lo ng-ngapain disini?!"

Aldo langsung meletakkan kedua telapak tangannya diatas meja, mengepung tubuh Rania. "Emang kenapa kalo gue disini?"

"B-bukannya tadi lo bilang m-mau ngambil laptop?"

"Ga jadi."

Rania menatap Aldo dengan tajam. "Lo boong sama gue?!"

"Lo tadi juga mau ngebohongin gue."

"Kapan?"

"Lo tadi bilang, lo mau ke kamar mandi."

"Ya emang! Gue ga boong!"

"Mau ngapain?"

Rania mengerutkan dahinya. "Gue mau cuci muka! Kenapa?"

"Tadi lo udah cuci muka. Emang mau cuci muka berapa kali?"

"Y-ya, gue mau-"

"Bohong."

Rania menatap Aldo dengan tajam. "Gue serius!"

"Alasan yang bisa dipercaya itu dari alasan pertama. Dan kalo alasan pertama aja udah ga bisa dipercaya, berarti alasan kedua, ketiga, dan seterusnya itu bohong."

Rania menghela nafasnya. Ia kemudian menundukkan kepalanya. "Iya, gue boong."

Aldo menaikkan sebelah alisnya. "Ngapain nunduk?"

"Gapapa."

"Jangan nunduk, dong. Gue, 'kan, pengen liat muka cantik lu."

Rania langsung mendongakkan kepalanya sambil menatap Aldo dengan tajam. "Gue tampol, nih. Mau?"

Aldo langsung mencium bibir Rania dan perlahan melumatnya dengan lembut.

Cup..

"Ehm?!"

Tangan Aldo beralih memeluk tubuh Rania. Cowok itu menuntun Rania menuju kasur dan membaringkan tubuh Rania disana.

Aldo melepaskan ciumannya. Ia segera menegakkan tubuhnya sambil melepas pakaiannya. Kemudian Aldo kembali menindih tubuh Rania sambil menatap wajah sang istri.

Bukannya membalas tatapan Aldo, Rania malah memalingkan wajahnya dengan rasa canggung. 

Aldo tiba-tiba mencium pipi Rania, membuat pipi Rania seketika terasa panas.

Cup..

"Ran, gue boleh.." Aldo menaikkan sebelah alisnya sambil menunggu respon dari Rania.

Rania memejamkan matanya sambil mengangguk-anggukan kepalanya dengan cepat. "Ehm, b-boleh!"

Tangan Aldo mengusap-usap lembut wajah Rania lalu perlahan menolehkan wajah Rania ke arahnya. Ia tersenyum.

Kemudian Aldo kembali mencium bibir Rania. Kedua tangannya menuntun tangan Rania untuk memeluk lehernya.

Cup..

"Ehm.."

Tangan Aldo berpindah ke pakaian Rania, dengan cepat ia membuka satu persatu kancing pakaian Rania hingga habis.

Lalu ciuman Aldo turun ke leher Rania, membuat Rania seketika mendongakkan kepala sambil mengeluarkan desahan dari bibirnya.

"Sshh.."

Tangan Aldo langsung melepaskan pakaian dari tubuh Rania. Cowok itu berpindah membuka bra yang dikenakan oleh Rania.

Tubuh bagian atas Rania seketika merasa dingin karna tak memakai apa-apa lagi. Tangan cewek itu tak tinggal diam. Ia segera membuka celana bersamaan dengan celana dalam yang dikenakan oleh Aldo sekaligus. 

Aldo yang sedang mencium dada Rania juga tak mau kalah. Tangannya dengan cepat berpindah ke celana Rania, menariknya dengan cepat hingga Rania tak mengenakan apapun. Ia lalu melepaskan ciumannya sambil menyeringai ke arah Rania.

Rania menatap bagian bawahnya sejenak sambil meneguk saliva, sebelum akhirnya ia membalas tatapan Aldo. 

"Mulai?" bisik Aldo sambil menggoda Rania.

Rania mengerutkan dahinya. "Masih nanya lagi."

"Seka-" Aldo membelalakkan kedua bola matanya.

Rania tiba-tiba melingkarkan kedua  kakinya dipinggang Aldo, lalu ia menekan pinggang Aldo dengan begitu kuat hingga 'milik' Aldo berhasil masuk.

"AH!" teriak mereka berdua dengan serentak sambil mendongakkan kepalanya.

"Jangan diem aja, Do! S-sakit! Ah!" Rania langsung memeluk leher Aldo dengan erat.

Aldo menatap Rania dengan tajam. Lalu ia kembali mendongakkan kepalanya sembari mulai memaju-mundurkan pinggulnya. "Lo ga ada bilang- sshh.. Rania! Ah! Ah!" 

Salah satu tangan Rania langsung menutup mulut Aldo. "Ah! Jangan banyak- sshh.. ngomong! Ah! Ah! Ah!"

Aldo menepis tangan Rania dari mulutnya, ia kemudian kembali menyatukan bibir mereka.

Cup..

"Engh! Hmppph-"

Kedua tangan Rania mencengkeram bahu Aldo dengan kuat. "Ehm-"

Perlahan ciuman Aldo turun ke leher Rania. Ia kembali menggigiti leher Rania dengan gemas.

"Ah! Ah! Do- ah! Lebih cepet, Do! Sshh- ah!"

Aldo mempercepat gerakan pinggulnya. Cowok itu kembali mendongakkan kepalanya sambil memejam. "SHH- AH! AH! AH!"

Rania langsung menekan tengkuk Aldo dan kembali menyatukan bibir mereka.

Cup..

"Engh! Engh- Hmppph!"

Cup..

-

Jangan lupa vote dan komen!
3k votes dan 3k komennya ditungguuuu! Terima kasih!🙏

Jangan lupa PO Novel "My Husband is My Enemy 1" bulan Juni di Penerbit Shinnamedia!

Nabung yaaa! Masih ada banyak waktu kok! Hihiiiiii.

Gimana part iniiii?

To be honest, boss dari kemaren bener-bener keabisan ide. Maybe nextpart bakalan lebih seru dari ini. Insya Allah.

Doain aja semoga aghu rajin update lagi, aamiin🙏

See u!

Happy birthday!
Have a nice day, RANIALDO LOVERS!❤️

Continue Reading

You'll Also Like

802K 95.9K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
288K 14.3K 32
Anna kaget saat dia membuka matanya, bukan nya berada disurga atau alam baka dan bertemu dengan ibu dan ayahnya yang telah meninggal, dia malah terba...
245K 23.3K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...